• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL INFORMAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1 Profit Informan

Nama : Soniati Simanjorang

Umur : 40 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Jenis tindak pidana : Narkoba

Lamanya masa tahanan : 5 Tahun 2 Bulan

Ibu Soniati Simanjorang merupakan seorang Warga Binaan Pemasyarakatan yang tederat dengan kasus narkoba pada tahun 2010 yang lalu. Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan ibu Soniati Simanjorang, beliau tederumus dalam dunia narkotika berawal dari pengobatan yang dilakukan terhadap anaknya yang menderita sakit kanker otak. Pada saat itu biaya pengobatan anaknya berasal dari hasil sawah orang tuanya di kampung. Setelah setahun berlalu penyakit anaknya tidak sembuh sehingga dibawa ke Malaysia dengan biaya sepuluh juta rupiah. Adapun biaya pengobatan anaknya berasal dari utang CU / Credit Union orang tuanya.

Beliau pun tidak tahu, lagi cara untuk mendapatkan uang dan berusaha, untuk meninjam uang dari kenalan mantan suaminya. Pada awalnya mereka memang memberinya uang sehingga beliau ketagihan akan tetapi tahun demi tahun berlalu mereka mengarahkan beliau untuk menjadi kurir narkoba jenis sabu. Beliau ditangkap oleh polisi berawal dari pengakuan para pembeli sabu-sabu yang terlebih dahulu ditangkap. Pada saat itu beliau pun ditahan dan

dimasukkan ke dalam Rumah Tahanan Kabanjahe selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun beliau ditahan di Rumah Tahanan Kabanjahe, Pihak Kejaksaan Negeri membawanya ke Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta.

Ketika Beliau sampai di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta dan masuk ke Pintu Portir, beliau menjerit dan seketika itu seorang tamping menghampirinya dan mengatakan bahwa beliau masih beruntung karena banyak tahanan di tempat tersebut ditahan selama sepuluh tahun dan beliau hanya lima tahun saja. Bulan demi bulan dilalui beliau sudah mulai bisa beradaptasi dengan narapidana lainnya. Pada saat beliau menjalani masa hukumannya di tempat tersebut, beliau merasa bahwa perlakuan Petugas Lembaga Pemasyarakatan terhadapnya tidak ada yang dibeda-bedakan dengan narapidana. lainnya. Keda paksa pun tidak ada.

Adapun hal — hal yang terjadi di tempat tersebut adalah setiap narapidana berupaya untuk tidak melakukan pelanggaran seperti membawa uang yang berlebihan maupun membawa barang — barang seperti narkoba maupun barang berharga lainnya dan makan ala kadarnya. Aktivitas yang berlangsung di Lembaga Pemasyarakatan tersebut adalah peningkatan kualitas hidup para narapidana melalui program pembinaan yang dicanangkan oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan setempat. Walaupun itu ada, itu merupakan kamar karantina yang diperuntukan para narapidana yang terkadang memunculkan sikap yang kurang menyenangkan seperti berkelahi dengan narapidana lainnya yang dipicu oleh hal — hal sepele.

Nama : Roma Ulina Pasaribu SH, M.Hum

Umur : 43 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Bekej a pada bagian : KA SUBSI Register

Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Roma Ulina Pasaribu, Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanjung Gusta tersebut memang sudah terlalu over kapasitas sehingga kondisinya apa adanya. Over kapasitas tersebut dibuktikan dengan banyak nya jumlah Narapidana maupun Tahanan tidak sebanding dengan jumlah sel yang ada. Beliau yang bertugas mendata setiap narapidana maupun tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanjung Gusta mulai dari nama Narapidana, jenis tindak pidana berdasarkan pasalnya, lamanya masa tahanan, jumlah Narapidana yang akan bebas, Narapidana yang mendapatkan pembebasan bersyarat, cuti menjelang bebas dan cuti bersyarat.

Walaupun kondisi Lembaga pemasyarakatan Wanita tersebut over kapasitas, beliau melakukan beberapa cara untuk melakukan pengawasan terhadap narapidana maupun tahanan dengan cara membuat suatu tabel pagan kontrol tahanan yang intinya bahwa setiap narapidana maupun tahanan dipantau oleh seluruh Petugas Lembaga Pemasyarakatan segala aktivitasnya apakah narapidana tersebut melakukan hal — hal yang mencurigakan.

