• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif adalah tes hasil belajar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan tes tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Tes

Langkah-langkah menyusun tes adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk melihat hasil belajar siswa pada ranah kognitif

2) Membuat batasan terhadap bahan pelajaran yang akan diujikan.

3) Menetapkan materi yang di ujikan.

4) Membuat LKPD dan divalidasi dapat dilihat pada Lampiran XVIII

5) Membuat kisi-kisi soal. Lampiran XXII

6) Membuat soal tes yang akan diujikan yang dapat dilihat pada Lampiran XXIII

7) Memvalidasi soal tes oleh validator dan dapat dilihat pada Lampiran XXIV-XXVI.

8) Melakukan uji coba tes

Sebelum tes dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tes perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah soal yang telah dibuat dapat digunakan untuk tes akhir atau perlu direvisi terlebih dahulu. Uji coba tes ini dilakukan pada siswa kelas diluar sampel penelitian yaitu pada kelas XI MIPA 3 SMAN 1 Sungayang. Untuk rekap nilai hasil uji coba tes dapat dilihat pada Lampiran XXVII b. Validitas Tes

Validitas adalah tingkat ketepatan tes, suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Untuk melakukan validitas tes objektif menurut Arifin dapat digunakan korelasi product moment yaitu:

∑ (∑ )(∑ )

√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) ) Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = jumlah testee

∑ = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

∑ = jumlah perkalian skor item

∑ = jumlah perkalian skor total

Setelah didapatkan kemudian dibandingkan dengan harga kritik nilai product moment. Distribusi untuk dan derajat kebebasan (db = n-2) , kaidah keputusannya adalah:

Jika berarti soal valid Jika berarti soal tidak valid

Setelah didapat keputusan soal itu valid, selanjutnya dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi product moment, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.8 Klasifikasi validitas soal

Nilai rxy Kriteria

0,81 ≤ rxy ≤ 1,0 Sangat tinggi 0,61 ≤ rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,41 ≤ rxy ≤ 0,60 Cukup 0,21 ≤ rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat rendah c. Analisis butir soal tes

Analisis dilakukan dengan melihat mana soal yang baik, soal kurang baik dan dan tidak baik sama sekali. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis butir soal dalah sebagai berikut:

55

1) Indeks Kesukaran Soal

Indeks kesukaran digunakan untuk melihat apakah soal tersebut soal yang mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan indek kesukaran soal untuk soal objektif digunakan rumus:

JS

PB

Keterangan:

P = Indeks kesukaran soal

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.9 Klasifikasi indeks kesukaran (Suharsimi arikunto, 2016 : 223-225)

Indek kesukaran Kriteria Klasifikasi

0,00 – 0,30 Sukar Dibuang

0,31 – 0,70 Sedang Dipakai

0,71 –1,00 Mudah Dibuang

Berdasarkan analisis indeks kesukaran soal diperoleh kesimpulan bahwa, terdapat 5 soal dikategorikan sukar, 20 soal dikategorikan sedang, dan 5 soal dikategorikan mudah. Untuk lebih jelasnya tentang proses analisis indeks kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran XXVIII.

2) Daya Beda Soal.

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan yang lemah (berkemampuan rendah). Untuk menentukan daya pembeda butir soal untuk soal objektif, dapat digunakan rumus (Suharsimi Arikunto, 2016:226):

Dimana :

D = Daya pembeda soal

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

Tabel 3.10 Klasifikasi daya pembeda (Suharsimi Arikunto, 2016:232)

Daya Pembeda Kriteria Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek Dibuang

0,21 – 0,40 Cukup Dipakai

0,41 – 0,70 Baik Dipakai

0,71 – 1,00 Baik sekali Dipakai

Negative Semuanya tidak

baik

Dibuang

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda soal diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 9 baik, 10 cukup, 11 soal jelek dan 0 soal tidak baik (daya beda negatif). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XXIX

3) Reabilitas tes

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Metode yang digunakan dalam menentukan reliabilitas adalah metode belah dua (split-half Method). Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (Suharsimi Arikunto, 2016:107).

