• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan IKNB Syariah

Dalam dokumen LAPOR AN TRIWUL ANAN LAPORAN TRIWULANAN (Halaman 150-153)

KEUANGAN SYARIAH

3.4.3 Pengembangan IKNB Syariah

merupakan kajian lanjutan yang bertujuan untuk mengidentifikasi muatan isi yang akan dibahas dalam UU tentang Efek Syariah tersebut.

5. Kajian Terkait Proses Pernyataan Pendaftaran Efek Syariah

Kajian ini bertujuan sebagai landasan argumentasi tentang penerbitan dan persyaratan Sukuk, sehingga mendorong pengembangan Sukuk Korporasi melalui penyediaan regulasi yang jelas, mudah dipahami, efisien dan efektif, serta fleksibel. Kajian ini juga bertujuan untuk mendorong perkembangan sukuk, antara lain dengan mendorong BUMN untuk menerbitkan sukuk sebagai alternatif pendanaan dengan menyediakan insentif bagi BUMN dalam penerbitan sukuk dan mengembangkan jenis Sukuk Daerah, Sukuk Perpetual yang belum diatur di Indonesia, baik dalam Peraturan OJK atau peraturan lainnya. 6. Penyusunan Kajian Lanjutan terkait Materi

Pasar Modal Syariah Dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi

Kajian ini bertujuan untuk menghasilkan standar nasional materi pengajaran pasar modal syariah dan metode pembelajaran yang tepat dalam materi pasar modal syariah di perguruan tinggi.

7. Penyusunan Kajian terkait Penyusunan Materi Pasar Modal Syariah dalam Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL) bagi Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM)

Kajian ini bertujuan sebagai bahan referensi dalam menyusun materi pasar modal syariah dalam PPL bagi ASPM dan menetapkan standar kualifikasi bagi lembaga yang akan menyelenggarakan PPL bagi ASPM.

8 Penyusunan Kajian terkait Perluasan Akses bagi masyarakat untuk berinvestasi di Produk Pasar Modal Syariah

Kajian ini bertujuan untuk menentukan strategi pengembangan pasar modal syariah melalui perluasan akses serta mengidentifikasi pihak-pihak yang berpotensi memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk berinvestasi di produk pasar modal syariah.

3.4.3 Pengembangan IKNB

Syariah

Beberapa kegiatan sosialisasi dan workshop dilakukan untuk mengembangkan IKNB syariah antara lain sebagai berikut :

1. Kajian Standarisasi Ketentuan Akad-Akad dalam Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pembiayaan Syariah Oleh Perusahaan Pembiayaan Syariah dan UUS Perusahaan Pembiayaan Konvensional

Pedoman penerapan akad-akad yang diperkenankan oleh OJK, memberikan standarisasi penggunaan akad dan mempermudah pelaksanaan kegiatan usaha, sehingga dapat mengembangkan kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan Syariah. Isu pengembangan penggunaan akad dalam kegiatan usaha Perusahaan Pembiayaan Syariah menjadi penting karena

pelaksanaanya belum berjalan maksimal. Berkenaan dengan hal tersebut, kajian ini dimaksudkan untuk menyusun standarisasi penggunaan akad-akad pembiayaan syariah dan menyusun standarisasi pelaporan dalam rangka review penerapan kaidah atas akad pembiayaan syariah.

2. Kajian Pembentukan Jakarta International

Islamic Financial Centre (JIFC).

Persiapan pembentukan Jakarta

International Islamic Centre (JIFC) dilakukan

melalui studi kelayakan agar nantinya JIFC dapat memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

Studi kelayakan dalam rangka persiapan

pembentukan Jakarta International

Islamic Financial Centre disusun dengan

memperhatikan perkembangan keuangan syariah yang cukup pesat baik secara global maupun lokal dan Indonesia berada pada peringkat ke-6 Islamic Finance Country

Index untuk tahun 2016. Kondisi terkini

menunjukan industri keuangan syariah di Indonesia yang terdiri dari industri perbankan syariah, pasar modal syariah dan keuangan non-bank syariah yang dari tahun ke tahun terus mengalami perkembangan serta analisis studi kelayakan.

