• Tidak ada hasil yang ditemukan

INSTRUMEN IDENTIFIKASI POTENSI MASALAH 1.1 Transkrip Wawancara Kepala SD BOPKRI Gondolayu

P : Bagaimana proses belajar mengajar secara umum di SD Bopkri Gondolayu terkait dengan pembelajaran matematika?

KS : Yaa jadi masing-masing guru punya metode tersendiri.. yaa bagaimana cara guru itu bisa menyampaikan materi disesuaikan dengan kondisi kelas, ya jadi mungkin kelas A mungkin berbeda dengan cara dengan kelas yang satunya begitu, itu yang tahu persis wali kelas.. ya untuk metodenya

P : Jadi disesuaikan dengan …

KS : Kondisi kelasnya, injeh..

P : Kemudian nomor dua, apa saja yang didapatkan oleh siswa terkait dengan mata pelajaran matematika?

KS : (batuk-batuk) (ambil minum) kalo prestasi.. untuk lomba-lomba memang kami kadang ada ikutkan tapi untuk secara khusus matematika kami belum mendapat kejuaraan yang istimewa begitu.. tetapi hasil dari UN itu juga ada yang dibidang matematika yang dapat nilai seratus, sepuluh gitu..

P : Kemudian tentang siswa sd bopkri disini terkait dengan mata pelajaran matematika itu sendiri bagaimana buk? jadi apakah tertarik?

KS : Itu juga bervariasi.. P : Ohh begitu..

KS : Ada anak yang memang suka matematika pinter, dia suka semakin suka, tetapi ada anak yang merasa tidak mampu terus menjadi ketakutan juga ada.. P : Terkadang apakah tentang yang mungkin bisa dibilang negatif itu

menurut ibu apa penyebabnya atau faktor apa saja yang mempengaruhi?

KS : Yang pertama mungkin dari anak sendiri njeh…, karena dia mungkin dalam ulangan ataupun nilainya jelek-jelek terus minder terus menjadi ketakutan tersendiri, ada anak yang seperti itu.. kemudian bisa juga karena ditimbulkan

dari mungkin, eee guru kurang kreatif dalam penggunaan alat peraga bisa jadi seperti itu..

P : Kemudian, apakah siswa sd disini mengalami kesulitan dalam mata pelajaran matematika, secara umum?

KS : Secara umum tidak sih tapi memang ada juga yang, yang kalau yang sudah takut ya jadinya, … nilai jadi jelek..

P : Kira-kira kesulitan apa saja bu yang dialami, misalkan pada pelajaran atau kelas berapa?

KS : Saya rasa dari kelas kecil pun kalau yang dia merasa sudah ndak bisa ndak suka yaa sampai ke kelas enamnya pun nantinya akan seperti itu…

P : Jadi berkelanjutan KS : Inggeh…

P : Kemudian buk, apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan tersebut ? jadi apa kah tentang kemauan atau tidak senang ?

KS : Ohh njehh… anak-anak kurang pendampingan, kemudian kurang berlatih karena matematika kan memang harus banyak latian sebetulnya.. dirumah tidak banyak dilatih tidak banyak dibimbing didampingi terus anak tersebut menjadi tertinggal kalau dikelas, kemudian bisa juga karena cara guru mengajarnya. yang mungkin tanpa alat peraga atau apa sehingga bagi anak yang merasa kurang mampu itu semakin sulit. Bagi anak-anak yang sudah bisa mungkin dengan secara abstrak itu bisa nangkep tapi untuk anak-anak yang kurang kan harus didampingi dengan alat peraga yang nyata sehingga bisa diamati, nah baru dong.

P : Selanjutnya, apakah sekolah pernah mengupayakan penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran?

KS : Njeh. kami selalu mengingatkan ke teman-temen guru. tapi ya kadang ada yg kreatif, kadang mencari cari sendiri alat peraganya, membuat sendiri tapi kadang juga ada yang yowis nggak. tergantung pribadi si guru

P : Kira-kira alat peraga yang pernah digunakan itu seperti apa buk? apakah itu dibeli dari luar atau guru membuat sendiri atau bahan- bahannya bagaimana?

KS : Nggeh. bervariasi, ada yang sekolah sudah menyediakan didupikat, ada guru yang kreatif membuat sendiri, bahkan ada yang guru lebih kreatif mengajak siswa untuk ikut membuat alat peraga sebagai sarana pembelajaran.

P : Apakah proses pengadaan alat peraga itu juga ditentukan beberpa faktor atau bagaimana buk?

KS : Yaa.. tergantung kebutuhan si guru, nggeh misalnya guru kelas empat mengajarkan apa kok gak ada alat peraganya, yaa menciptakan sendiri gitu, berkreasi sendiri

P : Apakah ada itu buk, apa kententuan bahwa alat peraga itu misalkan menarik, atau bergradasi, seperti itu atau auto-correction yang anak bisa mengetahui kesalahannya sendiri dan anak bisa belajar dari alat itu sendiri?

