DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Bumi Aksara
Atmowiloto, Arswendo. 1990. Hak - Hak Narapidana. Jakarta: ELSAM
Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Cipta, Jakarta
Creswell, Jhon W. 2002. Research Design : Qualitative, Quantitative and Mix Method
Approaches. London: Sage Publication Inc
Faisal, Sanafiah. 2007. Format – Format Penelitian Sosial. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Goffinan, Erving. 1961. Asylums: Essays on the Social Institution of Mental Patients and Other
Inmates.New York: Penguin Books.
Hartono.0. 1995. Sistem Baru Pembinaan Narapidana. Jakarta : Djambatan
Poloma. 2007. Sosiologi Kontemporer. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Radito, Femiola. 2008. Metode Pemetaan Sosial. Bandung : Penerbit Rekayasa Sains Sanderson,
2000. Sosiologi Makro, Sebuah Pendekatan Terhadap Realitas Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Yayasan Penerbit Universitas
Indonesia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sunarto,
Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Dwidja Priyatno. 2006. Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia. Bandung : Refika
Aditama.
Sumber — sumber lainnya :
Dirjen Pemasyarakatan. UU No 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan
Kartikawati, Reni. 2012. Stratifikasi Sosial Warga Binaan Wanita di Rutan Pondok Bambu.
Jurnal Sosiologi Masyarakat. Vol. 17 No 2 Juli 2012: 153 — 186
Runturambi, Josias. 2013. Budaya Penjara : Arena Sosial Semi Otonom di Lembaga
Pemasyarakatan “ X “. Jurnal Antropologi Indonesia. Vol. 34 No 1 Januari — Juni 2013 : 91 —
105
Jasebel Girsang. 2013. Tinjauan Juridis Remisi dan Pembinaan Narapidana Dalam Peraturan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian studi kasus dapat diartikan
adalah sebuah eksplorasi dari suatu sistem yang terikat atau suatu kasus/beragam
kasus yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta
melibatkan berbagai sumber informasi yang mendalam. Sistem terikat ini diikat
oleh waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program,
peristiwa, aktivitas atau suatu individu.
Dengan perkataan lain, studi kasus merupakan penelitian dimana peneliti
menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan
(program, even, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan
informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data selama periode tertentu (Creswell, 2002). Pendekatan kualitatif
diartikan sebagai pendekatan yang dapat menghasilkan data, tulisan dan tingkah
laku yang dapat diamati dalam kehidupan sosial atau masyarakat sebagai satu
kesatuan atau sebagai kesatuan yang menyeluruh (Radito dan Femiola, 2008: 79).
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan
Tanjung Gusta Klas wanita, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan
Helvetia. Adapun alasan peneliti untuk memilih lokasi penelitian ini dikarenakan
terhadap Narapidana dari Petugas LAPAS sehingga memunculkan ketimpangan
dan peneliti ingin melihat apakah hal tersebut juga terjadi terhadap Narapidana di
LAPAS Tanjung Gusta Medan.
3.3 Unit Analisis dan Informan
Dalam melakukan penelitian harus mempunyai unit analisis (satuan
tertentu yang dapat dihitung sebagai subjek penelitian) dan informan yang
menjadi sumber informan dalam penelitian ini adalah :
Karakteristik dari penelitian kualitatif adalah menggunakan apa yang
dimaksud dengan unit analisis. Unit analisis masalah kualitattif terdiri dari tingkat
makro, yaitu pikiran dan tindakan individu sampai dengan konteks yang paling
milcro, yaitu sistem dunia (Bungin, 2007). Dalam penelitian ini yang menjadi unit
analisis adalah Para Narapidana Wanita dan Petugas LAPAS Wanita di Lapas
Tanjung Gusta, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia.
3.4 Teknik Penentuan Informan
Informan merupakan orang – orang yang menjadi sumber informasi yang
aktual dalam menjelaskan tentang masalah penelitian. Informan merupakan orang
yang diperkirakan menguasai dan memahami data ataupun fakta dari suatu objek
penelitian (Bungin, 2007). Dalam penelitian kualitatif, hal yang menjadi bahan
pertimbangan utama dalam pengumpulan data adalah pemilihan informan. Teknik
sampling yang digunakan oleh peneliti adalah purposive sampling. Porposive
sampling adalah teknik penentuan sampling dengan pertimbangan tertentu
Seperti yang telah disebutkan bahwa pemilihan informan pertama
merupakan hal yang sangat utama sehingga harus dilakukan dengan cermat maka
peneliti memutuskan informan kunci adalah Para Narapidana Klas IIA Wanita
Tanjung Gusta dan informan biasa adalah Para Petugas LAPAS Klas IIA Tanjung
Gusta. Adapun karakteristik informan kunci yang dijadikan sebagai pedoman bagi
peneliti adalah :
1. Warga Binaan Pemasyarakatan Wanita dengan Tindak Pidana Kasus Narkotika,
Penipuan dan Korupsi yang berada tinggal dalam penjara lebih dari 3 tahun
berjumlah 4 orang dan Mantan Narapidana Wanita berjumlah 3 Orang dan
Narapidana Wanita biasa 1 orang
2. Petugas Lapas baik itu Staf maupun Pengaman masing masing bekerja lebih
dari 3 tahun berjumlah 4 orang.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah peneliti melakukan kegiatan
penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data — data yang lengkap
dan berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun teknik pengumpulan
data ini dilakukan dengan cara :
1. Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah metode penngumpulan data yang
penginderaan (Bungin, 2007) artinya disini peneliti ikut tedun ke lapangan
untuk memahami fenomena yang ada di lapangan. Data yang diperoleh melalui
observasi ini kemudian dituangkan ke dalam catatan lapangan.
2. Wawancara Mendalam
Wawancara merupakan salah satu metode yang penting dalam
memperoleh data di lapangan. Wawancara merupakan proses tanya jawab
antara peneliti dengan informan yang ada di lapangan. Dimana tujuan dari
wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dari
lapangan. Agar wawancara lebih terarah maka digunakan instrument berupa
pedoman wawancara yaitu, urutan — urutan daftar pertanyaan sebagai acuan
bagi peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan.
3.5.2 Teknik Pengambilan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperuleh secara tidak langsung dari
objek penelitian atau sumber data lain berupa
1. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian namun melalui dokumen. Dokumen yang
digunakan dapat berupa laporan, buku, jurnal, Surat kabar dan internet yang
berkaitan langsung dan dianggap relevan dengan rumusan masalah yang
3.6 Interpretasi Data
Menginterpretasi data merujuk pada kegiatan pengorganisasian data
kedalam susunan – susunan tertentu dalam rangka penginterpretasian data (Faisal
2007:34). Analisis data ditandai dengan pengolahan dan penafsiran data yang
diperoleh dari setiap informasi baik pengamatan, wawancara atau catatan
lapangan lainnya yang kemudian ditelaah dan dipelajari. Pada tahap selanjutnya
adalah penyusunan data dalam satuan – satuan yang kemudian dikategorikan.
Kategori tersebut berkaitan satu sama lain dan diinterpretasikan secara kualitatif.
Interpretasi data merupakan proses pengolahan data dimulai dari tahap mengedit
data sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti kemudian diolah secara
deskriptif berdasarkan apa yang terjadi di lapangan.
3.7. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini mencakuo keterbatasan peneliti
mengenai kurangnya pengetahuan peneliti dalam metode penelitian, keterbatasan
buku- buku ataupun referensi yang mendukung penelitian, masalah koordinasi
administasi antara pihak Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, pihak
Staf umum Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan
Berta pihak terkait lainnya, keterbatasan waktu yang dimiliki oleh informan
sehingga peneliti dituntut harus menghargai hak pribadi informan tersebut dan
keterbatasan waktu penelitian. Keterbatasan pengetahuan tentang metode
penelitian menyebabkan lambatnya proses penelitian yang dilakukan dan data –
data yang didapat dari lapangan menjadi tidak terlalu dalam walaupun teknik
menjawab permasalahan yang dimaksud.
