• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

E. Implikasi Puisi Pesan Uang dan Bercukur Sebelum Tidur

Sebagai salah satu bentuk karya sastra, puisi merupakan bagian dari materi ajar bahasa dan sastra Indonesia yang tercantum dalam (GBPP) Garis-garis Besar Program Pengajaran di SMA. Oleh sebab itu, materi ajar ini harus disuguhkan sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, yaitu siswa mampu memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik dari sebuah puisi.

Salah satu upaya dalam mencapai tujuan pengajaran sastra yaitu, pengetahuan sastra yang diajarkan kepada siswa hendaknya berangkat dari suatu penghayatan atas suatu karya sastra yang kongkrit. Hal ini dimaksudkan agar pengalaman sastra yang diajarkan pada siswa melekat dan berakar kuat. Namun, hal yang paling penting menurut Rahmanto adalah agar para pengajar tidak terlalu terburu-buru dalam membebani para siswa dengan istilah-istilah teknis dan gaya bahasa yang kompleks.30 Dalam beberapa hal, puisi memang merupakan bahasa dan yang padat dan penuh arti, jadi apabila bahasa dan pokok persoalan puisi itu mempunyai keselarasan, niscaya siswa akan merasa dirinya menghadapi sesuatu yang mengesankan dan memerlukan perhatian khusus dalam praktek pembelajaran bahasa dan sastra.

Bagi siswa, puisi yang demikian itu tidak akan mudah dilupakan dan sangat berguna pada dirinya sebagai latihan mengkpresikan diri. Keuntungan lebih lanjutnya adalah ketika puisi dapat membantu pembinaan seni berbahasa untuk siswa, mengingat puisi disusun berdasarkan referensi diksi dan gaya bahasa yang bervariasi, misalnya seperti yang di ungkapkan oleh Yus Rusyana sebagai berikut:

Hasil sastra itu bukan saja berfungsi sebagai perekam keadaan bahasa pada masa yang lalu, tetapi juga sebagai perekam keadaan bahasa pada masa sekarang, dan dalam sastra itu bahasa masa kini disimpan untuk keperluan masa datang.

30

Dalam hubungan pengawetan bahasa itu sastra juga telah banyak memberikan bahan-bahannya untuk kepentingan leksikografi.31

Namun demikian, pada kenyataannya kegiatan mengapresiasikan sebuah puisi dalam materi ajar jarang sekali dilakukan. Hal ini disebabkan ruang dan waktu yang tersedia dalam kurikulum untuk mengarahkan siswa ke arah tersebut amat terbatas. Mengacu pada alasan itulah, sebagian guru tidak mengarahkan secara optimal peserta didik untuk menggali kemampuan mereka dalam kegiatan mengapresiasikan sebuah puisi. Hal yang demikian sangat bertolak belakang dengan apa yang dikemukakan oleh Rusyana, bahwa guru sastra dituntut pula agar mempunyai semangat sehubungan dengan pengajarannya, terlebih mempunyai kecintaan pribadi terhadap sastra dan meyakini bahwa pengajaran sastra bermanfaat bagi muridnya.32

Padahal dalam praktiknya, proses berpuisi terdapat hal-hal yang menyenangkan bagi peserta didik, karena dalam prosesnya, mereka dapat berekspresi dengan bebas tanpa sekat yang membatasi ruang ekspresi mereka, sehingga hal ini dapat memupuk rasa percaya diri bagi diri mereka. Dengan kepercayaan diri, maka mereka dengan senang hati mengeksplor segala kreativitasnya dan selalu ingin mengapresiasikan serta mencipta puisi-puisi yang lebih baru lagi.

Mempelajari puisi, artinya kita belajar mengenal dan memahami satu sama lain, karena dalam puisi terdapat semacam komunikasi antara pengarang dan pembacanya. Konsekuensinya adalah bagaimana satu sama lain saling memahami, dan dalam proses saling memahami inilah terdapat sebuah dialektika yang panjang. Sebab dalam pembelajaran sastra peserta didik tidak hanya sebatas mendapatkan ilmu pengetahuan, melainkan juga menyatakan sikap terhadap nilai-nilai.33 Dalam dialektika tersebut kita dapat mengenal kekurangan dan kelebihan orang yang di dalamnya, di mana

31

Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidik an, (Bandung,: C.V. Diponegoro, 1984), hal.305.

32

Ibid, hal.332

33

mengenal kekurangan kelebihan itu menjadi modal dasar untuk masuk ke dalam wilayah penciptaan.