Setiap Tahanan baik itu Tahanan titipan baik itu Tahanan Kepolisian maupun Kejaksaan yang akan dibawa oleh pihak Pengadilan Negeri untuk di sidangkan terlebih dahulu meminta persetujuan dari beliau. Segala benda — benda milik Narapidana maupun Tahanan yang di sita Petugas Lembaga pemasyarakatan Wanita pada saat dilakukannya razia dikumpulkan di ruangan

beliau dan apabila mereka membutuhkannya maka terlebih dahulu mendapat persetujuan dari beliau.

Nama : Roselina Purba SH

Umur : 43 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Bekerja pada bagian : KA ADM KANTIB

Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Roselina Purba, Kegiatan pengawasan di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta ini terhadap seluruh Tahanan maupun Narapidana oleh Petugas sudah ketat. pengawasan dilakukan secara rutin dan terjadwal. Beliau merupakan Kepala Administrasi Keamanan dan Ketertiban yang bertugas untuk mengontrol serta mengawasi aktivitas dan perilaku Tahanan maupun Narapidana yang dibantu oleh beberapa anggota yang bekerja bersama beliau. Beliau menyebutkan bahwa tugas untuk melakukan mengamankan maupun menertibkan Tahanan maupun Narapidana Bukan hanya beliau saja akan tetapi semua Petugas Lembaga Pemasyarakatan juga dilibatkan.

Dalam melakukan kegiatan pengawasan, Petugas Lembaga Pemasyarakatan yang memilki jadwal tugas pengawasan mendatangi setiap blok — blok Tahanan maupun Narapidana dan pada saat itu juga Tahanan maupun Narapidana tidak boleh keluar dari blok. Setiap Benda – benda yang dilarang sesuai dengan ketetapan peraturan tats tertib melalui MENKUMHAM RI NO 6 Tahun 2013 yang berlaku untuk seluruh Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia termasuk juga di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanung Gusta ini.

barang yang tidak diperbolehkan masuk ke dalam blok dirazia dan disita oleh Petugas Lembaga. Pemasyarakatan dan Tahanan maupun Narapidana yang memiliki benda – benda tersebut diberikan sanksi berupa penambahan masa tahanan dan benda – benda sitaan tersebut dititipkan ke bagian. Register Tahanan maupun Narapidana.

Nama : Rahmawati

Umur : 44 Tahun

Agama : Islam

Jenis tindak pidana : Penggelapan (374 KUHP) Lamanya masa tahanan. : 3 Tahun 6 Bulan.

Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Rahmawati, Lembaga Pemasyarakatan Wanita Tanjung Gusta ini dalam keadaan yang kondusif dimana setiap Narapidana maupun tahanan saling menghormati dan para Petugas Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta ini menpelakukannya sama seperti Narapidana maupun Tahanan yang lainnya. Adapun bukti dari perlakuan tersebut adalah di Lembaga Pemasyarakatan Wanita. Tanjung Gusta tersebut sudah terdapat fasilitas – fasilitas yang dibutuhkan baik itu makan sebanyak tiga kali sehari dan persediaan air yang mencukupi.

Setiap Narapidana memiliki hak berupa hak pembinaan yang telah dijadwalkan dengan baik, remisi, kebebasan dalam hat menjalankan keyakinan masing — masing, mendapatkan perawatan yang layak jika Narapidana tersebut sakit dan menjalani hukuman dua per tiga dari masa tahanan akan tetapi hak tersebut akan berkurang jika Narapidana yang bersangkutan melakukan pelanggaran ringan, sedang maupun berat. Ibu Rahmawati tersebut merupakan

seorang Narapidana yang memiliki status sebagai tamping keamanan dan ketertiban dimana tugas beliau membantu Para Staf Petugas melakukan pengawasan dan menjaga ketertiban Narapidana. Beliau juga ikut dalam melakukan razia terhadap narapidana dan datang ke blok — blok dengan waktu yang tedadwal sehingga terlihat jelas Para Narapidana tersebut pasrah menerima dan siap sedia dalam inspeksi tersebut.

