• Tidak ada hasil yang ditemukan

I’RAB ISIM

Dalam dokumen nahwu shorof (Halaman 72-78)

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa mu’rab (kalimat yang bisa di i’rab) ada dua, yaitu:

Kalimat fi’il mud}ari’ (yang tidak bersambung dengan nun taukid atau nun niswah) dan kalimat isim (yang tidak serupa dengan huruf). I’rab yang masuk pada fi’il mud}ari’ ada 3, i’rab rafa’, nashab, dan jazm. Amil-amil yang memerintah fi’il mud}ari’ untuk beri’rab rafa’, nashab, atau jazm sudah dibahas pada bab i’rab fi’il mud}ari’.

Kalimat isim (yang tidak serupa dengan huruf). I’rab yang masuk pada kalimat isim ada 3, i’rab rafa’, nashab, dan jer. Rinciannya sebagaimana berikut:

Isim akan beri’rab rafa’ jika kedudukannya menjadi salah satu dari marfuat al-asma’ (isim-isim yang dibaca rofa)

Isim akan beri’rab nashab jika kedudukannya menjadi salah satu dari mansubat al-asma’ (isim-isim yang dibaca nashab) Isim akan beri’rab jer jika kedudukan isim menjadi salah satu dari

mahfud}at al-asma’ (isim-isim yang dibaca jer)

Tabel i’rab isim: N

O I’RAB ISIM RINCIAN CONTOH

1

Marfuat al-asma’

(isim-isim yang

dibaca rofa)

1) fa’il. 2) naibul fa’il. 3) mubtada’. 4) khabar. 5) isim

ناخخخك

dan saudaranya. 6) khabar

نأ

dan saudaranya. 7) isim yang ikut pada isim yang dibaca rafa’ (Tawabi’)

بحتسم كاوسلا

2 Mansubat al-asma’ (isim-isim yang dibaca nashab) 1) dua maf’ul 2 .

نظ

) khabar

ناك

dan saudara-saudaranya. 3) isim

نإ

. Dan saudara-saudaranya. 4) maf’ul bih. 5) maf’ul ma’ah. 6) maf’ul liajlih. 7) masdar. 8) haal. 9) tamyiz. 10) zaraf. 11) Mustasna. 12. isim .

ل

13) munada. 14) isim

بجوي يذلاو

لسغلا

yang ikut pada isim yang dibaca nashab (Tawabi’) 3 Mahfud}at al-asma’ (isim-isim yang dibaca jer)

1) isim yang dijerkan oleh huruf jer. 2) mud}af ilaih. 3) isim yang ikut pada isim yang dibaca jer (Tawabi’)

ناكرأ

ةلصلا

MARFUAT AL-ASMA’ (ISIM-ISIM YANG BERI’RAB RAFA’) Marfu’at al-asma’ adalah kalimat isim yang keadaannya beri’rab rafa’. Jadi jika ada kalimat isim yang kedudukannya menjadi salah satu dari marfuat al-asma’ ini, maka kalimat isim tersebut pasti beri’rab rafa’.

Marfuat al-asma’ ada 7 macam, yaitu: 1) fa’il. 2) naibul fa’il. 3) mubtada’. 4) khabar. 5) isim

ناك

dan saudaranya. 6) khabar

نأ

dan saudaranya. 7) isim yang ikut pada isim yang dibaca rafa’ (Tawabi’) Contoh:

بحتسم كاوسلا

(bersiwak itu disunnahkan). Lafaz

كاوسلا

beri’rab rafa’ karena kedudukannya menjadi salah satu dari marfu’at al-asma’, yaitu menjadi mubtada’. Kalimat isim yang kedudukannya menjadi mubtada’, maka kalimat isim tersebut pasti beri’rab rafa’.

كاوخخخسلا

adalah isim mufrad, maka tanda i’rab rafa’nya adalah dlommah (lihat penjelasan tentang tanda-tanda i’rab). Maka cara membacanya

كاوسلا

, huruf akhirnya berharokat dlommah (

ك

).

Rincian 7 macam marfuat al-asma’, sebagaimana berikut: FA’IL (PELAKU)

Ciri-Ciri Fa’il:

Cocok bermakna “siapa” atau “apa” Sebagai pelaku dari suatu pekerjaan

Berada setelah fi’il ma’lum dan sebagai kalimat pokok

Berupa isim zahir / dlomir / fi’il yang di dahului نأ / kata yang didahului نأ

Contoh:

و اذإ ءاج رصن لا

(apabila datang pertolongan Allah).

Penjelasan

Fa’il adalah isim yang dibaca rafa’ yang berada setelah fi’il mabni ma’lum atau setelah isim yang bisa beramal seperti fi’il mabni ma’lum. Jadi fa’il ini adalah pelaku (subyek) dari suatu pekerjaan . Contoh:

contoh fa’il yang jatuh setelah fi’il mabni ma'lum:

مئاصلا فكتعي

(orang yang berpuasa itu sedang beri’tikaf).

