• Tidak ada hasil yang ditemukan

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

Dalam dokumen BAB III AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 26-39)

SI (%)

1 2 3 4 5

8 Persentase Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar

24% 22,22% 92,5

9 Persentase Puskesmas Rawat Inap yang menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS

24% 12,7% 52,91

10 Persentase Pustu yang menjadi Pustu Layani Gawat Darurat dan Observasi

10% 7,7% 77

11 Persentase Polindes yang berkembang menjadi Ponkesdes

78% 55,79% 71,52

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 73,4 KATEGORI PENILAIAN : BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan, PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM) (Pada Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga/Kesga)

Capaian kinerja program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Pelayanan Kesehatan Keluarga adalah sebagai berikut :

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 56 Tabel

Capaian kinerja Program Peningkatan kesehatan anak remaja dan usila

Indikator Kinerja Capaian Kinerja Program

Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 Kab/Kota dengan minimal 2

Puskesmas mampu tata laksana penanganan KtP/A

Jumlah

Kab/Kota 33 35 37 38 19

Kab/Kota dengan minimal 8 %

Puskesmas Santun Lansia Jumlah Kab/Kota 30 35 37 38 28 % Kab/Kota melaksanakan

penjaringan kesehatan % 100 100 100 100 100

% Kab/Kota melaksanakan penjaringan kesehatan SD/MI kelas 1 minimal 95 %

% 100 100 100 100 86.84

Kab/Kota dengan minimal 4 Puskesmas mampu tata laksana PKPR

% 34 36 37 38 94.74

Sumber : Data Kegiatan Program UKM Seksi Yankesga, 2013

Tabel

Capaian kinerja Program Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra sekolah

Indikator Kinerja Satuan 2009 2010 2011 2012 2013

% Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan (PN) % 92,96 95,04 95,95 97,13 94.4 % Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KN Lengkap ) % 93,80 94,93 95,82 95,70 88,9

Sumber : Data Kegiatan Program UKM Seksi Yankesga, 2013

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ( PN ) merupakan indikator terpilih untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan ibu. Peningkatan cakupan PN akan menyebabkan menurunnya Angka Kematian Ibu.

Kunjungan Neonatal lengkap merupakan indikator terpilih untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan anak khususnya bayi. Risiko terbesar terjadinya

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 57 kematian bayi adalahpada masa neonatal. Dengan cakupan neonatal yang tinggi diharapkan akan diikuti dengan penurunan Angka Kematian Bayi.

Tabel

Capaian kinerja Program Peningkatan mutu pelayanan kesehatan reproduksi dan KB

Indikator Kinerja Satuan 2009 2010 2011 2012 2013. % Cakupan KB Aktif % 65 66 68 69,7 71,91

Kab/Kota dengan minimal 2 Puskesmas

mampu tata laksana penanganan KtP/A Jumlah Kab/Kot a 33 35 37 38 38 % Kab/Kota melakukan konseling atau penyuluhan PMTCT pada ibu hamil yang ANC

Kabu pate n/ Kota

100 100 100 100 100

Sumber : Data Kegiatan Program UKM Seksi Yankesga, 2013

Program Peningkatan mutu pelayanan kesehatan reproduksi dan KB dimaksudkan untuk mengoptimalkan fungsi reproduksi pada pasangan usia subur. Cakupan KB aktif menunjukkan pengaturan jarak kehamilan sehingga menjadi kehamilan yang aman dengan tetap memperhatikan fungsi reproduksi, menunda terjadinya kehamilan pada pasangan dengan usia dibawah 20 tahun dan mencegah terjadinya kehamilan pada pasangan diatas 35 tahun.

Tata laksana penanganan KtP/A ditunjukan untuk memberikan perlindungan terhadap perempuan dan mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, serta kesetaraan gender. Konseling PMTCT pada ibu hamil yang ANC bertujuan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani kasus infeksi menular seksual khususnya HIV/AIDS pada ibu hamil dan pasangan.

Ditinjau dari realisasi keuangan bahwa pogram ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp 2.580.000.000,- dengan kegiatan meliputi :: Peningkatan kesehatan anak, remaja dan usila ; Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra sekolah ; Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Secara rinci realisasi per

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 58 kegiatan yang terdiri dari realisasi anggaran dan capaian ukuran keberhasilan dapat diilihat pada Lampiran matriks 16 kolom (Evaluasi Internal UKGP3).