Terbatasnya data - data yang diperoleh dari pihak Petugas LAPAS, Warga
Binaaan Pemasyarakatan Wanita baik yang masih melakukan pembinaan di
LAPAS maupun mantan Warga Binaan Pemasyarakatan yang telah bebas dari
masa hukuman maupun dari proses pembinaan ataupun reverensi berupa buku -
buku serta situs internet menyebabkan peneliti menemukan kesulitan untuk
menjelaskan secara rinci maksud dari penelitian ini. Sampai sejauh ini peneliti
sudah mencari bahan — bahan yang dapat mendukung permasalahan penelitian
tetapi hasil yang didapat belum sesuai dengan harapan peneliti dalam mengkaji
BAB IV
TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Wilayah Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta
4.1.1 Sejarah terbentuknya Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta
Sebelum Lembaga Pemasyarakatan Wanita ini didirikan, seluruh
narapidana dan tahanan ditempatkan pada penjara-penjara yang ada dan masing –
masing penjara memiliki peraturan tersendiri. Sistem penjara yang telah berubah
menjadi sistem pemasyarakatan ditujukan untuk mengayomi/melindungi napi
dengan memberikan pembinaan terhadap segala kekurangannya. Pada mulanya
tahun 1982, LP ini ditempati oleh keseluruhan NAPI dan tahanan, baik itu
laki-laki dewasa, anak-anak maupun napi wanita. Walaupun begitu bukan berarti napi
dan tahanan tersebut dijadikan satu, masing-masing napi menempati ruangan
khusus dan memiliki ruang tersendiri.
Narapidana wanita menempati ruangan tersendiri dan diawasi oleh
petugas wanita. Seluruh penghuni yang ada di LP Dewasa tersebut dipisahkan,
untuk anakanak ditempatkan di LP Anak Klas II, untuk wanita ditempatkan di LP
Wanita Klas IIA, sedangkan yang laki-laki dewasa tetap ditempat yang
semula.Tujuan utama dari pemindahan tersebut adalah untuk menjaga keamanan
dan ketertiban dan untuk menghindari adanya eksploitasi antar sesama warga
binaan. Pembinaan yang dilakukan juga dapat lebih dikhususkan lagi kepada hal –
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan
merupakan ruang lingkup dari Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia Sumatera Utara yang terletak di Jalan Putri Hijau No 4 Medan
didirikan pada tahun 1983 sampai dengan 1985 pada tanggal 26 Februari 1986
dengan kapasitas 150 Orang yang didalamnya terdapat beberapa Blok Hunian
diantaranya Blok A = 3 Kamar, Blok B = 12 Kamar, Blok C = 6 Kamar dan Blok
D = 6 Kamar dan juga beberapa fasilitas lainya berupa Warung Telepon dan
Koperasi untuk melayani kebutuhan Warga Binaan Pemasyarakatan. Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas IIA mulai dioperasionalkan berlokasi di Jalan
Pemasyarakatan Tanjung Gusta Medan dengan jarak sekitar 5 KM dari pusat kota
Medan.
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan berdiri
di atas tanah hibah Pemerintah Daerah setempat yang sampai saat ini sertifikat
tanah masih bergabung dengan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Adapun
luas tanah Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan
6.555 M2 dan luas bangunan 6.435 M2 yang terdiri dari lantai 1 meliputi
pengaman pintu utama, kesatuan pengamanan lembaga pemasyarakatan, ruang
kunjungan sejumlah 1 unit, ruang kepala regu pengaman, ruang registrasi, ruang
penggeledahan, ruang kepala seksi pembinaan dan pendidikan, ruang keamanan
dan ketertiban, poliklinik sejumlah 1 unit, aula, gereja, masjid, dapur sejumlah 1
4.1.2 Visi dan Misi Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta
1. Visi
Terwujudnya Petugas Pemasyarakatan yang profesional, handal, tanggung
jawab dan cerdas untuk mewujudkan pulihnya kesatuan hubungan hidup,
penghidupan dan kehidupan warga binaan pemasyarakatan sebagai
individu, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan YME
2. Misi
1. Melaksanakan program pembinaan secara berdaya guna, tepat sasaran
dan memilki prospek ke depan
2. Meningkatkan kemitraan dengan instansi terkait dalam program
pembinaan kepribadian dan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan
3. Mewujudkan pelayanan prima dalam rangka penegakan hukum,
pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan
perlindungan hak asasi manusia.
4.1.3. Tugas pokok dan fungsi Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta
Tugas pokok
Melaksanakan pemasyarakatan terhadap nsaarapidana / anak didik wanita
Fungsi
1. Melakukan pembinaan dan perawatan narapidana / anak didik wanita,
2. Memberikan bimbingan, kemandirian, mempersiapkan sarana dan
3. Melakukan bimbingan kepribadian (bimbingan sosial, kerohanian, budi
pekerti, etika, kesadaran hukum dan pengetahuan umum) terhadap
narapidana / anak didik
4. Melakukan pemeliharaan keamanan dan tata tertib di lembaga
pemasyarakatan
4.1.4 Struktur Organisasi Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan
Sumber: Bagian Kepegawaian LP Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan, 2015.
(Tabel 4) Organisasi Pegawai LP Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan
Berdasarkan Pekerjaan Pegawai LAPAS
NO Jabatan Tingkat Pendidikan Total
SMU Diploma Sarjana Magister
1 KALAPAS 1 1
11 Staf Bimb Kemasyarakatan
dan Perawatan
4 3 4 1 13
12 KASI Kegiatan Kerja 1 1
13 KASUBSI Bimb Kerja dan
Keamanan Ketertiban
18 KASUBSI Keamanan 1 1
19 KASUBSI Pelaporan dan
Tata Tertib
1 1
20 Staf Pelaporan dan Tata
Tertib
1 1 2
21 Kepala KPLP 1 1
22 Staf KPLP 3 3
23 Pengamanan 22 3 4 2 35
Jumlah 30 3 34 7 75
Sumber Data : Dokumentasi KASUBAG TU LAPAS Klas IIA Tanjung Gusta
Medan, Tanggal 12 Mel 2015.
Sebagaimana yang telah diutarakan di atas tentang latar belakang
pendidikan petugas / pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita
Tanjung Gusta Medan, maka dapat dilihat bahwa yang paling dominan dari para
petugas/pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta
Medan adalah Bagian Pengaman sebanyak 22 orang, Sedangkan yang minoritas
adalah Bagian KALAPAS, KA SUBBAG TU,Kaur Kepegawaian / Keuangan,
Kaur Umum, Staf Urusan Umum, KASI Bimb Narapidana, KASUBSI Registrasi,
KASUBSI Bimb Kemasyarakatan dan Perawatan, KASI Kegiatan Kerja,
KASUBSI Bimb Kerja dan Pengelolaan hasil kerja, KASUBSI Sarana Kerja, Staf
Sarana Kerja, KASI Administrasi dan Ketertiban Keamanan, KASUBSI
Keamanan, KASUBSI Pelaporan dan Tata Tertib, Kepala KPLP masing —
4.1.6 Deskripsi Pekerjaan pada Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan
1. Kepala Lembaga Pemasyarakatan (KALAPAS)
Kalapas sebagai pimpinan dan penanggung jawab tunggal atas seluruh isi
dan keberadaan Lapas, karena Kalapas sebagai koordinator pelaksanaan
pembinaan wanita pidana serta memelihara keamanan dan ketertiban di Lapas.
Bertugas mengkoordinasikan pembinaan, serta memelihara keamanan dan
ketertiban dan ketatausahaan Lembaga Pemasyarakatan sesuai dengan ketentuan,
petunjuk atasan, dan peraturan yang berlaku dalam rangka penyampaian tujuan
pemasyarakatan bagi warga binaan pemasyarakatan. Kalapas dalam melaksanakan
tugasnya dibantu beberapa bidang, yaitu Sub Bagian Tata Usaha, Seksi
Bimbingan Napi, Seksi Kegiatan Kerja, Seksi Administrasi Keamanan dan Tata
Tertib, dan Kesatuan Pengaman Lapas (KPLP).
2. Sub Bagian Tata Usaha
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga Lapas.
Bidang ini terdiri dari:
1. Urusan Kepegawaian dan Keuangan, yang tugasnya menangani segala
urusan kepegawaian dan menangani masalah keuangan.
2. Urusan Umum yang mempunyai tugas surat menyurat, perlengkapan dan
3. Seksi Bimbingan Narapidana
Bidang ini mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pemasyarakatan
narapidana. Bidang pembimbingan ini terdiri dari:
1. Sub Seksi Registrasi fungsinya melakukan registrasi dan membuat
statistika serta dokumentasi, sidik jari narapidana.
2. Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan fungsinya
memberikan bimbingan kemasyarakatan, bimbingan penyuluhan rohani
dan sosial, meningkatkan pengetahuan asimilasi dan cuti menjelang
bebas, mengurus kesehatan, dan memberikan perawatan kepada
narapidana.