Nama : Nova

Umur : 40 Tahun

Agama : Kristen

Jenis tindak pidana. : Narkoba

Lamanya masa tahanan : 5 Tahun 5 Bulan

Menurut hasil wawancara yang says lakukan dengan. Ibu Nova, Kondisi Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung gusta tersebut kondusif akan tetapi terlalu padat (over kapasitas) karena dalam satu blok yang hanya bisa ditampung hanya 8 orang akan tetapi dipertambah jumlahnya menjadi 23 orang. Beliau merasa fasilitas, dalam LAPAS tersebut kurang memadai mulai dari sarana beribadah, fasilitas kesehatan hingga fasilitas hiburan akan tetapi menu makanan yang disajikan enak dan layak untuk dikonsumsi. Adapun program yang dilaksanakan untuk memberdayakan Para Tahanan maupun Narapidana yaitu Pembinaan baik itu pembinaan rohani maupun pembinaan keterampilan.

Sebagai Narapidana, Beliau memiliki beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan baik itu kewajiban dalam hal mengikuti pola tata tertib yang diterapkan di LAPAS tertentu mapun melaksanakan program pembinaan. Pola tata tertib yang diterapkan bagi tahanan maupun narapidana yaitu dilarang

merokok di dalam kamar, dilarang berkelahi, dilarang menelepon keluarga pada malam hari dan menjaga sikap di manapun berada sedang program pembinaan bagi Tahanan maupun Narapidana difasilitasi oleh Petugas Lembaga Pemasyarakatan yang telah memilki keterampilan untuk melakukan pembinaan.sehingga kedepannya memberikan manfaat bagi Narapidana yang telah menyelesaikan masa hukumannya dan kembali ke lingkungan keluarganya.

Beliau merupakan seorang janda yang mempunyai anak dan cucu. dan bekerja sebagai pedagang kain bekas di Pasar Sambu, Medan. Beliau telah mendekam di LAPAS tersebut karena kasus narkoba. Pada saat itu, beliau mengnal dunia narkottika karena anaknya ditembak pada saat tahun baru dan dibawa ke rumah sakit. Ketika melakukan pengobatan anaknya di rumah sakit, beliau dalam keadaan sulit dalam hal keuangan sehingga dengan cara terpaksa beliau menjual narkoba. Ketika saya memesan barang tersebut dan belum sempat di jual ke pihak lainnya, saya tertangkap oleh pihak kepolisian.

Nama : Elia br Ginting

Umur : 32 Tahun

Agama : Islam

Jenis tindak pidana : Kriminal

Lamanya masa tahanan : 3 Tahun 6 Bulan

Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Elia br Ginting, kondisi di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta tersebut kondusif akan tetapi yang menjadi permasalahan ialah jumlah penghuni LAPAS tidak sebanding dengan kapasitas daya tampung LAPAS sehingga, menimbulkan overkapasitas. Beliau menilai bahwa keadaan LAPAS yang kondusif dikarenakan

setiap para Tahanan maupun Narapidana, bersedia menerima fasilitas yang telah disediakan oleh para Petugas Lembaga Pemasyarakatan mulai dari persediaan air bersih, persediaan makanan, kamar blok, kesehatan, hiburan maupun beribadah.

Beliau merupakan salah satu dari beberapa Narapidana Wanita yang dipekerjakan sebagai Tamping dalam hal pelayanan kunjungan bagi setiap keluarga Tahanan maupun Narapidana yang ingin berkunjung untuk menemui keluarganya yang ditahan di LAPAS tersebut. Beliau bertugas membantu para Staf Petugas, Lembaga. Pemasyarakatan mendata setiap keluarga maupun kerabat yang ingin bertemu dengan para Tahanan maupun Narapidana serta menerima, setiap barang-barang yang dibawa oleh keluarga para Tahanan maupun Narapidana untuk diberikan kepada keluarganya yang akan diterima oleh keluarganya yang menjadi Tahanan maupun Narapidana, akan tetapi setiap, barang-barang tersebut harus diperiksa terlebih dahulu apakah barang-barang tersebut merupakan barang-barang yang tidak diperbolehkan masuk ke LAPAS seperti perhiasan berharga, uang yang berlebihan, narkoba maupun senjata tajam.