مئاصلا

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari fi’il mabni ma’lum, yaitu

فكتعي

. lafaz

مئاصلا

i’rabnya rafa’ karena kedudukannya menjadi fa’il. Tanda fa’ilnya adalah dlommah karena

مئاخخصلا

adalah isim mufrad.

مئاصلا

adalah fa’il : sebagai ma’mul (yang diperintah)

فكتعي

adalah fi’il mabni ma’lum : sebagai amil (yang memerintah)

contoh fa’il yang jatuh setelah isim yang bisa beramal seperti fi’il mabni ma’lum:

ءاملا رهاط له

(apakah air itu suci?).

ءاملا

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari isim yang bisa beramal seperti fi’il mabni

ma’lum, yaitu

رهاخخخخط

. Lafaz

ءاخخخخملا

i’rabnya rafa’ karena kedudukannya menjadi fa’il. Tanda fa’ilnya adalah dlommah karena

ءاملا

adalah isim mufrad.

Keterangan: isim yang bisa beramal seperti fi’il mabni ma’lum ada 6, yaitu:

Isim masdar (isim yang menunjukkan arti suatu peristiwa / kejadian dan tidak bersamaan dengan waktu). Contoh:

بلطلا ةلصلا مايق ينحرفي

(para murid yang mengerjakan sholat itu membuat saya bahagia).

Jadi,

بلطلا

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari isim masdar, yaitu

مايق

Isim fa’il (subyek atau pelaku dari suatu pekerjaan). Contoh:

كقيدص مئاصأ

(apakah temanmu itu berpuasa?)

Jadi,

قيدخخص

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari isim fa’il, yaitu:

مئاص

Isim sifat musyabbihat (sifat yang bentuk lafaznya diambil dari fi’il mabni ma’lum (kata kerja yang pelakunya ada/diketahui) untuk menunjukkan suatu arti yang ada pada sesuatu yang disifati (maushuf). Contoh:

ةنخخسح دخخمحم

هقلخا

(muhammad itu baik akhlaknya).

Jadi,

قلخا

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari isim fa’il, yaitu:

ةنسح

Mubalaghoh isim fa’il (isim fa’il yang dipersangat). Contoh:

ام

بلاطلا لوسك

(betapa malasnya murid itu)

Jadi,

بلاخخطلا

kedudukannya sebagai fa’il dari mubalaghoh isim fa’il, yaitu:

لوسك

Isim tafdlil (isim yang bermkana paling / lebih). Contoh:

تيأر

هرعخخخش نخخخسحأ لجر

(saya melihat laki-laki yang rambutnya sangat bagus)

Jadi,

رعش

kedudukannya sebagai fa’il dari isim tafdlil, yaitu:

نسحأ

Isim fi’il (isim yang bermakna pekerjaan). Contoh:

ريزنخلا تاهيه

(babi itu sudah jauh.

Jadi,

ريزنخلا

kedudukannya sebagai fa’il dari isim fi’il, yaitu:

تاهيه

Macam-Macam Fa’il

Ada dua pembagian fa’il, yaitu:

Dilihat dari segi bentuknya, fa’il ada dua macam: fa’il muawwal (dita’wil / ditafsirkan)

Yaitu fa’il yang berupa kalimat yang dita’wil masdar. Contoh:

ءاخخخملا ىخخخلع ءاجنتخخخسلارصتقي

نأ زوخخخخجي (seseorang boleh beristinjak dengan air saja)

jadi,

رصتقي نأ

kedudukannya sebagai fa’il dari fi’il, yaitu

زوجي

. Lafaz

رصتقي نأ

adalah fa’il berupa kalimat fi’il mud}ari’ yang

dita’wil masdar. Takwil dari

رصتقي نأ

adalah

راصتقلا

(bentuk isim masdar dari

رصتقي

).

Fa’il sarih (jelas)

Yaitu fa’il yang bukan berupa kalimat yang dita’wil masdar. Contoh:

ديز أضوتي

(zaid sedang berwudlu’).

Jadi,

ديز

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari kata kerja

أضوتي

. Lafaz

ديز

adalah kalimat isim asli dan bukan kalimat yang dita’wil masdar.

دخخيز

i’rabnya adalah rafa’ karena kedudukannya manjadi fa’il. Tanda i’rabnya adalah dlommah karena

ديز

adalah isim mufrad.

Dilihat dari segi jelas atau tidaknya, fa’il ada dua macam: Fa’il Isim zahir (isim yang tampak/bukan kata ganti)

yaitu fa’il yang berupa isim zahir (isim yang tampak / bukan isim dlomir). Contoh:

رفاكلا ملسأ

(orang kafir itu masuk islam)

رفاخخكلا

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari fi’il (kata kerja)

ملسأ

. lafaz

رفاكلا

adalah fa’il berupa isim zahir (bukan isim dlomir).