4. Seksi Kegiatan Kerja
Bidang ini mempunyai tugas memberikan bimbingan kerja,
mempersiapkan sarana kerja dan mengelola hasil kerja. Bidang kerja ini terdiri
dari:
1. Sub Seksi Bimbingan Kerja dan Pengelolaan Hasil Kerja berfungsi
memberikan petunjuk, bimbingan latihan dan mengelola hasil kerja.
2. Sub Seksi Sarana Kerja mempersiapkan fasilitas sarana kerja.
5. Seksi Administrasi Keamanan dan Tata Tertib
Bidang ini mempunyai tugas sebagai berikut: mengatur jadwal tugas,
mengatur penggunaan perlengkapan, pembagian tugas pengamanan, menerima
laporan harian dan berita acara dari satuan pengamanan yang bertugas Berta
6. Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP)
KPLP ini mempunyai tugas menjaga keamanan dan ketertiban di Lapas.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, KPLP mempunyai fungsi:
1. Melakukan penjagaan dan pengamanan atau pengawasan terhadap
narapidana,
2. Melakukan pengawalan pada waktu penerimaan atau pengeluaran
narapidana,
3. Melakukan penggeledahan dan perneriksaan terhadap pelanggaran
keamanan dan membuat laporan harian.
4.1.7 Keadaan Geografis Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan
Letak Geografis Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung
Gusta, Medan berada di Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia
yang merupakan salah satu Lembaga Pemasyarakatan dari tiga Lembaga
Pemasyarakatan dan satu Rumah Tahanan yaitu Lembaga Pemasyarakatan
Dewasa Klas IA Tanjung Gusta, Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA
Tanjung Gusta, Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas IIA Tanjung Gusta dan.
Batas Wilayah Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan
Adapun yang menjadi batas — batas wilayah Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan adalah sebagai
berikut :
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan
Sunggal, Kota Medan
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Tanjung Gusta, Kecamatan
Sunggal, Kabupaten Deli Serdang
3. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Tanjung Gusta, Kecamatan
Sunggal, Kabupaten Deli Serdang
4. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan
Medan Helvetia, Kota Medan.
4.1.8 Gambaran tentang Narapidana dan Tahanan
(Tabel 5) Komposisi Narapidana Wanita berdasarkan jenis hukuman dan
kewarganegaraan
NO REGISTER
JUMLAH
WANITA
TOTAL
WNI Persentase WNA Persentase (F) (%)
1 Hukuman Mati 1 0,20 1 0,20
2 Seumur Hidup 2 0,50 2 0,50
3 B.1 378 93,30 4 100 382 93,40
5 B.II.b
6 B.III.s
7 B.III 8 2,00 8 2.00
Jumlah 405 100 4 100 409 100
Sumber Data : Dokumentasi KASUBSI Registrasi LAPAS Klas IIA Tanjung
Gusta Medan, Tanggal 12 Mei 2015.
Catatan : B.I merupakan masa hukuman pidana di atas 3 Tahun dan masa
hukuman pidana di atas 1 Tahun dan di bawah 3 Tahun
B.IIa merupakan masa hukuman pidana, di atas 3 Bulan sampail
Tahun
B.III merupakan masa hukuman pidana kurungan
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jumlah Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan terdapat 409 orang di
mans narapidana yang berdasarkan masa tahanan nya lebih sedikit sebanyak 1
orang yang merupakan narapidana dengan pidana hukuman mati sedangkan
narapidana yang masa tahanan nya lebih banyak sebanyak 382 orang yang
merupakan narapidana dengan pidana di atas 3 tahun dan masa hukuman pidana
(Tabel 6) Komposisi Tahanan Wanita berdasarkan jenis hukuman dan
kewarganegaraan
NO REGISTER
Jumlah Wanita TOTAL
WNI (F) (%)
I A.I 24 24
17,0
0
2 A.II 23 23
16,3
0
3 A.111 88 88
62,4
0
4 A.IV 3 3 2,10
5 A. V 3 3 2,10
Jumlah 141 141 100
Sumber Data : Dokumentasi KASUBSI Registrasi LAPAS Klas IIA Tanjung
Gusta Medan, Tanggal 12 Mei 2015.
Catatan : A.I merupakan Tahanan Kepolisian
A.II merupakan Tahanan Kejaksaan
A.III merupakan Tahanan Pengadilan Negeri
A.IV merupakan Tahanan Pengadilan Tinggi Negeri
A.V merupakan Tahanan Mahkamah Agung
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jumlah Tahanan di Lembaga
mans tahanan yang berdasarkan masa tahanan nya lebih sedikit sebanyak 6 orang
dimana masing — masing terdapat 3 orang dari Tahanan Pengadilan Tinggi
Negeri dan 3 orang dari tahanan Mahkamah Agung sedangkan tahanan yang masa
tahanannya lebih banyak sebanyak 88 orang yang merupakan Tahanan Pengadilan
Negeri.
(Tabel 7) Komposisi Narapidana dan Tahanan berdasarkan usia
NO Narapidana Tahanan Total
> 18 Tahun < 18 Tahun > 18 Tahun < 18 Tahun
1 408 1 141 550
Jumlah 408 1 141 550
Sumber Data : Dokumentasi KASUBSI Registrasi LAPAS Klas IIA Tanjung
Gusta Medan, Tanggal 12 Mei 2015.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jumlah umur Narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita. Klas IIA Tanjung Gusta, Medan yang di atas 18 tahun
berjumlah 408 orang dan Narapidana yang umurnya di bawah 18 tahun berjumlah
1 orang sedangkan jumlah umur Tahanan yang di atas 18 tahun berjumlah 141
(Tabel 8) Komposisi Narapidana dan Tahanan berdasarkan agama
NO AGAMA .JUMLAH
(F) ( % )
1 Islam 465 Orang 84,50
2 Kristen 80 Orang 14,50
3 Buddha 10 Orang 1,00
TOTAL 550 Orang 100
Sumber Data : Dokumentasi KASUBSI Registrasi LAPAS Klas IIA
Tanjung Gusta Medan, Tanggal 12 Mei 2015.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jumlah mayoritas Tahanan dan
Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan
ialah Tahanan serta Narapidana yang beragama Islam berjumlah 465 orang dan
Tahanan serta Narapidana minoritas yang beragama Buddha berjumlah 10 orang.
(Tabel. 9) Komposisi Narapidana dan Tahanan berdasarkan jenis kejahatan
NO Jenis Kejahatan Jumlah
(F) (%)
1 Pencurian 23 4,20
2 Perampokan 7 1,30
3 Pembunuhan 18 3,30
4 Penganiayaan 3 0,50
5 Kesusilaan 1 0,20
7 Perjudian 15 2,70
8 Mata Uang 1 0,20
9 Penipuan 21 3,80
10 Penggelapan 20 3,60
11 Penadahan 5 0,90
12 Penculikan 1 0,20
13 Ketertiban 2 0,40
14 Pembakaran
15 Narkotika 393 71,50
16 Perlindungan anak 7 1,30
17 Pemalsuan Surat
18 Memeras 1 0,20
19 Penyuapan
20 Trafficking 8 1,50
21. Lain — Lain 9 1,60
Data Per 30 April 2015 Berjumlah 550 100
Sumber Data : Dokumentasi KASUBSI Registrasi LAPAS Klas IIA Tanjung
Gusta Medan, Tanggal 12 Me i 2015.
Berdasarkan Label di atas, terlihat jenis kejahatan yang menjerat
Narapidana / Tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung
Gusta, Medan terdapat 550 orang di mana Narapidana yang berdasarkan jenis
kejahatan lebih sedikit sebanyak 4 orang yang merupakan Narapidana / Tahanan
dengan jenis kejahatan kesusilaan sebanyak 1 orang, jenis kejahatan mata uang
kejahatan memeras sebanyak 1 orang sedangkan Narapidana/ Tahanan yang
berdasarkan jenis kejahatan lebih banyak sebanyak. 393 orang dengan jenis
kejahatan narkotika dimana diantara nya 31 orang pemakai, 335 orang pengedar,
25 orang pemakai dan pengedar.
(Tabel 10) Komposisi Pegawai berdasarkan pendidikan
No
Pendidikan
TOTAL
SLTA/ SMU D. III S1 S2
(F) (%) (F) (%) (F) (%) (F) (%) (F) (%)
1 30 40,50 3 4,00 34 45,91 7 9,50 74 100
Sumber Data : Dokumentasi KASUBBAG TU LAPAS Klas IIA Tanjung Gusta
Medan, Tanggal 12 Mei 2015.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jumlah Pegawai di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan berjumlah 74 orang
diantara nya mereka yang berpendidikan rendah adalah pendidikan SLTA / SMU
sebanyak 30 orang sedangkan mereka yang berpendidikan tinggi adalah S2
sebanyak 7 orang sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia dalam
LAPAS belum maksimal.