Artinya proses dalam sebuah puisi memberikan ruang seadanya untuk mereka bersikap jujur terhadap diri sendiri karena alasan di atas, puisi merupakan proses dialektika antara pembaca dengan pengarangnya yang mengantarakan pada sebuah perenungan. Ini yang menjadi pijakan dasar bagaimana peserta didik harus memproses dirinya secara optimal. Peserta didik tak lagi memandang bahwa puisi hanya sebatas tulisan yang berisiskan untaian kata-kata yang indah-indah atau lugas-lugas saja, mereka akan mengerti bahwa puisi seperti ruang belajar untuk bersikap penuh kejujuran, penghargaan, dan kerendahan hati, agar yang dihadirkan itu bersifat apa adanya. Puisi sebagai karya sastra adalah sesuatu yang dapat menyentuh, karena ia berada di wilayah rohani, yaitu sesuatu yang sakral, bersih, tidak ada tendensi, pretensi, dan tidak ada niatan buruk.

Di dalam puisi terdapat semacam bentuk komunikasi secara artistik yang dapat menciptakan kembali situasi kemanusiaan dan hubungan kemanusiaan. Ini dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran pada peserta didik, bahwa puisi memiliki fungsi yang esensial dalam pembinaan proses pemanusiaan insan-insan modern yang selalu dilanda oleh konflik-konflik yang tak terselesaikan. Kebiasaan-kebiasaan itu dihadirkan dalam puisi lewat media bahasa dalam proses penginternalisasian peranan-peranan sosial setiap individu di dalam masyarakat. Maka dari itu, proses yang dilakukan peserta didik dalam mempelajari puisi sudah tertanam dalam diri sehingga hanya memperkuat dan memperdalam peran yang dimainkan.

83

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua puisi karya Joko Pinurbo, yaitu Pesan Uang dan Bercukur Sebelum Tidur, maka dapat diambil beberapa simpulan, yaitu:

1. Secara bentuk, puisi Pesan Uang terdiri dari empat bait dan lima belas baris. Gaya bahasa yang digunakan Joko Pinurbo dalam puisi ini cenderung naratif dan banyak dijumpai larik- larik yang mengandung diksi-diksi yang paradoks. Bait pertama, dimulai dari larik pertama sampai dengan larik ketiga yang mengacu pada penegasan eksistensi aku- lirik pada puisi ini atau yang disebut dengan subjek- lirik. Secara singkat, dapat dikatakan tema pada puisi ini adalah; perjalanan seseorang mencari kekayaan, dan amanat yang dapat diambil dari keseluruhan puisi ini adalah agar bagaimana kita sebagai manusia tidak dikalahkan oleh hal- hal yang bersifat sementara, seperti harta dan tahta contohnya. Nilai yang terkandung dalam puisi ini meliputi nilai keberanian, sehingga muncul nilai kemandirian dan juga nilai kesederhanaan. Sedangkan dalam puisi yang berjudul Bercukur Sebelum Tidur secara bentuk, terdiri atas 28 larik dari 2 bait. Penyair menggunakan tubuh sebagai metafor sebuah fenomena alam, di sinilah penyair sebetulnya ingin menggambarkan mengenai laju perkembangan industri yang maju namun demikian kurang memperhatikan kelestarian lingkungan alam sekitar. Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah, ketika bisa mengundang investor dan menghasilkan uang bukan tanda negara kita berhasil mengelola sumber daya alam. Adalah hal yang percuma jika kita memperhatikan

kemajuan sebuah produksi pertambangan untuk membuktikan sumberdaya alam kita belimpah namun tidak memikirkan dampak yang di timbulkan selanjutnya pada alam itu sendiri.

2. Pada puisi yang berjudul Pesan Uang terdapat gambaran tentang bagaimana seseorang yang berusaha memperbaiki kondisi hidupnya yang berada di tataran bawah untuk naik ke permukaan dengan cara “merantau”, yang kemudian tidak hanya berdampak pada sisi materi, namun menyentuh pada sisi yang lebih dalam lagi dalam kehidupan manusia, yaitu sisi moril. Sedangkan dalam puisi yang berjudul Bercukur Sebelum Tidur terdapat semacam gambaran mengenai laju perkembangan industri yang maju namun demikian kurang memperhatikan kelestarian lingkungan alam sekitar sehingga pada suatu saat terjadi bencana alam yang mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar.