رفاخخخخخكلا

i’rabnya adalah rafa’ karena kedudukannya manjadi fa’il. Tanda i’rabnya adalah dlommah karena

رفاكلا

adalah isim mufrad

Isim dlomir (kata ganti)

Yaitu fa’il yang berupa isim dlomir (kata ganti). Contoh:

تملكت

(saya telah berbicara).

ت adalah fa’il (pelaku) dari fi’il (kata kerja)

مخخلكت

. Lafaz

ت

adalah fa’il berupa isim dlomir. Berbeda dengan fa’il isim zahir diatas, fa’il isim dlomir ini hukumnya mabni (huruf akhirnya tidak bisa berubah). Jadi selamanya harokat

ت

adalah dlommah, tidak akan bisa berubah.

Isim dlomir yang kedudukannya menjadi fa’il ini dibagi menjadi 2, yaitu:

Fa’il isim dlomir muttasil (bersambung)

yaitu fa’il yang berupa isim dlomir yang bersambung dengan fi’ilnya. Contoh:

تيمس

(saya membaca bismillah). Jadi,

ت

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari fi’il (kata kerja)

يمس

. Lafaz

ت

adalah fa’il berupa isim dlomir muttasil karena

ت

tersebut bersambung langsung dengan fi’ilnya (

يمس

)

Rincian isim dlomir muttasil sebagai berikut: Fi’il Mad}i Mabni

Ma’lum Fa’il isim dlomir mutashil Arti isim dlomir mutashil

لعف

(telah bekerja)

وه

yang dikira-kira dia satu laki-laki

لعف ا

(alif) Dia dua laki-laki

تلعف يه

(yang dikira-kira) Dia satu perempuan

اتلعف ا

(alif) Dia dua perempuan

نلعف ن

(nun) Mereka perempuan

تلعف ت

(ta’) Kamu satu laki-laki

امتلعف ت

(ta’) Kamu dua laki-laki

متلعف ت

(ta’) Kamu banyak

laki-laki

تلعف ت

(ta’) Kamu satu

perempuan

امتلعف ت

(ta’) Kamu dua

perempuan

نتلعف ت

(ta’) Kamu banyak

perempuan

تلعف ت

(ta’) Saya

انلعف ن

(nun) kami Fi’il mud}ari’mabni ma’lum

Fa’il isim dlomir

muttasil Arti isim dlomir mutashil

لخخخعفي

(sedang / akan

bekerja)

وه

yang dikira-kira Dia satu laki-laki

نلعفي ا

(alif) Dia dua laki-laki

نولعفي و

(wawu) Mereka laki-laki

لعفت ىه

yang dikira-kira Dia satu perempuan

نلعفت ا

(alif) Dia dua perempuan

نلعفي ن

(nun) Mereka perempuan

لعفت تنأ

yang dikira-kira Kamu satu laki-laki

نلعفت ا

(alif) Kamu dua laki-laki

نولعفت و

(wawu) Kamu banyak

laki-laki

perempuan

نلعفت ا

(alif) Kamu dua

perempuan

نلعفت ن

(nun) Kamu banyak

perempuan

لعفا انأ

yang dikira-kira Saya laki-laki /

perempuan

لعفن نحن

yang dikira-kira Kami laki-laki /

perempuan

Fi’il amr Fa’il isim dlomir

muttasil Arti isim dlomir mutashil

لعفأ

(bekerjalah)

تنأ

yang dikira-kira Kamu satu laki-laki

لعفأ ا

(alif) Kamu dua laki-laki

اولعفأ و

(wawu) Kamu banyak

laki-laki

يلعفأ ي

(ya’) Kamu satu

perempuan

لعفأ ا

(alif) Kamu dua

perempuan

نلعفأ ن

(nun) Kamu banyak

perempuan Fa’il isim dlomir munfasil (berpisah)

yaitu fa’il yang berupa isim dlomir yang berpisah (tidak bersambung langsung) dengan fi’ilnya. Contoh:

لإ مني مل

تنأ

(tidak tidur kecuali kamu)

jadi,

تخخنأ

kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari fi’il (kata kerja)

مني

. Lafaz

تنأ

adalah fa’il berupa isim dlomir munfasil karena

تنأ

tersebut terpisah (tidak bersambung langsung) dengan fi’ilnya (

مني

).

Rincian isim dlomir munfasil sebagaimana berikut: Fa’il isim dlomir

munfasil Arti isim dlomir munfasil Contoh

وه

Dia satu laki-laki

وه لإ لعفي مل

(tidak ada

Dalam dokumen nahwu shorof (Halaman 72-78)