• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian Implikasi Anak Angkat di Luar Penetapan Pengadilan terhadap Warisan Orang Tua Angkat (Studi Kasus di Kelurahan Cipayung, Tangerang Selatan, Banten) maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ketentuan Pengangkatan Anak Menurut Perundang-undangan di Indonesia. DalamPasal 21 Konvensi Hak-Hak Anak:[1]

a. UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak b. UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

c. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia

d. Peraturan Menteri Sosial RI No.110/HUK/2009 yang mengatur tentang persyaratan pengangkatan anak

e. Peraturan Menteri Sosial RI No.37/HUK/2010 tentang Pertimbangan Perijinan Pengangkatan Anak Pusat (PIPA).

Menurut ketentuan hukum nasional anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, terrnasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya (dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan Undang-undang 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia). Salah satu haknya adalah hak pengasuhan. Menurut Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan bahwa anak-anak berhak atas pengasuhannya dan bantuan khusus. Pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anaktersebut, ke

91

dalam lingkungan keluarga orang tua angkat. sehingga dalam pengangkatan anak juga harus senantiasa di dasarkan pada upaya perlindungan anak. Kepentingan terbaik anak dan kesejahteraan anak yang bersangkutan merupakan pertimbangan paling utama, di sahkan oleh pejabat yang berwenang dan sesuai dengan hukum dan prosedur yang beraku yang didasarkan pada informasi yang terkait dan layak dipercaya.

2. Kebiasaan-kebiasaan dan Faktor-faktor Pengangkatan Anak Yang Terjadi di Masyarakat Betawi Ciputat Tangerang Selatan

Pengangkatan anak yang biasanya dilakukan oleh masyarakat adat Betawi di kecamatan Ciputat ini masih banyak yang menggunakan hukum adat, dimana mereka beranggapan kemudahan dan tidak banyaknya biaya yang dikeluarkan. Ketika seseorang menggunakan hukum adat ini dalam proses tersebut, mereka hanya melibatkan tokoh masyarakat adat setempat serta RT, RW, dan keluarga inti baik dari orang tua kandung maupun calon orang tua angkat tersebut untuk menyaksikan proses serah terima anak angkat kepada calon orang tua angkat yang kemudian dilanjutkan dengan acara syukuran atau selamatan dengan tujuan untuk memberikan keselamatan bagi calon anak angkat dan calon orang tua angkat.

Ada dua faktor yang sangat mendasar mengapa suatu keluarga melakukan pengangkatan anak jika disimpulkan, (1) faktor biologis (2) faktor belas kasihan, faktor biologis yaitu sebuah pernyataan prediksi dari seorang dokter bahwa tidak atau susah mendapatkan anak (keturunan), jadi sebuah tabiyat/ naluriyah sebuah keluarga disini maksudnya suami atau istri untuk mendidik, mengasuh dan menjaga anak, oleh karena itu diangkatlah seorang anak, bahkan lebih dari satu. Faktor belas kasihan yaitu sebuah motif pengangkatan anak didasari rasa iba, mengingat orang tua kandung tidak mampu atau sudah meninggal dunia, oleh karena itupun diangkatlah seeseorang anak untuk dididik, disekolahkan dan dijaga.

92

3. Implikasi Hukum Anak Yang di Adopsi Tanpa Penetapan Pengadilan Terhadap Warisan Orang Tua Angkat

Anak angkat tidak berkedudukan sebagai ahli waris dari orang tua angkat, tetapi ahli waris dari orang tua kandung, demikian juga sebaliknya, orang tua angkat tidak menjadi ahli waris dari anak angkat. anak angkat tidak termasuk golongan ahli waris, maka dengan sendirinya anak angkat tersebut tidak akan memperoleh harta warisan dari orang tua angkatnya yang telah meninggal terlebih dahulu. Oleh karena itu untuk melindungi hak-hak anak angkat dan orang tua angkat Kompilasi Hukum Islam memberi kepastian hukum berupa wasiat wajibah sebagaimana telah diatur dalam Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam Ayat 2 Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat, diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya.

Sedangkan Faktor pengangkatan atau pengadopsian anak disebabkan dua faktor: Pertama, faktor biologis, kedua faktor belas kasihan. Tidak hanya itu, pengangkatan anak juga dipengaruhi oleh faktor lemahnya ekonomi orang tua kandung dikarnakan suaminya yang sudah meninggal dunia.