3. Implikasi dari dua puisi Joko Pinurbo, yaitu Pesan Uang dan Bercukur Sebelum Tidur, dalam pembelajaran diharapkan nantinya dapat berpengaruh terhadap para peserta didik dalam memahami bahwa di dalam puisi terdapat semacam bentuk komunikasi secara artistik yang dapat menciptakan kembali situasi kemanusiaan dan hubungan kemanusiaan. Ini dimaksudkan untuk menanamkan kesadaran pada peserta didik, bahwa puisi memiliki fungsi yang esensial dalam pembinaan proses pemanusiaan insan- insan modern yang selalu dilanda oleh konflik-konflik yang tak terselesaikan. Kebiasaan-kebiasaan itu dihadirkan dalam puisi lewat media bahasa dalam proses penginternalisasian peranan-peranan sosial setiap individu di dalam masyarakat. Maka dari itu, proses yang dilakukan peserta didik dalam mempelajari puisi sudah tertanam dalam diri sehingga hanya memperkuat dan memperdalam peran yang dimainkan.

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan melalui penelitian ini berdasarkan analisis dan implikasi adalah sebagai berikut:

1. Guru dalam pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sudah semestinya meningkatkan minat baca peserta did iknya terhadap karya sastra yang bermutu dan memberi tugas kepada peserta didiknya untuk membaca dan membandingkan fenomena-fenomena yang terdapat dalam karya sastra yang dibacanya dengan fenomena- fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata.

2. Selain nilai moral guru dalam pelajaran sastra dituntut untuk dapat menuntun peserta didiknya agar menangkap fenomena- fenomena sosial seperti apa saja yang terekam dalam karya sastra, dan diharapkan puisi-puisi karya Joko Pinurbo bisa dijadikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran Bahasa dan Sasrtra Indonesia di sekolah-sekolah.

3. Selain guru, orang tua juga sudah selayaknya meningkatkan minat baca anaknya terhadap karya sastra yang bermutu dan memberikan pengarahan yang baik untuk pembentukan karakter si anak.

4. Dan yang terakhir, sebagai intelektual yang bergerak di bidang sastra dan juga calon pendidik, agar dapat memahami dan mampu meneliti dengan baik karya sastra melalui tinjauan sosiologi sastra dan juga ketika mengajarkan peserta didiknya di kemudian hari.

____Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1989.

Ajidarma, Seno Gumira. Trilogi Insiden. Yogyakarta: Penerbit Bentang Pustaka.

____2010.

Alisjahbana, S. Takdir. Kebangkitan Puisi Baru Indonesia. Jakarta: PT. Dian

____Rakjat. 1978.

__________________. Seni dan Satera di Tengah-tengah Pergolakan

____Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta: PT. Dian Rakyat. 1985.

Amini, Hasif. Pembedaan Karya Akan Mengerdilkan Kesusastraan Indonesia.

____http://oase.kompas.com/read/2009/07/10/23345557//pembedaan.karya.akan.

____mengerdilkan.kesusastraan.indonesia (diakses Jumat, 10 Juli 2009, Pukul

____23:34 WIB)

Amini, Hasif. Prosa. Harian Kompas. Minggu, 6 Juni 2010.

Arcana, Putu Fajar dkk. Jokpin, Tamasya Rohani Dalam Puisi. Harian Kompas.

____22 Januari 2012.

Bachri, Sutardji Calzoum. Isyarat: Kumpulan Esai. Yogyakarta: Indonesia Tera.

____2007.

Bachtiar, Wardi. Sosiologi Klasik. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2006.

Beaty, Jerome et.al. The Norton Introduction to Literature: Shorter Eighth

____Edition. United States of America: W. W. Norton & Company, Inc.. 2002. Bertens, K.. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, Anggota

____IKAPI. 1999.

Budianta, Eka. Senyum Untuk Calon Penulis. Jakarta: Pustaka Alvabet, Anggota

Darma, Budi. Bahasa, Sastra dan Budi Darma. Surabaya: JP Books. 2007.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

____Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

____Hidayatullah Jakarta. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: UIN Press. 2013.

Eastman, Arthur M. (ed), et.al. The Norton Reader: Sixth Edition Shorter. United

____States of America: W. W. Norton & Company, Inc.. 1984.

Endaswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Penerbit Pustaka

____Widyatama. 2004.

Erneste, Pamusuk (ed.). Proses Kreatif: Mengapa dan Bagaimana Saya

____Mengarang (Jilid 3). Jakarta: Kepustakaan Gramedia Populer. 2009.

Escarpit, Robert. Sosiologi Sastra, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2008.