3. Kajian Penghitungan Ujrah Kontribusi Pada Asuransi Syariah.

Kajian ini melibatkan seluruh perusahaan asuransi yang mengeluarkan produk

asuransi jiwa syariah serta pihak-pihak terkait yang mempunyai data atau informasi tentang pengelolaan asuransi jiwa syariah. Hasil kajian berupa penentuan ujrah yang optimal dan rekomendasi beberapa hal di luar nilai ujrah kontribusi yang dapat dimanfaatkan oleh OJK dalam menentukan kebijakan terkait asuransi jiwa syariah. Diharapkan hasil kajian ini juga dapat dimanfaatkan oleh pihak industri asuransi sebagai benchmarking penentuan ujrah yang wajar.

4. Workshop Spin off Asuransi Syariah di Jakarta. 5. Kegiatan Ijtima’ Sanawi (Annual Meeting)

Dewan Pengawas Syariah Lembaga Keuangan Syariah.

Ijtima Sanawi merupakan kegiatan rutin

tahunan berupa pertemuan seluruh DPS di industri jasa keuangan syariah dalam rangka meningkatkan kapasitas DPS untuk mendukung pelaksanaan tugas sebagai pengawas kepatuhan terhadap prinsip syariah di industri jasa keuangan. Adapun rangkaian kegiatan Ijtima Sanawi dimaksud antara lain penyusunan fatwa, sosialisasi fatwa terbaru, sosialisasi peraturan OJK, dan

sharing knowledge mengenai isu terkini.

Sehingga melalui kegiatan ini menjadi sarana komunikasi antara Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Dewan Pengawas Syariah pada industri jasa keuangan yang terdiri IKNB Syariah, Perbankan Syariah dan Pasar Modal Syariah.

Tabel III- 10 LKM Syariah pada triwulan IV-2017

No Nama LKM Syariah

1. Koperasi LKMS Bankwakaf Al Muttaqien Pancasila Sakti 2. Koperasi LKMS Amanah Berkah Nusantara

3. Koperasi LKMS Ranah Indah Darussalam 4. Koperasi LKMS Berkah Bersama Baiturrahman 5. Koperasi LKMS Buntet Pesantren

6. Koperasi LKM Syariah Denanyar Sumber Barokah 7. Koperasi LKMS Berkah Rizqi Lirbowo 8. Koperasi LKM Syariah KHAS Kempek 9. Koperasi LKMS Pesantren An Nawawi Tanara 10. Koperasi LKM Syariah Almuna Berkah Mandiri 11. Koperasi LKMS Amanah Makmur Sejahtera

Bank Wakaf Mikro merupakan lembaga keuangan mikro syariah (LKM syariah) yang fokus pada pembiayan masyarakat kecil. Dalam membentuk LKM syariah, OJK bekerjasama dengan Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas). LKM Syariah Bank Wakaf Mikro merupakan salah satu upaya untuk mengatasi ketimpangan dan kemiskinan di masyarakat. Selain itu, pendirian LKM syariah di lingkungan pesantren ini juga diharapkan dapat meningkatkan literasi keuangan syariah.

Pada tanggal 20 Oktober 2017, Presiden Joko Widodo bersama OJK telah meresmikan LKM Syariah di Cirebon. Hingga triwulan IV-2017, telah terbentuk 11 LKM syariah dengan rincian sebagai berikut:

Selain itu, dalam rangka meningkatkan kapasitas pengawas serta pengurus LKM syariah Bank Wakaf Mikro, OJK bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) melaksanakan pelatihan Dewan Pengawas Syariah (DPS) LKM syariah.

Manajemen Strategis dan

Dalam dokumen LAPOR AN TRIWUL ANAN LAPORAN TRIWULANAN (Halaman 150-153)