• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inklusi Keuangan

Dalam dokumen LAPOR AN TRIWUL ANAN LAPORAN TRIWULANAN (Halaman 112-116)

Tinjauan Operasional

1) Pemberian Izin Usaha

2.5 EDUKASI DAN PERLINDUNGAN

2.5.1 Inklusi Keuangan

Penyusunan Generic Model Tabungan Bagi Mahasiswa dan Pemuda

Program inklusi keuangan ini ditujukan bagi mahasiswa serta pemuda dengan golongan usia 18-30 tahun. Hal ini didasari oleh adanya potensi jumlah kelompok mahasiswa dan golongan usia muda yang besar. Data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa aktif berdasarkan jenjang pendidikan D3, D4, S1, dan S2 pada tahun 2016 adalah sebanyak 6,58 juta. Selain itu, jumlah penduduk dengan rentang usia 16 s.d. 30 tahun berdasarkan Badan Pusat Statistik adalah sebanyak 64.308.600 jiwa atau sebesar 24,8% dari total penduduk Indonesia. Pada triwulan IV-2017, telah disusun generic model Tabungan Mahasiswa dan Pemuda (SiMuda) dengan melibatkan perwakilan dari Industri

Perbankan, Industri Keuangan Non Bank dan Pasar Modal.

Pusat Edukasi, Layanan Konsumen dan Akses Keuangan UMKM (PELAKU)

PELAKU merupakan gerai informasi di kantor OJK di daerah sebagai sarana penyampaian informasi keuangan, penanganan pengaduan, serta peningkatan akses keuangan khususnya sektor UMKM. PELAKU secara resmi diluncurkan 22 Desember 2015 di Jakarta dengan tujuan: (1) Menyediakan sarana bagi konsumen dan masyarakat di daerah untuk memperoleh informasi mengenai Lembaga Jasa Keuangan (LJK) serta produk dan jasa keuangan; (2) Menyediakan sarana bagi konsumen dan masyarakat di daerah untuk menyampaikan informasi, pertanyaan, dan pengaduan di sektor jasa keuangan; serta (3) Fasilitasi dalam rangka pemberdayaan UMKM dan penyediaan akses ke sektor jasa keuangan.

Pada triwulan IV-2017, telah dilakukan branding Gerai PELAKU serta implementasi sistem PELAKU di lima KOJK, yaitu KOJK Provinsi Sulawesi Tenggara, KOJK Provinsi Aceh, KOJK Provinsi Kepulauan Riau, KOJK Jember dan KOJK Kediri. Adapun total Gerai PELAKU sampai dengan periode pelaporan yaitu sebanyak 19 gerai yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Kegiatan Pengukuhan dan Coaching Clinic TPAKD

Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) merupakan forum koordinasi antar instansi dan stakeholders terkait untuk meningkatkan percepatan akses keuangan di daerah dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi daerah serta mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera. Penyusunan program-program TPAKD dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal utama seperti karakteristik dan kebutuhan daerah, potensi ekonomi daerah yang dapat dikembangkan dengan produk dan layanan jasa keuangan, peningkatan usaha sektor produktif, pengembangan UMKM serta usaha rintisan (start-up business) lainnya.

Selama triwulan IV-2017, telah dikukuhkan TPAKD Kota Sukabumi, TPAKD Kota Bitung, TPAKD Kota Tasikmalaya, TPAKD Kabupaten Katingan, TPAKD Kabupaten Gunung Kidul, TPAKD Kabupaten Kulon Progo, TPAKD Kota Pekanbaru, TPAKD Provinsi Gorontalo, TPAKD Kabupaten Kubu Raya, dan TPAKD Provinsi Maluku Utara. Jumlah TPAKD yang telah terbentuk sampai dengan triwulan IV-2017 sebanyak 61 TPAKD dengan rincian 30 TPAKD tingkat provinsi, 21 TPAKD tingkat kabupaten dan 10 TPAKD tingkat kota. Selain itu, pada periode triwulan IV-2017 telah dilaksanakan pula empat kali coaching clinic TPAKD yaitu Kota Bitung, Kota Pekanbaru, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi Selatan (Makassar).

Perkembangan Program Layanan Keuangan Mikro (Laku Mikro)

Layanan Keuangan Mikro (Laku Mikro) merupakan salah satu program inklusi keuangan yang bertujuan untuk membuka akses keuangan masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan mikro. Dalam rangka meningkatkan implementasi program Laku Mikro di masyarakat, telah dilakukan penyempurnaan konsep Laku Mikro, sebagaimana hasil diskusi bersama satuan kerja terkait di internal OJK dan perwakilan Lembaga Jasa Keuangan (LJK). Hasil penyempurnaan tersebut disampaikan kepada satuan kerja terkait di OJK serta LJK melalui sosialisasi penyesuaian skema program Laku Mikro. adapun penyesuaian skema sebagai berikut:

Laku Mikro

• suatu program pemasaran bersama produk keuangan mikro dari industri Perbankan, Non Bank, dan Pasar Modal berupa produk Simpanan, Pembiayaan, Investasi dan Asuransi yang disertai dengan Layanan Edukasi dan Konsultasi.