(Tabel 11) Komposisi Pegawai berdasarkan jenis kelamin
No
Laki - Laki Wanita Total
(F) (%) (F) (%) (F) (%)
Sumber Data : Dokumentasi KASUBSI Registrasi LAPAS Klas IIA Tanjung
Gusta. Medan, Tanggal 12 Mei 2015.
Berdasarkan tabel di atas, terlihat jumlah Pegawai di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan berjumlah 74 orang
diantaranya Laki –laki sebanyak 8 orang sedangkan Wanita sebanyak 65 orang.
(Tabel 12) Sarana dan Prasarana Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA
Tanjung Gusta, Medan
NO SARANA DAN PRASARANA JUMLAH
1 Gedung Kantor 1 Unit
- Ruang konsultasi 1 Unit
- Ruang Kunjungan 2 Unit
- Ruang Perpustakaan 1 Unit
- Ruang Poliklinik I Unit
2 Gedung Serbaguna / Aula / Rekreasi Olah Raga 1 Unit
3 Pos Pengamatan 1 Unit
4 Ruang Dapur 1 Unit
5 Mushalla 1 Unit
6 Blok Narapidana / tahanan (Luas bangunan
28,13 M2)
7 Ruang Kegiatan kerja 1 Unit
8 Ruang Tunggu 1 Unit
9 Ruang Parkir 1 Unit
10 Kamar Mandi (Luas bangunan 5,25 M2) 1 Unit
Kamar untuk narapidana terdiri dari empat blok, yaitu:
1. Blok A terdiri dari 4 kamar.
2. Blok B terdiri dari 12 kamar.
3. Blok C terdiri dari 6 kamar.
4. Blok D terdiri dari 6 kamar.
Berikut ini adalah daftar menu makanan narapidana di LP Wanita Klas IIA
Tanjung Gusta Medan dalam 1 minggu:
(Tabel 13) Daftar Menu Makanan Narapidana di LAPAS Wanita Klas IIA Medan
HARI
MENU
Pagi Siang Sore
Senin − Nasi putih
− Tempe goreng
− Oseng-oseng
buncis
− Nasi putih
− Tempe bacem
− Sayur asem
− Nasi putih
− Semur daging
− Sayuran sup
Sabtu − Nasi putih
Sumber Data : Dokumentasi KASUBSI BIMPAS LAPAS Klas IIA Tanjung
Gusta Medan, Tanggal 24 Juli 2015.
Dari tabel 13 tersebut terlihat bahwa menu makanan yang ditetapkan oleh
Petugas LAPAS terlihat bagus dan enak akan tetapi berdasarkan observasi
maupun wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap informan
terungkap bahwa apa yang lihat tidak sesuai dengan kenyataan dimana pada saat
peneliti melakukan observasi, truk pembawa makanan membawa berbagai macaw
sembako yang masih terlihat segar akan tetapi pada saat diolah oleh Warga
Binaan Pemasyarakatan, sembako yang terlihat segar tadi berubah menjadi
makanan yang layaknya diperuntukan kepada binatang dimana makanan yang
1. Upaya - upaya perlindungan hak tambahan bagi Narapidana Wanita
Pengaturan mengenai pelaksanaan hak narapidana wanita tertuang di
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 Pasal 20 tentang Syarat dan
Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Perlindungan hak-hak
terhadap narapidana wanita di dalam lembaga pemasyarakatan substansinya
terdiri atas penambahan makanan yang mendukung asupan kalori bagi wanita
yang sedang mengandung dan masa sesudah melahirkan sekaligus terhadap bagi
yang dilahirkan. Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 berbunyi
sebagai berikut:
1. Narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang sakit, hamil atau
menyusui berhak mendapatkan makanan tambahan sesuai dengan petunjuk
dokter.
2. Makanan tambahan juga diberikan kepada narapidana yang melakukan
jenis pekedaan tertentu.
3. Anak dari narapidana wanita yang dibawa kedalam LAPAS ataupun yang
lahir di LAPAS dapat diberi makanan tambahan atas petunjuk dokter,
paling lama sampai berumur 2 (dua) tahun.
4. Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) telah mencapai
urnur 2 (dua) tahun, harus diserahkan kepada bapaknya atau sanak
keluarga, atau pihak lain atas persetujuan ibunya dan dibuat dalam satu
berita acara.
5. Untuk kepentingan kesehatan anak, Kepala LAPAS dapat menetukan
makanan tambahan selain sebagaimana dimaksud dalam ayat (3)
Pelaksanaan hak-hak lain narapidana wanita dilaksanakan berdasarkan
kebijakan-kebijakan masing-masing lembaga pemasyarakatan, seperti:
1. Memberikan dispensasi untuk tidak mengikuti kegiatan olah raga;
2. Memberikan dispensasi untuk tidak mengikuti kegiatan kerja bakti;
dan
3. Memberikan dispensasi terhadap kegiatan-kegiatan yang
membahayakan kesehatan si ibu maupun kandungannya.
Berkaitan dengan perlindungan terhadap hak-hak bagi Narapidana Wanita
di dalam Lembaga Pemasyarakatan, belum ada sarana, dan prasarana, yang
mendukung peluang perlindungan hak-haknya seperti mendapatkan rasa aman
dari gangguan sesama narapidana, maka perlu ditempatkan dalam ruangan
tersendiri di dalam lembaga pemasyarakatan dan sarana lain seperti:
1. Alat perlengkapan mandi, seperti handuk, sabun mandi, dan sikat gigi yang
tidak dipakai secara bergantian sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi
Narapidana itu sendiri dan Narapidana tersebut mau atau tidak mau meminta
kepada keluarganya yang ingin mengunjunginya agar membawa, keperluan
mandinya.
2. Kloset yang dipergunakan dapat mendukung keamanan bagi perempuan yang
sedang mengandung. Berdasarkan wawancara singkat dengan informan
terungkap bahwa keadaan kloset di dalam LAPAS sangat memprihatinkan
dikarenakan ruangan kloset yang berbau dan kotor sehingga terlihat kurang
diurus dengan baik dan jumlah kloset tersebut juga terbatas sehingga
Narapidana Wanita harus antre terlebih dahulu
memberitahukan keluh kesah yang mereka rasakan di LAPAS kepada baik itu
Petugas LAPAS, pihak KEMENKUMHAM mapun kepada pembimbing
rohani mereka masing – masing.
Berdasarkan ketentuan tersebut, pengaturan hak-hak Narapidana Wanita
pada Lembaga Pemasyarakatan belum menunjukkan pengaturan yang lebih
mengkhusus sehingga, diperlukan Peraturan Menteri yang mengatur secara
khusus hak-hak daripada Narapidana Wanita sehingga perlindungan hukum
terhadap hak-hak narapidana wanita dapat dituangkan dalam sebuah
kebijakan-kebijakan yang tetap mengacu pada peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan
lain yang berlaku, dan seharusnya ketentuan penjelasan pasal 14 huruf m
Undang-undang No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan yang berbunyi mendapatkan
hak-hak lain sesuai dengan peraturan-peraturan Undang-undang yang berlaku
dihapus atau diubah.
2. Pola pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Wanita klas IIA
Tanjung Gusta Medan
Secara umum pembinaan dan bimbingan pemasyarakatan dilakukan
melalui pendekatan pembinaan mental, spiritual maupun keterampilan. Dengan
demikian, dalam pelaksanaan pidana penjara dengan sistem pemasyarakatan,
pembinaan merupakan aspek yang utama sebagai sistem perlakuan bagi
narapidana. Ini berarti pola pembinaan di dalam lembaga pemasyarakatan harus
dapat dilaksanakan dengan baik agar tujuan akhir dari sistem pemasyarakatan
dapat tercapai. Dalam prakteknya untuk melaksanakan program pembinaan
bukanlah hal yang mudah karena untuk itu diperlukan dukungan dari berbagai
rakyat terutama anggota keluarga narapidana dan narapidana itu sendiri. Selain itu
dukungan fasilitas dan dana / anggaran juga merupakan faktor yang sangat
menentukan pembinaan.
Di lembaga pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta Medan
terlihat bahwa realisasi dari program – program yang dicanangkan tidak dapat
dilakukan sepenuhnya karena terjadi over kapasitas dan ketidakseimbangan antara
jumlah pegawai dengan narapidana. Sistem pembinaan pemasyarakatan
dilaksanakan berdasarkan atas pengayoman, persamaan perlakuan dan pelayanan,
pendidikan, pembimbingan, penghormatan harkat dan martabat manusia,
kehilangan kemerdekaan merupakan satu satunya penderitaan dan tedaminnya hak
untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang — orang tertentu.
