• Tidak ada hasil yang ditemukan

JEJARING OMS SEBAGAI GERAKAN SOSIAL BARU

Dalam dokumen TRANSFER PENGETAHUAN INTERAKSI SOSIAL DA (1) (Halaman 136-148)

JEJARING OMS DAN GERAKAN SOSIAL BARU

A. JEJARING OMS SEBAGAI GERAKAN SOSIAL BARU

Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) bergerak pada ranah masyarakat sipil. Larry56 mendefinisikan masyarakat sipil yaitu

melingkupi kehidupan sosial terorganisasi yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, setidaknya berswadaya secara parsial, otonom dari negara, dan terikat pada tatanan legal atau seperangkat nilai- nilai bersama. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masyarakat sipil sebagai penengah, berdiri di antara ruang privat dan negara. Larry mengkategorisasikan OMS, baik itu formal maupun informal, meliputi ekonomi, kultural, informasi dan pendidikan,

56 Diamond, Larry. 2003. Developing Democracy towards Consolidation. Yogyakarta: IRE

123

kepentingan, pembangunan, berorientasi isu, dan kewarganegaraan. Larry menggaris-bawahi bahwa salah satu konseptualisasi yang paling menyesatkan dan bahkan

mendangkalkan tentang masyarakat sipil adalah

―memperlakukannya sekedar sebagai organisasi independen dari negara‖.

Larry membedakan antara OMS dengan organisasi lain dalam beberapa hal, antara lain: (1) Masyarakat sipil memusatkan perhatiannya pada tujuan-tujuan publik dan bukan privat. Ia ―mudah diakses oleh warga dan terbuka pada pemikiran publik— tidak tertanam pada sistem yang tertutup, rahasia dan korporatif‖; (2) Masyarakat sipil dalam beberapa hal berhubungan dengan negara tapi tidak berusaha merebut kekuasaan atas negara atau mendapat posisi dalam negara; (3) Masyarakat sipil mencakup pluralisme dan keragaman; dan (4) Masyarakat sipil tidak berusaha menampilkan seluruh kepentingan pribadi atau komunitas.

Pada realitanya, Larry melihat adanya kerancuan batas-batas masyarakat sipil dan penempatan diri para aktor tertentu sebagian berasal dari sasaran yang beragam dan berubah-ubah dari organisasi. Bahkan, seringkali organisasi-organisasi yang berbasis pada suatu ruang kadangkala melintas dan memasuki ruang-ruang lain. Kecenderungan yang sama terjadi dalam dinamika pergerakan sosial di Yogyakarta. Hal tersebut nampak dengan terjadinya

overlapping dalam kinerja-kinerja OMS yang ada.

Overlapping yang terjadi dalam kerja-kerja OMS di Yogyakarta

124

lapangan, meskipun OMS sudah memiliki fokus pada wilayah gerakan tertentu, namun jika ada tawaran dari lembaga donor, maka OMS tersebut tidak segan-segan untuk menerima meski tidak berada pada fokus wilayah gerakannya. Uraian panjang pada bab sebelumnya juga menunjukkan kecenderungan OMS berpartisipasi dalam dua atau lebih jejaring OMS, meski jejaring OMS tersebut memiliki wilayah pergerakan yang berbeda. Nilai universal menjadi alibi bagi OMS untuk mengembangkan gerakannya.

Pembentukan jejaring OMS dianggap sebagai langkah strategis untuk mempermudah kerja-kerja OMS dalam pergerakan sosial. Menurut kamus besar bahasa Indonesia57, pergerakan berarti usaha

untuk perjuangan atau perbaikan dalam lingkup sosial. Sesuai dengan pendapat Larry bahwa OMS ditujukan untuk kepentingan publik terkait dengan sebuah perbaikan kehidupan sosial masyarakat dalam lingkup pluralisme dan keragaman. Kutipan di bawah ini menegaskan fungsi jejaring OMS.

In coalition dynamics, collective actors are densely connected to each other in terms of alliances, and identify explicit opponents, but those links are not necessarily backed by strong identity links. ... Resource mobilization and campaigning is then conducted mainly through exchanges and pooling of resources between distinct groups and organizations. ... Actors instrumentally share resources in order to achieve specific goals, yet do not develop any particular sense of belonging and of a common future during the process.