Demikian juga implikasi hukum terhadap hak anak yang di adopsi tanpa penetapan pengadilan yakni adalah pertama, hilangnya hak anak untuk mendapat warisan dan kedua menyebabkan hubungan antara anak dengan orang tua kandung dan orang tua asuh sangat baik, tetapi hubungan antara orang tua kandung dan orang tua asuh terjadi disharmonisasi dikarnakan kecemburuan batin.

93 B. Saran

Dari kesimpulan diatas, saran penulis dalam legalitas satus anak adopsi diluar penetapan pengadilan (studi kasus di Kelurahan Cipayung, Tangerang Selatan, Banten) sebagai berikut:

1. Orang tua yang ingin mengangkat anak seharusnya melalui penetapan pengadilan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku yaitu sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pengangkatan Anak, sehinga ketika orang tua angkat melakukan pengangkatan anak status serta perlindungan hukumnya bisa di dapatkan terhadap orang tua maupun anak angkatnya.

2. Kepada Instansi Negara yang bertanggung jawab terhadap pengangkatan anak yaitu Kementrian Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kelurahan serta pihak-pihak terkait seharusnya dapat lebih tegas untuk mengawasi dan melayani agar tidak terjadi penyelewengan atau kekosongan hukum terhadap kasus pengangkatan anak.

94

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku dan Jurnal:

Achmad Ali dan Wiwie Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris terhadap Hukum, (Jakarta:

Perenada Media Group, Cet. Pertama, 2012).

Adnan Hasan shahih Baharits, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-Laki, (Jakarta: Gema Insani Press,1996)

Ahmad Royani. “Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018 tentang Bimbingan, Pengawasan, dan Pelaporan Pelaksanaan Pengangkatan Anak Sebagai Perlindungan Hukum Terhadap Hak Anak Angkat”, Fakultas Hukum Universitas Islam Lamongan, Vol. 2018. 6.

Al-Quran Surah An-Nisa Ayat 11.

Al-Kasani. Badai’ al-Shanai’, (Mesir: Maktabah al-Ilmiyah, tth.), Juz VII, hal. 234. Lihat juga Andi Syamsu dan M. Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam.

Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia

Andi Syamsu dan M. Fauzan, Hukum Pengangkatan Anak Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008).

Annisa Justisia Tirtakoesoemah dan Muhammad Rusli Arafat, Penerapan Teori Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Atas Penyiaran, Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Volume 18, No.1, 2019.

Arief Gosita, Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademika Presindo, 1985, Cet.

Pertama).

Arya Pradana Putra, Perbandingan Prosedur Pengangkatan Anak Menurut Hukum Positif Indonesia Dengan Hukum Islam, (Skripsi S-1 Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa), h. 150.

Bahder Johan, Metodologi Penelitian Ilmu Hukum.

95

Bambang Sugiono, Metodologi Penelitian Hukum: Suatu Pengantar, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2003, Cet. Keenam).

Beni Ahmad, Fiqh Mewaris, Pustaka Setia, Bandung, 2009.

Berlino Askandar Tjokroprawiro, Perlindungan Hukum Anak Angkat Menurut Hukum Positif Indonesia, Surabaya, Tesis Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, 2007.

Darwan Prints, “Hukum Anak Indonesia”, (T: Citra Aditya 2003).

Dini Noordiany Hamka, Relevansi Pengangkatan Dan Pemberdayaan Anak Angkat Dalam Hukum Islam, (Skripsi S-1, Fakultas Syariah dan Hukum, Jurusan Peradilan Agama, Universitas Islam Negri Alauddin Makassar).

Dyah Octhorina Susanti, Urgensi Pendaftaran Tanah (Perspektif Utilities dan Kepastian Hukum), Fakultas Hukum Universitas Jember.

Evy Khristiana, Status Anak Angkat Menurut Kompilasi Hukum Islam (Studi Kasus Tentang Pengesahan Anak Angkat dan Pembagian Harta Warisan di Pengadilan Negeri Kudus), (Skripsi S-1, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negri Semarang).

E. Fernando M. Manullang, Legisme, Legalitas dan Kepastian Hukum, (Jakarta:

Kencana, 2017).

Fahmi Muhammad dan Jenal Aripin, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet. Pertama, 2010).

Faried Ma’aruf Noor, Menuju Keluarga Sejahtera Dan Bahagia, (Jakarta: Gema Insan Press,1990).

