• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : Pengaturan Prinsip Keterbukaan Perusahaan Publik di Pasar

B. Instrumen Pasar Modal

Pasar modal Indonesia memperdagangkan efek dalam wujud instrumen modal dan utang, instrumen derivatif seperti surat pengganti atau bukti sementara dari efek, bukti-bukti keuntungan dan surat-surat jaminan, hak-hak unutk memesan atau membeli saham atau obligasi, warrant dan option.70

1. Instrumen utang (Obligasi);

Berdasarkan hal tersebut maka secara umum instrumen di pasar modal dapat dibedakan menjadi beberapa kategori:

2. Instrumen Penyertaan (Saham); 3. Instrumen Derivatif;

4. Instrumen Efek Syari’ah;

5. Instrumen Efek Lainnya (Reksadana).

1. Instrumen Utang (Obligasi)

Obligasi (Bond) adalah surat utang jangka menengah71 dan jangka panjang72 yang dapat dialihkan.73

70

Ibid. h. 182.

Obligasi merupakan surat yang menyatakan bahwa satu pihak berhutang kepada pihak lainnya. Perbedaan obligasi dan hutang piutang biasa adalah

71

Obligasi disebut utang jangka menengah karena memiliki ciri hutang jangka menengah, yaitu pembayaran hutang dilunasi pada saat aktiva yang dibiayai dengan hutang tersebut tidak lagi diperlukan, pembayaran biasanya juga dilakukan secara berkala, dalam melunasi hutang tersebut dapat disesuaikan dengan kesediaan arus kas. Struktur Hutang,

http://monstajam.blogspot.com/2011/04/struktur-hutang.html, diakses tanggal 20 Oktober 2011.

72

Obligasi disebut surat jangka panjang karena masa kewajiban pembayarannya setelah 1 (satu) tahun, bahkan lebih dari lima tahun yang merupakan ciri dari utang jangka panjang. Ibid. Obligasi berdasarkan jatuh tempo terbagi 3 (tiga) yaitu Obligasi jangka pendek (sampai dengan satu tahun), obligasi jangka menengah (dua sampai lima tahun) dan obligasi jangka panjang (lebih dari lima tahun). M. Irsan Nasarudin, dkk. Op. Cit. h. 187.

73

Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal: Strategi Tepat

Investasi Saham, Obligasi, Waran Right, Opsi, Reksadana dan Produk Pasar Modal Syari’ah (Jakarta:

bahwa hutang piutang biasanya antar satu orang perorangan, atau lembaga dengan orang perorangan secara individu ataupun beberapa pemberi pinjaman berhadapan dengan satu peminjam. Sedangkan obligasi lebih bersifat antara satu peminjam dengan sekelompok pemberi pinjaman yang bisa ratusan, ribuan bahkan lebih.74

Obligasi ada berbagai jenis, klasifikasi obligasi tersebut berdasarkan beragam aspek. Berikut jenis-jenis obligasi yang ditinjau dari berbagai aspek:75

a) Obligasi berdasarkan penerbit, ada tiga jenis, yaitu:

1. Corporate bonds, yakni obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun badan usaha swasta.

2. Governement bonds, yakni obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat. 3. Municipal bonds, yakni obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah

untuk membiayai proyek-proyek yang bersifat kepentingan publik (public utility).

b) Obligasi berdasarkan sistem pembayaran bunga, ada empat jenis, yaitu:

1. Zero coupon bonds, yakni obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan seakligus pada saat jatuh tempo.

2. Coupon bonds, yakni obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

74

Hamud M. Balfas, Op.Cit. h. 129.

75

3. Fixed coupon bonds, yakni obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah di tetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

4. Floating coupon bonds, yakni obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan tertentu seperti average time deposit (ATD), yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

c) Obligasi berdasarkan hak penukaran, ada empat jenis, yaitu:

1. Convertible bonds, yakni obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

2. Exchangeable bonds, yakni obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

3. Callable bonds, yakni obligasi yang memberikanhak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

4. Putable bonds, yakni obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emitenuntuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut

d) Obligasi jaminan atau kolateralnya

1. Secured bonds, yakni obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.

2. Unsecured bonds, yakni obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu, tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

e) Obligasi berdasarkan cara perhitungan imbal hasil

f) Obligasi dilihat dari cara peralihannya, obligasi jenis ini dapat dibedakan menjadi dua jenis obligasi yaitu:

1. Obligasi atas unjuk (bearer bond). Obligasi ini memiliki ciri yaitu: Nama pemilik tidak tercantum dalam sertifikat obligasi, setiap sertifikat obligasi disertai dengan kupon bunga yang dilepaskan setiap pembayaran bunga dilakukan, sangat mudah untuk dialihkan, kertas sertifikat obligasi dibuat dari bahan yang berkualitas tinggi seperti bahan untuk membuat uang, bunga dan pokok obligasi hanya dibayarkan kepada orang yang dapat menunjukkan kupon bunga dan sertifikat obligasi dan kupon bunga dan sertifikat obligasi yang hilang tidak dapat dimintakan penggantian.76

2. Obligasi atas nama (registered bond). Obligasi ini dapat dibedakan sebagai berikut:

dan

76

A. Setiadi, Obligasi dalam Persfektif Hukum Indonesia (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1996). h. 32-34.

a) Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman. Pada obligasi ini, nama pemilik dan tercantum dalam sertifikat obligasi beserta kupon bunganya;

b) Obligasi atas nama untuk bunga. Pada obligasi ini, nama pemilik tidak tercantum pada sertifikat obligasi, tetapi nama dan alamat pemilik dicatat di perusahaan penerbit obligasi untuk memudahkan pengiriman bunga;

c) Obligasi atas nama untuk pokok pinjaman dan bunga. Pada obligasi ini, nama pemilik tercantum dalam sertifikat obligasi, tetapi tidak tercantum di kupon bunga. Pembayaran pokok dan bunga langsung disampaikan kepada pemilik obligasi yang namanya tercantum di perusahaan penerbit obligasi.77

Peralihan obligasi atas nama, menurut Pasal 613 KUH Perdata, harus dilakukan dengan suatu akta-baik akta autentik maupun akta di bawah tangan dilimpahkan kepada pihak lain. Penyerahan obligasi tersebut baru menimbulkan akibat hukum bagi penerbit obligasi setelah diberitahukan kepada penerbit obligasi atau secara tertulis disetujui dan diakui oleh penerbit obligasi.78

2. Instrumen Penyertaan (Saham)

Saham adalah suatu kepentingan kepemilikan (ownership intrest) dalam suatu perusahaan, yang biasanya tercipta dengan memberikan kontribusi ke dalam modal

77

Ibid.

78

dari perusahaan yang bersangkutan.79 Saham merupakan efek yang paling umum ditawarakan dalam suatu penawaran umum, dan karenanya merupakan instrumen yang paling umum di kenal dan diperdagangkan di pasar modal (bursa). Saham merupakan komponen dan wujud dari penyertaan modal dalam suatu usaha yang berbentuk perseroan terbatas.80

Saham dianggap sebagai penyertaan seseorang atau pihak tertentu di dalam modal perseroan terbatas karena saham merupakan komponen dari modal suatu perseroan terbatas. Saham adalah penyertaan yaitu pemasukan modal dari pemegang saham ke dalam suatu badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas.81 Kepemilikan saham pada suatu perseroan terbatas membuat seseorang memiliki hak untuk menghadiri dan mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi serta hak lain yang diatur oleh Undang-undang.82

Keuntungan yang didapat investor dengan membeli saham ada dua macam yaitu mendapatkan dividen dan mendapatkan capital gain.83

79

Munir Fuady, Hukum Perusahaan dalam Paradigma Bisnis (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1999), h. 35.

80

Hamud M. Balfas, Op. Cit. h. 91.

81

Lihat penjelasan Pasal 34 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroanj Terbatas yang menyebutkan bahwa” Pada umumnya penyetoran saham adalah dalam bentuk uang. Namun, tidak ditutup kemungkinan penyetoran saham dalam bentuk lain, baik berupa benda berwujud maupun benda tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang dan yang secara nyata telah diterima oleh Perseroan. Penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang harus disertai rincian yang menerangkan nilai atau harga, jenis atau macam, status, tempat kedudukan, dan lain-lain yang dianggap perlu demi kejelasan mengenai penyetoran tersebut”.

82

Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

83

Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (Yogyakarta: UPP AMP YPKN, 2004), h. 49.

a) Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan perusahaan setiap tahun. Dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka kepemilikan saham pemodal tersebut harus berada dalam periode yang sudah diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.84 Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai atau dividen saham.85

b) Capital Gain

Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Sebagai instrumen investasi saham tidak hanya melahirkan keuntungan tetapi juga mengandung resiko, yakni capital loss dan resiko likuidasi.86

a) Capital Loss

Capital loss merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi ketika investor menjual saham lebih rendah daripada harga beli.87

84

Dividen dapat diberikan kepada pemegang saham baru lima hari kerja setelah pembelian saham. di Indonesia, pembelian saham-saham yang diperjualbelikan adalah saham-saham atas nama. Oleh karena itu pialang efek yang melaksanakan pesanan pemodal melakukan pendaftaran (registrasi) ke Biro Administrasi Efek (BAE) dan mengadministrasikan pesanan atas nama modal baru. Di Indonesia batas waktu proses untuk meregistrasi saham selambat-lambatnya adalah 7 (tujuh) hari setelah tanggal transaksi. Sunariyah, Op. Cit. h.131.