Secara umum pencapaian target sasaran Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi , Anak, Remaja dan Lanjut Usia serta Kesehatan Reproduksi pada tahun 2013 telah tercapai dengan SANGAT BAIK, seperti terlihat pada lampiran PPS_ Laporan Realisasi pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2013.

PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

(Pada Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Penunjang/Yankesdaspen)

Capaian kinerja program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Penunjang adalah sebagai berikut :

Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan pagu sebesar Rp. 6.363.312.500,00 terealisasi sebesar 92.39%, atau Rp. 5.879.274.608,00 secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom

Hasil Pelaksanaan Program

Program Upaya Kesehatan masyarakat dimaksudkan untuk mengoptimalkan pelayanan kesehatan sesuai kapabilitas, kompetensi, dan mutu seluruh Puskesmas dan jaringannya. Dalam rangka menyiapkan dan meningkatkan kualitas sumberdaya Puskesmas, dan jaringannya baik berupa sarana, prasarana, ketrampilan Sumberdaya manusia, dan Penyusunan Standar Puskesmas Rawat Inap Plus, Puskesmas Rawat Inap Standar, Pustu yang mampu melayani kegawatdaruratan dan observasi di Jawa Timur.

Upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, maka harus meningkatkan faktor kepuasan, dan Trust (kepercayaan masyarakat) agar loyalitas pasien terhadap Puskesmas meningkat. Selain daripada itu, kerjasama

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 59 Dinas Kesehatan Kabupaten Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bersama-sama sharing dalam program Icon Gubernur. Pendekatan layanan kesehatan berupa Ponkesdes, Puskesmas Plus, Puskesmas Standar, dan Puskesmas Gadar dan Observasi ditingkatkan dalam kualitas dan kuantitasnya, agar upaya promotif lebih berkembang. Hal ini menyebabkan meningkatnya Puskesmas Rawat Inap Plus, Puskesmas Rawat Inap Standar dan Pustu Gadar dan Observasi diharapkan akan mempermudah dimonitor kegiatannya dalam memenuhi persyaratan operasional dan pemenuhan SDM yang berkompeten. Dengan demikian, dapat meminimasi rujukan ke tempat lain, dan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan secara bermutu dan sesuai dengan masing-masing Standar

Tabel 2.1. Capaian Kinerja Tahun 2009 - 2013 Indikator

Kinerja 2009 Capaian Kinerja Program target 2009 Capaia n 2010 targe t 2010 capaia n 2011 targe t 2011 capaia n 201 2 Targ et 2012 capai an 2013 Targ et 2013 capaia n Prosentase Puskesmas yang ada menjadi Puskesmas Rawat Inap Standar 10% 0% 15% 20% 25% 40% 35% 48% 40% 49% Prosentase Puskesmas yang melaksanaka n pelayanan PONED 10% 99% 20% 110% 25% 105% 35% 143 % 40% 125% Prosentase Puskesmas mempunyai UGD 24 jam 15% 100% 20% 100% 30% 100% 40% 100 % 50% 100% Prosentase Puskesmas terlayani mobil bengkel servis alat kesehatan 5% 146% 10% 73% 10% 76% 15% 40% 20% 10% Prosentase Unit transfusi darah (UTD) memenuhi standar mutu 5% 95% 10% 96% 10% 99% 15% 95% 20% 108%

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 60 Prosentase Keluhan masyarakat miskin berobat gratis di puskesmas tertangani 50% 100% 60% 100% 70% 100% 75% 100 % 80% 100% Prosentase Puskesmas di daerah tertinggal dan terpencil melakukan pembinaan keluarga rawan 5% 100% 10% 100% 20% 100% 30% 100 % 40% 100% Posentase Puskesmas Kab/Kota menerapkan sistem keuangan di Puskesmas berdasarkan kapitasi berbasis kinerja 0% 0% 5% 0% 10% 0% 15% 0% 20% 0% Prosentase Kab/Kota menerapkan standar pelayanan minimal berdasarkan Citizens Charter atau kontrak pelayanan 10% 0% 15% 0% 20% 0% 25% 0% 30 0% Prosentase Puskesmas Rawat Inap yang ada menjadi Puskesmas Plus 5% 0% 10% 20% 15% 41% 20% 46% 25% 41% Prosentase Puskesmas pembantu yang ada menjadi Puskesmas pembantu layani Gawat Darurat dan Observasi 2% 0% 4% 111% 6% 142% 8% 90% 10% 88% % Polindes 0% 0% 20% 139% 30% 134% 40% 123 50% 112%