Menurut beliau, Setiap Tahanan maupun Narapidana yang menghuni LAPAS tersebut mau ataupun tidak mau harus mematuhi segala peraturan yang ditetapkan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas IIA Tanjung Gusta tersebut. Para petugas LAPAS pun memperlakukan para Tahanan maupun Narapidana sebagaimana, mestinya sesuai dengan hak asasi kemanusiaan dan apa, yang diterima oleh para Tahanan maupun Narapidana dari Petugas LAPAS sama dengan para Tahanan maupun Narapidana lainnya tergantung dari perilakunya sehari-hari baik itu kepada Petugas LAPAS maupun kepada sesama Tahanan maupun Narapidana dan juga proses pembinaan yang dijalankan oleh Tahanan

maupun Narapidana.

Nama : Imelda Nur Dewi

Umur : 30 Tahun

Agama : Islam

Jenis tindak pidana : Penggelapan Lamanya masa tahanan : 3 Tahun 2 Bulan

Menurut hasil wawancara yang says lakukan dengan Ibu Imelda. Nur Dewi, Beliau menilai bahwa kondisi yang terjadi di Lembaga Pemsyarakatan Tanjung Gusta Klas IIA Tanjung Gusta tersebut sudah padat penghuninya akan tetapi fasilitas- fasilitas penunjang yang disediakan seperti sarana kesehatan, menu makanan sarana hiburan dan sarana beribadah yang memadai. Di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Tanjung Gusta, Medan tersebut diadakan suatu kegiatan yang ditujukan kepada setiap Tahanan maupun Narapidana yaitu pembinaan tanpa memandang latar belakang mereka. Pembinaan tersebut meliputi pembinaan rohani, pembinaan jasmani dan pembinaan keterampilan yang dilakukan secara bersama-sama dan dibantu oleh Staf Petugas sehingga pembinaan tersebut berjalan dengan baik.

Beliau mendekam di Lembaga Pemasyarakatan dalam hal penggelapan pada saat beliau meminjam sepeda motor milik temannya untuk pergi ke rumah teman dengan tujuan meminta utang dengan teman beliau yang lainnya. Setelah sampai dirumah temannya, teman beliau meminjam sepeda motor beliau yang telah dipinjamkan dari temannya. Pada saat beliau menunggunya, teman yang meminjqam sepeda motor pun tak kunjung datang dan tidak mengembalikan sepeda motornya sehingga teman beliau yang meminjamkan sepeda motornya

kepada beliau melaporkan beliau kepada pihak kepolisian.

Nama : Ibu R.J. Sitorus

Umur : 50 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Jenis tindak pidana : Korupsi

Lamanya masa tahanan : 1 Tahun 2 Bulan

Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu RJ Sitorus, beliau menilai bahwa kapasitas Lembaga Pemasyarakatan tidak sesuai dengan jumlah Narapidana sehingga ruangan yang layaknya dihuni sekitar 10 orang bertambah menjadi 25 orang. Perlakuan berbeda mungkin karena Narapidana tersebut patuh / mudah diatur dibandingkan dengan Narapidana yang tidak patuh.. Narapidana di LAPAS memiliki hak beribadah maupun hak perawatan bila sakit. Narapidana yang disegani maupun dihormati adalah napi yang tunduk kepada atasannya sehingga atasannya menjadikan Narapidana tersebut kaki tangan KA LAPAS. Adapun Pembinaan tersebut adalah Pembinaan mental, rohani maupun keterampilan Biasanya pembinaan tersebut dilakukan dua kali dalam sehari yang diikuti sekitar lebih kurang 50 orang. Pada saat Petugas LAPAS melakukan razia mendadak setiap Narapidana harus siap untuk diperiksa dan tidak melawan Petugas.

Adapun menu makanan yang disajikan di LAPAS kurang enak karena keterbatasan dana dari pemerintah dan kalau fasilitas kesehatannya pun kurang memadai karena di Klinik LAPAS hanya mampu mengobati penyakit ringan. Pokok nya fasilitas LAPAS kurang memuaskan karena persediaan air sexing berkurang dan pemakaiannya pun sangat dibatasi. Beliau merupakan Mantan

Narapidana Wanita yang mendekam di LAPAS karena tersangkut kasus korupsi pengelolaan keuangan pada program kantor dengan tujuan mencapai targetnya dan untuk mencapai target tersebut atasan beliau menggunakan kebijakan yang bertentangan dengan peraturan dan akhirnya beliau yang sebenarnya tidak mengetahui hal yang sebenarnya justru beliau yang masuk bui.

