• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguatan Governance OJK

Dalam dokumen LAPOR AN TRIWUL ANAN LAPORAN TRIWULANAN (Halaman 157-160)

Demi terwujudnya tata kelola yang baik, OJK melakukan beberapa kegiatan antara lain pelaksanaan audit internal, pengendalian kualitas, pengelolaan risiko serta penanganan dan pencegahan anti fraud. OJK mengimplementasikan Combined Assurance untuk memastikan tercapainya tujuan strategis OJK dengan efektif dan efisien. Selama periode pelaporan, pelaksanaan audit internal telah dilaksanakan dengan 11 tema asurans yaitu pengelolaan SDM dan organisasi, perencanaan dan pengelolaan anggaran, logistik, sistem informasi, pelaksanaan dan penerapan inisiatif strategis dan IKU, pengawasan terintegrasi, perizinan terintegrasi, perizinan sektoral, pengawasan sektoral, pengaturan terintegrasi dan penyusunan laporan keuangan. Selain hal tersebut, telah dilaksanakan pula enam audit pada KR/KOJK, tiga audit khusus, dan satu peninjauan.

Pada sisi pengendalian kualitas, terdapat lima tema reviu kualitas yang menjadi fokus yakni Tata Kelola, Pengembangan SJK Syariah, Perlindungan Konsumen, Penanganan Gugatan dan Penyidikan. Sementara itu, dari sisi risiko telah dilaksanakan dua reviu terkait dengan

big data dan pendalaman pasar. Diharapkan

reviu ini meningkatkan pemahaman mengenai pengelolaan data yang baik serta mendorong kesiapan implementasi big data di OJK. Selaras dengan visi dan misi Master Plan Sektor Jasa Keuangan 2015-2019, melalui reviu pendalaman pasar, OJK dapat mengevaluasi penanganan risiko pendalaman pasar secara lebih optimal sehingga tercipta iklim perekonomian yang kondusif

4.2.2 Mitigasi Risiko

Profil Risiko OJK 2017 terdiri dari 17 risiko dengan 602 rencana mitigasi yang telah ditetapkan. Mitigasi tersebut dibagi ke dalam tiga area besar yang dikelompokkan sebagai berikut:

a. 316 rincian mitigasi (69,91%) terkait Proses Bisnis (Process);

b. 107 rincian mitigasi (23,67%) terkait Sumber Daya Manusia (People); dan

c. 29 rincian mitigasi (6,42%) terkait Teknologi (Technology).

Selama triwulan IV-2017, sebanyak 429 (94,91%) rincian mitigasi telah dilaksanakan. Sisanya masih dalam proses pelaksanaan dikarenakan ada yang bersifat multiyears dan bersifat

contigency plan.

4.2.3 Control Self Assessment

(CSA)

Pelaksanaan Control Self Assessment (CSA) OJK

Wide memiliki tiga tujuan antara lain untuk

menilai efektifitas pengendalian internal, menemukan area pengendalian yang masih lemah dan memperbaiki pelaksanaan proses pengendalian internal secara berkelanjutan. Lima komponen pengendalian internal yang

dinilai meliputi aspek lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan pengendalian internal. Hasil penilaian pengendalian internal dalam triwulan ini menunjukkan bahwa pengendalian internal OJK cukup efektif.

4.2.4 Program Pengendalian

Gratifikasi (PPG)

OJK melakukan beberapa Program Pengendalian Gratifikasi (PPG) melalui pengelolaan laporan gratifikasi. Pada triwulan IV-2017 OJK menerima dan mengelola 65 laporan gratifikasi berupa uang dan barang. Kegiatan lain yang dilakukan antara lain enhancement SiPeGa, email blast PPG melalui Info OJK, reminder larangan gratifikasi pada saat hari raya keagamaan dan tahun baru serta survei engagement Insan OJK terhadap PPG. Survei engagement PPG dilaksanakan dengan jumlah responden sebanyak 3367 Insan OJK.

4.2.5 Whistle Blowing System

Whistle Blowing System merupakan sarana

yang disediakan OJK untuk melaporkan Insan OJK yang terindikasi melakukan fraud. Pada triwulan IV-2017, jumlah laporan WBS yang masuk 27 laporan sehingga total laporan yang diterima sebanyak 212 laporan. Jumlah laporan yang berindikasi pelanggaran oleh jajaran OJK dan didukung bukti yang memadai sehingga dapat ditindaklanjuti berjumlah 23 laporan dan laporan yang telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 29 laporan.

