• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan

TAS Strategi 2

V. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

5.5. Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal, maka diperoleh beberapa faktor yang berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh pada perusahaan Esther seafood dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.

5.5.1. Peluang Perusahaan

1. Memiliki pelanggan yang loyal (supermarket dan catering)

Perusahaan memiliki pelanggan yang loyal seperti supermarket dan catering, walaupun ada sebagian kecil di antaranya yang kurang loyal. Dengan

demikian perusahaan tidak perlu takut kehilangan pelanggan selama pelayanan yang diberikan memuaskan dan mereka memberi kepercayaan kepada pelanggan. 2. Sulitnya bagi pendatang baru untuk masuk

Biaya yang besar dalam memulai usaha ini merupakan sebuah kendala bagi pengusaha baru, selain itu juga pengusaha baru tidak mudah untuk memasuki jalur distribusi usaha serta tidak mudah dalam mendapatkan bahan baku karena sudah diambil oleh para pesaing yang ada.

3. Pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya

Penduduk Indonesia yang semakin bertambah dan bahkan bertambah sangat banyak menjadi sebuah peluang bagi perusahaan untuk lebih giat lagi dalam memasarkan seafood ini karena hal itu juga dapat membantu program pemerintah dalam mencerdaskan bangsa.

4. Peningkatan konsumsi masyarakat terhadap ikan

Seperti dijelaskan sebelumnya, setiap tahun belakangan ini tingkat konsumsi nasional selalu mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan dan masih jauh di bawah negara-negara maju lainnya. Hal ini tentunya menjadi peluang bagi perusahaan karena itu berarti akan semakin meningkat juga konsumen ikan, terutama ikan laut.

5. Posisi Bogor yang strategis

Posisi Bogor yang memiliki jangkauan yang mudah ke berbagai kota di Pulau Jawa bahkan ke Sumatra menjadi sebuah peluang bagi perusahaan. Misalnya pelanggan di Bandung lebih memilih perushaan Esther seafood sebagai pemasok seafood daripada harus mengambil pasokan dari Jakarta. Kepercayaan pihak bank kepada perusahaan.

6. Kepercayaan pihak bank kepada perusahaan dalam pengembalian pinjaman. Perusahaan Esther Seafood sampai saat ini masih mengandalakan pinjaman dana dari Bank Bukopin sebesar 40 persen. Mereka merupaka nasabah yang tidak pernah mengecewakan pihak bank terutama dalam pengembalian pinjaman sehingga pihak bank menaruh kepercayaan kepada perusahaan. Didukung pula oleh pinjaman perusahaan dengan jumlah yang tidak sedikit sehingga pihak bank justru sering menawarkan promo-promo kredit tanpa agunan yang akhir-akhir ini sedang dipromosikan kepada perusahaan. Hal ini menjadi sebuah peluang bagi perusahaan karena dari segi pinjaman dana, mereka tidak menemukan kendala justru mereka dipercayai oleh pihak bank.

7. Adanya program Gemarikan yang dilakukan pemerintah Indonesia

Kebijakan pemerintah melalui Program GEMARIKAN sudah dicanangkan sejak tahun 2006 lalu, dan terbukti ada dampaknya melalui jumlah konsumsi ikan nasional yang meningkat. Hal ini juga menjadi sebuah peluang bagi perusahaan karena dengan program ini akan banyak masyarakat yang semakin mencari ikan sebagai konsumsi pokoknya.

8. Adanya teknologi coldstorage (container es untuk menyimpan es berbulan-bulan)

Teknologi seperti container es atau coldstorage (dapat menyimpan es selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan) dapat menjadi sebuah peluang bagi perusahaan Esther seafood. Coldstorage tersebut dapat mengurangi ancaman yang dihadapi perusahaan dengan menyimpan ikan-ikan yang langka pada musim-musim tertentu sehingga dapat dijual pada saat dibituhkan.

5.5.2. Ancaman Perusahaan

1. Kebijakan Superindo pusat dalam memilih pemasok

Khusus untuk pelanggan Swalayan Superindo, perusahaan tidak berhak menentukan sendiri swalayan cabang mana yang akan dimasuki, namun hal itu merupakan kebijakan pusat. Dalam hal ini Superindo Pusat akan melihat pesaing atau pemasok lain yang lebih baik dari perusahaan Esther seafood dan akan menggantikan Esther Saefood dengan pemasok tersebut. Ini menjadi sebuah ancaman bagi perusahaan Esther seafood karena mereka hanya sebagai pemasok yang pasif.

2. Jam kerja kantor dari pelanggan supermarket/swalayan yang dibuka serentak sehingga menjadi kendala bagi perusahaan

Suprmarket maupun swalayan yang membuka jam kerja kantor serentak pukul tujuh pagi, dimana mereka mulai menerima pasokan-pasokan berupa bahan-bahan segar dari berbagai pemasok. Hal ini menjadi kendala bagi perusahaan karena mereka sering kali mnjadi tidak tepat waktu tiba di tempat pelanggan yang lain karena harus mengantri.

3. Kesalahan order oleh pelanggan

Pelanggan yang salah mengorder trkadang bukan kesalahan yang disengaja karena sistem pencatatan pelanggan yang tidak hanya satu sumber, sehingga sering terjadi kesalahan persepsi dan itulah yang menyebabkan salah order. Namun perusahaan tidak bisa menuntut begitu saja karna bagi mereka itu adalah resiko yang harus ditanggung.

4. Tingkat persaingan yang tinggi dalam merebut pelanggan

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sudah banyak pesaing lain yang bergerak di bidang yang sama, mungkin karena dengan semakin maraknya isu tentang penyakit yang ditimbulkan konsumsi daging atau ayam, sehingga banyak pengusaha yang mulai menggeluti usaha ini.

5. Kondisi banjir Jakarta

Banjir merupakan bencana yang terjadi di luar jangkauan manusia, demikian juga dengan perusahaan Esther seafood hanya bisa menerima kenyataan. Hal ini tentu menjadi kendala bagi perusahaan karena pada saat banjir, omzet mereka menjadi berkurang karena pelanggan menjadi jarang mengorder ikan dan juga untuk pengantaran ikan harus mengeluarkan biaya untuk penyewaan truk.

6. Kelangkaan ikan pada musim-musim tertentu

Setiap tahun pada bulan-bulan tertentu pasti akan terjadi kelangkaan ikan-ikan di laut. Ini menjadi ancaman bagi perusahaan karena tentunya omzet mereka akan berkurang dan akan terjadi komplain dari pelanggan.

7. Kenaikan harga BBM

Sejak tahun 2005 pmerintah telah menaikkan hara BBM dan itu saja sudah memberatkan masyarakat dalam membeli bahan makanan maupun BBM. Apalagi tahun ini dimana sejak 26 Mei pemerintah menaikkan BBM sebanyak 27,8 persen. Hal ini menjadi kendala bagi perusahaan karena pengeluaran perusahaan untuk BBM adalah termasuk biaya yang cukup besar.