KS : Ohh nggeh.. nggeh memang disini kalau saya amati memaang ee.. belum semua guru kreatif dalam pembuatan atau penggunaan alat peraga, jadi masih ada juga guru yang ngajarnya seadanya alat peraga yoo wess.. gitu saja, tetapi ada yang, yang dia juga berusaha menciptakan alat peraga itu yang mungkin dengan correc correc itu…

P : Kemudian buk, bagaimana penggunaan alat peraga matematika dalam pembalajaran di kelas dengan terkait materi pembelajaran yang disampaikan?, misalkan apakah alat peraga itu digunakan untuk secara berkelompok individu atau secara klasikal, kelas berapa gitu buk? KS : Ooh nggeh.. itu juga bervariasi karena keterbatasaan alat peraga yaa, kalau

misalnya adanya ada satu yaa otomatis secara klasikal, ada juga yang lebih dari satu dilakukan secara kelompok, tapi kalau individu itu tidak karena keterbatasan alat peraganya.. kami kemarin habis dari rapat di Sanata Dharma sehubungan dengan PPL itu, disana didemonstrasikan anak-anak

yang PPL yang membuat alat peraga itu sangat tertarik terus kami bilang ke Romo, Romo kalau misalnya kita kerja sama, guru-guru kami dilatih untuk pembuatan alat peraga. bisa saja bu. jadi kami punya gagasan nanti entah kedepannya kami akan minta tolong sanata dharma untuk membantu kami membuat alat peraga. guru-guru kami ya itu..ada yang memang kreatif ada yang.. yoo wesslah seadanya gitu saja.. paling kalau anak-anak yang mampu terus diberi latian-latihan tidak dibantu dengan peraga, kalau mungkin perlu. P : Kemudian buk, apakah di SD Bopkri Gondolayu ini pernah

dilaksanakan penelitian yangterkait dengan alat peraga?

KS : Pernah tahun kemarin ada juga, nggeh itu juga.. tapi apa ya anunya judulnya apa ya saya lupa, ada juga..

P : Bagaimana proses pelaksanaan penelitian tersebut?, jadi apakah penelitian itu melakukan pembelajaran dikelas atau observasi dulu.. KS : Nggeh, jadi dia observasi, menciptakan alat peraga kemudian di uji

cobakan..

P : Jadi pengembangan alat peraga ya buk KS : Nggehh..nggeh..

P : Metodenya apa ya buk? KS : Iyaa..

P : Metode pengembangan alat peraga menggunakan metode apa ya buk? KS : Secara detailnya karena kekelas, saya tidak tahu .. jadi itu diobservasi dulu,

kemudian dia menciptakan alat peraga yang sesuai dengan tema yang dia teliti diaciptakan alatnya kemudian ujicobakan… terbatas.. ada pretest dan posttestnya.. kemarin mbak Danik kalo gak salah, mbak Tira saya lupa.. kemarin kebetulan yang dipresentasikan juga yang .. percobaan disini, judulnya apa ya saya lupa.. karena saya baru dua tahun..

P : Prestasi akademik yang diraih SD Bopkri Gondolayu itu untuk tahun kemarin atau tahun ini mengenai hasil ujiannya itu, seperti apa ya bu?

KS : Jadi 2 tahun 3 tahun berturut-turut kami untuk hasil kelulusan selalu meningkat dari prestasi dari tingkat kota maupun tingkat, UPT maupun tingkat kota demikian untuk SD-SD Kristiani Kristen dan Katholik, 3 tahun ini kami pringkat 1 sekota untuk Kristen dan Katholik, jadi dari SD-SD Kristiani ada Bopkri Kanisius .. itu kami peringkat satu, demikian pengelolaan pringkat secara umum kemarin ditingkat UPT kami peringkat 3 diitngkat kota peringkat 9 untuk tahun ini mudaha-mudahan kami juga bisa seperti, mestinya itu semua baru diumumkan hari sabtu, jadi ada masudi rini kalam kudus pl kanisius tarakanita Budaya Wacana, jadi SD-SD Kristiani kami peringkat 1 ..3 tahun bertutut-turut, kemudian perolehan prestasi UUG kelas 3 juga kami 3 tahun berturut-turut kami peringkat 1 jadi kelas 3 ada ujian disemester 2 mata pelajaran juga sesuai dengan mata ujian bahasa matematika dan ipa kami juga peringkat 1 itu secara umum SD Kristiani dan Negeri Muhamadiyah semuanya secara umum peringkat 1.

P : Kalau untuk prestasi yang individu mengenai berbagai macam bidang yang pernah diikuti SD ini apa saja buk?

KS : Kami banyak ya diakademik dan juga non akademik juga ada… kami di akademik, lomba” terus kami ikutkan.. tapi kalau yang khusus mata pelajaran IPA, Matematika itu jarang lomba-lombanya, yang banyak malah di non akademik, kemarin bahasa inggris dimalang itu kami peringkat 2 nasional kelas 4, kemudian membatik, terus tari paduan suara musik, musik itu juga ada biola yang peringkat 1, kemudian solo drum ada juga dua anak yang berprestasi, jadi kami tidak mengembangkan hanya di bidang akademik tetapi non akademik kami coba gali sesuai dengan motto kami.

P : Apa tujuan dari sekolah selain mengembangkan kemampuan dari akademik itu alasannya juga mengembangkan di non akademik ?

KS : Yaa karena anak itu masing-masing anak, masing-masing individu punya talenta yang mungkin belum tergali kami coba mengali disini, setiap individu punya kelebihan masing-masing kami mencoba, mungkin diakademik dia tidak

menonjol dinonakademiknya menonjol ya kami coba arahkan kesana… disini yang misalnya disekolah lain tidak ada perkusi, yaa kami menggunakan barang- barang bekas digunakan untuk menjadi alat musik, beberapa kali kami juga diajak pentas di Sanata Dharma kalo pas acara apa yaa.. 2 kali parade gamelan iyaa nggeh 2 kali kali berturut-turut kami diundang perkusinya.. iya kami menggunakan alat-alat seadanya dari ember bekas cat kami gunakan