• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

2. Deskripsi di Eksperimen

4.1.2 Uji Hipotesis Penelitian I

4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang setara. Uji perbedaan kemampuan awal skor pretest pada kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini independent samples t-test. Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan uji asumsi homogenitas varianmenggunakan Levene„s test. Jika harga sig. > 0,05 berarti ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga sig. < 0,05 berarti tidak ada homogenitas varian pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009 : 150). Jika variannya homogen data yang dibaca adalah data pada baris pertama sedangkan bila tidak homogen data yang dibaca adalah data pada baris kedua. Analisis selanjutnya dilakukan menggunakan independent samples t-test. Berikut adalah tabel hasil uji perbedaan kemampuan awal dari Levene„s test (lihat Lampiran 4.3).

Dari hasil analisis Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 0,00 dan harga sig. 0,95 (p > 0,05) dengan demikian terdapat

Tabel 4.2 Uji Homogenitasn Varian Menggunakan Levene„s test data Skor Pretest Kemampuan

Mengaplikasi

PreKonEksAp

F Sig. Keterangan 0,003 0,95 Ada homogenitas

homogenitas varian sehingga data yang dibaca adalah data pada baris pertama Analisis selanjutnya dilakukan menggunakan independentsamples t-test.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi Dengan kata lain kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan awal yang sama atau setara (Priyatno, 2010: 99). Berikut adalah tabel uji perbedaan rerata pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.3).

Tabel 4.3 Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi

Rerata Pretest Sig. (2-tailed) Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,73 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan hasil analisis uji perbedaan skor pretest, dapat diketahui bahwa hasil perbandingan rerata skor pretest kelompok eksperimen lebih tinggi dengan nilai M = 2,66, n = 25, SD = 1,16 dan SE = 0,23, dibandingkan dengan rerata pretest kelompok kontrol dengan nilai M = 2,55, n = 25, SD = 1,05, dan SE

= 0,21. Meskipun demikian perbedaannya tidak signifikan dengan nilai t = -0,34, perbedaan yang tidak signifikan dari hasil perbandingan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ditunjukkan dengan besarnya harga Sig. (2-tailed) yaitu 0,73 (atau p > 0,05) sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama.

4.1.2.3Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini dilakukan dengan cara mengurangkan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dengan selisih

kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini independent samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%.

Efek kausal dari intervensi dapat dihitung dengan tiga langkah yang dikendalikan dalam posttest dan pretest, langkah pertama yaitu dengan mengurangi skor posttest dari pretest untuk kelompok eksperimen untuk menghasilkan skor 1. Kedua, mengurangi skor pretest dari dua dan ketiga, kurangi skor dua dari skor satu. Dampak intervensi ekperimental menghasilkan rumus: (O2 - O1) – (O4 – O3). Apabila hasilnya negatif, efeknya adalah negatif (tidak ada pengaruh) dan apabila hasil positif, efeknya adalah positif (ada pengaruh) (Cohen, dkk, 2007: 276).

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh maka menggunakan rumus (O2 - O1) – (O4 – O3), yaitu mengurangi rerata dari kelompok eksperimen dengan rerata dari kelompok kontrol (3.4072 - 2.6608) – (3.6672 – 2.5540) = -0,3669. Dari perolehan data diketahui bahwa hasil yang diperoleh negatif, sehingga penggunaan model pembelajaran van Hiele tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi.

Sebelum dilakukan analisis menggunakan independent samples t-test perlu dilakukan uji asumsi homogenitas varian dengan Levene„s test. Data memiliki varian yang homogen jika harga sig pada Levene„s test > 0,05. Data memiliki

Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kelompok Kontrol dan Eksperimen

varian yang tidak homogen jika harga sig pada Levene„s test < 0,05 (Field, 2009: 150). Jika variannya homogen data yang dibaca adalah data pada baris pertama sedangkan bila tidak homogen data yang dibaca adalah data pada baris ke dua. Berikut adalah tabel hasil dari Levene„s test(lihat Lampiran 4.4).

Tabel 4.4 Uji Homogenitas Varian Menggunakan Levene„s test data Pretest dan Posttest I

Kemampuan Mengaplikasi

SelKonEksAp

F Sig. Keterangan 2,698 0,107 Ada homogenitas

varian

Berdasarkan hasil uji homogenitas Levene‟s test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga F = 2,69 dan sig. = 0,10 (p > 0,05). Dengan demikian terdapat homogenitas varian sehingga data yang dibaca adalah data pada baris pertama Analisis selanjutnya dilakukan menggunakan independent samples t-test.

Hasil analisis menggunakan independent samples t-test digunakan sebagai titik pijak untuk menarik kesimpulan apakah hasil penelitian ini mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan eksperimen pada kemampuan mengaplikasi. Berikut adalah tabel hasil uji selisih skor pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4).

Tabel 4.5 Uji Selisih Skor Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengaplikasi

Rerata Selisih Pretest – Posttest I Sig. (2-tailed) Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,36 Tidak ada perbedaan

Dari tabel uji selisih skor analisis diketahui bahwa rerata selisih pretest-posttest I kelompok kontrol lebih tinggi daripada rerata selisih pretest-posttest I

kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi. Hasil selisih skor yang diperoleh kelompok kontrol dengan nilai M = 1,11; n = 25; SD = 1,22; dan SE =

0,24. Hasil selisih skor yang diperoleh kelompok eksperimen dengan nilai M = 0,74; n = 25; SD = 1,61; dan SE = 0,32. Perolehan data yang ada menunjukkan tidak ada perbedaan antara selisih skor pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan nilai t = 0,90. Berdasarkan hasil uji t,diperoleh harga Sig.

(2-tailed) yaitu 0,36 (atau p > 0,05). Hal itu berarti Hnull diterima dan Hi ditolak. Jadi tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih rerata skor pretest ke

posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran van Hiele tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Gambar diagram berikut akan memperlihatkan rerata selisih skor pretest dan posttest baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Dokumen terkait