Nama : Ibu Damaris Hutasoit

Umur : 49 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Jenis tindak pidana : Penyuapan Lamanya masa tahanan : I Tahun 4 Bulan

Menurut hasil wawancara yang saga lakukan dengan Ibu Damaris Hutasoit, Beliau menilai kapasitas Lembaga Pemasyarakatan tidak sesuai dengan jumlah Narapidana. Sikap Petugas LAPAS dalam melakukan pembinaan khususnya jasmani maupun keterampilan kurang adanya kepedulian sehingga beliau tidak ingin mengikuti kegiatan tersebut. Beliau mengatakan semua fasilitas LAPAS tidak mampu memenuhi setiap kebutuhan Narapidana sehingga ada kemungkinan terjadi perlakuan berbeda diantara narapidana yang satu dengan yang lain. Beliau mengatakan Lapas merupakan suatu wadah bagi orang — orang yang terhukum karena kasus pidana dan didalamnya terdapat aktivitas bersama seperti melakukan apel, gotong royong membersihkan lingkungan LAPAS serta, peraturan yang sangat ketat dan apabila tidak mengikuti aturan yang berlaku maka akan dikenai sanksi. Di LAPAS juga terdapat pembagian kerja Warga Binaan LAPAS baik itu pembina, tamping dan korve blok.

sesuai dengan pembinaan yang dilakukan terhadap narapidana baik itu dibagian pendataan narapidana maupun tahanan, dapur, maupun penemeliharaan kebersihan LAPAS. Tugas Korve Blok adalah menjaga ketertiban dan mengawasi setiap perilaku narapidana wanita di masing — masing blok seperti pada saat Korve blok mengizinkan Petugas LAPAS yang melakukan razia Ke blok — blok yang diawasinya dan bertanggung jawab kepada Petugas LAPAS jika sewaktu — waktu terjadi hal — hal yang tidak diinginkan seperti perkelahian antar narapidana.

Nama : Asmah Simatupang S.ag

Umur : 46 Tahun

Agama : Islam

Bekerja pada bagian : KA SUBSI BIMPAS

Menurut hasil wawancara yang saya lakukan dengan Ibu Asmah Simatupang, remisi mempunyai peranan penting dari segi pembinaan narapidana. Dengan adanya remisi tidak sedikit dari narapidana termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembinaan. Salah satu peraturan yang ada di dalam lembaga pemasyarakatan adalah mengikuti program pembinaan yang ada yakni akhlak atau ketaqwaan dan keterampilan yang disesuaikan dengan agama dan bakat dari masing — masing narapidana.

Adapun indikator yang diambil oleh pembina dalam menilai suksesnya program pembinaan dalah apabila semua narapidananya berkelakuan baik, tidak ada yang masuk daftar buku register F, pada setiap hari Proklamasi kemerdekaan dan hari besar keagamaan mendapatkan remisi bahkan tidak jarang karena membantu kegiatan pembinaan mendapatkan remisi tambahan. Beliau juga

mengatakan narapidana yang berkelakuan buruk hanya akan menyusahkan, hanya menambah pekedaan, jadi tidak peduli apa motif mereka ikut serta dalam kegiatan pembinaan yang penting laporan selalu baik sampai ke atasan. kekurangan terhadap kuantitas/jumlah petugas di lingkungan Lapas, juga harus perlu menjadi perhatian yang khusus agar dapat melakukan pembinaan terhadap para Narapidana/Tahanan secara maksimal.

Adapun hal kekurangan terhadap kuantitas/jumlah petugas tersebut, dapat juga diatasi dengan menambah petugas yang ada dengan cara perekrutan para petugas berdasarkan ketentuan yang berlaku dan juga bisa diatasi dengan jalan peningkatan kualitas dan pengorganisasian yang tertib dan teratur sehingga nantinya tidak menjadi suatu faktor penghambat atau bahkan menjadi ancaman bagi pembinaan dan keamanan/ ketertiban. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor kesejahteraan para petugas pemasyarakatan memang masih memprihatinkan namun jangan sampai faktor kesejahteraan tersebut menjadi penyebab lemahnya proses pembinaan dan keamanan/ketertiban di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan. Sebab kesejahteraan yang diberikan kepada para petugas di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan harus dapat dimaklumi dan disyukuri, karena pada prinsipnya manusia tersebut tidak akan pernah puas dan cukup dengan jumlah atau nilai berapapun yang diberikan untuk tingkat suatu kesejahteraan.

