Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direk- torat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan sekolah Dasar (2009) mene tapkan Indikator Pencapaian Program Manajemen Berbasis Sekolah SD, khusus yang terkait dengan aspek guru dan pembelajaran yang selan jutnya penulis gunakan sebagai indicator profesionalitas guru seperti berikut ini.
1. Menguasai kurikulum: struktur, konsep, dan materi ajar; mempunyai pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu 2. Mengenal kekurangan dan kelebihan siswa di kelasnya serta mampu
memberi semangat belajar dan motivasi berprestasi kepada siswanya 3. Mampu mengelola kelas dan melaksanakan pembalajaran yang memberi
peluang siswa untuk mengelaborasi bereksplorasi dan mengkonirmasi materi ajar dengan baik
4. Mampu memfasilitasi komunikasi dua arah dengan siswa baik secara klasikal maupun kelompok dalam pembelajaran
5. Mampu memanfaatkan sarana media dan lingkungan sebagai sumber belajar dan mampu membuat alat peraga sederhana
6. Mempunyai produk berupa dokumen alat peraga sederhana -teacher made apparatus serta media pembelajaran sebagai gagasan inovatif yang orisinil serta mampu menjelaskan dengan baik
7. Mampu memahami nilai nilai luhur budaya lokal, nusantara, dan universal serta nilai moral spiritual
8. Mampu berkoordinasi dengan teman sejawat dalam rangka peningkatan kinerja dan mutu pembelajaran
9. Mampu mengevaluasi kinerja diri self assesment mengidentiikasi kelemahan dan permasalahan serta menindaklanjuti dalam program konkrit pada periode berikutnya; selalu ada perbaikan
10. Mempunyai visi ke depan tentang peningkatan mutu pendidikan khususnya pembelajaran di sekolahnya yang didukung dengan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi terhadap kelasnya.
REFLEKSI 1. Siswa masih
ramai saat pem belajaran 2. Siswa belum berani bertanya 3. Siswa belum berani mengu- tarakan ide/ gagasan. 4. Perhatian siswa tidak fokus 5. K u r a n g n y a
krea tif dalam pencatatan 6. Adanya dok-
trin dari guru terhadap siswa untuk mem- buat cata tan yang harus sama dengan apa yang dikon sep oleh guru 7. K u r a n g n y a k e m a m p u a n siswa dalam m e m a h a m i ma teri 8. K e j e n u h a n siswa pada cara mene rangkan
1. Siswa mulai mem perhatikan pen je lasan dan mulai aktif ber- tanya
2. Siswa mulai berani mengu- tarakan gaga- san serta sedi - kit demi sedi kit mulai mema- hami ma teri 3. Siswa mulai
bisa mem buat catatan dalam bentuk Mind Map
4. Siswa masih bingung mem- beda kan antara catatan bentuk Mind Map 5. Siswa belum
mem persiapkan sara na pra sa- rana untuk pem- buatan cata- tan Mind Map (misal nya tinta warna)
1. Siswa sudah aktif dalam ber -
tanya, mengu- tara kan ide, mendengarkan penjelasan 2. Siswa sangat
kreatif dalam membuat cata- tan Mind Map 3. Siswa sudah
m e m a h a m i aplikasi Mind Map dalam mem buat cata- tan 4. Siswa sudah siap dengan sarana pen- dukung untuk p e m b u a t a n cata tan Mind Map
196 Prosiding Seminar Nasional OBSERVASI 1. Perhatian siswa pada guru (25%) 2. Kemauan siswa mengu tarakan i d e / gaga s a n (17%) 3. Kemauan siswa ber tanya (20%) 4. Kemampuan sis wa mema- hami materi (30%) 5 . K e m a m p u a n siswa mengolah cata tan yang benar (25%)
1. Perhatian siswa pada guru (67%) 2. kemauan siswa
un tuk mengu- tara kan ide / gagasan (26%) 3. Kemauan siswa
bertanya (48%) 4. K e m a m p u a n siswa mema ha- mi materi (50%) 5. P e m a h a m a n sis wa ten tang apli kasi Mind Map yang benar (44%)
Kreatiitas siswa
mem buat catatan
Mind Map :
Kreatif Tinggi (28,50%)
Krea tif Sedang (45%) Krea tif Rendah (26,50%) 1. Perhatian siswa pada guru (82%) 2. Kemauan siswa mengu tarakan ide /ga gasan ( 68%) 3. Kemauan siswa da lam bertanya (65%) 4. Kemampuan siswa mema- hami materi (72%) 5. Pe m a h a m a n siswa tentang aplikasi Mind Map yang benar (70%) Kreatiitas siswa
mem buat catatan
Mind Map :
Kreatif Tinggi (60,70%)
Kreatif Sedang (32,14%)
Kreatif Ren dah (7,16%)
61 Dengan sumber yang sama, khusus yang terkait dengan aspek aspek siswa dan prestasi siswa yang selanjutnya penulis gunakan sebagai indicator prestasi belajar adalah seperti berikut ini.