86

Iswi Hariyani dan R. Serfiyanto, Op. Cit. h. 199-200.

87

b) Resiko Likuidasi

Resiko likuidasi terjadi ketika perusahaan yang sahamnya dimiliki pemodal dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini, hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi dari hasil penjualan kekayaan perusahaan. Jika masih ada sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan, sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan maka pemegang saham tidak akan mendapatkan apa-apa.88

Ada beberapa jenis saham yang dapat dibedakan menurut cara peralihan dan manfaat yang diperoleh oleh pemegang saham. Menurut cara peralihan terdapat dua jenis saham yaitu Saham Atas Unjuk dan Saham Atas Nama.

a) Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)

Saham atas unjuk adalah saham yang tidak mempunyai nama pemilik saham tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan. Saham ini mirip dengan uang, gampang dialihkan. Siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham tersebut, maka ia dapat dikatakan sebagai pemegang saham dari perusahaan yang disebutkan dalam sertifikat tersebut, bahakan berhak hadir dalam RUPS, kecuali dapat dibuktikan telah terjadi pelanggaran hukum dari peralihan tersebut. Pemilik saham atas unjuk harus berhati-hati ketika membawa dan menyimpannya karena kalau sertifikat tersebut hilang, maka tidak dapat dimintakan duplikat penggantinya.

88

b) Saham Atas Nama (Registered Stock)

Saham Atas Nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya. Cara peralihan saham yang demikian harus melalui prosedur tertentu. Cara peralihan saham ini harus melalui pencatatan dokumen peralihan. Nama pemilik baru dari saham atas nama harus dicatat di buku khusus yang memuat daftar pemegang saham perusahaan. Apabila sertifikat saham ini hilang, maka pemilik dapat meminta pengganti sertifikat sahamnya, karena namanya ada dalam buku perusahaan.89

Apabila ditinjau dari manfaat saham, maka pada dasarnya saham dapat digolongkan kepada saham biasa (common stock) dan saham preferensi (preferred stock).

a) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada urutan terakhir dalam hal pembagian dividen, hak atas kekayaan perusahan apabila perusahaan tersebut mengalami likuidasi.

b) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham Preferen adalah saham yang memberikan prioritas pilihan kepada pemiliknya, seperti berhak didahulukan dalam pembayaran dividen, berhak menukar saham yang dipegangnya dengan saham biasa dan mendapat prioritas

89

utama dalam pembayaran kembali atas permodalan dalam hal perusahaan dilikuidasi.90

3. Instrumen Derivatif

Instrumen derivatif yang terdapat pada pasar modal antara lain, right, warrant dan option.

a) Right

Right adalah instrumen derivatif yang ditawarkan kepada publik melalui pasar modal sesuai dengan dengan mekanisme yang berlaku di pasar modal. Right issue merupakan pengeluaran pengeluaran saham baru dalam rangka penambahan modal perusahaan, namun terlebih dahulu ditawarkan kepada pemegang saham saat ini (existing shareholder). Dengan kata lain, pemegang saham memiliki hak preemptive right91 atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atas saham-saham baru tersebut.92

Rights sifatnya hak, bukan merupakan kewajiban. Jika pemegang saham tidak ingin mempergunakan haknya ia dapat menjual haknya tersebut. Dengan demikian terjadilah perdagangan atas right. Right diperdagangkan seperti halnya saham,93

90

Ibid, h. 191-192. bandingkan dengan M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 264-267.

91

Preemptive rights adalah hak pemegang saham lama untuk menjaga proporsi pemilikannya di suatu perusahaan sehubungan dengan pengeluaran saham baru. Pemegang saham lama agar dapat melakukan penebusan sehubungan dengan pengeluaran saham baru perlu bukti rights. Bukti rights merupakan salah satu turunan (derivatif) dari saham yang dikeluarkan oleh emiten yang berkaitan dengan pemberian hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru dengan proporsi dan harga tertentu. Lihat Iskandar Z. Alwi, Pasar Modal: Teori dan Aplikasi (Jakarta: Yayasan Pancur Siwah, 2003), h. 123.

92

Ibid.