Jenis pembinaan yang dilakukan yang dilaksanakan di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta, Medan
1. Rehabilitasi medis
Setiap penghuni bare dilakukan pemeriksaan kesehatan dan
dokumentasi penyakit yang pernah dideritanya dan secara rutin setiap hari
dilakukan pemeriksaan oleh para medis (I dokter umum dan 2 perawat).
Apabila penyakitnya tidak dapat ditangani secara langsung dirujuk ke Rumah
Sakit Umum Bina Kasih Medan dengan persetujuan Kalapas Berta
penyuluhan kesehatan, HIV AIDS, Narkotika dan IMS dilakukan 12 kali
setahun dan pemeriksaan VCT dilakukan 12 kali setahun.
2. Pembinaan mental
Pembinaan mental rohani dilaksanakan secara rutin setiap hari. Untuk
beragama kristen sebanyak 367 kali setahun, narapidana buddha sebanyak 12
kali setahun.
3. Pembinaan olahraga
Senam aerobik dilaksanakan pada hari jumat secara bersama dengan
pegawai, semua warga binaan pemasyarakatan wajib mengikuti kegiatan
tersebut pada hari Benin dan rabu jam 14.00 s/d 15.00 WIB. Kegiatan
olahraga yang lain adalah bola voli dan tenis meja yang dilakukan setiap sore.
4. Pembinaan kepribadian
1) Pembinaan pegawai
a. Sosialisasi Staandar Operasional Prosedur
b. Sosialisasi Reformasi Birokrasi
c. Sosialisasi Kode etik
d. Peraturan pemerintah No 53 Tahun 2010
e. Sosialisasi sasaran kinerja pegawai
f. Mengikuti brieffing dari KALAPAS sebanyak 12 kali setahun
2) Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan
a. Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan sebanyak 24 kali setahun
5. Pembinaan kemandirian
Kegiatan Kerja yang dilakukan Warga Binaan Pemasyarakatan berupa
salon, loundri, menjahit, telur asin, membuat kue basah atau kering,
tangkaran bunga, sandal, sapu lidi dan beternak bebek dan melakukan
kebersihan lingkungan baik di dalam maupum di luar Lembaga
Pemasyarakatan. Adapun kegiatan pembinaan terhadap Warga Binaan
(Tabel 14) Kegiatan pembinaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan
No Hari Waktu Jenis Kegiatan Pelaksana
I
06.30-70.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
07.00-07.30 Kebersihan kamar/lingkungan Regu
penjagaan
07.30-08.00 Senam Kesegaran Jasmani Regu
penjagaan/
Bimpas
08.00-08.30 Sarapan pagi Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
08.30-09.00 Istirahat Regu
penjagaan
09.00-10.00 Pengajian Al-quran Yayasan PIAI
10.00-11.00 Paket A Diknas
Pemko
11.00-12.00 Keterampilan (menjahit,
merangkai
bunga, menenun)
Regu
penjagaan/
12.00-12.30 Makan siang Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
12.30-13.00 Shalat Zuhur Regu
penjagaan/
Bimpas
13.00-13.30 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
14.30-15.30 Pembinaan wanita (Kristen) STT Abdi
Sabda
15.30-16.00 Shalat Ashar Regu
penjagaan/
Bimpas
16.00-17.00 Olahraga/latihan kerja KPLP
17.00-17.30 Makan sore Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
17.30-18.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
18.00-06.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
II
S
E
06.30-70.00 Apel pergantian regu
penjagaan
L
A
S
A
07.00-07.30 Kebersihan kamar/lingkungan Regu
penjagaan
07.30-08.00 Senam Kesegaran Jasmani Regu
penjagaan/
Bimpas
08.00-08.30 Sarapan pagi Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
08.30-09.00 Istirahat/pustaka Regu
penjagaan
09.00-10.00 Ceramah Agama Islam Departemen
12.00-12.30 Makan siang Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
12.30-13.00 Shalat Zuhur Regu
penjagaan/
Bimpas
13.00-13.30 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
13.30-14.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
14.30-15.30 Pembinaan wanita (Kristen) STT Abdi
Sabda
15.30-16.00 Shalat Ashar Regu
penjagaan/
Bimpas
16.00-17.00 Olahraga/latihan kerja KPLP
17.00-17.30 Makan sore Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
17.30-18.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
3
R
A
B
U
06.30-70.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
07.00-07.30 Kebersihan kamar/lingkungan Regu
penjagaan
07.30-08.00 Senam Kesegaran Jasmani Regu
penjagaan/
08.30-09.00 Istirahat/rekreasi Regu
penjagaan
09.00-10.00 Pengajian Al-quran Yayasan PIAI
10.00-12.00 Paket A Diknas
12.00-12.30 Makan siang Regu
penjagaan/
Urusan
12.30-13.00 Shalat Zuhur Regu
penjagaan/
Bimpas
13.00-13.30 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
13.30-14.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
14.30-15.30 Pembinaan wanita (Kristen) STT Abdi
Sabda
15.30-16.00 Shalat Ashar Regu
penjagaan/
Bimpas
16.00-17.00 Olahraga/rekreasi KPLP
17.00-17.30 Makan sore Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
17.30-18.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
18.00-06.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
4
K
A
M
I
06.30-70.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
07.00-07.30 Kebersihan kamar/lingkungan Regu
S 07.30-08.00 Senam Kesegaran Jasmani Regu
penjagaan/
Bimpas
08.00-08.30 Sarapan pagi Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
08.30-09.00 Istirahat/pustaka Regu
penjagaan
09.00-10.00 Pengajian Al-quran Yayasan PIAI
10.00-12.00 Paket A Diknas
Pemko
Keterampilan (menjahit,
merangkai
bunga, menenun)
Regu
pen
jagaan/
Bimpas
12.00-12.30 Makan siang Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
12.30-13.00 Shalat Zuhur Regu
pen
jagaan/
13.00-13.30 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
13.30-14.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
14.30-15.30 Pembinaan wanita (Kristen) STT Abdi
Sabda
15.30-16.00 Shalat Ashar Regu
penjagaan/
Bimpas
16.00-17.00 Olahraga/latihan kerja KPLP
17.00-17.30 Makan sore Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
17.30-18.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
18.00-06.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
5
06.30-70.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
07.00-07.30 Kebersihan kamar/lingkungan Regu
penjagaan
07.30-08.00 Senam Kesegaran Jasmani Regu
penjagaan/
08.00-08.30 Sarapan pagi Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
08.30-09.00 Istirahat Regu
penjagaan
09.00-11.00 Pengajian Al-quran Yayasan PIAI
Pembinaan wanita (Kristen) STT Abdi
Sabda
11.00-12.00 Keterampilan (menjahit,
merangkai
bunga, menenun)
Regu
penjagaan/
Bimpas
12.00-13.00 Shalat Jumat PIAI/Bimpas
13.00-13.30 Makan Siang Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
13.30-14.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
14.00-15.30 Istirahat (kembali ke
kamar)/pustaka
KPLP
15.30-16.00 Shalat Ashar Regu
penjagaan/
16.00-17.00 Olahraga/latihan kerja KPLP
17.00-17.30 Makan sore Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
17.30-18.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
18.00-06.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
6
06.30-70.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
07.00-07.30 Kebersihan kamar/lingkungan Regu
penjagaan
07.30-08.00 Senam Kesegaran Jasmani Regu
penjagaan/
Bimpas
08.00-08.30 Sampan pagi Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
08.30-09.00 Istirahat Regu
penjagaan
10.00-12.00 Keterampilan (menjahit,
merangkai bunga, menenun)
Pertemuan mingguan/
konseling
Regu
penjagaan/
Bimpas
12.00-12.30 Makan Siang Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
12.30-13.00 Shalat Zuhur Regu
penjagaan/
Bimpas
13.00-13.30 Apel pergantian regu penjagaan KPLP
13.30-14.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
14.30-15.30 Pembinaan wanita (Kristen) STT Abdi
Sabda
15.30-16.00 Shalat Ashar Regu
penjagaan/
Bimpas
16.00-17.00 Olahraga/latihan kerja KPLP
17.00-17.30 Makan sore Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
18.00-06.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
06.30-70.00 Apel pergantian regu penjagaan KPLP
07.00-07.30 Kebersihan kamar/lingkungan Regu
penjagaan
07.30-08.00 Senam Kesegaran Jasmani Regu
penjagaan/
Bimpas
08.00-08.30 Sampan pagi Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
08.30-09.00 Istirahat Regu
penjagaan
09.00-10.00 PengajianA]-quran Yayasan PIAI
10.00-12.00 Kebaktian STT Abdi
Sabda
12.00-12.30 Makan siang Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
12.30-13.00 Shalat Zuhur Regu
penjagaan/
13.00-13.30 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
13.30-14.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
14.30-15.30 Pembinaan wanita (Kristen) STT Abdi
Sabda
15.30-16.00 Shalat Ashar Regu
penjagaan/
Bimpas
16.00-17.00 Olahraga KPLP
17.00-17.30 Makan sore Regu
penjagaan/
Urusan
Umum
17.30-18.00 Apel pergantian regu
penjagaan
KPLP
18.00-06.30 Istirahat (kembali ke kamar) KPLP
Sumber Data : Dokumentasi KASUBSI BIMPAS LAPAS Klas IIA Tanjung
Gusta Medan, Tanggal 24 Juli 2015.
