• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.6 Instrumen Penelitian

Pada prinsipinya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data-data yang akan digunakan oleh peneliti. Penelitian ini memerlukan dua macam data, yaitu skor pretest dan skor posttest. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang akan diteliti (Sugiyono, 2014: 148). Penelitian ini memerlukan dua macam data, yaitu skor

pretest dan skor posttest. Instrumen yang akan digunakan oleh peneliti yaitu bentuk te uraian atau esai. Tes uraian adalah suatu bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk uraian dengan menggunakan bahasa sendiri. Bentuk tes uraian memberi kebebasan kepada peserta didik untuk menyusun dan mengemukakan jawabannya sendiri dalam lingkup yang relatif dibatasi (Tuckman dalam Nurgiyantoro, 2010: 117).

Tes uraian disebut juga sebagai tes subjektif, yang juga dikaitkan dengan kegiatan penilaiannya yang bersifat subjektif. Tes subjektif memungkinkan peserta didik menunjukkan kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan, menganalisis, menghubungkan, dan mengevaluasi informasi baru (baca:soal) yang dihadapkan kepadanya (Nurgiyantoro, 2010: 117). Tes ini menuntut peserta didik untuk dapat menghubungkan fakta-fakta dan konsep-konsep, mengorganisasikannya ke dalam koheransi yang logis, dan kemudian menuangkan hasil pemikiran itu ke dalam bentuk ekspresi tulis (Ebel dalam Nurgiyantoro, 2010: 117).

Jawaban peserta didik terhadap tes uraian menunjukkan kualitas proses dan cara berpikir peserta didik, aktivitas kognitif dalam tingkat tinggi yang tidak semata-mata mengingat dan memahami saja. Dalan proses berpikir, apa yang disimpulkan peserta didik bukan lah merupakan hal penting karena yang lebih dipentingkan adalah bukti proses dan cara berpikir peserta didik, argumentasi yang meyakinkan untuk sampai pada kesimpulan itu (Ebel dalam Nurgiyantoro, 2010:117).

Sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, bentuk tes uraian mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan (Nurgiyantoro, 2010:118-119). Kelebihan dan kelemahan yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

1. Kelebihan Bentuk Tes Uraian

a) Tes uraian tepat untuk menilai proses berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi. Melalui tes uraian, peserta didik dituntut untuk menerapkan pengatahuan, menganalisis, menghubungkan, menilai, dan memecahkan permasalahan sesuian dengan kemampuan cara berpikirnya. Uji kompetensi yang demikian sulit tidak dapat dilakukan lewat bentuk tes objektif.

b) Tes uraian memberi kesempatan peserta didik untuk mengemukakan jawabannya ke dalam bahasa yang runtut sesuai dengan gayanya sendiri. Proses berpikir yang jelas, runtut, dan menguasai masalah akan dapat dimanifestasikan ke dalam bahasa yang jelas dan runtut pula.

c) Tes uraian memaksa peserta didik menggunakan pikirannya sendiri sehingga bentuk tes uraian juga disebut sebagai tes subjektif karena jawaban pertanyaannya akan bervariasi pada setiap peserta didik bergantung pada proses dan cara berpikirnya.

d) Bentuk tes uraian mudah disusun, maka tidak menghabiskan banyak waktu.

2. Kelemahan Bentuk Tes Uraian

a) Kadar validasi dan reliabilitas bentuk tes uraian rendah (Ebel dalam Nurgiyantoro, 2010:118) merupakan kelemahan pokok. Rendahnya kadar validitas dan reliabilitas itu disebabkan (i) terbatasnya sampel bahan yang diteskan mewakili seluruh bahan. (ii) jawaban yang diberikan peserta didik

satu dengan yang lain bervariasi, dan (iii) penilaian yang dilakukan bersifat subjektif.

b) Akibat terbatasnya bahan yang diteskan, dapat terjadi hal-hal yang juga bersifat kebetulan.

c) Penilaian yang dilakukan terhadap jawaban peserta didik tidak mudah ditentukan standarnya. Tiap butir tes uraian bobotnya tidak sama sehingga skor yang dihasilkan pula tidak sama. Di samping itu adanya variasi jawaban peserta didik yang menyulitkan dalam memberikan skor secara tepat dan memerlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

d) Waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa pekerjaan peserta didik relatif lama, apalagi jika jumlah peserta didik cukup besar, sehingga terasa kurang efisien. Padahal, mengoreksi pekerjaan peserta didik yang berupa uraian tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.

Standar Kompetensi :

6. Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun Kompetensi Dasar :

6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun ruang sederhana.

Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen

Variabel Elemen Indikator No

Soal Mengaplikasi Mengeksekusi Mengeksekusi gambar bangun trapesium

dan layang-layang untuk mencari luas

3a, 3b

Melaksanakan Melaksanakan kegiatan pengukuran bangun trapesium dan layang-layang Mengimplementasikan Mengimplementasikan rumus untuk

menghitung luas bangun trapesium dan layang-layang pada soal cerita

Menganalisis Memilah Memilah gambar-gambar bangun trapesium dan layang-layang

2b

Memadukan Memadukan bentuk-bentuk bangun datar agar menjadi suatu bentuk trapesium.

5d

Mengatribusikan Menentukan fungsi lain dari bangun layang-layang di kehidupan sehari-hari.

Kriteria penentuan skor pada uraian, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian

No

Soal Variabel Elemen Indikator Kriteria Skor

3a dan 3b Mengaplikasi Mengeksekusi Mengeksekusi gambar bangun trapesium dan layang-layang untuk mencari luas Siswa dapat menggambar bangun dan menuliskan ukuran sesuai soal dengan benar dan rapi

5

Siswa dapat

menggambar bangun dan menuliskan ukuran sesuai soal dengan benar

4

Siswa dapat

menggambar bangun dengan menuliskan ukuran namun ada salah satu salah dalam penempatan ukuran dalam gambar

3

Siswa dapat

menggambar bangun namun kurang benar dan rapi dan tidak menuliskan ukurannya

2

Siswa salah dalam

menggambar bangun 1 Melaksanakan Melaksanakan kegiatan pengukuran bangun trapesium dan layang-layang

Siswa dapat mengukur bangun dengan memperhatikan proses menjawab dan menggunakan satuan dengan benar dan jelas

5

Siswa dapat mengukur bangun dengan memperhatikan proses menjawab dan menggunakan satuan dengan benar 4

Siswa dapat mengukur bangun dengan memperhatikan proses menjawab dan jelas dalam menggunakan satuan

3

Siswa dapat mengukur bangun dengan memperhatikan proses menjawab namun kurang jelas dalam menggunakan satuan

2

Siswa salah dalam

mengukur bangun 1 Mengimplemen tasikan Mengimpleme ntasikan rumus untuk Siswa dapat menyelesaikan langkah 1 dan langlah 2 dengan

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian

No

Soal Variabel Elemen Indikator Kriteria Skor

menghitung luas bangun trapesium dan layang-layang pada soal cerita tepat (dapat

menuliskan satuan) dan benar

Siswa dapat

menyelesaikan langkah 1 dan langlah 2 dengan benar

4

Siswa dapat

menyelesaikam salah satu langkah dengan benar

3

Siswa dapat

menyelesaikam salah satu langkah namun kurang benar/tepat

2

Siswa tidak dapat menyelesaikan langkah 1 dan langkah 2 1 2b Menganalisis Memilah Memilah gambar-gambar bangun trapesium dan layang-layang

Siswa dapat memilah 7 gambar bangun yang disediakan dengan benar

5

Siswa dapat memilah 5 gambar bangun yang disediakan dengan benar

4

Siswa dapat memilah 4 gambar bangun yang disediakan benar

3

Siswa dapat memilah kurang dari 3 gambar bangun yang

disediakan dengan benar

2

Siswa tidak dapat atau salah dalam memilah gambar bangun yang disediakan 1 5d Memadukan Memadukan bentuk-bentuk bangun datar agar menjadi suatu bentuk trapesium atau layang-layang Siswa dapat memadukan potongan-potongan puzzle menjadi 3 macam bangun datar dengan rapi 5 Siswa dapat memadukan potongan-potongan puzzle menjadi 2 macam bangun datar dengan rapi

4

Siswa dapat

memadukan potongan potongan puzzle menjadi 1 bangun datar

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian

No

Soal Variabel Elemen Indikator Kriteria Skor

dengan rapi Siswa dapat

memadukan potongan-potongan puzzle menjadi bangun datar namun kurang rapi

2

Siswa tidak dapat memadukan potongan-potongan puzzle bangun datar 1 5d Mengatribusika n Menentukan fungsi lain dari bangun layang-layang di kehidupan sehari-hari.

Siswa dapat membuat model bingkai foto dengan kreatif (dapat menghias bingkai foto dari koran, dll), rapi dan bersih

5

Siswa dapat membuat model bingkai foto dengan kreatif (dapat menghias bingkai foto dari koran, dll) dan rapi

4

Siswa dapat membuat model bingkai foto 3 Siswa dapat membuat model bingkai foto namun kurang rapi dan bersih

2

Siswa tidak dapat membuat bingkai foto atau tidak sesuai dengan petunjuk

1

Dokumen terkait