(Porta & Diani)58

57 Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa.

58 Porta, D. D. & Mario Diani. 2006. Social movements : an introduction. Australia:

125

Jejaring OMS berfungsi sebagai aliansi antar aktor. Secara kolektif, aktor-aktor tersebut terhubung satu sama lain dalam jejaring OMS. Kelebihannya ialah jejaring OMS dapat memperkuat identitas masing-masing OMS partisipannya dan juga membentuk identity link. Namun, hal ini akan berjalan apabila OMS hanya mengikuti jejaring OMS tertentu, sehingga identitas OMS tersebut akan diperkuat oleh identitas dari jejaring OMS. Bagaimana dengan di Yogyakarta? Satu OMS dapat mengikuti dua atau lebih jejaring OMS. Ini mengindikasikan bahwa OMS tidak memiliki identitas yang kuat, dengan tidak spesifik pada identitas tertentu. Pijakan OMS lebih pada nilai-nilai universal, sehingga pergerakan OMS ini pun aman.

Pergerakan sosial di jejaring OMS di Yogyakarta selama ini dilakukan melalui kampanye dan mobilisasi sumber daya guna pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Wilayah pergerakannya juga masih bersifat regional. Kampanye akan meluas dengan bantuan media massa. Oleh karenanya, media massa menjadi andalan bagi para aktor dalam pergerakan sosial. Terkadang ukuran dari suatu keberhasilan dari pergerakan sosial dinilai dari sebesar apa pergerakan sosial yang dilakukan termuat di media massa. Jarang sekali aktor pergerakan sosial tersebut akan mengukurnya langsung ke masyarakat sebagai bagian yang seharusnya menerima manfaat dari adanya pergerakan sosial. Hal ini sedikit menggambarkan bahwa ada kecenderungan pola pergerakan sosial melalui politik representasi.

Pergerakan sosial akan selalu ada di kehidupan sosial masyarakat. Ini mengasumsikan bahwa masyarakat bersifat dinamis dan terus

126

berubah. Isu-isu pergerakan sosial pun seiring waktu akan terus bergeser, tergantung pada kondisi masyarakat.

these social movements were cultural; that is, oriented toward a transformation of the values of society. And the key values that were put forward, and that ultimately created a new culture around the world, were three: the value of freedom and individual autonomy vis-à-vis the institutions of society and the power of corporations; the value of cultural diversity and the affirmation of the rights of minorities, ultimately expressed in terms of human rights; and the value of ecological solidarity; that is, the reunification of the interest of the human species as a common good, in opposition to the industrial values of material growth and consumption at all costs.

(Manuel Castell)59

Manuel Castells berpendapat bahwa inti pergerakan sosial ialah pada transformasi nilai-nilai di masyarakat. Nilai baru yang diangkat akan membentuk budaya baru. Castells menambahkan bahwa hal itu terjadi sebagai sebuah kepentingan dari masyarakat dalam perlawanan nilai-nilai industrial. Begitu pula di ketiga jejaring OMS ini. Masing-masing jejaring OMS mengusung nilai- nilai transformatif yang diperjuangkan sesuai platformnya. Meskipun nilai yang diangkat mayoritas bersifat universal, namun nilai tersebut dianggap masih belum mampu terwujud dalam kehidupan bermasyarakat.

Jejaring OMS merupakan bagian dari gerakan sosial baru yang tentunya tidak lepas dari kontestasi wacana. Kampanye yang dilakukannya di ruang publik, meski belum berdampak luas,

59 Castells, Manuel. 2004. The Network Society: A cross-cultural Perspective. USA; Edwar

127

namun mampu memberikan wacana-wacana baru yang dapat memperkuat porses civilisation sebagai bagian dari kehidupan demokrasi. Mengutip pendapat Habermas60 bahwa penting untuk

menghidupkan ranah publik. Fungsinya ialah sebagai bagian dari kepentingan bersama guna membentuk opini publik yang dapat mempengaruhi pengambil kebijakan. Tentunya kerja-kerja di ranah publik ini sedikit banyak terbantu oleh perkembangan teknologi komunikasi massa. Perlu menjadi catatan bahwa hal tersebut juga tidak terlepas dari kepentingan independen oleh masing-masing jejaring OMS dan juga masing-masing aktor.