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 61 yang berkembang menjadi Ponkesdes %

Sumber : Data Program UKM Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, 2013

Capaian kinerja program Upaya Kesehatan Masyarakat pada Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar selama tahun 2009 – 2013

1. Puskesmas Standar adalah program Icon yang sangat penting, untuk mendorong lebih meningkatkan pelayanan Puskesmas lebih baik. Jumlah di tahun 2009 masih 0, tahun 2010 menjadi 10 (20%), tahun 2011 sebanyak 29 (40%), tahun 2012 berjumlah 58 (48%), dan tahun 2013 sejumlah 83 (49%). Meskipun terjadi peningkatan capaian dari target tiap tahun, tetapi masih jauh dari harapan dikarenakan APBD yang terbatas. Puskesmas standar hanya nama (brand) bukan berarti semua Puskesmas tidak memenuhi standar.

2. Puskesmas PONED berjumlah 49 pada tahun 2009 (100%), 96 pada tahun 2010 (100%), 122 pada tahun 2011 (100%), 248 pada tahun 2012 (143%) pada tahun 2013 (124%) 247. Puskesmas PONED ini diharapkan bisa melayani pasien yang melahirkan dengan selamat, sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). 3. Puskesmas dengan UGD 24 jam mencapai 100% setiap tahun, karena

semua pelayanan puskesmas perawatan dilengkapi UGD 24 jam.

4. Pelayanan bengkel alkes yang melayani ke Puskesmas di Kabupaten dan Kota, sangat bermanfaat bagi puskesmas, dan efisiensi terhadap pengadaan alat dalam upaya perbaikan terus menerus. Di tahun 2009 melayani sebanyak 24 puskesmas (70%), 47 Puskesmas 2010 (70%), 47 tahun 2011(36%), 57 tahun 2012 (40%), dan sebanyak 16 di tahun 2013 (10%). Anggaran untuk Alat Kesehatan belum optimal, sehingga belum mampu meningkatkan kinerja program ini.

5. Mutu pelayanan di Unit transfusi darah sangat berperan dalam menurunkan AKI dan AKB. UTD sesuai standar mutu di Kabupaten Kota sebesar 2 (95%) pada tahun 2009, 4 (96%) pada tahun 2010, 5 (99%) pada tahun 2011, 6

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 62 (95%) pada tahun 2012,8 (108%) pada tahun 2013. Persoalan banyaknya angka reaktif pada penyakit HIV, Hepatitis, dan Syphilis pada pedonor, diharapkan kajian agar organisasi dibawah PMI ini dapat diubah menjadi milik Pemerintah, sehingga dapat ditingkatkan sarana, SDM, dan teknik pemeriksaannya.

6. Peningkatan pelayanan kesehatan miskin, dan terpencil melakukan pembinaan keluarga rawan di Kabupaten Sampang, Pamekasan, Bangkalan, Bondowosa, Situbondo, Sumenep, Probolinggo, Banyuwangi, Pacitan, Ponorogo, Gresik. Hal ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di tahun 2009, 2010,2011,2012, 2013 masing- masing sebesar 100%. Perawatan Kesehatan Masyarakat yang berbentuk kunjungan pada keluarga, juga dapat meningkatkan upaya promosi kesehatan, yang diharapkan bisa mengefisiensikan biaya kesehatan yang akan datang.

7. Keluhan masyarakat miskin berobat di Puskesmas tertangani sebesar 100% masing-masing di tahun 2009 (946), 2010 (950), 2011 (952), 2012 (957), 2013 (960). Pada seluruh Puskesmas diberlakukan gratis bagi masyarakat miskin di seluruh Puskesmas.

8. Pada Tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 program Puskesmas Kab/Kota menerapkan sistem keuangan di Puskesmas berdasarkan kapitasi berbasis kinerja, tidak bisa dilaksanakan. Hal ini terjadi, dikarenakan rata-rata di Kabupaten Kota mengetrapkan pelayanan gratis di Puskesmas.

9. Kab/Kota menerapkan standar pelayanan minimal berdasarkan Citizens Charter atau kontrak pelayanan juga tidak dapat dilaksanakan pada tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013, diakibatkan kebijakan yang sama seperti di atas.

10. Puskesmas Rawat Inap yang ada menjadi Puskesmas Plus, pada tahun 2009 sebanyak 0%, 2010 sebanyak 10 (20%), 2011 sebanyak 30 (41%) , 2012 sebanyak 45(46%) , 2013 sebanyak 50 (41%) dalam proses.

