مامأ
Didepan
ءاذح
Di depan
فلخ
Di belakang
دنع
Di sisi-sisi
ءارو
Di belakang
نود
Di arahnya /
di bawah
مادق
Di depan
لبق
Sebelum
نيمي
Di sebelah
kanan
دعب
Sesudah
لامش
Di sebelah
kiri
كانه
Di sana
ءاقلت
Di depan
مث
Di sana
قوف
Di atas
اخسرف
Satu farsakh
تحت
Di bawah
اديرب
Satu barid
ءازإ
Di depan
انهه
Di sini
عم
Bersama
كانه
Di sana
1 mil = 4000 langkah
1 farsakh = 3 mil = 12.000 langkah
1 barid = 4 farsakh = 12 mil = 48.000 langkah MUSTASNA (YANG DIKECUALIKAN)
Ciri-Ciri Mustasna
Berada setelah adat istisna’
Sebagai kalimat yang dikecualikan
contoh:
اودجسف لإ
سيلبإ
(kemudian para malaikat itu sujud kecuali iblis).Penjelasan
Termasuk dari mansubat al-asma’ (isim-isim yang dibaca nashab) adalah Mustasna. Secara istilah, Mustasna adalah isim yang berada setelah adat istisna’ (lafaz untuk mengecualikan), yang dikeluarkan dari hukum lafaz yang berada sebelum adat istisna’ . Contoh:
ريزنخلاو بلكلا دلج لإ غابدلاب رهطت ةتيملا دولجو
(kulit-kulit bangkai itu bisa menjadi suci dengan cara disamak, kecuali bangkai anjing dan babi).ةتيملا دولجو
: Mustasna minhu (yang mempunyai hukum)غابدلاب رهطت
: Hukumلإ
: Adat istisna’دلج
: Mustasna (yang dikecualikan)Jadi,
دلج
i’rabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai Mustasna. Tanda i’rabnya adalah fathah karenaدلج
adalah isim mufrad. Lafazدلج
disebut Mustasna karena merupakan lafaz yang berada setelah adat istisna’ (لإ
), yang mana lafazدلج
(kulit) itu dikeluarkan dari hukum (غابدلاب رهطت
) lafaz yang berada sebelum adat istisna’ (ةتيملا دولجو
).Jadi pada contoh tersebut, semua kulit bangkai bisa disucikan dengan cara disamak. Tapi kulit anjing dan babi (
ريزنخلاو بلكلا دلج
: sebagai Mustasna) dikeluarkan / dikecualikan dari hukum bisa suci itu. Maka kulit anjing dan babi itu tidak bisa disucikan walau sudah disamak.Istilah-Istilah Dalam Istisna’
Ada beberapa istilah dalam Mustasna ini yang perlu diperhatikan untuk mempermudah pemahaman tentang i’rab istisna’ (proses pengecualian), yaitu dibagi dalam dua bagian:
Istilah-istilah yang terdapat pada rukun istisna’ :
Hukum: yaitu suatu peristiwa / kejadian yang dimiliki pada Mustasna minhu
Adat istisna’ : yaitu lafaz yang berfungsi mengeluarkan / mengecualikan Mustasna dari hukum yang dimiliki Mustasna minhu . Adat istisna’ dibagi menjadi empat, yaitu:
Berupa huruf : لإ
Berupa isim:
ريغ ,ءاوس ,يوس ,يوس
Berupa fi’il:نوكي ل ,سيل
Berupa huruf / fi’il:
لخ ,ادع ,اشاح / شاح / اشح
Mustasna minhu : yaitu lafaz yang berada sebelum adat istisna’ , yang memiliki hukum tertentu, yang mana Mustasna dikeluarkan / dikecualikan dari hukum yang dimiliki oleh Mustasna minhu .