AJI Damai mengusung isu keberagaman. Salah satu alasan isu tersebut menjadi fokus di AJI Damai ialah bahwa masyarakat luas belum mampu menerima perbedaan di sekitarnya, misalnya perbedaan suku, agama, ras, dan lainnya. Hal itu dapat dilihat dari masih banyaknya konflik yang terjadi terkait beberapa hal tersebut. Tentunya AJI Damai ingin mensosialisasikan nilai-nilai baru ke masyarakat, bahwa segala perbedaan yang beragam di masyarakat seharusnya tidak menimbulkan konflik, namun justru sebagai kekuatan untuk menciptakan harmoni dalam kehidupan bersama.

Forum LSM DIY fokus pada isu demokrasi, HAM, dan lainnya. Wilayah gerakannya mayoritas terkait dengan good-governance. Forum LSM DIY melakukan sosialisasi yang salah satunya yaitu tentang nilai demokrasi ke masyarakat. Bagi bangsa Indonesia yang 32 tahun berada pada masa otoriter, dan kemudian kran demokrasi terbuka, maka perlu banyak informasi dan pengetahuan terkait

60 Habermas, Jurgen. 1984. Theory of Communication Action. trans.Thomas McCharthy,

128

praktek demokrasi yang benar. Di sisi lain, hal penting yang ditumbuhkan ialah nilai kritis dari masyarakat terhadap pengelolaan pemerintahan.

JPY bergerak pada isu gender dan LGBT. Masih banyak pihak yang resisten terhadap isu gender dan LGBT. JPY mensosialisasikan kepada khalayak luas terkait pemahaman-pemahaman dari budaya patriarki yang tidak adil gender. Selain itu, JPY juga mensosialisasikan isu-isu LGBT yang masih sangat sensitif di masyarakat.

Nilai yang diangkat oleh masing-masing jejaring OMS dapat berbeda-beda. Akan tetapi, pelaksanaan kegiatannya bisa tumpang tindih dengan jejaring OMS yang lain. Hal tersebut dikarenakan bahwa isu utama yang diangkat pada dasarnya sama, yaitu keberagaman dan keadilan sosial. Pada kenyataannya memang isu tersebut merupakan masalah krusial yang dihadapi oleh negeri ini. Pertanyaannya kemudian, jika memang antar OMS memiliki kesamaan, lalu pola kerjasama seperti apa yang mampu diciptakan?

Selama ini masing-masing jejaring OMS bergerak sendiri-sendiri. Akan tetapi, apabila ada peristiwa besar menyangkut isu-isu universal, maka jejaring OMS ini dapat langsung bergabung bersama dalam sebuah aksi solidaritas berupa demostrasi turun ke jalan. Aksi besar semacam ini biasanya akan mendapatkan perhatian lebih dari media massa. Di setiap kegiatan aksi, selalu

ada press-release. Hal menarik ialah ketika nama-nama dari jejaring

129

release. OMS di jejaring OMS yang satu, juga ada yang menjadi partisipan di jejaring OMS yang lain. Di press-release, umumnya nama jejaring OMS yang berpartisipasi ditulis semuanya, lalu disusul nama-nama OMS yang juga turut berpartisipasi. Khalayak umum tentu akan mengira bahwa pendukung aksi tersebut sangatlah besar dan banyak. Pada kenyataannya, itu merupakan strategi dari para OMS untuk menunjukkan kuantitas kekuatan gerakan. Tujuannya supaya gerakan tampak massive.

... both past and present movements have played a vitally important role in helping to institutionalize civil society as a sphere that is both differentiated from and conneted to the state and that gives social actors the space to translate lifeworld concerns into systemic priorities for change. (Cohen)61

Pergerakan sosial ditujukan untuk perubahan yang lebih bagus di masa mendatang. Tak terkecuali dengan jejaring OMS. Ada dua hal penting terkait tantangan bagi jejaring OMS ke depan, yaitu partisipasi dan inovasi. Partisipasi mengacu pada keaktifan para OMS dalam menunjang dinamika jejaring OMS. Sedangkan inovasi mengacu pada lahirnya strategi-strategi baru dalam pergerakan sosial, sehingga pergerakan sosial dapat berjalan dinamis.