Esten, Mursal. Sastra Indonesia dan Tradisi Subkultur. Bandung: Angkasa. 2013.

Kenner, Hugh (ed). Twentieth Century Views. T .S.Eliot: A Collection of Critical

____Essays, United States of America: Prentice-Hall, Inc. 1962.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

____2001.

Kleden, Ignas. Sastra Indonesia dalam Enam Pertanyaan: Esai-esai Sastra dan

____Budaya, Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti. 2004.

Liu, Hong dkk. Pram dan Cina, Depok: Komunitas Bambu. 2008.

Lubis, Mochtar. Manusia Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2008.

____Firdaus. 1993.

__________________. Tuhan dan Hal-hal yang Tak Selesai. Jakarta: Penerbit

____Kata Kita. 2008.

Najib, Emha Ainun. Terus Mencoba Budaya Tanding. Yogyakarta: Pustaka

____Pelajar. 1995.

Nainggolan, Alex R.. Diksi Genit Joko Pinurbo. Harian Suara Merdeka 05

____Desember 2004.

Noor, Acep Zamzam. Puisi dan Bulu Kuduk: Perihal Apresiasi dan Kreatif.

____Bandung: Penerbit Nuansa. 2011.

Philipus, Ng. dkk. Sosiologi dan Politik. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004.

Pinurbo, Joko. Celana. Magelang: Indonesia Tera. 1999.

____________. Kepada Kekasihku. Harian Tempo. 30 Oktober 2005.

Rahmanto, B.. Metode Pengajaran Sastra, Yogyakarta: Penerbit Kanisisus. 1988.

Ratna, Nyoman Kutha. Paradigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

____2009.

__________________. Sastra dan Cultural Studies: Representasi Fiksi dan

____Fakta. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010.

__________________. Teori, Metode, dan Tekhnik Penelitian Sastra.

____Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.

Rusyana, Yus. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV.

____http://www.merdeka.com/uang/utang-abadi-perusahaan-bakrie.html (diakses

____pada tanggal 11 September 2013, pukul 07:35 WIB).

Sastrowardoyo, Subagio, Pengarang Modern Sebagai Manusia Perbatasan.

____Jakarta: Balai Pustaka. 1989.

Siswanto, Wahyudi, Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo. 2008.

Siswantoro, Metode Penelitian Sastra, Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta:

____Pustaka Pelajar. 2010.

Soekanto, Soerjono, Sosiologi; Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

____Persada, 2005.

Soemargono, Soejono, Pengantar Filsafat. Jakarta: Penerbit Tiara Wacana

____Yogya. 2004.

Sumardjo, Jakob, Memahami Kesusastraan. Bandung: Penerbit Alumni. 1984.

Suhendra, Zulfi, Lapindo Masih ‘Gantung’ Kerugian Korban Lunpur Rp 900 ____Miliar. http://m.detik.com/finance/read/2012/04/17/205902/1894818/4/

____(diakses pada tanggal 17 Maret 2012, pukul 21:05 WIB).

Susanto, Astrid S., Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta:

____Binacipta. 1997.

Susilo, Rahmad K. Dwi. Sosiologi Lingkungan. Jakarta: Raja Garfindo Persada.

____2008.

Teeuw, A., Sastra dan Ilmu Sastra, Jakarta: Pustaka Jaya. 1984.

Waluyo, Herman J., Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Penerbit Erlangga 1995.

Whitman, Walt, Complete Poetry and Collected Prose, New York: Literary

____Potensi. Makalah disajikan dalam seminar “Gelar Sastra Dunia”, FIB-UI,

____19-20 Juli 2005.

______________. 2 Tahun Sudah Aburizal Bakrie Tak Masuk Daftar Orang Kaya

____RI. http://www.merdeka.com/uang/utang-abadi-perusahaan-bakrie.html

____(diakses pada tanggal 21 November 2013, pukul 11:59 WIB)

_____________. Jahit Mulut Pun Tak Mempan. Harian Kompas. Jakarta, 25

____Januari 2012.

_____________. Kawasan Timur Diincar. Harian Kompas. Jakarta, 11 April

____2012.

_____________. Masa Depan Masyarakat Adat Pun Terancam. Harian Kompas.

____Jakarta, 1 Maret 2012.

_____________. Pemanfaatan Kawasan Hutan Harus Memihak Rakyat. Harian

____Kompas. Jakarta, 20 Maret 2012.

_____________. Pengusaha Batu Bara Bantah Picu Banjir. Harian Kompas,

____Jakarta, 11 April 2012.

_____________. Rencana Tata Ruang Kalimantan Di Pertanyakan, Harian

____Kompas. Jakarta, 12 Maret 2012.

_____________. Selesaikan Hak Masyarakat Adat. Harian Kompas, Jakarta,

____21 Maret 2012.

_____________. Tanaman Dikorbankan. Harian Kompas. Jakarta,10 April 2012.

_____________. Tidak Seharusnya Mereka Di Jalan. Harian Kompas. Jakarta,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 16 Palmerah Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas / Semester : X (Sepuluh) / 2 (dua)