Feni Rosmala Rosa, Hak Wasiat Wajibah Anak Angkat Dalam KHI di Indonesia Perspektif Maqashid Syari’ah, (Skripsi S1, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Hamka, Tafsir Al-azhar Juzu’ 2, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1983) Ibnu Katsier, Terjemah Singkat, Jilid 6, (Bandung: Bina Ilmu,1990)

96

Ika Putri Pratiwi, Akibat Hukum Pengangkatan Anak Yang Tidak Melalui Penetapan Pengadilan, (Skripsi S-2, Fakultas Hukum, Magister Kenotariatan, Universitas Brawijaya).

Imam Sudiyat, Hukum Adat Sketsa Adat, Liberty, Yogyakarta 1981.

Lulik Djatikumoro, Hukum Pengangkatan Anak di Indonesia, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2011).

Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah, Kalam Mulia, Jakarta.

Majalah, Parent Guide (Better Parent-Better Generation), Edisi Tanggal 4 Oktober 2003 M. Budiarto, Pengangkatan Anak Ditinjau Dari Segi Hukum, (Jakarta: Akademika

presindo, 1985).

M. Nurul Irfan, Nasab dan Status Anak dalam Hukum Islam.

Moh. Ali Wafa, Hukum Perkawinan di Indonesia (Sebuah Kajian dalam Hukum Islam dan Hukum Materil), Tangerang Selatan, YASMI (Yayasan Asy-Syari’ah Modern Indonesia), 2018

Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan dari Tiga Sistem Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006).

Muhammad Heriawan, Pengangkatan Anak Secara Langsung Dalam Perspektif Perlindungan Anak, (Skripsi S-2, Fakultas Hukum, Program Studi Magister Ilmu Hukum, Pascasarjana Universitas Tadulako).

Muhammad Kasyful Anwar Budi, Pengangkatan Anak Tanpa Penetapan Pengadilan, (Skripsi S-1, Fakultas Hukum, Program Studi Hukum Keluarga, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya)

Muhammad Al-Ghazali, Perlindungan Terhadap Hak-hak Anak Angkat Dalam Pembagian Harta Waris Perspektif Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Hukum Islam, Qiyas Vol. 1, No. 1, April 2016.

97

Nadia Nur Syahidah, Praktik Pegangkatan Anak Tanpa Penetapan Pengadilan dan Dampak Hukumnya (Studi Kasus di Desa Bantarjati, Klapanungal, Bogor), (Skripsi S-1, Fakultas Hukum, Program Studi Hukum Keluarga, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Neng Yani Nuhayani, Hukum Perdata, Pustaka Setia, Bandung, 2015.

Pendapat para ulama’ di antaranya Wahbah Az-Zuhaili, ia berpendapat bahwasannya hukum hadhanah adalah wajib karena anak yang tidak dipelihara akan terancam keselamatannya, lihat wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, (Jakarta:

Gema Insane Press, 2011), terj. Jilid 10 hal. 60. Adapun Ibnu Qudamah berkata bahwa hukum hadhanah yaitu hukumnya wajib sebagaimana juga wajib memberi nafkah kepadanya. Lihat Ibnu Qudamah, Al-Mughni, (Kairo: Darul Manarah, tth), Vol. 3

Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Studi Perbandingan dalam Kalangan Ahlus-Sunnah dan Negara-Negara Islam.

Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1976).

Raissa Lestari, “Implementasi Konvensi Internasional Tentang Hak Anak (Convention on The Rights of The Child) Di Indonesia (Studi Kasus: Pelanggaran Terhadap Hak Anak Di Provinsi Kepulauan Riau 2010-2015),” Jurnal JOM FISIP 4, no. 2 (2017).

Ridwan Saidi, Profil Orang Betawi, (Jakarta: PT Gunara Kata, 1997).

Rini Fitriani, Peranan Penyelenggara Perlindungan Anak Dalam Melindungi dan Memenuhi Hak-Hak Anak, Fakultas Hukum Universitas Samudra, Meurandeh, Langsa-Aceh, vol.11, Nomor 2, Juli-Desember (2016).

Rusli Pandika, Hukum Pengangkatan Anak, Sinar Grafika, Jakarta, 2012.

Salim dan Erlies, 2014, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Disertasi dan Tesis, Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Satijipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000).

98

Satri Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Analisis Yurisprudensi dengan Pendekatan Ushuliyah.

Sintia Stela Karaluhe, Kedudukan anak angkat dalam mendapatkan harta warisan ditnjau dari hukum waris, Jurnal: Lex Privatum vol. iv/Nomor 1/Januari 2016.