Mustasna: yaitu lafaz yang berada setelah adat istisna’ , yang dikeluarkan / dikecualikan dari hukum yang dimiliki oleh Mustasna minhu
Contoh dari istilah-istilah itu adalah:
اديز لإ بلطلا رضح
(murid-murid hadir kecuali zaid).رضح
(hadir) : hukumبلطلا
(murid-murid) : Mustasna minhuلإ
(kecuali) : adat istisna’اديز
(zaid) : Mustasnaرضح
disebut hukum karena merupakan peristiwa (yaitu hadir) yang dimiliki oleh murid-murid (بلطلا
: Mustasna minhu ). Jadi peristiwa yang dimiliki oleh murid-murid adalah hadir (رضح
).لإ
disebut istisna’ karena berfungsi mengecualikan zaid (اديز
: Mustasna) dari peristiwa datang (رخخخضح
: hukum) yang dimiliki oleh murid-murid (بلطلا
: Mustasna minhu )بلطلا
disebut Mustasna minhu karena berada sebelumلإ
(adat istisna’ ), dan memiliki peristiwa hadir (رخخضح
: hukum). Jadi, yang hadir adalah murid-murid (بلطلا
)اديز
disebut Mustasna karena berada setelahلإ
(adat istisna’ ), dan merupakan lafaz yang dikecualikan dari peristiwa hadir (رضح
: hukum) yang dimiliki oleh murid-murid (بلطلا
: Mustasna minhu ). Jadi, semua murid itu hadir, kecuali zaid (اديز
) yang tidak hadir.Istilah-istilah yang terdapat pada susunan kalimat istisna’ :
Kalam Tam: yaitu susunan kalam istisna’ yang Mustasna minhu nya disebutkan. Contoh:
ادخخيز لإ بلطلا رخخضح
(murid-murid hadir kecuali zaid). Jadi, susunan istisna’ ini disebut kalam tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (بلطلا
) Kalam naqis: yaitu susunan kalam istisna’ yang Mustasnaminhu nya tidak disebutkan. Contoh:
دخخيز لإ رخخضح ام
(tidak ada yang hadir kecuali zaid). Susunan istisna’ ini disebut kalam naqis karena Mustasna minhu nya tidak disebutkan. Kalam mujab: susunan kalam istisna’ yang tidak didahuluioleh nafi (peniadaan, seperti
ام
) atau yang menyerupai nafi {nahi (larangan, sepertiل
) dan nahi (pertanyaan,seperti
له
)}. Contoh: اديز لإ بلطلا رضح
(murid-murid hadir kecuali zaid). Susunan istisna’ ini disebut kalam mujab karena tidak didahului oleh nafi atau yang menyerupai nafi (رضح
).Kalam ghoiru mujab / kalam manfi: yaitu susunan kalam istisna’ yang didahului oleh nafi atau yang menyerupai nafi (nahi dan nahi)
دخخيز لإ رخخضح اخخم
(tidak ada yang hadir kecuali zaid). Susunan istisna’ ini disebut kalam ghoiru mujab karena didahului oleh nafi (رضح ام
)Istisna’ muttasil: yaitu susunan kalam istisna’ yang mustananya sejenis dengan Mustasna minhu nya. Contoh:
اديز لإ بلطلا رضح
(murid-murid hadir kecuali zaid). Susunan istisna’ ini disebut istisna’ muttasil karena Mustasnanya (اديز
) sejenis dengan Mustasna minhu nya (بلطلا
). Jadi, zaid (اديز
) adalah sejenis dan merupakan bagian dari murid-murid (بلطلا
)Istisna’ munqoti’ / munfasil: yaitu susunan kalam istisna’ yang mustasnya tidak sejenis dengan Mustasna minhu nya. Contoh:
مهبتك لإ بلطلا رضح
(murid-murid hadir kecuali buku-buku mereka). Susunan istisna’ ini disebut istisna’ munqoti’ karena Mustasnanya (بتك
) tidak sejenis dengan Mustasna minhu nya (بلطلا
). Jadi, kitab-kitab (بختك
) tidak sejenis dan bukan merupan bagian dari murid (بلطلا
)I’rab Mustasna
I’rab Mustasna ada 4 macam:
Jika adat istisna’ nya berupa
لإ
, maka I’rab mustasna sebagai berikut:Jika berupa kalam tam mujab, maka mustasna beri’rab nashab, baik berupa istisna’ muttasil atau munqoti’.
