• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PO. Esther Seafood Jl. Tanjung Raya Blok 7 No. 9 Taman Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan perusahaan ini masih kecil dan memiliki manajemen yang sederhana namun skalanya cukup besar dan sudah menunjukkan prospek yang cukup menjanjikan, sehingga suatu strategi pengembangan usaha yang tepat sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengambilan data di lapang dilakukan pada bulan Maret- April 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan di lapang, wawancara dan kuesioner kepada pihak perusahaan. Data sekunder diperoleh dari pustaka, literatur, skripsi, dan buku yang relevan dengan penelitian ini, juga data dari Badan Pusat Statistik (BPS), internet, dan lain-lain.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling (sengaja) yang digunakan untuk memilih responden. Responden yang dijadikan sebagai sampel adalah pemilik satu orang dan staf administrasi dan keuangan satu orang. Responden ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kedua responden ini merupakan orang yang sangat mengetahui kondisi perusahaan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal dari perusahaan Esther Seafood.

Pemilik perusahaan adalah salah satu lulusan Sarjana Perikanan Institut Pertanian Bogor pada Tahun 1988, kemudian pemilik juga pernah bekerja selama lima tahun di Tambak Ikan milik Alm. Bapak Soeharto di Karawang. Berdasarkan pengalamam dan latar belakang tersebut maka dapat dikatakan pemilik cukup terampil dalam bisnis perikanan. Sementara responden kedua yaitu staf administrasi merupakan salah satu orang kepercayaan pemilik, dimana baru memiliki pengalaman bekerja di Esther Seafood selama dua tahun. Namun karena latar belakang sebagai mahasiswa Sarjana dan merupakan orang yang sangat dipercaya oleh pemilik, maka karyawan tersebut dipilih sebagai responden.

4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan manajemen strategi dan manajemen perusahaan. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan agar diketahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Untuk memperoleh faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor-faktor eksternal perusahaan (ancaman dan peluang) dilakukan dengan wawancara secara iteratif atau berulang-ulang.

Ada empat tahap wawancara yang dilakukan, pertama wawancara untuk memperoleh faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan, kedua untuk menentukan bobot dan rating setiap faktor, ketiga menentukan alternatif strategi yang akan dijalankan perusahaan (untuk analisis SWOT), dan yang terakhir menentukan prioritas strategi yang dipilih oleh perusahaan (untuk matriks QSP). Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM (Lampiran 1)

4.4.1. Matriks IFE dan Matriks EFE

Matriks IFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan mengklasifikasikannya menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor internal dilakukan secara interaktif kepada pihak perusahaan yang sangat mengetahui betul kondisi internal perusahaan, sehingga dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi kekuatan maupun kelemahan dari perusahaan.

Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal juga dilakukan secara interaktif kepada pihak perusahaan yang sangat mengetahui betul kondisi eksternal perusahaan, sehingga dapat diperoleh faktor-faktor yang menjadi peluang maupun ancaman dari luar perusahaan.

Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks EFE dan IFE adalah :

1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan

Dalam tahap pengidentifikasian faktor eksternal dan internal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian dalam matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman).

2. Pemberian Bobot Faktor

Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi dengan menggunakan metode pairwise comparison (Kinnear dan Taylor, 2001). Bobot

menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri (industry-based).

Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang akan digunakan untuk pengisian kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah :

1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal

Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal

Faktor Strategis Internal A B C D .... Total Bobot A B C D .... Total Sumber : David, 2000

Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal

Faktor Strategis Eksternal A B C D .... Total Bobot A B C D .... Total Sumber : David, 2000

Bobot untuk setiap variabel atau faktor strategis didapat dengan menentukan total nilai setiap faktor strategis terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor strategis dengan menggunakan rumus :

= = n i Xi 1 Xi ai

dimana :

ai = bobot variabel ke-i Xi = total nilai variabel ke-i i = 1, 2, 3,..., n

n = jumlah variabel

Bobot yang akan didapat berkisar anatar 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting) untuk setiap faktor strategis. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. Bobot yang diberikan mencerminkan tingkat kepentingan relatif dari suatu faktor strategis terhadap keberhasilan perusahaan dalam industri. Faktor strategis kekuatan dan kelemahan serta ancaman dan peluang akan mendapat bobot paling tinggi apabila memilki pengaruh paling besar dalam kenerja perusahaan.

3. Pemberian Rating (Peringkat)

Menurut David (2006), rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada (company-based). Pemberian peringkat dilakukan oleh manajemen dalam perusahaan terhadap seluruh faktor strategis yang telah diidentifikasi. Pemberian peringkat faktor eksternal strategis dilakukan dengan menilai seberapa efektif strategi perusahaan dalam menanggapi kondisi eksternal. Sedangkan pemberian peringkat faktor internal strategis dilakukan untuk menentukan faktor internal strategis yang menjadi kekuatan utama, kekuatan minor, kelemahan utama, maupun kelemahan minor.