Keaktifan OMS dalam jejaring OMS dinilai sangat penting bagi keberlanjutan jejaring OMS. Asumsinya, semakin banyak OMS

61 Buechler, Steven M. (1995). New Social Movement Theories (Reviewed work(s). The

Sociological Quarterly, Vol. 36, No. 3 (Summer, 1995), pp. 441-464. Blackwell Publishing on behalf of the Midwest Sociological SocietyStable. URL: http://www.jstor.org/stable/4120774 .Accessed: 10/02/2012

130

yang aktif dalam sebuah jejaring, maka semakin dinamis jejaring tersebut. Selain itu, semakin banyak OMS yang aktif dalam jejaring, maka ukuran dari pergerakan sosial semakin luas. Sidney Tarrow (1998) berpendapat bahwa ukuran pergerakan sosial itu penting, terutama untuk mendapatkan legitimasi. Pada kenyataannya permasalahan partisipasi hingga saat ini menjadi sesuatu yang problematis. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Mansour Fakih (2008), yaitu mengupayakan proses partisipatif bagi perubahan sosial merupakan hal yang problematis, khususnya bagi aktivis OMS. Mayoritas OMS lebih mengutamakan proyek per se yang bukan merupakan agenda perubahan. Lanjutnya, kondisi seperti itu membutuhkan komitmen, sehingga tercipta kelompok yang kohesif.

Tujuan akhir dari sistem pengelolan pengetahuan ialah lahirnya inovasi. Tingginya tingkat transfer pengetahuan sebagai bagian dari sistem pengelolaan pengetahuan di jejaring OMS, pada kenyataannya, belum mampu melahirkan inovasi-inovasi dalam usahanya di ranah pergerakan sosial. Apabila inovasi tidak segera muncul, maka para OMS ini akan mengalami titik jenuh dalam pergerakan sosial. Hal tersebut dapat dilihat dari mulai berkurangnya jumlah partisipan jejaring OMS yang aktif. Inovasi tersebut dapat berupa strategi-strategi pergerakan yang senantiasa bersifat kekinian dan partisipatif.

131

B. IMPLIKASI GERAKAN TERHADAP PERUBAHAN

(TRANSFORMASI)

Seperti yang telah dijelaskan di bagian sebelum ini, bahwa inti dari pergerakan sosial ialah transformasi di masyarakat. Bagian ini mengulas apa saja implikasi yang muncul dalam pergerakan jejaring OMS di Yogyakarta dan bagaimana proses itu terjadi. GAMBAR 13 di bawah ini akan menggambarkan skema kapasitas OMS terkait dengan implikasi gerakan jejaring OMS terhadap transformasi di masyarakat. Pengukuran implikasi ini menjadi penting karena suatu pergerakan pasti berhubungan dengan arena publik, yaitu masyarakat.

Definisi kapasitas OMS menurut Alan Fowler 62 ialah kemampuan

sebuah organisasi untuk meraih tujuan-tujuannya demi merealisasikan misinya. Oleh karenanya, kapasitas OMS digunakan untuk mengukur kinerja dari OMS. Pada penelitian ini, skema tersebut digeser pada level jejaring OMS. Langkah pertama yang dikemukakan oleh Alan Fowler yaitu memastikan bahwa antara visi, misi, identitas, dan peran harus koheren. Proses memadukan antara keempat hal tersebut bukan perkara mudah. Buktinya, masih banyak terjadi overlapping wilayah kerja antar jejaring OMS. Ketika visi, misi, identitas, dan peran dari jejaring OMS sudah koheren dan jelas, maka ini akan mempermudah dalam menentukan strategi yang akan digunakan, dan juga penyusunan program-program kerja dari jejaring OMS tersebut. Penyusunan

62 Fowler, Alan. Striking Balance : A guide to enhanching the effectiveness of non-

gevermental organisations in international development. London: Earthscan Publications.