Subiyanti, Jumadi Purwoatmodjo, Budi Santoso, Implementasi Wasiat Wajibah Untuk Anak Angkat Menurut Kompilasi Hukum Islam (KHI), Jurnal Notarius Vol.12 Nomor 1 (2019).

Sudarsono, Hukum Perkawinan Nasional, (Reneka Cipta: Jakarta,1991).

Surjanti, (Akibat Hukum dan Sanksi Pidana Pengangkatan Anak Secara Illegal), Jurnal.

Syahdan El Hayat, Hak Anak Angkat Pada Masyarakat Adat Betawi Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Kasus Kecamatan Cilandak), Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, Hukum Keluarga.

Taufik Ismail, BA, Staff Kelurahan, Interview Pribadi, Ciputat 15 Desember 2021.

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa adillatuhu.

William J. Goode, Sosiologi Keluarga, (Bumi Aksara: Jakarta, 1991).

Zainudin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia.

Zakiah Dradjat, ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang,1979).

Lain-lain:

Wawancara dengan ibu Ade Rachmawati, Orang Tua Kandung, Via VoiceNote Whatsapp, Dubai, Pada hari Minggu, 17 Oktober 2021, Pukul 15.30 WIB.

Wawancara dengan bapak Erwin dan ibu Hani, Orang Tua Angkat, Dirumah orang tua angkat, Ciputat, Pada hari Sabtu, 16 Oktober 2021, Pukul 18.38 WIB.

Wawancara dengan bapak Hari Setiadi, Subkoordinator Pengangkatan Anak, di kantor Kementrian Sosial Republik Indonesia, Jakarta, Pada hari Selasa, 4 Januari 2022, Pukul 10.19 WIB.

99

Wawancara dengan ibu Hesty, Kepala Seksi Perubahan Status Anak Kewarganegaraan dan Kematian, di kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tangerang Selatan, Serpong, Pada hari Kamis, 23 Desember 2021, Pukul 09.35 WIB.

Naskah Akademik Rancangan Undang-undang tentang Masyarakat Hukum Adat Pengusul Anggota Fraksi Partai NasDem Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Jakarta, Tahun 2020.

Peturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak.

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 9 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 3 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 9 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan.

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 1 Tahun 2018 Penyelenggaraan Kota Layak Anak.

PUTUSAN M.A RI HAK MEWARIS ANAK ANGKAT atas Perkara: Ahmad K. Lawan Ny. Rukmini Cs. MA. No. 82 K/Sip/1957 tanggal 5 Maret 1958.

Republik Indonesia, Intruksi Presiden No. 1 Tahun 1991, tentang Kompilasi Hukum Islam, Pasal 171 huruf h.

Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 t entang Perlindungan Anak Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

https://tangselmedia.com/belajar-sejarah-ciputat-warga-tangsel-wajib-baca-ini.html Diakses pada Minggu, 17 Oktober 2021, Pukul 15.40 WIB.

https://sippa.ciptakarya.pu.go.id/sippa_online/ws_file/dokumen/rpi2jm/DOCRPIJM_15 42253680BAB_I_RPIJM_New_Profil_Tangsel.pdf diakses pada Minggu, 17 Oktober 2021, Pukul 15.45 WIB.

https://tangselkota.bps.go.id/indicator/12/85/1/jumlah-penduduk.html Diakses pada Selasa, 19 Oktober 2021, Pukul 13.39 WIB.

100

https://egindo.com/sejarah-asal-usul-suku-betawi-dan-kebudayaannya/ Diakses pada Minggu, 27 Oktober 2021 Pukul 16.18 WIB.

https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi Diakses pada Minggu, 17 Oktober 2021, Pukul 16.30 WIB.

101

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Þ Foto peneliti saat wawancara dengan bapak Erwin dan ibu Hani selaku orang tua angkat.

102

Þ Foto peneliti saat wawancara dengan ibu Hesty selaku Kepala Seksi Perubahan Status Anak Kewarganegaraan dan Kematian DukCapil Kota Tangerang Selatan, di Kantor DukCapil Kota Tangerang Selatan.

103

Þ Foto peneliti saat wawancara dengan bapak Hari Setiadi selaku Subkoordinator Pengangkatan Anak, di kantor Kementrian Sosial.

104

Þ Bukti ScreenShoot Chat serta Voice Note Whatsapp dengan ibu Ade Rachmawati selaku ibu kandung, jarak berkomunikasi antara Ciputat-Dubai