93

Lihat Ketentuan angka 1a Peraturan BAPEPAM No. IX.D.I BAPEPAM (Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-26/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003.

namun perdagangan right ada masa berlakunya,94 yakni minimum lima hari kerja dan maksimum tiga puluh hari.95

Penerbitan right issue biasanya ditujukan untuk memperoleh dana tambahan dari pemodal/masyarakat baik untuk kepentingan ekspansi, restrukturisasi dan kepentingan lainnya. Right issue menyebabkan terjadinya perubahan dilution (penurunan persentase kepemilikan saham) apabila pemegang saham lama tidak mempergunakan haknya.

96

Penerbitan right oleh perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari RUPS. Penerbitan right pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan penawaran umum perdana karena sifatnya secondary offering. Perbedaannya hanya terletak pada kenyataan bahwa hak untuk membeli saham diberikan terlebih dahulu kepada pemegang saham yang tercatat saat right tersebut ditawarkan.

97

b) Warrant

Warrant adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham perusahaan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan terlebih dahulu. Syarat-syarat tersebut biasanya menyangkut harga saham yang akan dibeli tanpa menghiraukan harga pasar, jumlah

94

Iskandar Z. Alwi, Op. Cit. h. 123.

95

Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Op. Cit. h. 232.

96

Ibid. Selain dilution, right juga dapat mengurangi ROI (return on investment) akibat bertambahnya jumlah saham yang beredar dan mengecilnya DPS (dividend per share) atau nilai dividen dibanding nilai nominal saham. Lihat Panji Anoraga dan Piji Pakarti, Op. Cit. h. 72-73.

97

saham yang dapat dibeli dengan kepemilikan satu waran dan masa berlakunya waran.98

Berbeda dengan right, waran merupakan efek yang diatur secara tegas dalam Undang-undang Pasar Modal. Menurut penjelasan Pasal 1 angka 5 waran adalah Efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegang Efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak Efek dimaksud diterbitkan.99

Waran dapat diberikan kepada pemegang saham maupun bukan, dengan harapan waran-waran tersebut akan digunakan untuk melakukan penebusan atas saham-saham yang dikeluarkan perusahaan, dengan menyetorkan sejumlah dana sebagai pelaksanaan (exercise) atas hak atas saham yang ada dalam waran tersebut, dengan melaksanakan waran, seperti halnya right pemegangnya jika belum menjadi pemilik saham perusahaan tersebut akan menjadi pemilik/pemegang saham perusahaan.

Perbedaan lain waran dengan right adalah right memang merupakan hak yang melekat kepada para pemegang saham, sedangkan waran dapat diberikan kepada siapapun sesuai dengan keputusan RUPS.

100

98

Marzuki Usman, dkk, ABC Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Kerjasama Institute Bankir Indonesia dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Jakarta, 1994), h. 84.

99

Himpunan Peraturan Pasar Modal (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 49.

100

Rohman Soemitro, Penuntun Perseroan Terbatas dengan Undang-undang Pajak

Peraturan Bapepam Nomor IX.I.2 menetapkan standar kualitas waran101 agar tidak menyesatkan dan merugikan pihak-pihak yang berkepentingan dengan penjualan dan pembelian waran tersebut. Peraturan tersebut juga mewajibkan emiten atau perusahaan publik untuk mengawasi peredaran dan mutasi waran serta berkoordinasi dengan pihak yang terkait dengan penerbitan waran untuk mengantisipasi waran hilang atau dipalsukan. Kelemahan dari waran adalah perolehan bunga yang lebih rendah, hilangnya kesempatan mendapatkan capital gain dan menurunnya nilai earning per share (EPS) karena saham terdilusi.102

c) Option

Option atau opsi merupakan suatu privelesa atau hak istimewa yang membeli atau menjual, menerima atau menyerahkan harta benda yang diberikan sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui dan biasanya dengan ganti rugi atau harga. Menurut

Jack Francis hubungan opsi dengan saham adalah hak kontraktual, tetapi

101

Peraturan Bapepam Nomor IX.I.2 Tentang Persyaratan Surat Efek menyatakan bahwa “surat saham atau waran yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik harus memenuhi kualitas tertentu sehingga tidak akan merugikan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penjualan maupun penjualan maupun pembelian saham atau waran tersebut. Untuk memenuhi kualitas tersebut surat saham atau waran harus memenuhi standar sebagai berikut:

1) Dicetak di atas kertas yang memiliki cirri khusus antara lain tanda air;

2) Berat dasar kertas sekurang-kurangnya 80 gram per meter persegi dengan toleransi ± 5% (lima perseratus);

3) Ukuran surat saham 21,5 x 30.5 cm (net);