Standar Kompetensi : 14. Menghayati puisi dan me ngungkapkan pendapat siswa terhadap puisi yang dihayatinya melalui

diskusi

Kompetensi Dasar : 14.1 Siswa mampu memahami unsur intrinsik dan ekstrinsik dari sebuah puisi.

14.2 Menghubungkan isi puisi dengan realitas alam, sosial budaya dan masyarakat melalui diskusi

Indikator : 1. Memahami hubungan isi puisi dengan realitas alam, hubungan isi puisi dengan sosial budaya, hubungan isi puisi dengan masyarakat.

2. Mengidentifikasi (hubungan isi puisi dengan realitas alam, hubungan isi puisi dengan sosial budaya, hubungan isi puisi dengan masyarakat). 3. Mendiskusikan dan mengungkapkan hubungan

isi puisi dengan realitas alam, hubungan isi puisi dengan sosial budaya, hubungan isi puisi dengan masyarakat.

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit 1. TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Aspek Kognitif

Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :

Memahami hubungan isi puisi dengan realitas alam, hubungan isi puisi dengan sosial budaya, hubungan isi puisi dengan masyarakat dengan jelas.

B. Aspek Afektif

Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :

Menghargai pendapat dan hasil karya teman dengan memberikan saran perbaikan.

C. Aspek Psikomotorik

Setelah kegiatan pembelajaran ini diharapkan siswa dapat :

1. Mengidentifikasi (hubungan isi puisi dengan realitas alam, hubungan isi puisi dengan sosial budaya, hubungan isi puisi dengan masyarakat) secara tepat.

2. Mendiskusikan dan mengungkapkan hubungan isi puisi dengan realitas alam, hubungan isi puisi dengan sosial budaya, hubungan isi puisi dengan masyarakat dengan jelas.

2. MATERI PEMBELAJARAN (TERLAMPIR) 1. Puisi

2. Hubungan isi puisi dengan realitas alam 3. Hubungan isi puisi dengan sosial budaya

4. Hubungan isi puisi dengan masyarakat

3. PENDEKATAN PEMBELAJARAN

4. METODE PEMBELAJARAN

 Tanya jawab

 Diskusi

 Demonstrasi

5. MODEL PEMBELAJARAN

 Model Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu

6. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN:

Perte muan I (1 x 45 Menit)

No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Apersepsi

a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan presensi kehadiran siswa.

b. Guru mengulas kembali pelajaran yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya dengan bertanya jawab kepada siswa.

c. Menyampaikan pokok materi pelajaran yang akan dilaksanakan

2. Motivasi

Guru menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memberikan penanaman sikap dan motivasi terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5 Menit

5 Menit

B. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

a. Guru menggali pengetahuan siswa mengenai materi puisi melalui berbagai sumber.

b. Guru menggiring pemikiran siswa ke materi

dengan menampilkan slide puisi “Bercukur

sebelum tidur” (Joko Pinurbo) dan siswa memberikan tanggapan terhadap puisi tersebut.

2. Elaborasi

a. Guru membimbing dan membagi kelas menjadi 4 kelompok diskusi. Setiap kelompok menyiapkan

dua anggotanya untuk menjadi “tamu” yang

nantinya akan ditugaskan untuk berkunjung ke kelompok lain.

b. Guru membagikan lembar materi kepada setiap kelompok yaitu:

10 Menit

Kelompok 1 = pengertian puisi

Kelompok 2 = hubungan isi puisi dengan realitas alam

Kelompok 3 = hubungan isi puisi dengan sosial budaya

Kelompok 4 = hubungan isi puisi dengan masyarakat.

c. Dua Siswa yang ditugasi menjadi tamu tiap kelompok, berkunjung ke kelompok lainnya dengan prosedur harus menggunakan salam dan yel-yel sebagai ciri khas kelompoknya.

d. Setelah selesai, dua tamu tersebut kembali ke kelompoknnya dan menjelaskan ke anggota lain mengenai materi yang dibahas kelompok yang telah dikunjungi tadi.

e. Setiap kelompok mewakilkan dua anggotanya untuk mengungkapkan hasil diskusinya di depan kelas, yaitu hasil diskusi materi kelompoknya dan siswa yang satunya mengenai materi dari kelompok yang dikunjungi. Presentasi diawali dengan yel-yel tiap kelompok.

f. Guru memberi kesempatan kepada kelompok yang lain untuk menanggapi penyampaian hasil diskusi tersebut.