Langkah-langkah yang dipakai untuk menghitung reliabilitas tersebut adalah:

57

a) Menilai dan menghitung item yang ganjil dengan yang genap atau yang awal dengan akhir.

b) Menghitung korelasi product moment dengan rumus :

∑ (∑ )(∑ )

√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )

Keterangan :

rxy : korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

X : jumlah jawaban benar yang dijawab oleh kelompok ganjil Y : jumlah jawaban benar yang dijawab oleh kelompok genap n : jumlah responden

c) Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown

=

d) Mencari r tabel dengan apabila diketahui signifikansi a = 0.05 dan dk = n-2

e) Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan r tabel.

f) Kaidah keputusan : jika r11> rtabel berarti tes reliabel dan jika r11<

rtabel berarti tes tidak reliabel.

Tabel 3.11 Klasifikasi reliabilitas soal No Indeks Reliabilitas

Soal

Berdasarkan hasil uji coba soal, diperoleh perhitungan reliabilitas tes sebesar 0,62 dengan kesimpulan soal tes memiliki

reliabilitas tinggi. Untuk lebih jelasnya, hasil pengolahan data dan analisis dari reliabilitas tes ini dapat dilihat pada Lampiran XXX 4) Klasifikasi soal

Setelah dilakukan perhitungan indeks kesukaran soal (P), daya pembeda soal (D), dan reliabilitas tes maka ditentukan soal yang akan digunakan untuk tes akhir. Setelah soal atau item yang sudah dianalisis, perlu diklasifikasikan menjadi soal yang tetap dipakai atau dibuang. Berdasarkan klasifikasi soal yang telah dilakukan, maka di ambil kesimpulan soal yang akan dibuang berjumlah sepuluh (10) buah yaitu nomor 1, 8, 10, 12, 13, 21, 23, 24, 28, dan 30. Adapun soal yang diujikan pada tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, dan 29 karena memiliki indek kesukaran serta daya pembeda yang sedang dan cukup.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XXXI 2. Hasil belajar ranah afektif ( sikap )

Ranah afektif berkenaan dengan sikap, nilai- nilai dan apresiasi.

Untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif ini, instrument yang digunakan adalah lembar observasi, dimana lembar observasi terdapat 5 aspek yang akan dinilai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XVIII.

Contoh lembar observasi ranah afektif Satuan pendidikan : SMAN 1 Sungayang Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Program : XI / MIPA

Table 3.12 Contoh lembar observasi ranah afektif

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Total Nilai Mutu

1 A

2 B

3 C

4 D

5 E

N

Kerjasama Disiplin Beranggung jawab Total Akhir NO NAMA Percaya diri

ASPEK YANG DINLAI Toleransi

59

Keterangan :

Kolom sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:

Skor 4 (Sangat Baik) : Apabila melakukan keseluruhan indikator yang diamati

Skor 3 (Baik) : Apabila melakukan tiga indikator yang diamati Skor 2 (Cukup) : Apabila melakukan dua indikator yang diamati Skor 1(Kurang) : Apabila melakukan satu indikator yang diamati Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Nilai =

SKOR RENTANG NILAI MUTU Ket

1 86-100 SB Sangat Baik

2 76-85 B Baik

3 61-75 C Cukup

4 < 60 K Kurang

Tabel 3. 13 Kriteria Penilaian Afektif (Sikap)

No Aspek Sikap Indikator Penilaian

1. Percaya Diri - Berani presentasi di depan kelas - Berani berpendapat, bertanya, atau

menjawab pertanyaan

- Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu

- Tidak mudah putus asa/pantang menyerah

2. Toleransi/Kepedulian - Menghormati pendapat teman

- Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender

- Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya

- Mememaafkan kesalahan orang lain 3. Kerja Sama - Aktif dalam kerja kelompok

- Suka menolong teman/orang lain - Kesediaan melakukan tugas sesuai

kesepakatan

- Rela berkorban untuk orang lain

4. Disiplin - Datang kesekolah tepat waktu

- Patuh dan taat dengan aturan yang disepakati bersama guru

- Mengerjakan /mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan

- Menyerahkan tugas tepat pada waktunya

5. Bertanggung Jawab - Melaksanakan tugas individu dengan baik

- Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan

- Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat

- Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan

3. Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Untuk mengetahui hasil belajar penilaian keterampilan ini digunakan lembar observasi. Lembar observasi pada penilaian keterampilan ini dilakukan pada saat siswa belajar.

Contoh lembar observasi ranah psikomotor Satuan pendidikan : SMAN 1 Sungayang Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Program : XI / MIPA

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Total Nilai Mutu

1 A

2 B

3 C

4 D

5 E

N

NAMA

NO Total Akhir

ASPEK YANG DINLAI Prosedur

Mengikuti

Menyiapkan Mengolah Menyajikan

61

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : Nilai =

Dokumen terkait