Mengukur pengaruh masing-masing faktor eksternal strategis digunakan nilai peringkat dengan skala 1, 2, 3, dan 4 untuk mengukur keefektifan strategi

perusahaan saat ini. Skala nilai peringkat yang digunakan untuk matriks EFE adalah :

1 = rendah, respon perusahaan jelek 2 = rendah, respon perusahaan rata-rata 3 = tinggi, respon perusahaan diatas rata-rata 4 = sangat tinggi, respon perusahaan superior

Total rata-rata tertimbang tertinggi adalah 4,0 dan rata-rata tertimbang terendah adalah 1,0.

Nilai bobot yang didapat kemudian dikalikan dengan peringkat sehingga didapat rata-rata tertimbang untuk setiap faktor internal strategis. Penjumlahan seluruh rata-rata tertimbang untuk setiap faktor internal strategis akan dihasilkan total rata-rata tertimbang.

Total rata-rata tertimbang sebesar 4,0 menunjukkan bahwa perusahaan dapat merespon dengan baik peluang dan ancaman yang terjadi pada lingkungan eksternalnya. Sedangkan jika total rata-rata tertimbang sebesar 1,0 menunujukkan bahwa strategi dalam perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Total rata-rata tertimbang rata-rata adalah 2,5.

Total rata-rata tertimbang EFE dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu 3,0 sampai 4,0 (kuat) berarti respon perusahaan kuat terhadap peluang dan ancaman. Total rata-rata tertimbang 2,0 sampai 2,99 (rata-rata) berarti respon perusahaan sedang terhadap peluang dan ancaman. Total rata-rata tertimbang 1,0 sampai 1,99 (lemah) berarti respon perusahaan lemah terhadap peluang dan ancaman.

Skala nilai peringkat yang digunakan untuk matriks IFE adalah sebagai berikut :

1 = sangat lemah (kelemahan utama) 2 = lemah (kelemahan minor)

3 = kuat (kekuatan minor)

4 = sangat kuat (kekuatan utama)

Nilai bobot yang didapat kemudian dikalikan dengan peringkat sehingga didapat rata-rata tertimbang untuk setiap faktor eksternal strategis. Penjumlahan seluruh rata-rata tertimbang untuk setiap faktor eksternal strategis akan dihasilkan total rata-rata tertimbang.

Total rata tertimbang IFE terkecil 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total rata-rata-rata-rata tertimbang IFE 3,0 sampai 4,0 mengindikasikan bahwa kondisi internal perusahaan kuat atau tinggi. Total rata-rata tertimbang IFE 2,0 sampai 2,99 mengindikasikan kondisi internal perusahaan sedang atau menengah. Jika total rata-rata tertimbang IFE 1,0 sampai 1,99 berarti kondisi internal perusahaan lemah atau rendah.

4. Perkalian Bobot dan Peringkat

Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David, 2006).

Total nilai tertimbang pada matriks IFE dan EFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi total nilai tertimbang perusahaan pada matriks IFE atau EFE mengindikasikan

perusahaan merespon kekuatan dan kelemahan (faktor internal) atau peluang dan ancaman (faktor eksternal) dengan sangat baik pula, begitu pula sebaliknya.

Tabel 9. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor-Faktor Internal Kunci Bobot (a) Rating (b) Nilai tertimbang (c) = (a) x (b) Kekuatan 1 ... ... ... ... 2 ... ... ... ... 3 ... ... ... ... Kelemahan 1 ... ... ... ... 2 ... ... ... ... 3 ... ... ... ... Jumlah 1,0 ... Sumber : David, 2006

Tabel 10. Matriks Internal Factor Evaluation (EFE)

Faktor-Faktor Internal Kunci Bobot (a) Rating (b) Nilai tertimbang (c) = (a) x (b) Peluang 1 ... ... ... ... 2 ... ... ... ... 3 ... ... ... ... Ancaman 1 ... ... ... ... 2 ... ... ... ... 3 ... ... ... ... Jumlah 1,0 ... Sumber : David, 2006

Langkah selanjutnya adalah menggabungkan nilai tertimbang matriks IFE dan EFE untuk kedua responden. Dalam hal ini digunakan penggabungan dengan teknik rata-rata tertimbang dimana jawaban responden pertama akan dinilai lebih tinggi dibandingkan jawaban responden kedua yaitu dengan perbandingan tiga per empat dari jawaban responden pertama dan seperempat dari jawaban responden kedua. Hal ini dilakukan karena pertimbangan latar belakang serta pengalaman yang dimiliki kedua responden.

4.4.2. Matriks IE

Sumbu horizontal pada matriks IE menunjukkan skor total IFE sedangkan pada sumbu vertikal menunjukkan skor total EFE. Pada sumbu horizontal maupun vertikal, skor antara 1,00 sampai 1,99 menunjukkan pengaruh eksternal dan internal yang rendah. Skor 2,00 sampai 2,99 menunjukkan pengaruh eksternal dan internal yang sedang. Skor antara 3,00 sampai 4,00 menunjukkan pengaruh eksternal dan internal yang tinggi. Pada gambar 4 dapat dilihat model dari matriks IE.

TOTAL NILAI IFE YANG DIBERI BOBOT