Contoh yang berupa istisna’ muttasil:
ادخخيز لإ بلطلا رخخضح
(murid-murid hadir kecuali zaid).اديز
i’rabnya nashab karena kedudukannya sebagai Mustasna dari kalam tam mujab.Disebut tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (
بلطلا
). Disebut mujab karena tidak didahului oleh nafi atau yang menyerupai nafi (رخخضح
). Disebut muttasil karena Mustasna (اديز
) sejenis dengan Mustasna minhu (بلطلا
)Contoh berupa istisna’ munqoti’:
مهبتك لإ بلطلا رضح
(murid-murid hadir kecuali buku-buku mereka).بخختك
i’rabnya nashab karena kedudukannya sebagai Mustasna dari kalam tam mujab.Disebut tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (
بلطلا
). Disebut mujab karena tidak didahului oleh nafi atau yang menyerupai nafi (رخخضح
). Disebut munqoti’karena Mustasna (
بتك
) tidak sejenis dengan Mustasna minhu (بلطلا
)Jika berupa kalam tam manfi, maka I’rab Mustasna dibagi menjadi dua:
Jika berupa istisna’ muttasil, maka lebih baik Mustasna kedudukannya menjadi badal (pengganti) dan I’rabnya sesuai dengan kalimat yang diganti. Contoh:
اخخخخم
ديز لإ بلطلارضح
(tidak ada yang hadir kecuali zaid).ديز
I’rabnya adalah rafa’ karena kedudukannya sebagai badal (pengganti) dariبلطلا
yang I’rabnya juga rafa’ karena menjadi fa’il.Disebut tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (
بلطلا
). Disebut manfi karena didahului oleh nafi atau yang menyerupai nafi (رضح ام
). Disebut muttasil karena Mustasna (اديز
) sejenis dengan Mustasna minhu (بلطلا
) Jika berupa istisna’ munqoti’, maka I’rab Mustasna adalahnashab. Contoh:
ام مهبتك لإ بلطلا رضح
(murid-murid tidak ada yang hadir kecuali kitab-kitab mereka).بتك
I’rabnya adalah nashab karena kedudukannya menjadi mustatsna berupa tam manfi munqoti’.Disebut tam karena Mustasna minhu nya disebutkan (
بلطلا
). Disebut manfi karena didahului oleh nafi atau yang menyerupai nafi (رضح ام
). Disebut muttasil karena Mustasna (بتك
) tidak sejenis dengan Mustasna minhu (بلطلا
)Jika berupa kalam naqis}, maka adat istisna’
لإ
tidak difungsikan. Oleh karena itu I’rab mustatsna adalah sesuai dengan tuntutan amil.Contoh:
ديز لإ رضح ام
(tidak ada yang hadir kecuali zaid).ديز
i’rabnya adalah rafa’ karena kedudukannya sebagai fa’il (pelaku) dari fi’il (رضح
). Sedangkan adat istitsna’لإ
tidak difungsikan. Disebut naqis karena Mustasna minhu tidak disebutkan.Contoh lain:
ةأرخخم لإ فخخيفع ىأر اخخم
(afif tidak melihat kecuali kepada perempuan).ةأرم
i’rabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai maf’ul bih (objek). Sedangkan adat istitsna’لإ
tidak difungsikan. Disebut naqis karena Mustasna minhu tidak disebutkanJika adat istisna’ nya berupa
رخيغ ,ءاوخس ,يوخس ,يوخس
, maka i’rab Mustasna adalah jer sebagai mud}af ilaih. Contoh:بلطلا رضح
ديز ريغ
(murid-murid hadir selain zaid). ديز (Mustasna) i’rabnya adalah jer karena kedudukannya sebagai mud}af ilaih.jika adat istisna’ nya berupa
نوكي ل
,سيل
, maka i’rab Mustasna adalah nashab sebagai khabar dariنوكي ل
,سيل
