• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Institusi Total

Istilah institusi total diperkenalkan Erving Goffman dalam karyanya yang berjudul Asylums: Essays on the Social Institution of Mental Patients and Other

Inmates (Dalam penelitian Arif Budiman. 2012). Istilah ini dipakai untuk

menganalisis lembaga-lembaga yang membatasi perilaku manusia melalui proses-proses birokratis yang menyebabkan terisolasinya secara fisik dari aktivitas normal di sekitarnya. Istilah ini menjadi sangat popular sejak tahun 1960-an sebagai bagian dari kritik atas mekanisme dan rezim kontrol sosial pada masyarakat industri. Dalam karya tersebut, penjara, barak tentara dan rumah sakit mental merupakan contoh dari penerapan institusi total.

“A total institution is a place of work and residence where a great number of similarly situated people, cut off the wider community fora considerable time, together lead an enclosed, formally administered round of life” (Goffman,

1961:1)

Menurut definisi ini, Goffinan memaparkan bahwa institusi total adalah tempat bekerja dan tempat tinggal di mans sejumlah besar orang tersatukan, terpisah dari masyarakat luas untuk waktu yang cukup lama, bersama-sama dengan dipimpin insititusi yang sifatnya tertutup, yang diatur secara resmi dalam setup aspek kehidupan. Dari definisi tersebut terlihat jelas dikemukakan bahwa total institution ini merupakan tempat yang di khususkan bagi sekelompok orang yang terpisahkan atau terisolasi dari lingkungan masyarakat luas, yang kemudian mereka diterapkan aturanaturan secara resmi mencakup seluruh hal dalam aktifitas kehidupan mereka.

Lebih lanjut lagi, Goffman menjelaskan mengenai aturan-aturan dalam kehidupan di dalam institusi total ini.

“Total institutions as social arrangements that regulate according to one rational plan and under one roof, all spheres of individuals' lives—working, playing, eating and sleeping. “(Goffman, 1961:4). Goffinan mendefinisikan

institusi total sebagai pengaturan sosial yang mengatur menurut satu rencana rasional dan di bawah satu atap, semua bidang kehidupan Seperti bekerja, bermain, makan dan tidur. Dari definisi yang dikemukakan tersebut dapat di diartikan bahwa masing-masing individu tersebut telah diatur kegiatan kesehariannya, sehingga mereka tidak memiliki pilihan kreatif dalam menentukan pilihan-pilihan akan kegiatannya masing-masing. Karena seluruh kegiatan mulai dari bangun pagi hingga tidur kembali semuanya telah di atur oleh institusi total tersebut, maka mereka tidak boleh menolak atau melanggar aturan tersebut. Seperti halnya yang terjadi di barak asrama militer, penjara dan sebagainya.

Tampilan institusi total dapat dideskripsikan ke dalam beberapa tingkatan, yaitu:

Pertama, semua aspek-aspek kehidupan dilakukan di tempat yang sama dan dalam pengawasan tunggal yang sama.

Kedua, masing-masing anggota melakukan aktivitas yang sama dan cenderung memiliki pemikiran yang sama.

Ketiga, seluruh rangkaian kehidupan sehari-hari terjadwal secara ketat, dalam keseluruhan urutan yang diawasi oleh sistem atau organisasi dan pengawas, formal.

Keempat, berbagai aktivitas dipaksa dan diarahkan bersama-sama ke dalam rencana tunggal untuk memenuhi tujuan pirnpinan institusi (Goffman, 1961:17). Goffman kemudian menguraikan bahwa institusi total menciptakan sebuah penghalang antara penduduk dan dunia yang lebih luas, membuat “pembatasan diri”(Frank, 2002:45). Ada sebuah pemisahan jarak yang kuat antara staf dan warga/ narapidana di institusi total. Seperti misalnya, karena staf di penjara bisa pulang pada akhir pekerjaan mereka, sedangkan warga mungkin terbatas atau tidak ada kontak dengan dunia luar dan sering akhirnya merasa terputus dari masyarakat yang lebih bias dan terjebak dalam institusi tersebut. Perasaan mereka dapat berubah menjadi kekesalan terhadap anggota personil yang dapat meninggalkan kapan saja mereka inginkan. Penduduk institusi total menyadari hak-hak mereka yang hilang. Mereka tabu mereka tidak memiliki kebebasan yang mereka miliki sebelumnya masuk ke situasi mereka sekarang. Jarak sosial antara staf dan narapidana adalah besar dan setiap kelompok cenderung tidak ramah terhadap yang lain (Weinstein R, 1982:41).