11. Prosentase Puskesmas pembantu yang ada menjadi Puskesmas pembantu layani Gawat Darurat dan Observasi pada tahun 2009 sebesar 0, 2010 sebesar 50 (111%), 2011 sebesar 130 (142%), 2012 sebesar 165 (90%),

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 63 2013 sebanyak 200 (88%) dalam proses. Puskesmas ini kebanyakan di area jalan raya, agar bisa memberikan penanganan kegawatdaruratan yang tinggi angkanya.

12. Rekruitmen perawat pada tahun 2010 sebanyak 1608 yang ditugaskan pada 1608 Ponkesdes ( 139%), 2011 sebanyak 2334 (134%), 2012 sebanyak 2846 ( 123%), 2013 sebanyak 3222 (112%). Ponkesdes ini penting keberadaannya dalam promosi kesehatan, lingkungan, dan tindakan prefentif, tetapi belum ada kebijakan bagaimana nasib perawat selanjutnya. Oleh sebab itu, besar harapan Para perawat yang ada untuk ditingkatkan kesejahteraannya dengan mengangkatnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

13. Pembekalan pada 390 pada perawat yang akan bertugas di Ponkesdes dan penempatan alkes dan mebeleir di Ponkesdes Sasaran Seluruh Ponkesdes Kabupaten dan Kotamadya di wilayah Jawa timur

Secara umum pencapaian target sasaran Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar di Puskesmas dan Jaringannya serta Pelayanan Kesehatan Penunjang. pada tahun 2013 telah tercapai dengan BAIK, seperti terlihat pada lampiran PPS_ Laporan Realisasi pelaksanaan Penetapan Kinerja Tahun 2013.

c.Sasaran: Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Bisa Diakses Masyarakat dan Prasarana Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan dengan indikator keberhasilan pencapaian sasaran sebagai berikut : 1. Persentase Rumah Sakit yang Menyelenggarakan PONEK

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 64 Tabel 3.8. TUJUAN 3 dan SASARAN 3

TUJUAN 3 SASARAN 3.3.

Meningkatnya Akses , Pemerataan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan melalui Rumah Sakit, Balai Kesehatan, Puskesmas dan Jaringannya

Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Bisa Diakses Masyarakat dan Prasarana Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan

Indikator kinerja, target dan reaslisasi dari sasaran ini disajikan dalam Tabel 3.9. sebagai berikut :

TABEL : 3.9. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Jangkauan dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat yang Bisa Diakses Masyarakat dan Prasarana Kesehatan di Rumah Sakit, Rumah Sakit Khusus dan Balai Kesehatan

.

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISA

SI (%)

1 2 3 4 5

1 Persentase Rumah Sakit yang menyelenggarakan PONEK

75% 71% 96

2 Persentase Rumah Sakit yang Terakreditasi 5

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 65 Pelayanan Dasar

Rata-Rata Persentase Capaian Sasaran 110,5 KATEGORI CAPAIAN : SANGAT BAIK

Untuk mencapai Sasaran yang diinginkan, maka dilakukan,

PROGRAM UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)

Program Upaya Kesehatan Perorangan ini didukung oleh 3 (tiga) kegiatan yaitu: a.1. Pelayanan bagi penduduk miskin di Rumah Sakit dan atau rumah sakit

Khusus, serta pengembangan kesehatan rujukan a.2. Peningkatan Kualitas Pelayanan di RS

a.3. Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang dan kegawatdaruratan di RSU dan RS khusus

Program Upaya Kesehatan Perorangan dengan pagu sebesar Rp. 2.087.431.800,- terealisasi sebesar 90.73% atau Rp. 1.893.934.930,- secara rinci masing-masing realisasi anggaran kegiatan serta capaian ukuran keberhasilannya dapat dilihat pada Lampiran Matrik 16 Kolom

Hasil Pelaksanaan Pembangunan

1. Pelayanan Bagi Penduduk Miskin di RS dan atau RS Khusus serta Pengembangan Kesehatan Rujukan.

Bahwa dalam kinerja program didapatkan upaya – upaya yang dilakukan dalam menghadapi pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yaitu Tersusunnya model perencanaan perawatan pasien di RS (Clinical