Konsep

• Merupakan model pemasaran bersama untuk mempermudah penjualan berbagai produk keuangan mikro.

• Masing-masing LJK bertanggung jawab atas produk keuangan yang diterbitkan.

• Tidak mengubah ketentuan, pengaturan, dan pengawasan terkait produk keuangan.

Pada triwulan IV-2017, telah dilaksanakan kegiatan capacity building Laku Mikro. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan agen-agen Laku Mikro di daerah. Kegiatan capacity building dihadiri oleh 70 tenaga pemasar Laku Mikro dari 10 entry gate Laku Mikro. Dalam kegiatan ini, para agen Laku Mikro mendapatkan pembekalan mengenai program Laku Mikro, Laku Pandai, dan Asuransi Mikro. Dengan adanya penyesuaian konsep Laku Mikro, untuk pencapaian kinerja program Laku Mikro akan dinilai berdasarkan peningkatan jumlah distribution channel yang menjual produk mikro antara lain kantor, outlet atau agen.

Bantuan Sosial Non Tunai

Sebagai bentuk dukungan OJK terhadap program Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), selama triwulan IV-2017 OJK terlibat dalam proses persiapan penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang merupakan bagian dari BSNT. Adapun keterlibatan OJK dalam pembahasan dimaksud adalah terkait kesiapan jumlah agen dan mekanisme sosialiasi BPNT.

Forum Koordinasi Inklusi Keuangan (FKIK) OJK

Selama triwulan IV-2017, telah dilaksanakan rapat koordinasi FKIK OJK dengan agenda sebagai berikut:

a. Evaluasi dan update realisasi rencana kerja inklusi keuangan.

b. Sosialisasi POJK Nomor 76/POJK.07/2016 dan SEOJK Nomor 30/SEOJK.07/2017 dan 31/SEOJK.07/2017.

c. Update program kerja terkait inklusi keuangan yang telah dilakukan oleh satker dalam keanggotaan FKIK.

No. Jenis Capaian Pening-katan

2016 2017

1. Partisipasi LJK 83 LJK 340 LJK 309,6% 2. Program 196 399 103,6% 3. Kegiatan 633 1.113 75,8% 4 . Kota Pelaksanaan Kegiatan 111 171 54% 5. Pembukaan Rekening 3.545.812 5.489.145 54,8%

Tabel II - 44 Capaian Kegiatan Bulan Inklusi Keuangan d. Penyampaian informasi terkait capaian

pelaksanaan Program Bulan Inklusi Keuangan Oktober 2017.

Bulan Inklusi Keuangan

Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap produk dan jasa keuangan serta akselerasi penambahan rekening produk dan jasa keuangan, OJK bersama dengan industri jasa keuangan menginisiasi “Bulan Inklusi Keuangan”. Sebagai bentuk implementasi Peraturan Presiden (Perpres) No. 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) dan sebagai lanjutan Bulan Inklusi Keuangan 2016, diselenggarakan kembali kegiatan “Bulan Inklusi Keuangan” selama bulan Oktober 2017 dengan tema “Akselerasi Inklusi Keuangan Melalui Digital

Financial Inclusion (DFI)”. Adapun kegiatan

inklusi keuangan oleh industri Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Perusahaan Pembiayaan, Dana Pensiun dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya dilakukan dengan aktivitas dalam bentuk penjualan produk/jasa keuangan berinsentif (discount, bonus dan reward), kegiatan edukasi, dan kampanye program inklusi keuangan. Kegiatan ini juga dilakukan di Kantor Regional/Kantor OJK (KR/KOJK) bekerja sama dengan industri keuangan dalam bentuk

exhibition, edukasi keuangan, sosialisasi, dan

seminar nasional. Selama periode pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan, terdapat peningkatan pada partisipasi LJK, jumlah kegiatan, jumlah program, dan pembukaan rekening dari pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan 2017 sebagai berikut:

sebanyak 181 karya tulis. Berikut merupakan tiga pemenang dari masing-masing kategori sebagai berikut:

a. Pemenang kategori umum adalah: Dengan adanya kegiatan Bulan Inklusi Keuangan

sebagai agenda nasional yang dilakukan secara berkesinambungan pada bulan Oktober setiap tahunnya, diharapkan akan menumbuhkan budaya menabung melalui komitmen dan dukungan dari seluruh stakeholders dalam rangka implementasi Perpres tentang SNKI. Hal ini tentunya akan memberikan dampak yang positif khususnya dalam pemenuhan dan peningkatan akses keuangan bagi seluruh masyarakat Indonesia serta pencapaian target indeks inklusi keuangan sebagaimana tercantum dalam SNKI.

Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU)

KOINKU merupakan kompetisi yang terbuka untuk seluruh masyarakat dalam rangka mendapatkan model bisnis sektor jasa keuangan yang dapat menjadi barometer model bisnis akses keuangan serta dapat diimplementasikan di sektor jasa keuangan baik sektor perbankan, industri keuangan non bank, dan pasar modal. OJK menyelenggarakan Tema Kompetisi Inklusi Keuangan (KOINKU) 2017 dengan tema “Model Inklusi Keuangan Berbasis Digital dalam rangka Meningkatkan Akses Keuangan” dengan tujuan penyelenggaraan kompetisi ini adalah sebagai berikut (1)Mendorong adanya inovasi ide model bisnis akses keuangan yang bermanfaat bagi tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan serta memberikan manfaat bagi peningkatan taraf hidup konsumen dan/atau masyarakat; (2) Mendapatkan model bisnis sektor akses keuangan baru yang dapat menjadi barometer model bisnis akses keuangan yang dapat diimplementasikan di sektor jasa keuangan baik sektor perbankan, industri keuangan non bank, dan pasar modal; dan (3) Mendorong adanya rekomendasi gagasan inovatif dan solutif dalam rangka meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat.

KOINKU 2017 mengundang seluruh unsur masyarakat untuk memberikan pemikiran dan ikut berpartisipasi guna membangun dan mengembangkan inklusi keuangan di Indonesia. Jumlah karya tulis yang diterima sampai dengan batas akhir penerimaan adalah

No Judul

1 Penerapan Tekhnologi Geospasial Dalam Bidang Perbankan dan Non Perbankan 2 Optimalisasi Fungsi Agen Laku Pandai, Sistem Aplikasi Laku Pandai Sebagai Solusi Akses Keuangan Rakyat 3 Dampak Penggunaan Simba dan Kualitas Layanan Elektronisnya Terhadap Peningkatan Akses Keuangan

Tabel II - 45 Pemenang Kategori Umum

No Judul

1 Optimalkan Kredit Usaha-Mengintegrasikan FinTech dengan Data Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan dalam Bentuk Aplikasi ‘LOFIN’ guna Membangun Kepercayaan Kepada Para Pelaku Usaha Mikro 2 Sistem Pusat Informasi Koperasi (S-PIK): Untuk Meningkatkan Kualitas Keputusan Investasi Masyarakat di Koperasi 3 Sistem One Stop Postal Financial Service sebagai e-money

Tabel II - 46 Pemenang Kategori Akademisi

No Judul

1 Menyatukan Bank Pembangunan Daerah Seluruh Indonesia Meng-gunakan Laku Pandai Berbasis Desa 2 Solusi teknologi Hybrid BRIsat: Connecting the Unconnected 3 Tyme Digital Inovasi Berbasis Digital Persembahan PT Bank Com-monwealth untuk Mendukung Inklusi Keuangan di Indonesia

Tabel II - 47 Pemenang Kategori PUJK b. Pemenang kategori akademisi adalah:

c. Pemenang kategori PUJK adalah:

Workshop Pengembangan Model Bisnis

Keagenan yang Berkelanjutan

Program Laku Pandai merupakan salah satu inisiatif OJK dalam rangka memperluas akses keuangan melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi. Tujuan program dimaksud adalah menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan. Dalam perkembangannya, Laku Pandai tidak hanya menjadi perpanjangan tangan bank untuk menyediakan akses bagi

masyarakat guna mendapatkan produk dan jasa keuangan, namun juga menjadi model bisnis baru bagi industri perbankan. Namun demikian, Dalam melaksanakan program Laku Pandai, beberapa kendala yang masih terjadi di lapangan, seperti tingkat pemahaman agen yang masih rendah, belum adanya struktur insentif yang menguntungkan bagi para agen dan pelaku industri jasa keuangan, serta jumlah dan volume transaksi yang masih rendah yang menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan keberlangsungan model bisnis keagenan dimaksud. Strategi yang kuat dan efektif dari model bisnis keagenan cukup penting untuk dikembangkan sehingga dapat digunakan secara berkelanjutan dengan memperhatikan kondisi pasar di Indonesia. Dalam rangka mendukung pengembangan dan mendorong keberlangsungan bisnis keagenan, OJK bekerja sama dengan MicroSave melaksanakan workshop terkait model bisnis agen di Jakarta dengan total jumlah peserta 150 orang. Pelaksanaan workshop ini diharapkan semakin mendorong akses inklusi keuangan kepada seluruh masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

2.5.2 Literasi dan Edukasi

Dalam dokumen LAPOR AN TRIWUL ANAN LAPORAN TRIWULANAN (Halaman 112-116)