• Tidak ada hasil yang ditemukan

And Learning (CTL) Dan Problem Posing Ditinjau Dari Keaktifan Belajar Siswa

Dalam dokumen M01943 (Halaman 109-112)

Sri Rejeki, Budiyono, Sutrima

Program Studi Pendidikan Matematika FIKP UMS email : [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah pembelajaran matematika pada materi operasi hitung bilangan bulat dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) lebih baik daripada pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing (2) Apakah siswa yang memiliki keaktifan belajar tinggi akan mempunyai prestasi belajar lebih baik dibanding dengan siswa yang memiliki keaktifan belajar sedang dan rendah serta siswa yang memiliki keaktifan belajar sedang akan mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibanding siswa yang memiliki keaktifan belajar rendah (3) Apakah pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik dibandingkan pendekatan Problem Posing pada siswa dengan keaktifan belajar tinggi, sedang dan rendah (4) Apakah pada pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), siswa dengan keaktifan belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa dengan keaktifan belajar sedang dan dan rendah serta siswa dengan keaktifan belajar sedang lebih baik prestasinya daripada siswa dengan keaktifan belajar rendah (5) Apakah pada pembelajaran dengan pendekatan Problem Posing, siswa dengan keaktifan belajar tinggi lebih baik prestasi belajarnya daripada siswa dengan keaktifan belajar sedang dan rendah serta siswa dengan keaktifan belajar sedang lebih baik prestasinya daripada siswa dengan keaktifan belajar rendah.

109 hasilnya akan sama, artinya kelompok siswa yang diberi pendekatan Collaborative Learning mempunyai rata-rata nilai yang lebih baik diban- dingkan kelompok siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

3. Nilai signiikansi interaksi antara pendekatan pembelajaran dan konsep diri terhadap prestasi belajar adalah 0,028<0,05 yang berarti terdapat interaksi antara konsep diri dan pendekatan pembelajaran terhadap prestasi belajar, artinya konsep diri tinggi dan sedang pada baris Collaborative Learning mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan pada sel konsep diri tinggi dan sedang pada kolom pembelajaran konvensional. Akantetapi, hal ini tidak terjadi pada sel konsep diri rendah. Pada sel konsep diri rendah untuk kelompok Collaborative Learning mempunyai rata-rata yang lebih rendah dibandingkan pada sel konsep diri rendah untuk kelompok pembelajaran konvensional. Untuk mengetahui lebih jelas kondisi ini dapat dilihat dalam proil rataan marginal dari setiap tingkatan konsep diri dan proil tentang prestasi belajar berdasarkan konsep diri siswa pada masing-masing pendekatan pembelajaran sebagai berikut :

Diagram 1 Proil Prestasi berdasarkan Pendekatan

Pembelajaran

Diagram 2 Proil Prestasi berdasarkan Konsep Diri Siswa

KDSedang Tinggi Rendah

Estimated Marginal Means

85 80 75 70 65 60 Konvensional Collaborative Learning

Estimated Marginal Means of Nilai

Kelompok

Konvensional Collaborative Learning

Estimated Marginal Means

85 80 75 70 65 60 KD Tinggi KD Sedang KD Rendah

Estimated Marginal Means of Nilai

Pengujian dengan menggunakan rataan marginal masih diragukan keabsahannya sehingga untuk mempejelasnya dapat digunakan uji komparasi ganda antar sel pada baris/kolom yang sama dapat dilihat dalam rangkuman dari perhitungan ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 8 Rangkuman Penghitungan Komparasi Ganda antar Sel

Komparasi H0 H1 Fobs Ftabel Keputusan

11 μ vs μ21 μ11 = μ21 μ11≠ μ21 7,518 11,30 H0 diterima 12 μ vs μ22 μ12 = μ22 μ12 ≠ μ22 14,651 11,30 H0 ditolak 13 μ vs μ23 μ13 = μ23 μ13 ≠ μ23 0,087 11,30 H0 diterima 11 μ vs μ12 μ11 = μ12 μ11 ≠ μ12 0,932 11,30 H0 diterima 11 μ vs μ13 μ11 = μ13 μ11 ≠ μ13 28,099 11,30 H0 ditolak 12 μ vs μ13 μ12 = μ13 μ12 ≠ μ13 18,100 11,30 H0 ditolak 21 μ vs μ22 μ21 = μ22 μ21 ≠ μ22 2,595 11,30 H0 diterima 21 μ vs μ23 μ21 = μ23 μ21 ≠ μ23 1,799 11,30 H0 diterima 22 μ vs μ23 μ22 = μ23 μ22 ≠μ23 0,004 11,30 H0 diterima