1. Minimal 80 persen dari siswa tiap kelas dapat mencapai Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah
2. Setiap siswa mempunyai produk hasil belajar
3. Setiap siswa mempunyai prestasi unggulan, kelebihan dibanding siswa lain
4. Mampu bekerja dalam tim team work untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas
5. Mampu menjelaskan materi pelajaran yang telah dikuasai baik secara lisan maupun tulis dengan jelas dan lancar
6. Mampu menyampaikan pendapat pribadinya tentang suatu masalah dengan jelas secara lisan atau tulis
7. Mampu memahami dan mematuhi aturan dan tata tertib sekolah yang ditetapkan secara demokratis
8. Berperilaku sopan santun dan hormat, menghargai terhadap: guru, orang tua dan warga sekolah lainnya; bukan takut dan menghindar 9. Memahami budaya lokal (bahasa daerah dan seni daerahnya) 10. Sehat jasmani dan rohani, berpenampilan bugar, bersih dan rapi
serta bersemangat menghadapi tantangan.
Metode
Langkah-Langkah Analisis Kesenjangan. Dalam melakukan gap analysis, terdapat beberapa langkah utama yang dilakukan sebagai berikut.
1. Identifikasi komponen pelayanan yang akan dianalisis
Pelayanan yang akan dianalisis dapat berupa pelayanan secara umum ataupun pelayanan tertentu, misalnya pelayanan di bidang pendidikan atau kesehatan, atau pelayanan yang lebih spesiik.
2. Penentuan standar pelayanan
Standar pelayanan dapat berupa standar pelayanan formal maupun informal. Standar pelayanan formal adalah standar pelayanan
yang tertulis, jelas, dan dikomunikasikan kepada seluruh staf pemberi layanan. Sementara itu, standar pelayanan informal adalah standar pelayanan tidak tertulis dan diasumsikan telah dimengerti oleh seluruh stake holder. Dalam studi ini menggunakan standar formal yaitu Indikator Pencapaian Program Manajemen Berbasis Sekolah SD yang ditetapkan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan sekolah Dasar tahun 2009.
3. Penyebaran kuesioner atau wawancara terfokus
Isi kuesioner dan wawancara disesuaikan dengan desain gap analysis yang akan dilakukan. Pertanyaan kuesioner dan wawancara mencakup aspek dan dimensi yang akan diukur. Dimensi pelayanan misalnya adalah dimensi: isik, dimensi keterlibatan, dimensi ketepatan, dimensi keterjaminan, dan dimensi empati. Untuk memudahkan pengukuran secara kuantitatif, maka setiap dimensi yang dinilai diberi skala atau skor. Peserta FFGD adalah guru dan kepala sekolah serta komite sekolah SD pelaksana MBS dari 16 SD, pengawas sekolah yag bersangkutan, Ka UPTD, serta Dewan Pendidikan yang semuanya berjumlah 24 orang.4. Analisis Data
Dengan menggunakan statistik deskriptif dapat diketahui: rata- rata skor untuk setiap pasangan faktor yang sedang dikalkulasi kesen- jangannya. Selain itu juga untuk perhitungan kesenjangan untuk masing-masing dimensi.
5. Follow Up
Dengan berdasarkan hasil analisis tersebut, kita dapat mengetahui kinerja pelayanan yang diberikannya. Selanjutnya lembaga yang bersang kutran dapat menyusun kebijakan yang diperlukan untuk menutupi kesenjangan tersebut.