Institusi total adalah institusi yang memiliki karakter dihambakan oleh sebagian kehidupan atau keseluruhan kehidupan dari individu yang terkait dengan institusi tersebut. Individu diperlakukan sebagai sub-ordinat yang sangat tergantung kepada organisasi dan orang yang berwenang atasnya. Narapidana (bahkan sipir) merupakan individu yang hidup dalam situasi yang sama, terpisah

dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur secara. formal. Institusi dikatakan total, ketika institusi ini membatasi ruang gerak orang-orang di dalamnya pada tiap kesempatan. Mereka tidak bisa melepaskan diri, menghasilkan dan mereproduksi kenormalan di dalam institusi sesungguhnya abnormal itu hanya nampak dari luar (Deleuze, 1988). Seperti itulah institusi total sebagai organisasi yang mengatur keseluruhan kehidupan anggotanya.

Ciri-ciri institusi total menurut Goffman (1961) antara lain dikendalikan oleh kekuasaan (hegemoni) dan memiliki hirarki yang jelas. Contohnya, sekolah asrama yang masih menganut paham pengajaran kuno (disiplin tinggi), kamp konsentrasi, barak militer, institusi pendidikan kedinasan, penjara, pusat rehabilitasi (termasuk didalamnya rumah sakit jiwa), biara, institusi pemerintah, dan lainnya. Di dalam Institusi Total ini, Semua kegiatan di situ diatur oleh norma-norma atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pranata-pranatanya yang dijalankan oleh dan melalui kekuasaan “pejabat” asrama. Misalnya untuk pemenuhan kebutuhan makan setiap siswa/taruna mendapat apa, jam berapa, diperbolehkan makan, di tempat mana mereka boleh makan dan tidak boleh makan, dan seterusnya semuanya diawasi dan ditentukan oleh para “pejabat” asrama. Semua kegiatan diatur dan dijalankan berdasarkan atas hirarki kekuasaan yang “ketat”. Kemudian, dengan penerapan institusi total ini membentuk apa yang dinamakan dengan identitas kolektif yang eksklusif. Masing-masing level hirarki mempunyai batasan dan otoritas yang tegas, tidak ada kata “tidak” bagi mereka yang berada pada level hirarki yang lebih rendah. Semua ucapan yang keluar dari mulut seorang yang hirarkinya lebih tinggi adalah perintah dan tidak boleh

dibantah. Demikian halnya dengan kehidupan atau hubungan antara siswa/taruna senior dan junior. Dengan kondisi kehidupan di asrama 24 jam yang seperti itu maka posisi pejabat asrama dan siswa/taruna senior menjadi semakin penting dalam kehidupan para taruna selama menempuh pendidikan.

Institusi total bagi Goffman merupakan tempat sosialisasi setiap individu. Sosialisasi mengacu pada proses belajar seorang individu yang akan mengubah dari seseorang yang tidak tahu tentang diri dan lingkungannya menjadi lebih tahu dan memahami. Sosialisasi merupakan proses seseorang menghayati norma- norma kelompoknya sehingga timbullah diri yang unik karena pada awal kehidupan tidak ditemukan spa yang disebut dengan diri. Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua, yaitu sosialisasi primer (di dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (di dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu bersama-sama menjalani hidup yang terkukung dan diatur secara formal.

Dalam istilah Goffman dikenal dengan resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. Dalam proses resosialisasi yang terjadi di penjara, biasanya digambarkan dengan melepaskan seluruh identitas napi yang baru masuk, kemudian digantikan dengan identitas baru. Proses-proses semacam ini biasanya dilakukan dengan cara melepas baju dan segala atribut yang melekat pada napi baru dan digantikan dengan seragam napi. Pemberian nomor napi dan pemberian

julukan baru. Di institusi total terdapat beberapa, sifat hubungan (sipir dan napi) yang terjadi sejak pertama kali napi masuk penjara.