132

program-program kerja mempertimbangkan banyak hal, yaitu sumber daya manusia, struktur, sistem, manajemen, kultur, sumber daya, relasi, yang kemudian berujung pada hasil dan pembelajaran. Hasil-hasil dan pembelajaran inilah yang akan digunakan untuk mendapatkan impact ke masyarakat. Permasalahannya ialah bagaimana cara untuk jejaring OMS menyusun strategi dan program, jika belum berhasil memadukan antara visi, misi, identitas, dan perannya masing-masing.

Ada dua pertanyaan penting untuk merefleksikan kinerja-kinerja jejaring OMS selama ini, yaitu (1) Apa yang jejaring dapat kontrol? dan (2) Apa yang jejaring dapat pengaruhi? Kedua pertanyaan ini nampak tegas dalam merefleksikan pencapaian dari kinerja jejaring OMS. Dua hal utama dalam kedua pertanyaan tersebut ialah kontol dan pengaruh jejaring OMS. Jika jejaring OMS yang menjadi sampel penelitian ini berusia lebih dari tiga tahun, maka diasumsikan jejaring OMS tersebut memiliki survive atau keberlangsungan. Tentu jejaring tersebut memiliki kekuatan untuk mengontrol sesuatu, sehingga dapat dijadikan pijakan bagi jejaring OMS yang bersangkutan. Ketika jejaring OMS tersebut telah memiliki kontrol atas sesuatu, tentu saja jejaring OMS itu juga mempunyai pengaruh terhadap sesuatu.

Tujuan akhir dalam pergerakan sosial ialah bagaimana gerakan dapat mengubah mainstream melalui kebijakan oleh para stakeholder. Menurut fakta di lapangan, jejaring OMS belum sampai kuat pada tataran ini. Banyak perjuangan yang kandas di tengah jalan akibat kurangnya pengaruh terhadap stakeholder. Akan tetapi, di lain sisi jejaring OMS telah memberikan wacana-wacana baru ke publik.

133

Jejaring OMS memunculkan counter/ perlawanan terhadap wacana-wacana dominan yang ada di masyarakat.

Organizations are significant not just because they increase movements‟ legitimacy or take advantage of access to policy makers but because they may directly implement change themselves. During the civil rights movement, the protest-based model sought to influence external institutions through sit-ins, freedom rides, marches, and demonstrations. But at the same time, movement organizations sought directly to improve conditions and develop their own institutions. These efforts provided a basis for movement collaboration with and pressure on nascent federal programs.

(Kenneth T Andrews)63

Kenneth T. Andrews menegaskan bahwa salah satu alasan kenapa organisasi menjadi signifikan dalam pergerakan ialah karena kemampuannya dalam menerapkan perubahan pada dirinya sendiri, dengan menigkatkan kondisinya dan mengembangkan lembaganya. Itu juga yang seharusnya ada dalam jejaring OMS. Salah satu caranya ialah dengan memahami apa yang terjadi di luar sana, dan kemudian mencocokkannya dengan kerja-kerja jejaring OMS, supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Istilah lainnya ialah memposisikan jejaring OMS. Tujuan utama ialah untuk membuat perencanaan jangka panjang, terkait pencapaian tujuan- tujuan dan alokasi sumber daya. Tentu saja ini jika memang jejaring OMS yang ada ditujukan untuk jangka waktu yang panjang. Kuncinya ialah pada perubahan, di mana dalam perubahan ini membutuhkan inovasi yang terus-menerus digali. Melihat kondisi

63 Andrews, Kenneth T. (2002). Creating Social Change: Lessons from the Civil

Rights. Taken from David S. Meyer, Nancy Whittier, & Belinda Robnett. (2002) Social Movements: Identity, Culture, and the State: OXFORD UNIVERSITY PRESS. P 110.

134

sekarang, nampaknya masih butuh berbagai usaha guna merealisasikan hal tersebut. Namun ini akan lain hal, jika komitemen partisipannya dapat terjaga, sehingga proses-proses di atas akan terasa lebih mudah.

Dalam dokumen TRANSFER PENGETAHUAN INTERAKSI SOSIAL DA (1) (Halaman 136-148)