4.2.6 Pelaporan Harta Kekayaan

Penyelenggara Negara

Realisasi tingkat kepatuhan Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) sampai dengan periode pelaporan sebanyak 99,8%. Selain itu pada triwulan IV-2017, telah dilakukan aktivasi e-LHKPN untuk pelaporan LHKPN, sebagaimana penyesuaian perubahan peraturan KPK tentang LHKPN.

Otoritas Jasa Keuangan meraih dua penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk penilaian pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dan bidang pengendalian gratifikasi terbaik 2017 di kategori Kementerian dan Lembaga. Penghargaan di bidang sistem pengendalian gratifikasi terbaik merupakan yang kedua kalinya diterima OJK. Pada tahun 2016 OJK juga meraih penghargaan tersebut. Penghargaan ini diberikan kepada pejabat negara dan instansi yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya pencegahan

korupsi melalui kepatuhan pelaporan gratifikasi dan LHKPN.

OJK berkomitmen untuk menerapkan tata kelola yang baik sehingga dapat menjadi role

model bagi industri jasa keuangan. Hal-hal yang

dilakukan antara lain dengan menerapkan program anti gratifikasi dan membentuk Unit Pengendalian Gratifikasi, membangun

Whistle Blowing System OJK (WBS OJK) yang

merupakan sarana untuk menyampaikan, mengelola dan menindaklanjuti laporan mengenai dugaan terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak internal OJK

4.3 RAPAT DEWAN

KOMISIONER

Dewan Komisioner menyelenggarakan Rapat Dewan Komisioner (RDK) secara rutin dalam rangka menetapkan atau melakukan evaluasi atas kebijakan Otoritas Jasa Keuangan. RDK diselenggarakan dengan prinsip akuntabilitas, bertanggung jawab, wajar, efektif, transparan, dan tata kelola yang baik. Selama triwulan IV-2017, RDK diselenggarakan sebanyak 17 kali yang membahas 13 topik yang bersifat laporan dan 48 topik dalam rangka pengambilan keputusan.

Dewan Komisioner secara rutin menerima

laporan surveillance terhadap kondisi

perekonomian dan sektor jasa keuangan dalam RDK Laporan Market Update. Pada triwulan ini, terdapat 14 Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (RPOJK) yang dibahas dalam RDK. Dari 14 RPOJK tersebut, 11 di antaranya merupakan ketentuan yang mengatur industri Pasar Modal. Secara umum, 11 RPOJK tersebut meliputi penerbitan ketentuan baru terkait produk di industri Pasar Modal, penyempurnaan peraturan dalam rangka mendorong pengembangan produk di Pasar Modal, serta revisi atas beberapa peraturan.

Terkait penerbitan ketentuan baru di industri Pasar Modal, OJK menerbitkan ketentuan baru yang mengatur Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond) yaitu RPOJK tentang

Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan. Selain itu, RDK juga menyetujui tiga RPOJK yang mengatur mengenai Obligasi Daerah. Selain ketentuan tentang produk di Pasar Modal, ketentuan baru di industri Pasar Modal yang disetujui oleh RDK adalah RPOJK tentang Penyampaian Pernyataan Pendaftaran atau Pengajuan Aksi Korporasi Secara Elektronik. Melalui ketentuan ini, penyampaian beberapa jenis Pernyataan Pendaftaran dan Aksi Korporasi harus dilakukan secara elektronik, dengan tujuan agar proses penyampaian Pernyataan Pendaftaran dan pengajuan Aksi Korporasi dapat dilakukan dengan lebih efisien dan transparan.

Selanjutnya, terkait penyempurnaan terhadap ketentuan yang mengatur produk di Pasar Modal, RDK menyetujui dua RPOJK yang terkait dengan Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yaitu Efek Beragunan Aset berbentuk KIK (KIK EBA) dan Dana Investasi Real Estate berbentuk KIK (DIRE). Penyempurnaan ketentuan KIK EBA antara lain penambahan kriteria dan jenis aset keuangan. Penyempurnaan ketentuan DIRE antara lain ketentuan tentang share acquisition, perluasan aset portofolio, dan penerbitan Efek Bersifat Utang. Selain itu, penyempurnaan pada dua RPOJK juga meliputi penyederhanaan terhadap dokumen pernyataan pendaftaran Penawaran Umum. Dengan RPOJK ini, seluruh ketentuan yang mengatur KIK EBA dan DIRE dituangkan masing-masing dalam satu kesatuan RPOJK yaitu RPOJK KIK EBA dan RPOJK DIRE.

Grafik IV - 2 Gambaran Topik Rapat Dewan Komisioner

13

Market Update

14

Rancangan Peraturan OJK

9

Kelembagaan Industri jasa Keuangan

17

Strategic Support

RDK

Dalam dokumen LAPOR AN TRIWUL ANAN LAPORAN TRIWULANAN (Halaman 157-160)