BAB II : Pengaturan Prinsip Keterbukaan Perusahaan Publik di Pasar
C. Manfaat Keterbukaan terkait Perlindungan Hak Tenaga Kerja pada
Pasar modal merupakan tempat pasar yang kompleks, sehingga dalam kegiatannya benar-benar dibutuhkan keterbukaan dari pihak-pihak terkait terutama perusahaan sebagai pihak yang membutuhkan dana. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa prinsip keterbukaan merupakan hal yang mutlak dalam pasar modal karena ia memiliki setidaknya tiga fungsi. Setidaknya ada tiga fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal. Pertama, prinsip keterbukaan berfungsi untuk memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Kedua, prinsip keterbukaan berfungsi untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Ketiga, prinsip keterbukaan penting untuk mencegah penipuan (fraud).167
Berdasarkan ketiga fungsi tersebut kita dapat melihat manfaat dari prinsip keterbukaan dalam pasar modal terkait dengan perlindungan hak tenaga kerja perusahaan publik. Manfaat tersebut tidak hanya bisa dirasakan oleh investor serta stakeholder lainnya, seperti tenaga kerja dan pemerintah, tetapi prinsip keterbukaan juga memberikan manfaat kepada perusahaan itu sendiri.
a. Manfaat keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja bagi investor
Prinsip keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja akan memberikan pencerahan bagi para investor ketika menentukan pilihan dalam berinvestasi. Sebab selain investor mampu memperkirakan potensi konflik yang mungkin terjadi antara
167
perusahaan dengan karyawan, investor juga dapat melihat potensi perusahaan untuk maju dan berkembang dari konsep perusahaan terkait upayanya dalam memberikan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan para tenaga kerjanya. Dengan adanya keterbukaan tersebut, investor dalam membeli atau mempertahankan saham sebuah perusahaan tidak seperti membeli ”kucing dalam karung”.
Prinsip keterbukaan juga menciptakan pasar yang efisien, dimana harga saham merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia. Pasar yang efisien akan menguntungkan investor. Karena harga saham di pasar yang efisien dapat diprediksi, sesuai dengan teori supply dan demand168 dalam ilmu ekonomi meningkatnya demand terhadap saham suatu perusahaan tentu akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut. Investor yang memiliki saham di perusahaan yang demand sahamnya sedang meningkat tersebut tentu dapat memperoleh keuntungan dengan menjual sahamnya.
b. Manfaat keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja bagi tenaga kerja Prinsip keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja juga memberikan manfaat yang sangat besar bagi tenaga kerja, kewajiban untuk terbuka meskipun
168
Teori penawaran dan permintaan (supply and demand) dalam ilmu ekonomi, adalah penggambarkan atas hubungan-hubungan di pasar, antara para calon pembeli dan penjual dari suatu terjual di pasar. Model ini sangat penting untuk melakukan analisa serta interaksi para pembeli dan penjual. Ia juga digunakan sebagai titik tolak bagi berbagai model dan teori ekonomi lainnya. Model ini memperkirakan bahwa dalam suat akan berfungsi sebagai penyeimbang antara kuantitas yang diminta oleh konsumen dan kuantitas yang ditawarkan oleh produsen, sehingga terciptala Model ini mengakomodasi kemungkian adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan, yang kemudian akan ditampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran. http://id.wikipedia.org/wiki/Penawaran_dan_permintaan, diakses 20 Juli 2011.
tidak secara langsung, akan memaksa perusahaan memperhatikan dan melindungi hak-hak tenaga kerjanya. Kebutuhan akan investasi dari investor membuat perusahaan menerapkan pola manajemen yang benar-benar memperhatikan kesejahteraan hak tenaga kerja, demi menarik minat investor. Jika pola manajemen itu hanya tercantum di atas kertas, tidak benar-benar diterapkan, maka perusahaan dapat terkena sanksi karena melakukan pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan. Sebagaimana diatur dalam pasal 90 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.169
c. Manfaat keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja bagi perusahaan Manfaat yang diperoleh oleh perusahaan antara lain, mendapatkan kepercayaan investor, karena prinsip keterbukaan membuat investor mampu membuat suatu penilaian (judgement) yang akurat terhadap investasi, sehingga investor secara optimal dapat menentukan pilihan terhadap portofolio mereka. Perusahaan yang secara terbuka menyampaikan fakta material terkait dengan perlindungan hak tenaga kerjanya akan lebih mendapat perhatian dari investor daripada perusahaan yang defensif, tidak informatif dan transparan mengenai tenaga kerjanya. Sikap defensif,
169
Pasal 90 Undang-undang Pasar Modal menyebutkan bahwa : “Dalam kegiatan perdagangan Efek, setiap Pihak dilarang secara langsung atau tidak langsung :
a. Menipu atau mengetahui Pihak lain dengan menggunakan sarana dan atau cara apa pun; b. Turut serta menipu atau mengelabui Pihak lain; dan
c. Membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau Pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi Pihak lain untuk membeli atau menjual Efek.”
tidak informatif dan transparan akan melahirkan keraguan bagi investor, karena investor tidak dapat melihat seberapa besar potensi perusahaan akan bermasalah dengan tenaga kerjanya. Kepercayaan investor adalah hal yang mutlak dibutuhkan oleh perusahaan demi kesinambungan dan kemajuan usahanya.