3. Konfirmasi

a. Guru memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi yang telah dilaksanakan oleh siswa di depan kelas.

b. Guru memberikan tambahan ulasan materi yang belum diketahui siswa.

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

10 Menit

C. Penutup

a. Guru merefleksi dan menanyakan kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan b. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Guru memberikan tugas kepada siswa secara kelompok untuk mencari puisi dari majalah atau internet kemudian mengaitkan isi puisi tersebut dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat.

PERTEMUAN II (2 x 45 Menit)

No. Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

A. Kegiatan Awal

1. Apersepsi

a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan presensi kehadiran siswa.

b. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengulas kembali pelajaran yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Motivasi

Guru menyampaikan kepada siswa tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan memberikan penanaman sikap dan motivasi terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan.

5 Menit

5 Menit

B. Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

a. Guru mengelompokkan siswa seperti kelompok pada pertemuan sebelumnya. b. Guru menginstruksikan kelompok untuk

mempresentasikan hasil temuan dari tugas pertemuan sebelumnya.

2. Elaborasi

a. Guru memberi kesempatan siswa untuk mempresentasikan tugasnya di depan kelas. Siswa yang lain memberi tanggapan. b. Guru membagikan lembar kerja kepada

siswa untuk mengidentifikasi puisi

“Sepanjang Jalan Indonesia” dan

dihubungkan dengan realita alam, sosial budaya, dan masyarakat.

c. Guru menunjuk perwakilan beberapa siswa untuk menyampaikan puisi hasil analisanya. d. Siswa yang lain memberi tanggapan dan

sanggahan.

3. Konfirmasi

a. Guru memberi penguatan materi tambahan kepada siswa.

b. Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya.

10 Menit

50 Menit

5 Menit

C. Penutup

a. Guru merefleksi dan menanyakan kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan

b. Guru memberikan motivasi untuk belajar kepada siswa

7. KARAKTER SISWA YANG DIHARAPKAN : o Dapat dipercaya (trustworthines)

o Rasa hormat dan perhatian (respect) o Tekun ( diligence)

o Tanggung jawab (responsibility)

8. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR Media

LCD dan laptop yang berisi :

 Slide presentasi tentang materi hubungan isi puisi tersebut dengan realitas alam, sosial budaya, dan masyarakat.

Sumber Belajar

 Buku ajar bahasa Indonesia SMA kelas X terbitan Erlangga

 JokoPinurbo, Celana, (Magelang: Indonesia Tera, 1999) 9. PENILAIAN

1. Jenis tagiha n : Tugas kelompok dan Tugas individu 2. Bentuk instrumen :

 Tes tulis

 Tes lisan

 Observasi kinerja/ Demonstrasi

Instrumen :

Bercukur Sebelum Tidur

Bercukur sebelum tidur

membilang hari-hari yang hancur membuang mimpi-mimpi yang gugur memangkas semua yang ranggas dan uzur semoga segala rambut segala jembut bisa lebih rimbun dan subur.

Lalu datang musim dalam curah angin menumpahkan air ke seluruh dataran, ke gunung-gunung murung

dan lembah-lembah lelah di saentero badan Jantungku meluap, penuh.

Sungai menggelontor, hujan menggerjai di sektor-sektor irigasi agrodarahku. Malam penuh traktor, petani mencangkul di hektar-hektar dagingku.

Tubuhku hutan yang dikemas menjadi kawasan megindustri dimana segala cemas segala resah diolah di sentra-sentra produksi.

Tubuhku ibukota kesunyian yang diburu investor dari berbagai penjuru

Tubuhku daerah lama yang ditemukan kembali daerah baru yang terberkati.

Lalu tubuhku bukan siap-siapa lagi Tubuhku negeri yang belum diberi nama Dan kuberi saja nama dengan sebuah ngilu, saat bercukur sebelum tidur.

Soal:

1. Tubuhku hutan yang dikemas menjadi kawasan megindustri dimana segala cemas segala resah diolah di sentra-sentra produksi.