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 66 Pathway), tersusunnya instrumen pengukuran kepuasan pasien maskin di RS serta buku pedoman sistem rujukan berdasarkan indikasi medis. Clinical Pathway yang merupakan konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu di rumah sakit. Pada Tahun 2012 semua 55 RS Pemerintah sudah tersosialisasi terkait clinical pathway tetapi baru 9 RS di Provinsi Jawa Timur yang difasilitasi untuk menyusun Clinical Pathways. Kemudian pada tahun 2013 dilakukan juga kegiatan pelatihan di 3 RS Pemerintah dalam rangka penyusunan Clinical Pathway. Adapun RS Pemerintah tersebut yaitu RS Kab. Kediri, RS Paru Surabaya, dan RS Kusta Kediri. Sejak tahun 2012 telah tersusun Buku Pedoman Sistem Rujukan berbasis Indikasi Medis yaitu penyelenggaraan pelayanaan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayaan kesehatan secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal yang didasarkan pada kemampuan medis rumah sakit yang dalam penyusunannya telah melibatkan Rumah Sakit Umum Daerah, Puskesmas, Dinas Kesehatan dan IDI dan Organisasi Profesi dari masing-masing pelayanan. Pedoman ini mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional mengamanatkan tersedianya pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas yang dilaksanakan dengan memperhatikan inovasi dan terobosan dalam penyelengaraannya yang berkesinambungan, terus menerus, terpadu dan paripurna melalui penguatan sistem rujukan.

2 Peningkatan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit

Berdasarkan ukuran keberhasilan yang sudah ditetapkan yaitu terlaksananya pembinaan peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit Pemerintah dengan melihat pelaksanaan akreditasi di Rumah Sakit Pemerintah. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali. Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun luar negeri berdasarkan standar

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 67 akreditasi yang berlaku dan ditetapkan oleh Menteri, sesuai yang diamanatkan pada UU RS No 44 Tahun 2009 pasal 40. Akreditasi RS saat ini dilakukan oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) dengan pembagian penilaian akreditasi RS meliputi Akreditasi RS 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16 pelayanan. Pada pertengahan 2012 adalah batas akhir penilaian akreditasi versi tahun 2007 yang selanjutnya instrumen akreditasi menggunakan akreditasi yang baru sesuai Keputusan Dirjen Bina Upaya Kesheatan Kemenkes RI Nomor : HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi RS. Jumlah RS pemerintah yang terakreditasi pada tahun 2012 sebanyak 58 RS (95 %) pada tahun 2013 tetap 58 RS (88 %), terjadi penurunan persentase capaian rumah sakit yang telah terakreditasi dikarenakan adanya penambahan rumah sakit pada tahun 2013 dan tidak ada penambahan jumlah RS yang terakreditasi karena adanya perubahan versi 2007 ke versi baru. Indikator Renstra pada tahun 2013 adalah 70 %. Sehingga persentase pencapaian sasaran adalah 127 %. Pencapaian ini telah didukung oleh Dana APBD Provinsi Jatim dengan Berbagai kegiatan terkait peningkatan pencapaian indikator renstra untuk akreditasi RS antara lain :

a. Workshop Akreditasi RS 5 Pelayanan bagi RSU dan RSK, dengan tujuan agar RS dapat membuat dokumen sesuai standart dan parameter penilaian akreditasi RS, sasaran adalah RS Pemerintah yang belum terakreditasi

Lakip 2013 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 68 Sumber : Data Program UKP, 2013

Gambar 5.1. Capaian Akreditasi RS Pemerintah di Jawa Timur Tahun 2013

Berdasarkan gambar 5.1 diatas, menunjukkan tahun 2013 tidak ada perubahan rumah sakit pemerintah yang terakreditasi 5 pelayanan dasar karena adanya perubahan versi akreditasi dari versi 2007 ke versi baru karena adanya perubahan versi akreditasi.

Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku dan ditetapkan oleh Menteri, sesuai yang diamanatkan pada UU RS No 44 Tahun 2009 pasal 40. Akreditasi RS saat ini dilakukan oleh KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) dengan pembagian penilaian akreditasi RS meliputi Akreditasi RS 5 pelayanan, 12 pelayanan dan 16 pelayanan. Pada pertengahan 2012 adalah batas akhir penilaian akreditasi versi tahun 2007 yang selanjutnya instrumen akreditasi menggunakan akreditasi versi baru.

88% 12%

Akreditasi RS Pemerintah Tahun 

Dalam dokumen BAB III AKUNTABILITAS KINERJA (Halaman 26-39)

Dokumen terkait