Dari Tabel 14 tersebut terlihat bahwa berbagai kegiatan yang diupayakan
oleh Petugas LAPAS dalam hal pembinaan sangat bagus akan tetapi berdasarkan
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap informan bahwa kegiatan
pembinaan tersebut merupakan hal yang membosankan apabila kegiatan tersebut
dilakukan dengan terns menerus di hari yang berbeda tanpa ada hal – hal yang
kota medan yang tidak bisa berbahasa Indonesia sehingga apa pun yang disuruh
oleh Petugas LAPAS tidak dimengerti oleh mereka.
Adapun sistem pembinaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan asas:
1. Pengayoman
2. Persamaan perlakuan dan pelayanan
3. Pendidikan
4. Pembimbingan
5. Penghormatan harkat dan martabat manusia
6. Kehilangan kemerdekaan merupakan satu – satunya penderitaan
7. Terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang –
orang tertentu.
1. Peredaran uang
Mekanisme di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta,
Medan, setiap Narapidana atau Tahanan yang baru datang diperiksa dan
digeledah. Apabila mereka membawa uang maka dititipkan di bagian Registrasi
demikian pula apabila mereka membawa perhiasan atau barang berharga lainnya
maka disimpan di bagian Registrasi. Warga Binaan Pemasyarakatan
diperbolehkan memegang uang maksimal Rp 200.000.
2. Mekanisme kunjungan
Untuk mencegah terjadinya peredaran nakoba dan psikotropika atau
kejahatan lainnya dalam Lembaga Pemasyarakatan, maka mekanisme kunjungan
1. Pengunjung harus mengisi formulir yang berisikan nama lengkap, alamat yang
jelas dan barang bawaan.
2. Pengunjung harus memasukan barang bawaan untuk diperiksa petugas
3. Pengunjung harus melapor ke staf Kesatuan Pengaman Lembaga
Pemasyarakatan.
4. Pengunjung dapat mengunjungi Narapidana atau tahanan di Ruang kunjungan.
Adapun barang bawaan yang tidak diperbolehkan oleh Petugas Lembaga
Pemasyarakatan untuk melakukan kunjungan terhadap Narapidana atau Tahanan
berupa senjata api, senjata tajam, telepon genggam, kamera video, laptop,
perekam suara, peralatan yang terbuat dari besi, kayu, tali dan kaca, makanan
yang dapat mengganggu kesehatan, uang atau barang berharga, bahan peledak,
Narkoba dan Psikotropika dan minuman yang beralkohol.
3. Penggeledahan.
Penggeledahan dilakukan terhadap barang bawaan Narapidana dari
kunjungan serta, barang bawaan tahanan dari sidang sedangkan penggeledahan
terhadap kamar hunian dilakukan secara rutin oleh bagian Keamanan dan
Ketertiban dan Kesatuan Pengaman Lembaga Pemasyarakatan sebanyak 74 kali
setahun. Pada hari Selasa 29 April 2015 Tim Penggeledahan pada :
1. Kamar 6 Blok C berupa:
Telepon Genggam sebanyak 4 buah
Baterai sebanyak 1 buah
Kartu Joker sebanyak 3 buah
Kaca sebanyak 4 buah
Mancis sebanyak 2 buah
Charger sebanyak 1 buah
Handset sebanyak 1 buah
Obat — obatan sebanyak. 1 kotak
Shampo sebanyak 1 botol
2. Kamar 9 Blok B berupa :
Telepon gengggam sebanyak 1 buah
Kartu telepon genggam sebanyak 1 buah
Baterai telepon genggam sebanyak 7 buah
Kaca sebanyak 5 buah
Pisau Cukur sebanyak 2 buah
Pisau sebanyak 1 buah
Sendok Besi sebanyak 1 buah
Botol Kaca sebanyak 2 buah
3. Kamar 2 Blok B berupa :
Kartu Joker sebanyak 2 set
Pisau Cukur sebanyak 2 buah
Pinset sebanyak 1 buah
Kaca sebanyak 1 buah
Sendok sebanyak 1 buah Kawat sebanyak 1 buah
4. Area Jemuran berupa :
Gunting Kecil sebanyak 1 buah
Handphone sebanyak 2 buah
Pinset sebanyak 2 buah
kaca sebanyak 1 buah
Seluruhnya disita untuk dimusnahlan, uang dan perhiasan disimpan dan
dicatat dalam buku register D serta mengadakan pertemuan setiap bulan sekali
khususnya anggota jags dalam rangka peningkatan kinerja khususnya tentang
pengawasan terhadap kunjungan. Setiap para penghuni baik itu Narapidana
maupun Tahanan membuat dan menempelkan identitasnya pada tiap — tiap
kamar serta melakukan pelayanan dan pengawasan terhadap orang danm barang
yang dibawa ke dalam Lembaga Pemasyarakatan.
Apabila setiap Warga Binaan Pemasyarakatan yang berkelakuan baik dan
dapat mengikuti program pembinaan dengan baik maka setelah memenuhi kriteria
yang ditentukan maka Warga Binaan tersebut dapat diikutsertakan dalam program
integrasi baik itu pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat.
Adapun kriteria program integrasi pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas
dan cuti bersyarat bagi Narapidana adalah sebagai berikut:
1. Syarat Administratif
1.1 Foto kopi kutipan salinan putusan hakim
1.2. Penelitian masyarakat dari Badan Pemasyarakatan dan laporan
perkembangan pembinaan narapidana yang dibuat Wali Pemasyarakatan
1.3. Surat keterangan tidak mempunyai perkara lain dari kejaksaan negeri.
1.4. Surat pernyataan dan jaminan dari keluarga
1.1. Telah menunjukkan kesadaran dan penyesalan atas pelanggaran yang
dilakukan
1.2. Telah menunjukkan budi pekerti dan moral yang positif.
1.3. Berhasil mengikuti program pendidikan dan pelatihan dengan tekun dan
semangat
1.4. Masyarakat dapat menerima program kegiatan pembinaan narapidana dan
anak pidana yang bersangkutan.
1.5. Berkelakuan baik selama menjalani pidana dan tidak pernah mendapatkan
hukum disiplin untuk :
1. Asimilasi sekurang-kurangnya dalam waktu enam bulan terakhir.
2. Pembebasan Bersyarat dan Cuti Menjelang bebas sekurang-kurangnya
sembilan bulan terakhir
3. Cuti Bersyarat sekurang-kurangnya dalam waktu enam bulan terakhir.
1.6. Telah menjalani masa pidana yaitu:
1. Asimilasi, 1/2 (setengah) masa pidananya.
2. Pembebasan Bersyarat, 2/3 (dua per tiga) dari masa pidananya,
dengan masa pidana tersebut tidak kurang dari 9 (sembilan) bulan.
3. Cuti Menjelang Bebas, 2/3 (dua per tiga) dengan remisi terakhir
paling lama 6 (enam) bulan
4. Cuti Bersyarat, 2/3 (dua per tiga) masa pidana dan jangka waktu cuti
BAB V
PROFIL INFORMAN DAN INTERPRETASI DATA
5.1 Profit Informan
Nama : Soniati Simanjorang
Umur : 40 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Jenis tindak pidana : Narkoba
Lamanya masa tahanan : 5 Tahun 2 Bulan
Ibu Soniati Simanjorang merupakan seorang Warga Binaan
Pemasyarakatan yang tederat dengan kasus narkoba pada tahun 2010 yang lalu.
Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan ibu Soniati Simanjorang, beliau
tederumus dalam dunia narkotika berawal dari pengobatan yang dilakukan
terhadap anaknya yang menderita sakit kanker otak. Pada saat itu biaya
pengobatan anaknya berasal dari hasil sawah orang tuanya di kampung. Setelah
setahun berlalu penyakit anaknya tidak sembuh sehingga dibawa ke Malaysia
dengan biaya sepuluh juta rupiah. Adapun biaya pengobatan anaknya berasal dari
utang CU / Credit Union orang tuanya.
Beliau pun tidak tahu, lagi cara untuk mendapatkan uang dan berusaha,
untuk meninjam uang dari kenalan mantan suaminya. Pada awalnya mereka
memang memberinya uang sehingga beliau ketagihan akan tetapi tahun demi
tahun berlalu mereka mengarahkan beliau untuk menjadi kurir narkoba jenis
sabu. Beliau ditangkap oleh polisi berawal dari pengakuan para pembeli
dimasukkan ke dalam Rumah Tahanan Kabanjahe selama tiga tahun. Setelah Tiga
tahun beliau ditahan di Rumah Tahanan Kabanjahe, Pihak Kejaksaan Negeri
membawanya ke Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta.
Ketika Beliau sampai di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta dan
masuk ke Pintu Portir, beliau menjerit dan seketika itu seorang tamping
menghampirinya dan mengatakan bahwa beliau masih beruntung karena banyak
tahanan di tempat tersebut ditahan selama sepuluh tahun dan beliau hanya lima
tahun saja. Bulan demi bulan dilalui beliau sudah mulai bisa beradaptasi dengan
narapidana lainnya. Pada saat beliau menjalani masa hukumannya di tempat
tersebut, beliau merasa bahwa perlakuan Petugas Lembaga Pemasyarakatan
terhadapnya tidak ada yang dibeda-bedakan dengan narapidana. lainnya. Keda
paksa pun tidak ada.
Adapun hal — hal yang terjadi di tempat tersebut adalah setiap narapidana
berupaya untuk tidak melakukan pelanggaran seperti membawa uang yang
berlebihan maupun membawa barang — barang seperti narkoba maupun barang
berharga lainnya dan makan ala kadarnya. Aktivitas yang berlangsung di
Lembaga Pemasyarakatan tersebut adalah peningkatan kualitas hidup para
narapidana melalui program pembinaan yang dicanangkan oleh Petugas Lembaga
Pemasyarakatan setempat. Walaupun itu ada, itu merupakan kamar karantina yang
diperuntukan para narapidana yang terkadang memunculkan sikap yang kurang
menyenangkan seperti berkelahi dengan narapidana lainnya yang dipicu oleh hal
Nama : Roma Ulina Pasaribu SH, M.Hum
Umur : 43 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Bekej a pada bagian : KA SUBSI Register
Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Roma Ulina
Pasaribu, Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanjung Gusta tersebut memang
sudah terlalu over kapasitas sehingga kondisinya apa adanya. Over kapasitas
tersebut dibuktikan dengan banyak nya jumlah Narapidana maupun Tahanan tidak
sebanding dengan jumlah sel yang ada. Beliau yang bertugas mendata setiap
narapidana maupun tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanjung Gusta
mulai dari nama Narapidana, jenis tindak pidana berdasarkan pasalnya, lamanya
masa tahanan, jumlah Narapidana yang akan bebas, Narapidana yang
mendapatkan pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat.
Walaupun kondisi Lembaga pemasyarakatan Wanita tersebut over
kapasitas, beliau melakukan beberapa cara untuk melakukan pengawasan terhadap
narapidana maupun tahanan dengan cara membuat suatu tabel pagan kontrol
tahanan yang intinya bahwa setiap narapidana maupun tahanan dipantau oleh
seluruh Petugas Lembaga Pemasyarakatan segala aktivitasnya apakah narapidana
tersebut melakukan hal — hal yang mencurigakan.
Setiap Tahanan baik itu Tahanan titipan baik itu Tahanan Kepolisian
maupun Kejaksaan yang akan dibawa oleh pihak Pengadilan Negeri untuk di
sidangkan terlebih dahulu meminta persetujuan dari beliau. Segala benda —
benda milik Narapidana maupun Tahanan yang di sita Petugas Lembaga
beliau dan apabila mereka membutuhkannya maka terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari beliau.
Nama : Roselina Purba SH
Umur : 43 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Bekerja pada bagian : KA ADM KANTIB
Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Roselina Purba,
Kegiatan pengawasan di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta ini terhadap
seluruh Tahanan maupun Narapidana oleh Petugas sudah ketat. pengawasan
dilakukan secara rutin dan terjadwal. Beliau merupakan Kepala Administrasi
Keamanan dan Ketertiban yang bertugas untuk mengontrol serta mengawasi
aktivitas dan perilaku Tahanan maupun Narapidana yang dibantu oleh beberapa
anggota yang bekerja bersama beliau. Beliau menyebutkan bahwa tugas untuk
melakukan mengamankan maupun menertibkan Tahanan maupun Narapidana
Bukan hanya beliau saja akan tetapi semua Petugas Lembaga Pemasyarakatan
juga dilibatkan.
Dalam melakukan kegiatan pengawasan, Petugas Lembaga
Pemasyarakatan yang memilki jadwal tugas pengawasan mendatangi setiap blok
— blok Tahanan maupun Narapidana dan pada saat itu juga Tahanan maupun
Narapidana tidak boleh keluar dari blok. Setiap Benda – benda yang dilarang
sesuai dengan ketetapan peraturan tats tertib melalui MENKUMHAM RI NO 6
Tahun 2013 yang berlaku untuk seluruh Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia
termasuk juga di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanung Gusta ini.
barang yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam blok dirazia dan disita oleh
Petugas Lembaga. Pemasyarakatan dan Tahanan maupun Narapidana yang
memiliki benda – benda tersebut diberikan sanksi berupa penambahan masa
tahanan dan benda – benda sitaan tersebut dititipkan ke bagian. Register Tahanan
maupun Narapidana.
Nama : Rahmawati
Umur : 44 Tahun
Agama : Islam
Jenis tindak pidana : Penggelapan (374 KUHP)
Lamanya masa tahanan. : 3 Tahun 6 Bulan.
Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Rahmawati,
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanjung Gusta ini dalam keadaan yang
kondusif dimana setiap Narapidana maupun tahanan saling menghormati dan para
Petugas Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta ini menpelakukannya sama
seperti Narapidana maupun Tahanan yang lainnya. Adapun bukti dari perlakuan
tersebut adalah di Lembaga Pemasyarakatan Wanita. Tanjung Gusta tersebut
sudah terdapat fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan baik itu makan sebanyak tiga
kali sehari dan persediaan air yang mencukupi.
Setiap Narapidana memiliki hak berupa hak pembinaan yang telah
dijadwalkan dengan baik, remisi, kebebasan dalam hat menjalankan keyakinan
masing — masing, mendapatkan perawatan yang layak jika Narapidana tersebut
sakit dan menjalani hukuman dua per tiga dari masa tahanan akan tetapi hak
tersebut akan berkurang jika Narapidana yang bersangkutan melakukan
seorang Narapidana yang memiliki status sebagai tamping keamanan dan
ketertiban dimana tugas beliau membantu Para Staf Petugas melakukan
pengawasan dan menjaga ketertiban Narapidana. Beliau juga ikut dalam
melakukan razia terhadap narapidana dan datang ke blok — blok dengan waktu
yang tedadwal sehingga terlihat jelas Para Narapidana tersebut pasrah menerima
dan siap sedia dalam inspeksi tersebut.
Nama : Nova
Umur : 40 Tahun
Agama : Kristen
Jenis tindak pidana. : Narkoba
Lamanya masa tahanan : 5 Tahun 5 Bulan
Menurut hasil wawancara yang says lakukan dengan. Ibu Nova, Kondisi
Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung gusta tersebut kondusif akan
tetapi terlalu padat (over kapasitas) karena dalam satu blok yang hanya bisa
ditampung hanya 8 orang akan tetapi dipertambah jumlahnya menjadi 23 orang.
Beliau merasa fasilitas, dalam LAPAS tersebut kurang memadai mulai dari sarana
beribadah, fasilitas kesehatan hingga fasilitas hiburan akan tetapi menu makanan
yang disajikan enak dan layak untuk dikonsumsi. Adapun program yang
dilaksanakan untuk memberdayakan Para Tahanan maupun Narapidana yaitu
Pembinaan baik itu pembinaan rohani maupun pembinaan keterampilan.