Adanya kekurangan sarana dan fasilitas baik dalam jumlah mutu telah menjadi penghambat pembinaan bahkan telah menjadi salah satu penyebab rawannya keamanan/ketertiban. Hal tersebut merupakan menjadi togas bagi semua pihak yang ada di dalamnya baik itu KALAPAS dan Staf yang ada di

memelihara semua sarana/fasilitas yang ada dan mendayagunakannya secara optimal. Meskipun dirasakan kurang mencukupi untuk kebutuhan dan melaksanakan semua program pembinaan, namun hendaknya diusahakan sedapat mungkin untuk memanfaatkan anggaran yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya guna, agar pembinaan dapat bedalan dengan baik. Kualitas dari bentuk-bentuk program dari pembinaan tidak semata-mata ditentukan oleh anggaran ataupun sarana dan fasilitas yang tersedia. Diperlukan program-program kreatif tetapi tidak mengeluarkan biaya yang terlalu mahal dalam pengerjaannya dan mudah cara kerjanya serta memiliki dampak yang edukatif yang optimal bagi warga binaan pemasyarakatan.

Nama : H Tarigan

Umur : 32 Tahun

Agama : Kristen

Jenis tindak pidana : Penggelapan Lamanya masa tahanan : 6 Bulan

Keadaan yang terjadi sangat menegangkan dan beliau merasa menyesal akan perbuatan yang dilakukannya. Kegiatan sehari – hari beliau adalah rnenger akan apa yang disuruh sama petugas sambil berkomunikasi dengan sesama narapidana mengenai latar belakang mereka dan tindak kejahatan yang mereka lakukan sehingga mereka mendekam disini. Adapun perbedaan perlakuan petugas tehadap narapidana dalam hal pembinaan dimana narapidana dengan kasus - kasus yang berbeda maka petugas melakukan pembinaan yang berbeda juga. Semua fasilitas yang diterima oleh narapidana adalah sama. Menurut beliau hak yang diterima oleh petugas adalah mendapatkan makanan dan mendapat waktu

kunjungan keluarga.

Beliau pernah meminta fasilitas kepada petugas LAPAS berupa HP untuk berkomunikasi dengan keluarga tetapi petugas meminta sejumlah uang sesuai permintaan mereka. Beliau juga mengatakan ada narapidana yang kaya meminta fasislitas lebih kepada petugas berupa tempat tidur dan makanan. Semua narapidana diwajibkan oleh petugas jaga melakukan tugas – tugas sesuai dengan aturan yang ada. Pada saat narapidana melanggar ketentuan LAPAS maka petugas menghukum narapidana dengan cara memperberat tugas yang diberikan. Pada saat beliau di LAPAS, beliau merasa kehidupannya tidak nyaman karena di dalam blok narapidana ditempatkan sebanyak 15 orang dan sering juga karena sudah padat ada narapidana yang berkelahi karena hal sepele lalu makanan pun kelihatannya sudah tidak layak dan lebih layaknya lagi kalau makanan tersebut diberikan kepada, binatang.

Nama : Endang Sriwati

Umur : 44 Tahun

Agama : Islam

Bekerja pada bagian : KA KPLP

Berdasarkan hasil wawancara dengan Endang Sriwati, keadaan Narapidana dari segi keamanan dalam sistem Pemasyarakatan, maka faktor keamanan merupakan faktor penunjang dalam proses pembinaan Narapidana wanita di dalam Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan. Bidang keamanan di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan adalah berupa pengawasan dan pengawasan terhadap, Narapidana wanita tersebut. Apabila ada, orang yang ingin memasuki ruangan Narapidana wanita tersebut, maka terlebih dahulu harus

memasuki pintu portir di mana di pintu tersebut ada, seorang pegawai/petugas yang ditugaskan untuk menjaga pintu portir tersebut untuk membuka dan menutup pintu portir tersebut apabila ada orang yang hendak keluar-masuk di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Medan. Dan segala barang-barang bawaan dari keluarga atau tamu dari para Narapidana wanita tersebut, terlebih dahulu diadakan