. contoh:رضح
اديز اوسيل بلطلا
(murid-murid hadir selain zaid).اديز
(Mustasna)i’rabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai khabar
سيل
.Jika adat istisna’ nya berupa
لخ ,ادع
,اشاح
/شاح
/اشح
, maka i’rab Mustasna adalah jer sebagai majrur (isim yang dijerkan oleh huruf jer). Contoh:ديز ادع بلطلا رضح
(murid-murid hadir selain zaid).ديز
(Mustasna) i’rabnya adalah jer karena kedudukannya sebagai majrur (isim yang dijerkan oleh huruf jer)KETERANGAN
I’rab / mabni adat istisna’ adalah sebagai berikut:
Jika berupa
لإ
, maka hukumnya mabni karenaلإ
adalah huruf . Jadi selamanya lam berharokat fathah (لإ
)Jika berupa isim (
ريغ ,ءاوس ,يوس ,يوس
), maka i’rabnya adalah sama seperti i’rab Mustasna yang berada setelah adat istisna’لإ
. rinciannya sebagai berikut:Jika berada pada kalam tam mujab, maka wajib beri’rab nashab. Contoh:
ديز ريغ بلطلا رضح
(murid-murid hadir selain zaid).ريغ
i’rabnya nashab karena berupa kalam tam mujab. Jika berada pada kalam manfi muttasil, maka lebih baikmenjadi badal (pengganti) dan i’rabnya sama dengan kalimat yang diganti. Contoh:
دخخيز رخخيغ بلطلارخخضح ام
(murid-murid tidak hadir selain zaid).ريغ
(sebagai badal) i’rabnya rafa’ karena berupa kalam manfi muttasil.Jika berada pada kalam manfi munqoti’, maka lebih baik beri’rab nashab. Contoh: ام
مهبتك ريغ بلطلا رضح
(murid-murid tidak hadir selain buku-buku mereka). ريغ i’rabnya nashab karena berupa kalam manfi munqoti’.Jika berada pada kalam naqis, maka i’rabnya sesuai dengan tuntutan amil. Contoh
: ةأرم ريغ فيفع ىأر ام
(afif tidak melihat selain kepada seorang perempuan).ريغ
(sebagai maf’ul bih) i’rabnya adalah nashab karena berupa kalam naqis. Khusus adat istisna’ berupaءاوس ,يوس ,يوس
, tanda i’rabnya adalah seperti isim maqshur, yaitu tanda i’rabanya adalah dengan harokat yang dikira-kira pada alif.Jika berupa
لخ ,ادخخع ,اخخشاح / شاخخح / اخخشح
, maka hukumnya mabni karena berupa huruf atau fi’il. jadi selamanya keaadaan huruf akhirnya tetap dan tidak berubah.Jika adat istisna’
لخ ,ادع ,اشاح / شاح / اشح
didahului olehةيردصملا ام
(maka menjadiاخخم لخ ,ادخع اخم ,اخشاح اخم / شاخخح ام / اشح ام
), maka i’rab Mustasnanya adalah nashab sebagai maf’ul bih. Contoh:رخخضح
ادخخيز لخ اخخم بلطلا
(murid-murid hadir selain zaid).ادخخيز
i’rabnya adalah nashab karena kedudukannya sebagai maf’ul bih’J. ISIM
ل
Termasuk dari mansubat al-asma’ (isim-isim yang dibaca nashab) adalah isim
ل
. yang dimaksud denganل
disini adalahل
سخخنجلا يخخفنل
, yaituل
berfungsi menghilangkan segala jenis dan beramal seperti amalnyaنإ
, yaitu menashabkan isimnya dan merafa’kan khabarnya.Akan tetapi,
ل
tersebut bisa beramal seperti amalnyaنإ
(menashabkan isimnya dan merafa’kan khabarnya) dengan syarat sebagai berikut:Isim dan khabar
ل
harus berupa isim nakirahIsim
ل
harus berupa mud}af atau yang menyerupai mud}af Antaraل
dan isimل
harus bersambung tanpa ada pemisahHarus berurutan, yaitu mendahulukan isim ل dan mengakhirkan khabar
ل
.Contohnya adalah: