• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.3 Saran

1. Pada penelitian selanjutnya perlu ada replikasi dan diuji cobakan ke sekolah-sekolah lain dengan setting yang sama untuk mengetahui model pembelajaran van Hiele berpengaruh atau tidak terhadap kemampuan mengaplikasi.

2. Perlu dilakukan metode eksperimental murni sehingga untuk pengambilan sampel dapat dilakukan secara random.

3. Pretest dan posttest sebaiknya dilakukan pada awal pembelajaran sehingga siswa dapat berkonsentrasi dan hasil pekerjaan siswa dapat maksimal sehingga untuk pemilihan waktu jadwal pretest dan posttest dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele sebaiknya harus diperhatikan lebih baik.

4. Seharusnya dalam pemilihan materi harus disesuaikan dengan semester yang sedang berlangsung, sehingga siswa dapat memahami dan mendapatkan materi sesuai dengan semester yang sudah ditentukan.

DAFTAR REFERENSI

Anderson L.W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anggarani, M. (2009). Penggunaan teori pembelajaran Van Hiele untuk

meningkatkan tingkat dan kualitas berpikir siswa kelas V SD Negeri Timbulharjo pada pokok bahasan Bangun Datar. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Basuki, I. (2014). Asesmen pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Cohen, L, Manion & Marrison. (2007). Research menthod in education sixth

edition. Canada : Routledge.

Crowley, M.L. (1987). The van Hiele Model of the Geometric Thought.. Dalam Linquist, M.M. (eds) Learning ang Teaching Geometry, K-12. Virginia: The NCTM, Inc.

Desmita.(2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Fadlillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MA. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS third edition. London: Sage. Fraenkel, J.R. (2012). How to design and evaluate research in education.

Amerika: McGraw-Hill.

Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariatet dengan program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro.

Halat, dkk. (2008). Reform-based curriculum and motivation in geometry.

Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education.Turki: Afyon Kocatepe University.

Hardi. (2009). Pandai berhitung matematika untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah kelas V. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Hasanah, M. N. (2010). Perbedaan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis atas penggunaan media Timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata Dharma.

Heruman. (2007). Model pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Krathwohl, D.R. (2004). Methods of educational and social science research, an integrated approach (second edition). Illinois: Waveland Press.

Kompasiana (2012). Diakses pada tanggal 26 November 2015 http://www.kompasiana.com/zicohadi/rendahnya-kualitas-pendidikan-di-indonesia_54f5f924a3331184118b45e6

Lestari.(2010). Perbedaan penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata Dharma.

Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI). 2006. Diakses pada tanggal 1 November 2015 dari:

https://dirgamath29.files.wordpress.com/2013/05/37-matematika-sd mi.pdf Mateya, M. (2008). Using the van Hiele theory to analyze geometrical conceptualization in grade 12 student: a namibian perspective. Thesis. Rhodes University.

Mulyasa. (2008). Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasana, D. (2012). Pendidikan bermutu dan berdaya saing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, N. (1993). Materi pokok psikologi pendidikan. Jakarta: Departemen Ngalimun, (2014). Strategi dan model pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian pembelajaran bahasa berbasis kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

OECD. (2010). PISA 2009 Results: Executive summary. PISA, OECD Publishing. OECD. (2013). PISA 2012 Results: Executive summary. PISA, OECD Publishing. Pareka, P. E. (2014). Pengaruh penggunaan model pembelajaran Van Hiele

terhadap kemampuan memahami pada konsep geometri bangun datar dalam pembelajaran Matematika kelas V SD. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata Dharma.

Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2014 dari: http://www.05.-B.-Salinan-Lampiran-Permendikbud-No.-67-th-2013-ttg-Kurikulum-SD(1).pdf.

Sanjaya. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana

Sarwono, J. (2010). PASW statistics 18.Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Sudarman. (2000). Pengembangan paket pembelajaran berbantuan komputer materi luas dan keliling segitiga untuk kelas V Sekolah Dasar. Malang. PPS. UM.

Schunk, D. (2012). Learning theories an educational perspective sixth edition. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setyosari. (2010). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Setyosari. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Supratiknya, A. (2012). Service learning, belajar dari konteks kehidupan masyarakat: paradigma pembelajaran berbasis problem, mempertemukan Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma. Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung. Syah, M. (1997). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Walle, J. A. (2008). Matematika sekolah dasar dan menengah. Jakarta: Erlangga. Widiastuti, P. K. (2009). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap

kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA SD Kanisius Kalasan. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata Dharma.

Lampiran 1.6 Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan I, II, III

SOAL LATIHAN I

1. Amatilah bangun datar di bawah ini!

a. Apakah nama bangun datar di atas? b. Sebutkan empat cirri bangun datar di atas! 2. Amatilah bangun datar di bawah ini!

a. Apakah nama bangun datar di atas?

b. Berapakah simetri putar dan simetri lipat bangun datar di atas? 3. Amatilah gambar di bawah ini!

a. Apakah nama bangun datar di atas?

b. Berapakah simetri putar dan simetri lipat bangun datar di atas? LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 1

Nama :

Nomor :

SOAL LATIHAN II

1. Perhatikanlah gambar di bawah ini!

Hitunglah luas trapesium di atas dengan benar!

2. Salah satu atap rumah Pak Joni berbentuk trapesium. Panjang sisi atas dan bawah masing-masing 10 m dan 7 m. Jika tingginya 3 m, berapakah luasnya? 3. Perhatikan denah perkarangan Paman Bowo

Berapakah luas perkarangan Paman Bobo? 4. Perhatikan gambar di bawah ini!

Hitunglah luas bangun datar trapesium di atas dengan rumus yang benar! LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 2

Nama :

Nomor :

5. Luas daerah sebuah trapesium 4.810 cm2. Jika jumlah sisi sejajar 185 cm maka berapakahtinggi trapesium itu?

SOAL LATIHAN III

1. Gambarlah sebuah bangun layang-layang dengan ukuran diagonal 1 = 12 cm dan diagonal 2= 25 cm!

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

a. Apakah nama bangun datar di atas? b. Sebutkan empat ciri-ciri bangun diatas!

c. Berapakah jumlah simetri putar dan simetri lipat bangun diatas?

LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 3

Nama :

Nomor :

SOAL LATIHAN IV

1. Sebuah bangun layang-layang dengan ukuran diagonal 1 = 12 cm dan diagonal 2= 25 cm. Hitunglah luas bangun layanglayang tersebut!

2. Ada dua buah layang-layang. Layang-layang A mempunyai diagonal masing-masing 40 cm dan 70 cm. Diagonal layanglayang B, 80 cm dan 30 cm. Layang-layang mana yang lebih luas?

3. Luas daerah sebuah layang-layang 4.312 cm2, panjang salah satu diagonalnya 98 cm, hitunglah panjang diagonal lainnya!

4. Panjang diagonal-diagonal sebuah layang-layang adalah 20 m dan 25 cm, hitunglah luas layang-layang tersebut!

5. Tentukan luas layang-layang di bawah ini! Jika panjang:

AC = 20 cm DB = 14 cm

LEMBAR KERJA SISWA PERTEMUAN 4

Nama :

Nomor :

Lampiran 2.2 Kunci Jawaban 1. a)

Layang-layang Trapesium Sama Kaki Belah Ketupat Jajar Genjang

Trapesium-Siku-Siku Layang Trapesium Siku-Siku Layang-Layang

b)

Gambar 1 : sudut DAB, sudut ABC, sudut BCD, dan sudut CDA Gambar 2 : sudut DAB, sudut ABC, sudut BCD, dan sudut CDA Ciri-ciri:

Gambar 1: Bangun layang-layang

- Mempunyai 2 pasang sisi sama panjang - Kedua diagonalnya saling tegak lurus

- Mempunyai sepasang sudut yang berhadapan sama besar - Salah satu diagonalnya berpotongan sama panjang - Mempunyai 4 titik sudut

- Mempunyai 1 simetri lipat

Gambar 2: Bangun trapesium sembarang - Mempunyai sepasang garis sejajar

- Mempunyai empat titik sudut - Tidak memiliki simetri putar

- Keempat sisinya tidak sama panjang - Tidak memiliki simetri lipat

2. a) Gambarlah sebuah bangun trapesium siku-siku yang memiliki sisi sejajar berturut-turut 4cm dan 10cm serta tinggi 6cm! Apakah trapesium siku-siku tersebut memiliki simetri putar? Jelaskan!

Trapesium dikatakan mempunyai 1 simetri putar karena jika diputar satu lingkaran penuh atau 360 derajat dapat menghasilkan bayangan yang tepat dengan bangun semula.

b)

Bangun 1: Bangun layang-layang Bangun 2:Bangun trapesium Bangun 3:Bangun layang-layang Bangun 4:Bangun trapesium Bangun 5:Bangun trapesium Bangun 6: Bangun trapesium Bangun 7:Bangun layang-layang

3. a) Trapesium Langkah 1 12 m 6 m Langkah 2

Diketahui : garis sejajar 12 m dan 22 m tinggi 6 m

Ditanyakan : luas tanah = ...? Rumus:

= ×

= × m

= ×

=

Jadi, luas tanah milik ayah = 102 m2 b) Layang-layang

Langkah 1

Langkah 2

Dari gambar dapat kita ketahui bahwa AC bisa kita sebut sebagai d1 = 90 cm, sedangkan BD kita sebut sebagai d2 = 1 m atau 100 cm.

Luas layang-layang Joko adalah : Luas =

Luas = Luas = Luas =

Jadi luas kertas yang dibutuhkan Joko untuk membuat layang-layang adalah 45 m2

4. Diketahui:

DC = 7 cm EF = 7 cm AB = 19 cm AD = 10 cm AE = 6 cm Ditanya: Tinggi trapesium dengan menggunakan rumus dalil Pytagoras dan rumus luas trapesium?

Jawab :

Rumus I (dalil Pytagoras)

D 10 cm ? DE = √ A E = √ 6 cm = √ = √ = 8cm Rumus II (Luastrapesium) = × = + ×

= + × = × = × = = 5. Bingkai Foto a. Kardus A

b. Karena tidak memenuhi unsur

1. Bentuk kardus persegi panjang berbentuk kecil 2. Mempunyai ukuran tinggi yang kurang

3. Panjang sisi atas memenuhi tapi sisi bawah tidak memenuhi c. Alat dan Bahan

 Penggaris  Pisau cutter  Koran bekas  Kardus  Lem kertas  Potongan puzzle  Gunting

b. Langkah-langkah pembuatan bingkai foto

1. Buatlah pola ukuran bingkai bagian depan yang sudah ditentukan di kardus bekas lalu potong menggunakan cutter.

2. Buatlah pola untuk bingkai bagian belakang foto dengan ukuran yang sama dengan bingkai foto bagian depan di kardus lalu potong menggunakan cutter.

3. Siapkan kertas Koran, letakkan pola bingkai foto bagian belakang yang telah dibuat di atas kertas Koran lalu di cutter sesuai dengan pola.

4. Setelah selesai di cutter, rekatkan pada bagian yang tidak terpotong kesisi-sisi bingkai (rekatkan dengan menggunakan lem).

5. Rekatkan bingkai foto bagian depan dengan bingkai foto bagian belakang, namun pada sisi sejajar bagian atas trapesium tidak di rekatkan untuk meletakan foto.

6. Tempelkan potongan-potongan puzzle. Potongan puzzle tersebut ditempelkan di pinggir bingkai foto dan disesuaikan dengan pola bingkai pada bagian depan. Dan jadilah sebuah bingkai dari kardus dan koran bekas.

Lampiran 2.3 Rekapitulasi Nilai Hasil Expert Judgement

No. Komponen Penilaian

Skor Komentar Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3 1 Kesesuaian antara SK, KD, dan Indikator 4 4 3

Kelas lima belum secara rinci dalil Pytagoras.

2

Kesesuaian komponen pada variabel 1 dengan item soal.

4 5 4

3

Kesesuaian komponen pada variabel 2 dengan item soal.

5 5 3

4

Kesesuaian komponen pada variabel 3 dengan item soal.

3 5 3

5

Kesesuaian komponen pada variabel 4 dengan item soal.

3 5 4

6

Kesesuaian komponen pada variabel 5 dengan item soal.

3 5 3

7

Kesesuaian komponen pada variabel 6 dengan item soal.

3 5 3

Langkah yang kelima membinguungkan.

8

Kejelasan perintah mengerjakan soal.

3 4 4

Petunjuk dituliskan di atas, sebaiknya perintah soal menggunakan skala, pertanyaannya lebih baik dipisah.

9 Kualitas pedoman

penilaian 3 4 4

10

Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis buku.

4 4 3

Jumlah Skor 35 46 34

Rerata Total Skor 3.5 4.6 3.4

Kriteria:

5 = Instrumen sudah sangat baik digunakan 4 = Instrumen sudah baik untuk digunakan

3 = Instrumen cukup layak digunakan namun perlu sedikit diperbaiki 2 = Instrumen kurang layak digunakan

Lampiran 3.1 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Tabulasi Skor Uji Validitas

No.

Variabel r tabel r hitung Sig.

(2-tailed) Keputusan 1 Mengingat 0.396 0.38 0.00 Valid 2 Memahami 0.396 0.66 0.00 Valid 3 Mengaplikasi 0.396 0.85 0.00 Valid 4 Menganalisis 0.396 0.60 0.00 Valid 5 Mengevaluasi 0.396 0.60 0.00 Valid 6 Mencipta 0.396 0.61 0.00 Valid

Lampiran 3.2 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas a. Uji reliabilitas 6 kemampuan

Case Processing Summary

N % Cases

Valid 47 100.0 Excludeda 0 .0 Total 47 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .699 6

Lampiran 3.3 Hasil Wawancara a. Transkrip Wawancara Guru

Subjek : Siti Supriyanti, S.Pd Setting : Depan ruangan kelas VB Hari/Tgl : Senin, 30 November 2015

Wawancara Koding

P : Apakah model pembelajaran/metode yang sering ibu gunakan dalam pembelajaran matematika sebelum menggunakan model pembelajaran van Hiele?

G : “Dulu saya pernah menggunakan metode gasing, sebenarnya setiap metode yang saya gunakan tergantung materi dan waktu dalam pelajaran, jadi menyesuakan saja dengan keadaan yang paling sering

saya gunakan adalah metode biasa “.

Model/metode yang digunakan

P : Bagaimana sikap/respon siswa selama pembelajaran?

G : “Anak-anak yang sering aktif dalam belajar semakin aktif, sedangkan yang lainnya hanya menggantungkan teman sekelompoknya yang aktif saja”.

Sikap siswa selama pembelajaran

P : Apakah Ibu pernah

menerapkan/mengamati pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele?

G : “Belum pernah, ini masih pertama kali saya menerapkan model pembelajaran van Hiele”.

Penerapan model van Hiele

P : Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran dengan model pembelajaran van Hiele? Sesudah treatment

G : “Model pembelajaran van Hiele ini bagus karena siswa diberi kesempatan untuk mengenal bangun datar dengan mengamati terlebih dahulu bukan langsung diberi informasi oleh guru namun saya merasa kurang puas dengan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele karena

kemampuan siswa dari tahun ke tahun semakin menurun anak sekarang tidak ada keinginan untuk mencari informasi, mereka lebih suka bila langsung diberi

Pendapat guru mengenai model pembelajaran van Hiele sesudah treatment

informasi oleh guru dan mereka hanya menerima saja. Selain itu, banyak siswa yang lebih suka bermain ketika guru menjelaskan materi di dalam kelas”.

P : Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran van Hiele di kelas

eksperimen?

G : “Seperti yang saya jelaskan tadi,

meskipun sekarang ini kita meminta siswa untuk belajar terlebih dahulu memahami pelajaran yang diberikan itu tidak membuat siswa langsung mengerti karena mereka selalu mengharapkan penjelasan yang lebih banyak dari guru agar mereka bisa lebih memahami apa yang diajarkan, meskipun kita memandu siswa untuk aktif bekerja di dalam kelompok siswa biasanya ada yang sambil bermain dan

mengaharapkan temannya yang aktif saja, sebagai guru terkadang harus mengulang-ulang pelajaran agar siswa bisa mengerti apa yang diajarkan”.

Pendapat Pendapat guru mengenai model pembelajaran van Hiele di kelas eksperimen

P : Bagaimana pendapat Ibu dengan

pembelajaran di kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah?

G : “Biasanya metode yang biasa-biasa saja dapat membuat siswa lebih memahami apa yang diajarkan, karena guru menjelaskan secara terus-menerus dan siswa bisa mendengarkan penjelasan dengan baik”.

Pendapat Ibu pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah

Keterangan: G : Guru P : Peneliti W : Wawancara

b. Transkrip Wawancara Siswa

Subjek : Siswa

Setting : Depan ruangan kelas V Hari/Tgl : Senin, 30 November 2015

No. Wawancara Koding

1 P : Apakah kamu senang belajar matematika?

S1: “Senang.”

S2: “Senanglah bu.”

S3: “Senang.”

Perasaan dalam belajar matematika

2 P : Mengapa kamu senang/tidak senang dengan pelajaran Matematika?

S1: “Karena matematika bisa menghitung-hitung bu, tidak senangnya kalau gak tau caranya.”

S2: ”senangnya itu kalau diajerin, gak senangnya kalau ulangan terus tiap hari.”

S3: “eee seru kadang bisa main sambil belajar, gak serunya ya karena dimarahin terus.”

Perasaan yang diperoleh saat belajar matematika

3 P : Apa yang kamu suka dan tidak suka dari materi pelajaran Matematika?

S1: “Suka sama menghitung penjumlahan, sama perkalian sama pembagian. Gak sukanya ulangan terus tiap hari”

S2: “ Penjumlahan, perkalian, bangun datar. Gak sukanya kalo gak ngerti yang diajarin”

S3: “Yooo itu penjumlahan, kali-kalian, hitung-hitungan, bagian”. Yang gak suka itu, ya biasanya nggak ngerti yang diajarin.”

Materi pembelajaran yang disukai

4 P : Apakah kamu mengerti belajar matematika apabila diajarkan oleh gurumu? Mengapa?

S1: “Kadang ngerti, kadang enggak bu. ”Karena cara ngomongnya itu bu, bingungi.”

S2: “Agak suka dan agak gak suka bu. Emmm bahasanya susah”

S3: “Gak mengerti sering dimarahinlah.”

Cara guru mengajar menggunakan model pembelajaran van Hiele

5 P : Apakah ada hal yang membingungkan dari materi yang telah disampaikan? Mengapa?

S1: “apa ya, bahasanya bu”

S2: (diam sejenak) “gak ada, karena gampang”

S3: “ada, karena nggak mengerti apa yang diajarin”

Kesulitan menggunakan model pembelajaran van Hiele

6 P : Apakah ada kesulitan yang kamu alami dalam memahami konsep geometri bangun datar?

S1: “Nggak ada”

S2: “Nggak ada, gampang”

S3: “ngitung rumus-rumus layang-layang sama trapesium yang susah”

Pemahaman terhadap materi dengan model van Hiele

7 : Apakah kamu lebih senang belajar Matematika menggunakan model pembelajaran van Hiele dibandingkan dengan cara yang belajar yang diajarkan oleh guru biasanya? Mengapa?

Ketertarikan terhadap model pembelajaran van Hiele

S1 : “Pembelajaran van Hiele, karena diajarin”

S2 : “van Hiele, karena bisa tau rumus dan caranya”

S3 : “cara yang biasanya, karena lebih enak yang biasa enggak susah cuman ngitung penjumlahan, pengurangan, perkalian”

8 P : Nomor berapakah yang kamu anggap susah?

S1 : “Nomor 3 a, b.”

S2 : “Nomor 3.”

S3 : “Nomor 3.”

Soal yang dianggap sulit

9 P : Apakah kamu merasa bosan ketika belajar menggunakan model pembelajaran van Hiele? Mengapa?

S1 : “Nggak.”

S2 : “Gak bosen.”

S3 : (menggelengkan kepalanya) “enggak.”

Perasaan menggunakan model pembelajaran van Hiele Keterangan : S1 : Siswa I S2 : Siswa 2 S3 : Siswa 3 P : Peneliti W : Wawancara

Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kelas Kontrol Pretest

No Mengaplikasi Indikator Juml ah Rer ata 1 2 3 4 5 6 1 5 3 1 1 3 3 16 2.67 2 2 2 1 1 2 2 10 1.67 3 4 3 3 2 3 2 17 2.83 4 2 2 1 1 2 2 10 1.67 5 5 5 4 1 5 3 23 3.83 6 2 2 1 1 2 2 10 1.67 7 4 5 4 1 4 3 21 3.50 8 2 2 1 1 2 2 10 1.67 9 5 2 2 2 3 2 16 2.67 10 5 2 4 4 3 3 21 3.50 11 1 1 1 1 1 1 6 1.00 12 5 2 3 1 3 2 16 2.67 13 2 2 1 1 2 2 10 1.67 14 2 2 1 1 2 2 10 1.67 15 2 1 2 1 2 1 9 1.50 16 4 3 5 5 4 4 25 4.17 17 2 2 1 1 2 2 10 1.67 18 2 2 3 1 3 2 13 2.17 19 1 1 1 1 1 1 6 1.00 20 2 5 1 4 2 3 17 2.83 21 5 5 1 1 4 4 20 3.33 22 3 4 4 3 3 3 20 3.33 23 3 2 2 2 3 2 14 2.33 24 5 5 5 5 5 5 30 5.00 25 3 4 3 5 4 4 23 3.83 3.12 2.76 2.24 1.92 2.8 2.48 15.32 2.55 No Menganalisis Indikator Juml ah Rer ata 1 2 3 1 3 4 3 10 3.33 2 4 3 2 9 3.00 3 4 5 2 11 3.67 4 3 5 4 10 3.33 5 4 5 5 14 4.67 6 3 4 5 12 4.00 7 3 4 5 12 4.00 8 2 4 5 11 3.67 9 5 5 1 11 3.67 10 1 1 1 3 1.00 11 3 5 3 11 3.67 12 3 4 2 9 3.00 13 4 3 5 12 4.00 14 4 4 1 9 3.00 15 2 2 5 9 3.00 16 2 4 3 14 3.00 17 4 5 2 11 3.67 18 1 5 4 10 3.33 19 1 1 1 3 1.00 20 4 5 5 14 4.67 21 3 2 3 8 2.67 22 3 4 3 10 3.33 23 3 3 4 10 3.33 24 3 4 4 11 3.67 25 3 3 4 10 3.33 3 3.76 3.28 10.16 3.32

Kelas Eksperimen Pretest No Mengaplikasi Indikator Juml ah Rer ata 1 2 3 4 5 6 1 5 1 1 1 3 1 12 2.00 2 4 2 2 1 3 2 14 2.33 3 1 1 1 1 1 1 6 1.00 4 5 5 5 5 5 5 30 5.00 5 3 1 1 1 2 1 9 1.50 6 4 4 1 1 3 3 16 2.67 7 4 1 2 1 3 1 12 2.00 8 5 1 5 1 5 1 18 3.00 9 3 2 2 1 3 2 13 2.17 10 1 1 1 1 1 1 6 1.00 11 3 5 5 1 4 3 21 3.50 12 3 2 5 1 4 3 18 3.00 13 5 5 5 5 5 5 30 5.00 14 5 4 1 5 3 4 22 3.67 15 1 1 1 1 1 1 6 1.00 16 4 3 5 5 5 4 26 4.33 17 1 1 1 1 1 1 6 1.00 18 4 2 1 1 3 2 13 2.17 19 4 2 5 1 4 2 18 3.00 20 4 1 4 1 4 1 15 2.50 21 5 5 2 5 3 5 25 4.17 22 4 3 1 3 4 3 18 3.00 23 3 2 2 2 2 2 13 2.17 24 3 4 2 1 3 3 16 2.67 25 3 3 2 2 3 3 16 2.67 3.48 2.48 2.52 1.96 3.12 2.4 15.96 2.66 No Menganalisis Indikator Ju mla h Rer ata 1 2 3 1 5 4 4 13 4.33 2 4 2 5 11 3.67 3 3 4 4 11 3.67 4 2 4 4 10 3.33 5 2 3 4 9 3.00 6 2 2 5 9 3.00 7 2 3 4 9 3.00 8 3 2 3 8 2.67 9 3 4 2 9 3.00 10 2 3 3 8 2.67 11 3 1 2 6 2.00 12 4 1 2 7 2.33 13 5 3 1 9 3.00 14 4 4 5 13 4.33 15 3 4 4 11 3.67 16 5 4 4 14 4.67 17 4 5 5 14 4.67 18 2 3 4 9 3.00 19 4 2 1 7 2.33 20 3 2 4 9 3.00 21 5 5 4 14 4.67 22 2 3 2 7 2.33 23 1 4 2 7 2.33 24 3 4 3 10 3.33 25 4 4 3 11 3.67 3.2 3.2 3.36 9.8 3.27

Kelas Kontrol Posttest I No Mengaplikasi Indikator Ju mla h Rerat a 1 2 3 4 5 6 1 5 5 4 3 4 3 24 4.00 2 5 3 1 4 3 4 20 3.33 3 2 2 4 2 3 2 15 2.50 4 5 2 1 1 3 1 13 2.17 5 5 5 5 4 5 4 28 4.67 6 4 4 3 3 4 4 22 3.67 7 4 5 5 5 5 4 28 4.67 8 4 4 1 2 3 3 17 2.83 9 5 2 2 2 3 2 16 2.67 10 5 2 4 4 3 3 21 3.50 11 5 5 5 5 5 5 30 5.00 12 4 4 3 4 3 4 22 3.67 13 5 5 4 4 4 4 26 4.33 14 5 5 4 1 4 3 22 3.67 15 5 5 1 4 3 4 22 3.67 16 3 3 4 3 4 3 20 3.33 17 3 3 5 4 4 4 23 3.83 18 3 5 4 2 3 3 20 3.33 19 4 4 1 1 3 3 16 2.67 20 5 5 3 4 4 4 25 4.17 21 3 2 3 2 3 3 16 2.67 22 4 5 5 5 5 4 28 4.67 23 5 5 4 4 4 4 26 4.33 24 5 5 2 2 3 3 20 3.33 25 5 5 5 5 5 5 30 5.00 4.32 4 3.32 3.2 3.72 3.44 22 3.67 No Menganalisis Indikator Ju mla h Rer ata 1 2 3 1 4 4 5 9 4.33 2 4 5 5 14 4.67 3 4 4 5 13 4.33 4 4 4 3 11 3.67 5 4 4 3 10 3.33 6 4 4 4 12 4.00 7 4 2 4 10 3.33 8 4 3 5 12 4.00 9 5 5 5 15 5.00 10 4 5 4 13 4.33 11 4 3 4 11 3.67 12 2 3 3 8 2.67 13 4 3 5 12 4.00 14 4 5 3 8 2.67 15 4 4 4 12 4.00 16 5 4 5 14 4.67 17 5 5 4 14 4.67 18 4 3 4 11 3.67 19 2 3 3 8 2.67 20 3 3 4 10 3.33 21 4 3 4 11 3.67 22 2 4 4 10 3.33 23 4 4 4 12 4.00 24 4 5 5 14 4.67 25 5 5 5 15 5.00 3.88 3.88 4.16 11.5 3.90

Dokumen terkait