Sebagai Narapidana, Beliau memiliki beberapa kewajiban yang harus
dilaksanakan baik itu kewajiban dalam hal mengikuti pola tata tertib yang
diterapkan di LAPAS tertentu mapun melaksanakan program pembinaan. Pola
merokok di dalam kamar, dilarang berkelahi, dilarang menelepon keluarga pada
malam hari dan menjaga sikap di manapun berada sedang program pembinaan
bagi Tahanan maupun Narapidana difasilitasi oleh Petugas Lembaga
Pemasyarakatan yang telah memilki keterampilan untuk melakukan
pembinaan.sehingga kedepannya memberikan manfaat bagi Narapidana yang
telah menyelesaikan masa hukumannya dan kembali ke lingkungan keluarganya.
Beliau merupakan seorang janda yang mempunyai anak dan cucu. dan
bekerja sebagai pedagang kain bekas di Pasar Sambu, Medan. Beliau telah
mendekam di LAPAS tersebut karena kasus narkoba. Pada saat itu, beliau
mengnal dunia narkottika karena anaknya ditembak pada saat tahun baru dan
dibawa ke rumah sakit. Ketika melakukan pengobatan anaknya di rumah sakit,
beliau dalam keadaan sulit dalam hal keuangan sehingga dengan cara terpaksa
beliau menjual narkoba. Ketika saya memesan barang tersebut dan belum sempat
di jual ke pihak lainnya, saya tertangkap oleh pihak kepolisian.
Nama : Elia br Ginting
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Jenis tindak pidana : Kriminal
Lamanya masa tahanan : 3 Tahun 6 Bulan
Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Elia br Ginting,
kondisi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta tersebut
kondusif akan tetapi yang menjadi permasalahan ialah jumlah penghuni LAPAS
tidak sebanding dengan kapasitas daya tampung LAPAS sehingga, menimbulkan
setiap para Tahanan maupun Narapidana, bersedia menerima fasilitas yang telah
disediakan oleh para Petugas Lembaga Pemasyarakatan mulai dari persediaan air
bersih, persediaan makanan, kamar blok, kesehatan, hiburan maupun beribadah.
Beliau merupakan salah satu dari beberapa Narapidana Wanita yang
dipekerjakan sebagai Tamping dalam hal pelayanan kunjungan bagi setiap
keluarga Tahanan maupun Narapidana yang ingin berkunjung untuk menemui
keluarganya yang ditahan di LAPAS tersebut. Beliau bertugas membantu para
Staf Petugas, Lembaga. Pemasyarakatan mendata setiap keluarga maupun kerabat
yang ingin bertemu dengan para Tahanan maupun Narapidana serta menerima,
setiap barang-barang yang dibawa oleh keluarga para Tahanan maupun
Narapidana untuk diberikan kepada keluarganya yang akan diterima oleh
keluarganya yang menjadi Tahanan maupun Narapidana, akan tetapi setiap,
barang-barang tersebut harus diperiksa terlebih dahulu apakah barang-barang
tersebut merupakan barang-barang yang tidak diperbolehkan masuk ke LAPAS
seperti perhiasan berharga, uang yang berlebihan, narkoba maupun senjata tajam.
Menurut beliau, Setiap Tahanan maupun Narapidana yang menghuni
LAPAS tersebut mau ataupun tidak mau harus mematuhi segala peraturan yang
ditetapkan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta tersebut.
Para petugas LAPAS pun memperlakukan para Tahanan maupun Narapidana
sebagaimana, mestinya sesuai dengan hak asasi kemanusiaan dan apa, yang
diterima oleh para Tahanan maupun Narapidana dari Petugas LAPAS sama
dengan para Tahanan maupun Narapidana lainnya tergantung dari perilakunya
sehari-hari baik itu kepada Petugas LAPAS maupun kepada sesama Tahanan
maupun Narapidana.
Nama : Imelda Nur Dewi
Umur : 30 Tahun
Agama : Islam
Jenis tindak pidana : Penggelapan
Lamanya masa tahanan : 3 Tahun 2 Bulan
Menurut hasil wawancara yang says lakukan dengan Ibu Imelda. Nur
Dewi, Beliau menilai bahwa kondisi yang terjadi di Lembaga Pemsyarakatan
Tanjung Gusta Klas IIA Tanjung Gusta tersebut sudah padat penghuninya akan
tetapi fasilitas- fasilitas penunjang yang disediakan seperti sarana kesehatan, menu
makanan sarana hiburan dan sarana beribadah yang memadai. Di dalam Lembaga
Pemasyarakatan Klas IIA Tanjung Gusta, Medan tersebut diadakan suatu kegiatan
yang ditujukan kepada setiap Tahanan maupun Narapidana yaitu pembinaan tanpa
memandang latar belakang mereka. Pembinaan tersebut meliputi pembinaan
rohani, pembinaan jasmani dan pembinaan keterampilan yang dilakukan secara
bersama-sama dan dibantu oleh Staf Petugas sehingga pembinaan tersebut
berjalan dengan baik.
Beliau mendekam di Lembaga Pemasyarakatan dalam hal penggelapan
pada saat beliau meminjam sepeda motor milik temannya untuk pergi ke rumah
teman dengan tujuan meminta utang dengan teman beliau yang lainnya. Setelah
sampai dirumah temannya, teman beliau meminjam sepeda motor beliau yang
telah dipinjamkan dari temannya. Pada saat beliau menunggunya, teman yang
meminjqam sepeda motor pun tak kunjung datang dan tidak mengembalikan
kepada beliau melaporkan beliau kepada pihak kepolisian.
Nama : Ibu R.J. Sitorus
Umur : 50 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Jenis tindak pidana : Korupsi
Lamanya masa tahanan : 1 Tahun 2 Bulan
Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu RJ Sitorus, beliau
menilai bahwa kapasitas Lembaga Pemasyarakatan tidak sesuai dengan jumlah
Narapidana sehingga ruangan yang layaknya dihuni sekitar 10 orang bertambah
menjadi 25 orang. Perlakuan berbeda mungkin karena Narapidana tersebut patuh /
mudah diatur dibandingkan dengan Narapidana yang tidak patuh.. Narapidana di
LAPAS memiliki hak beribadah maupun hak perawatan bila sakit. Narapidana
yang disegani maupun dihormati adalah napi yang tunduk kepada atasannya
sehingga atasannya menjadikan Narapidana tersebut kaki tangan KA LAPAS.
Adapun Pembinaan tersebut adalah Pembinaan mental, rohani maupun
keterampilan Biasanya pembinaan tersebut dilakukan dua kali dalam sehari yang
diikuti sekitar lebih kurang 50 orang. Pada saat Petugas LAPAS melakukan razia
mendadak setiap Narapidana harus siap untuk diperiksa dan tidak melawan
Petugas.
Adapun menu makanan yang disajikan di LAPAS kurang enak karena
keterbatasan dana dari pemerintah dan kalau fasilitas kesehatannya pun kurang
memadai karena di Klinik LAPAS hanya mampu mengobati penyakit ringan.
Pokok nya fasilitas LAPAS kurang memuaskan karena persediaan air sexing
Narapidana Wanita yang mendekam di LAPAS karena tersangkut kasus korupsi
pengelolaan keuangan pada program kantor dengan tujuan mencapai targetnya
dan untuk mencapai target tersebut atasan beliau menggunakan kebijakan yang
bertentangan dengan peraturan dan akhirnya beliau yang sebenarnya tidak
mengetahui hal yang sebenarnya justru beliau yang masuk bui.
Nama : Ibu Damaris Hutasoit
Umur : 49 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Jenis tindak pidana : Penyuapan
Lamanya masa tahanan : I Tahun 4 Bulan
Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Damaris
Hutasoit, Beliau menilai kapasitas Lembaga Pemasyarakatan tidak sesuai dengan
jumlah Narapidana. Sikap Petugas LAPAS dalam melakukan pembinaan
khususnya jasmani maupun keterampilan kurang adanya kepedulian sehingga
beliau tidak ingin mengikuti kegiatan tersebut. Beliau mengatakan semua fasilitas
LAPAS tidak mampu memenuhi setiap kebutuhan Narapidana sehingga ada
kemungkinan terjadi perlakuan berbeda diantara narapidana yang satu dengan
yang lain. Beliau mengatakan Lapas merupakan suatu wadah bagi orang — orang
yang terhukum karena kasus pidana dan didalamnya terdapat aktivitas bersama
seperti melakukan apel, gotong royong membersihkan lingkungan LAPAS serta,
peraturan yang sangat ketat dan apabila tidak mengikuti aturan yang berlaku maka
akan dikenai sanksi. Di LAPAS juga terdapat pembagian kerja Warga Binaan
LAPAS baik itu pembina, tamping dan korve blok.