4) Dicetak dengan teknik cetak ”offset” dan “letter press”; 5) Lebar bingkai cetakan depan 2 cm – 3,5 cm; dan

6) Menggunakan cetakan ”fluorescent” untuk logo/nama Emiten dan nomor seri yang “visible”

102

bukan dengan kewajiban yang diberikan kepada pemilik hak untuk menjual atau membeli sejumlah saham tertentu dengan harga tertentu dan pada waktu tertentu.103

Penjelasan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Pasar Modal menyatakan bahwa opsi adalah hak yang oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain atau sejumlah efek pada harga dan dalam waktu tertentu.104 Maka, pada prinsipnya opsi adalah pemberian hak kepada pemegangnya (pembelinya) untuk melakukan sesuatu pada waktu yang telah ditentukan, sesuai dengan perjanjian yang tertera dalam opsi.105

Opsi mempunyai dua tipe, yaitu call option dan options to buy, yang terjadi apabila pembeli (option buyer) diberikan hak untuk membeli sejumlah saham, instrumen keuangan dan kekayaan tertentu dari perusahaan pada harga tertentu dalam periode dan tanggal tertentu. Sedangkan put option adalah options to sell, yang terajadi apabila option buyer menerima hak dari penerbit opsi untuk menjual sejumlah saham tertentu dari suatu perusahaan tertentu dengan tanggal dan periode tertentu.

4. Instrumen Reksadana

Reksadana (mutual fund) adalah institusi jasa keuangan yang menerima uang dari para pemodal yang kemudian menginvestasikan dana tersebut dalam portofolio yang terdiversifikasi pada efek/sekuritas. Pasal 1 angka 27 Undang-undang Nomor 8

103

Jack Clark Francis, Investment (New York: McGraw-Hill Inc., 1991), h. 675, sebagaimana dikutip M. Irsan Nasarudin, dkk, Op. Cit. h. 204.

104

Himpunan Peraturan Pasar Modal, Op. Cit. h. 49. Lihat juga Angka 1 Peraturan BAPEPAM No. III.E.1.

105

Sawidji Widitmodjo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan Dasar (Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika, 1996), h. 139.

Tahun 1995 Tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Reksadana merupakan suatu wadah investasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio efek berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh institusi jasa keuangan. Kegiatan investasi reksadana dapat ditempatkan pada berbagai instrumen efek, baik di pasar uang maupun pasar modal. Hal ini menunjukkan bahwa reksadana bersifat fleksibel, karena mampu memberikan berbagai pilihan dan alternatif bagi para investor sesuai dengan tujuan dan kebutuhannya dalam berinvestasi.106

Sama halnya, dengan sarana investasi lainnya, reksadana selain menghasilkan tingkat keuntungan tertentu (return) juga mengandung resiko (risk) yang patut untuk dipertimbangkan. Hanya bedanya, resiko yang dalam reksadana dapat diperkecil karena investasi tersebut dapat didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio.107

Reksadana ada yang berbentuk Perseroan (corporate type) dan reksadana Kontrak Intelektual Kolektif (contractual type). Perseroan yang dapat menjalankan usaha reksadana adalah perseroan yang telah mendapat izin usaha dari Bapepam-LK. Dalam bentuk perseroan, perusahaan penerbit reksadana menghimpun dana dengan

106

Sunariyah, Op. Cit. h. 226.

107

menjual saham, dan selanjutnya dana dari hasil penjualan tersebut di investasikan pada berbagai jenis efek yang diperdagangkan di pasar modal dan pasar uang.108

Reksadana dalam bentuk Kontrak Intelektual Kolektif (KIK) merupakan kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang mengikat pemegang unit penyertaan. Dalam hal ini, manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank kustodian diberi wewenang untuk melakasanakan penitipan kolektif. Bentuk inilah yang lebih populer dan jumlahnya semakin bertambah dibandingkan dengan reksadana yang berbentuk perseroan.109

Reksadana berdasarkan sifat dapat ada dua jenis, yaitu Reksadana Tertutup (closed-end funds) dan Reksadana Terbuka (open-end funds). Reksadana tertutup adalah reksadana yang tidak dapat membeli kembali saham-saham yang telah dijual kepada pemodal. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, hal ini harus dilakukan melalui bursa efek tempat saham reksadana bersangkutan dicatatkan.110

Sedangkan reksadana terbuka adalah reksadana yang dapat menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai dengan sejumlah modal yang sudah dikeluarkan. Pemegang saham jenis ini dapat menjual kembali saham/unit penyertaannya setiap saat apabila diinginkan. Manajer investasi