Berdasarkan Tabel 8 dapat disimpulkan bahwa 1) Pendekatan Collaborative Learning dan pendekatan pembelajaran konvensional akan berbeda hasilnya jika dikenakan pada siswa yang mempunyai konsep diri sedang dan tidak demikian halnya jika diberikan kepada siswa yang mempunyai konsep diri tinggi maupun konsep diri rendah atau dapat dikatakan bahwa Collaborative Learning lebih efektif bagi siswa yang mempunyai konsep diri tinggi lebih rendah dibandingkan jika diberlakukan bagi siswa yang mempunyai konsep diri sedang. Selain itu, Collaborative Learning kurang efektif jika diberikan pada siswa yang mempunyai konsep diri rendah. Ini dibuktikan dengan prestasinya yang lebih rendah dibandingkan prestasi siswa yang mempunyai konsep diri rendah pada kelompok pembelajaran konvensional; 2) untuk kelompok yang diberlakukan dengan Collaborative Learning, rataan prestasi siswa yang mempunyai konsep diri tinggi sama baiknya dengan rataan prestasi siswa yang mempunyai konsep diri sedang, serta rataan prestasi siswa yang mempunyai konsep diri tinggi dan konsep diri sedang lebih baik dibandingkan rataan prestasi siswa yang mempunyai konsep diri rendah; 3) untuk siswa yang diberi pembelajaran konvensional menghasilkan rataan prestasi yang sama untuk setiap tingkatan konsep diri atau dapat dikatakan bahwa rataan prestasi siswa yang mempunyai konsep diri tinggi, sedang, dan rendah adalah sama.

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Dirjen Dikdasmen. Elaine B.Johnson. 2008. Contextual Teaching & Learning. Bandung : MLC

M.Saekhan Muchith.2008. Pembelajaran Kontekstual.Semarang : RaSAIL Media Group.

Nana Sudjana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

__________, 2006. Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Menteri Pendidikan Nasional.

Suwarsih Madya, 2007. “ Penelitian Tindakan Kelas ”. www.ktiguru.org. Akses 28 Agustus 2007.

Susilo, 2007. ” Panduan Penelitian Tindakan Kelas ”. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

Zuhdan K.Prasetyo. 2008. Metode Pembelajaran Inquiry, Menggugah Minat Belajar Siswa. Surakarta : UNS Pres

146 Prosiding Seminar Nasional 3. Kepada Siswa

a. Kembangkan sikap ingin tahu dengan membaca buku referensi selain buku paket dari sekolah

b. Biasakan bekerja dengan kelompok c. Jangan malu atau takut bertanya

d. Kembangkan daya kreasimu dengan menguasai metode ilmiah

e. Jangan mudah puas terhadap keberhasilan yang telah anda raih.

111

Pembahasan

Berdasarkan analisis variansi dan hasil uji lanjut di atas menunjukkan bahwa ketiga hipotesis penelitian terbukti kebenarannya berarti Collaborative Learning lebih efektif meningkatkan prestasi belajar siswa Kelas V SD se- Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dibandingkan pembelajaran konvensional atau pembelajaran yang biasa guru lakukan. Oleh karena itu, perlu ditinjau dan disarankan pelaksanaan Collaborative Learning pada siswa Kelas V.

Collaborative Learning akan lebih efektif bagi siswa yang mempunyai konsep diri sedang tetapi kurang efektif bagi siswa yang mempunyai konsep diri rendah. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan dalam pelaksanaan Collaborative Learning sehingga akan efektif meningkatkan prestasi belajar siswa yang mempunyai konsep diri tinggi, sedang, maupun rendah.

Konsep diri berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Semakin tinggi konsep dirinya, maka semakin tinggi produktivitas siswa sehingga prestasinya juga semakin meningkat. Siswa yang mempunyai konsep diri tinggi dan sedang mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai konsep diri rendah. Siswa yang mempunyai konsep diri tinggi akan mempunyai prestasi yang sebanding dengan siswa yang mem- punyai konsep diri sedang. Siswa yang mempunyai konsep diri tinggi dan sedang akan lebih merespon secara positif setiap perubahan di lingkungan seki tarnya termasuk di lingkungan pembelajaran seperti perubahan model pembelajaran. Selain itu, pembelajaran ini siswa diberi kebebasan dan kesempatan mengeksplorasi kemampuan, ide, dan kreativitasnya serta mengkonstruksi pengetahuannya. Oleh karena itu, pembelajaran dengan model kerja secara berkelompok ini memungkinkan siswa untuk bekerja sama menemukan ide dalam memecahkan masalah yang diberi- kan, mengemukakan pendapat/ide/gagasan, dan mengkonstruksi penge- tahuannya sendiri.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa di Kelas V SD se-Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester 2 Tahun Pelajaran 2008 – 2009 :

1. Collaborative Learning dan pendekatan konvensional memberikan efek terhadap prestasi belajar. Collaborative Learning lebih efektif meningkatkan prestasi belajar dibandingkan pembelajaran konven- sional. dimana kelompok Collaborative Learning mempunyai nilai rerata lebih tinggi daripada kelompok pembelajaran konvensional.

2. Konsep diri “berpengaruh” terhadap prestasi belajar. Artinya siswa yang mempunyai konsep diri tinggi mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai konsep diri sedang maupun rendah. Siswa yang mempunyai konsep diri sedang mempunyai prestasi yang lebih baik dibandingkan siswa yang mempunyai konsep diri rendah.

3. Collaborative Learning lebih efektif dibandingkan pembelajaran konven sional untuk siswa-siswa yang mempunyai konsep diri sedang. Untuk siswa yang mempunyai konsep diri tinggi, Collaborative Learning cukup efektif meningkatkan prestasi belajar tetapi tidak signiikan. Collaborative Learning dan pembelajaran konvensional sama-sama efektif meningkatkan prestasi belajar untuk siswa yang mempunyai konsep diri rendah.

Dalam dokumen M01943 (Halaman 109-112)