• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

2. Pedoman Observas

Pedoman observasi disusun sebagai acuan ketika observasi pembelajaran dan ketersediaan alat peraga yang ada di kelas III SD BOPKRI Gondolayu. Berikut kisi-kisi pedoman observasi.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran Matematika

No.

Item Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati

1. Ketersediaan alat peraga matematika di kelas

Adanya alat peraga yang didisplay untuk pembelajaran matematika di kelas.

2. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di kelas

Guru menggunakan alat peraga selama pembelajaran matematika di kelas untuk menjelaskan materi pembelajaran.

3. Cara penggunaan alat peraga matematika di kelas

Guru menjelaskan cara penggunaan alat peraga matematika kepada siswa.

4, 5 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran matematika

Siswa mengalami kesulitan mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas.

Siswa mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika yang diberikan guru.

Pedoman observasi divalidasi oleh ahli bahasa, ahli pembelajaran matematika, dan guru kelas SD Kanisius Wirobrajan. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Uji validasi dilakukan dengan berkonsultasi dengan ahli sesuai dengan bidangnya. Para ahli memberikan penilaian dan komentar terhadap instrumen yang divalidasi. Penentuan skor terhadap penilaian ahli dapat dilihat pada tabel 3.4 hal 44. Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih dari 2,50 atau pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh kurang dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid atau tidak layak digunakan. Hasil validasi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 4.6 hal 71. Rerata skor menunjukkan 3,29 yang

termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu pedoman observasi layak digunakan tanpa perbaikan.

3. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan peneliti ada dua, yaitu kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk. Berikut penjelasan mengenai kuesioner yang digunakan peneliti.

a. Kuesioner Analisis Kebutuhan

Peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner analisis kebutuhan diberikan kepada guru kelas dan siswa kelas III SD BOPKRI Gondolayu. Berikut kisi-kisi kuesioner analisis kebutuhan guru maupun siswa.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Terhadap Guru dan Siswa Kelas III

Indikator Deskriptor Nomor Item

Auto-education 1. Penggunaan alat peraga Matematika

2. Belajar secara mandiri 1 dan 2 Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan

sekitar. 7 dan 8

Menarik 1. Memiliki warna 3 dan 4

Bergradasi

1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi

2. Berat alat peraga

5 dan 6

Auto-correction

1. Membantu menemukan kesalahan sendiri

2. Membantu menemukan jawaban yang benar

9 dan 10

Kuesioner analisis kebutuhan divalidasi oleh ahli bahasa, ahli pembelajaran matematika, dan guru kelas SD Kanisius Wirobrajan. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Uji validasi dilakukan dengan berkonsultasi dengan ahli sesuai dengan bidangnya. Para ahli memberikan penilaian dan komentar terhadap instrumen yang divalidasi.

Penentuan skor terhadap penilaian ahli dapat dilihat pada tabel 3.4 hal 44. Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih dari 2,50 atau pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh kurang dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid atau tidak layak digunakan.

Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.22 hal 84. Rerata skor menunjukkan 3,62 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.23 hal 85. Rerata skor menunjukkan 3,42 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu kuesioner analisis kebutuhan layak digunakan tanpa perbaikan.

Setelah melalui uji validasi oleh ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa SD Kanisius Wirobrajan. Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan dalam instrumen (Haladyna, Downing, & Rodriguez, 2002: 326). Berdasarkan hasil uji keterbacaan, didapatkan skor rerata 3,52 (lihat tabel 4.21 hal 84), skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik sehingga instrumen layak digunakan tanpa perbaikan.

b. Kuesioner Validasi Produk

Kuesioner validasi produk digunakan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk diberikan kepada ahli pembelajaran

Montessori, ahli pembelajaran matematika, ahli pembelajaran Matematika Montessori dan guru kelas. Berikut kisi-kisi kuesioner validasi produk.

Tabel 3.7 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli

Indikator Deskriptor Nomor

Item Auto-education 1. Membantu siswa memahami konsep Matematika.

2. Siswa belajar secara mandiri 1,2 Auto-

correction

1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri.

2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar. 7,8 Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa.

2. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar. 3,4 Bergradasi

1. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda.

2. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa.

5,6

Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar.

2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar. 9,10

Kuesioner validasi produk divalidasi oleh ahli bahasa dan guru kelas SD Kanisius Wirobrajan. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Uji validasi dilakukan dengan berkonsultasi dengan ahli sesuai dengan bidangnya. Para ahli memberikan penilaian dan komentar terhadap instrumen yang divalidasi. Penentuan skor terhadap penilaian ahli dapat dilihat pada tabel 3.4 hal 44. Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih dari 2,50 atau pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh kurang dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid atau tidak layak digunakan.

Hasil validasi kuesioner validasi produk untuk ahli dapat dilihat pada tabel 4.41 hal 123. Rerata skor menunjukkan 3,83 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, kuesioner validasi produk layak digunakan tanpa perbaikan. c. Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas digunakan untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan. Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas diberikan kepada siswa setelah uji coba terbatas. Berikut kisi-kisi kuesioner validasi produk.

Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk melalui Uji Coba Terbatas

Indikator Deskriptor Nomor

Item Auto-education 3. Membantu siswa memahami konsep Matematika.

4. Siswa belajar secara mandiri 1,2 Auto-

correction

3. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri.

4. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar. 7,8 Menarik 3. Memiliki warna yang menarik bagi siswa.

4. Bentuk alat menarik bagi siswa untuk belajar. 3,4 Bergradasi

3. Dapat digunakan untuk berbagai kompetensi dasar yang berbeda.

4. Memiliki berat yang sesuai dengan siswa.

5,6 Kontekstual 3. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar.

4. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar. 9,10

Kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas divalidasi oleh ahli bahasa dan guru kelas SD Kanisius Wirobrajan. Validasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan setiap instrumen yang digunakan. Uji validasi dilakukan dengan berkonsultasi dengan ahli sesuai dengan bidangnya. Para ahli memberikan penilaian dan komentar terhadap instrumen yang divalidasi. Penentuan skor terhadap penilaian ahli dapat dilihat pada tabel 3.4 hal 44. Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor

lebih dari 2,50 atau pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh kurang dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid atau tidak layak digunakan.

Hasil validasi kuesioner validasi produk melalui uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 4.42 hal 124. Rerata skor menunjukkan 3,77 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, kuesioner validasi produk layak digunakan tanpa perbaikan.

Setelah melalui uji validasi oleh ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan kuesioner kepada siswa SD Kanisius Wirobrajan. Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan dalam instrumen (Haladyna, Downing, & Rodriguez, 2002:326). Berdasarkan hasil uji keterbacaan, didapatkan skor rerata 3,38 (lihat tabel 4.40 hal 123), skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik sehingga instrumen layak digunakan tanpa perbaikan.

4. Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa ketika pretest

dan posttest. Instrumen tes disusun dengan mengacu pada Standar Kompetensi

“Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka” dan Kompetensi dasar “Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka”. Mengacu pada SK dan KD, peneliti membuat soal tes sebanyak 30 item. Sebelum digunakan, instrumen tes diuji validitas dan reliabilitasnya. Berikut kisi-kisi instrumen tes yang digunakan.

Tabel 3.9 Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Empiris Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/se mester Materi Pokok Indikator Soal No Soal 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka III/1 Melakuka n operasi perkalian - Menentuka n hasil dari operasi hitung perkalian 10,13,15,17 ,18,21,23,2 4,27,28,29, 30 - Menentuka n hasil penjumlah an berulang dengan cara mengubah menjadi operasi hitung perkalian 3,14,16,19, 20,22,25,26 - Menyelesa ikan masalah berkaitan dengan operasi hitung perkalian 1,2,4,5,6,7, 8,9,10 - Menentuka n hasil operasi hitung perkalian dengan cara mengubah menjadi penjumlah an berulang 12

Berdasarkan indikator yang disusun, peneliti mengembangkan instrumen tes sebanyak 30 item soal. Setelah item soal dibuat, selanjutnya divalidasi oleh ahli pembelajaran matematika dan guru kelas III. Uji validitas instrumen tes dilakukan

dengan dua cara yaitu validitas isi dan konstruk. Validitas isi dilihat dari kesesuaian antara isi instumen yang dibuat dengan materi yang sesuai dengan pembelajaran di kelas, sedangkan validitas konstruk yaitu kesesuaian aspek yang diukur dengan kajian teori tertentu (Sugiyono, 2014:176-182). Validitas dilakukan untuk menguji ketepatan dan kecermatan instrumen penelitian yang akan digunakan (Azwar, 2012:5). Instrumen dikatakan valid jika instrumen tersebut benar-benar mengukur hal yang akan diukur (Sukmadinata, 2007:228).

Uji validasi dilakukan dengan berkonsultasi dengan ahli sesuai dengan bidangnya. Para ahli memberikan penilaian dan komentar terhadap instrumen yang divalidasi. Penentuan skor terhadap penilaian ahli dapat dilihat pada tabel 3.4 hal 44. Berdasarkan tabel tersebut, instrumen dikatakan valid jika memperoleh rerata skor lebih dari 2,50 atau pada rentang skor 3 (kategori baik) yang berarti keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu diperbaiki. Sebaliknya, apabila rerata skor yang diperoleh kurang dari 2,50, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak valid atau tidak layak digunakan.

Hasil validasi instrumen tes oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.31 hal 113. Rerata skor menunjukkan 3,71 yang termasuk dalam kategori sangat baik. Oleh sebab itu, Instrumen tes layak digunakan tanpa perbaikan. Setelah melalui uji validasi oleh ahli, selanjutnya peneliti melakukan uji keterbacaan instrumen tes kepada siswa SD BOPKRI Gondolayu. Uji keterbacaan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bahasa yang digunakan dalam instrumen (Haladyna, Downing, & Rodriguez, 2002:326). Berdasarkan hasil uji keterbacaan, didapatkan skor rerata 3,68 (lihat tabel 4.32 hal 115), skor

tersebut termasuk dalam kategori sangat baik sehingga instrumen layak digunakan tanpa perbaikan.

Setelah divalidasi oleh beberapa ahli dan sudah melalui uji keterbacaan, selanjutnya instrumen tes diujikan secara empiris kepada siswa kelas III SD Kanisius Wirobrajan. Data hasil pengujian secara empiris diolah dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows dengan teknik korelasi product moment dari Carl Pearson. Kemudian hasil perhitungan menggunakan program SPSS dibandingkan dengan r tabel untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal. Jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir soal dikatakan valid, sebaliknya, jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir soal dikatakan tidak valid. Hasil pengujian empiris digunakan untuk pretest dan posstest dengan memilih 15 item soal yang valid. Berikut kisi-kisi soal pretest dan posstest.

Tabel 3.10 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/se mester Materi Pokok Indikator Soal No Soal 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka 1.3 Melakukan perkalian yang hasilnya bilangan tiga angka dan pembagian bilangan tiga angka III/1 Melakuka n operasi perkalian - Menentuka n hasil dari operasi hitung perkalian 10,15 ,18,21,23,2 4, ,28,29,30 - Menentuka n hasil penjumlah an berulang dengan cara mengubah menjadi operasi hitung perkalian 20,22

- Menyelesa ikan masalah berkaitan dengan operasi hitung perkalian 2,8,9,10

F. Teknik Pengumpulan Data