Selain mendapat kerpercayaan dari investor, prinsip keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja akan meminimalisir potensi mogok kerja serta bentuk protes lainnya karena tenaga kerja merasa hak-haknya tidak dilindungi. Karena prinsip keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja akan memaksa perusahaan perusahaan untuk berlaku jujur dan menerapkan konsep perlindungan hak tenaga kerja yang diinformasikannya kepada publik. Jika karyawan merasa haknya dilindungi dan kesejahteraannya diperhatikan oleh perusahaan, loyalitasnya sebagai tenaga kerja perusahaan tersebut tentu akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas perusahaan itu sendiri.
Manfaat lain yang dirasakan oleh perusahaan adalah terciptanya pasar yang efisien dimana harga saham merupakan refleksi dari seluruh informasi yang tersedia.170
170
Lynn A. Stout, “The Unimfortance og Being Efficient: An Economic Analysis of Stock Market Pricing and Securities Regulation, “Michigan Law Review” (Vol. 87, Desember 1988), h. 615- 616 dalam Ibid.h. 8.
Prinsip keterbukaan sangat berperan dalam meningkatkan supply informasi yang benar sehingga dapat ditetapkan harga pasar yang akurat. Dengan suplly yang akurat maka demand terhadap saham suatu perusahaan publik tentu akan meningkat. Prinsip keterbukaan menjadi begitu penting karena berkaitan dengan pasar modal sebagai lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan informasi.
Tanpa informasi peserta pasar tidak dapat mengevaluasi produk-produk lembaga keuangan. Kalau informasi mengenai saham sedikit, maka investor yang melakukan investasi relative kecil.171 Dengan demikian, semakin sedikit informasi yang diberikan perusahaan publik terkait dengan perlindungan tenaga kerjanya semakin sedikit pula investor yang akan berinvestasi. Selain itu, saham perusahaan publik yang berkualitas baik dapat mempunyai harga yang lebih rendah dari semestinya karena informasi mengenai saham tersebut tidak tersedia secara luas dan akurat, tentu saja hal tersebut merugikan perusahaan. Oleh karena itu, untuk menjual harga saham di pasar primer dan pasar sekunder, manajemen harus menjaga pasar. Artinya, semua informasi yang relevan terkait dengan perlindungan hak tenaga kerja, mengenai apa yang ada dan akan ada harus dikemukakan. Jika tidak, mereka akan kehilangan kesempatan menjual sahamnya.172
d. Manfaat keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja bagi pemerintah Keterbukaan terkait perlindungan hak tenaga kerja membuat pasar modal Indonesia terhindar dari kehancuran karena terjadi pelarian modal besar-besaran (capital flight) oleh investor, pelarian modal tersebut dapat terjadi karena ketidakpercayaan investor.173
171
Ibid.
Ketidakterbukaan perusahaan terkait perlindungan hak
172
John C. Coffe, Jr, “Market Failure And The Economic Case For A Mandatory Disclosure System”, Virginia Law Review, (Vol, 70, 1984) h.737 dalam Ibid, h. 9.
173
Penegakan prinsip keterbukaan untuk menjaga kepercayaan investor sebagai faktor fundamental, namun bukan satu-satunya pendekatan untuk memprediksi harga saham. Faktor teknis, seperti psikologis dan emosi juga dapat mempengaruhi harga saham. Misalnya berkenaan dengan
tenaga kerjanya tentu dapat menimbulkan beragam asumsi bagi para investor dan tentu menimbulkan ketidakpercayaan investor untuk beinvestasi diperusahaan- perusahaan yang ada di Indonesia. Pelarian modal yang dilakukan investor akan menyebabkan terjadinya kehancuran pasar modal dan seterusnya melahirkan krisis keuangan dan great depression174, sebagaimana yang pernah terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1929-1934.175 Great depression tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap perekonomian Amerika tetapi juga Eropa yang kemudian mempengaruhi dunia.176
Kepercayaan investor terhadap pasar modal di Indonesia dapat meningkatkan investasi yang seterusnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Oleh karena itu pengaturan terhadap prinsip keterbukaan harus benar-benar ditegakkan, karena peraturan prinsip keterbukaan secara subtansial dapat memberikan informasi pada saat yang telah ditentukan, dan yang lebih penting peraturan prinsip keterbukaan mengatur tentang pengawasan, waktu, tempat dan dengan cara bagaimana perusahaan melakukan keterbukaan.
keadaan ekonomi, keadaan politik, kebijakan pemerintah dan rumor. Marzuki Usman, Op. Cit. h. 172, lihat juga Sjahrir, Tinjauan Pasar Modal (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), h. 229.
174
Depression adalah suatu kondisi ekonomi yang ditadai oleh jatuhnya harga-harga, menurunnya daya beli, pasokan yang melebihi permintaan, pengangguran meningkat, persedian yang menumpuk, devaluasi, penyusutan pabrik-pabrik, kekhawatiran dan kehati-hatian masyarakat serta menurunnya kegiatan bisnis secara umum. John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Dictionary of
Finance and Investment Term (Jakarta: Elex Media Komputindo, 1991), h. 506.
175
Marshal E. Blume, Jeremy J. Siegel dan Dan Rottenberg, Revolution on Wall Street the
Rise and Decline of The New York Stock Exchange (New York: W.W. Norton & Company, 1993), h.
33 dalam Bismar Nasution, Op. Cit. h. 28.
176
D. Dilema Penerapan Prinsip Keterbukaan terkait Perlindungan Hak Tenaga