• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

1. Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui subjek yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, maka terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji liliefors. (Sudjana, 2005: 466)

Populasi berdistribusi normal Populasi tidak berdistribusi normal

Adapun Langkah-langkah dalam menentukan uji normalitas ini yaitu:

1) Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel skor, disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar.

2) Mencari skor baku dan skor mentah dengan rumus sebagai berikut:

s x zixi

Keterangan:

s = Simpangan baku

x = Skor rata-rata

xi= Skor dari tiap peserta didik

3) Tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar dari distribusi normal baku dihitung peluang:

) ( )

(zi P z zi

F

4) Menghitung jumlah proporsi skor baku z1,z2,....,zn,yang lebih kecil atau sama yang dinyatakan dengan S(zi)dengan menggunakan rumus:

( )

5) Menghitung selisih antara F(zi)dengan S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

6) Ambil harga mutlak yang terbesar dan harga mutlak selisih diberi simbol L0,

0: H

1: H

zi

63

0

L Maks

7) Kemudian bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diperoleh dan daftar nilai kritis untuk uji illiefors pada taraf α yang di pilih, yang ada pada tabel pada taraf nyata yang dipilih. Hipotesis diterima jika L0 Ltabel.

Kriteria pengujiannya :

a) Jika L0 Ltabelberarti data sampel berdistribusi normal.

b) Jika berarti data sampel tidak berdistribusi normal Dari penelitian yang di lakukan bahwa kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Uji Homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji ini dilakukan dengan cara uji dua variansi yang dikenal dengan uji kesamaan dua variansi atau uji f. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sudjana, 2005: 249)

1) Tulis H1 dan H0 yang diajukan

2) Tentukan nilai sebaran F dengan , dan 3) Tetapkan taraf nyata a = 0,05

4) Tentukan wilayah kritiknya, jika , maka wilayah kritiknya adalah:

( )( )( ) ( ) ( )

5) Tentukan nilai f bagi pengujian , yaitu dengan rumus:

6) Keputusannya :

diterima, jika ( )( )( ) ( ) ( ), berarti datanya homogenitas, selain dari itu ditolak.

)) ( ) (

(F zi S zi

F

tabel

L L0

Dengan menggunakan rumus uji-f untuk menentukan homogenitas didapatkan hasil pada rahan kognitif.

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar fisika siswa melalui strategi inkuiri terbimbing berbantuan LKPD lebih baik dari pada hasil belajar fisika siswa mengunakan pembelajaran konvensional secara uji-t satu arah, dengan hipotesis statistik dan .

: Hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) lebih baik dari pada hasil belajar fisika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang.

: Hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) lebih baik dari pada hasil belajar fisika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang

Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas, ada beberapa rumus untuk menguji hipotesis yaitu (Sudjana, 2005:239) :

1) Jika skor hasil belajar siswa berdistribusi normal dan data berasal dari sampel yang bervariansi homogenya, maka rumusnya :

̅ ̅ √

Dengan, √( ) ( )

65

Dimana :

̅ = Nilai rata-rata kelompok eksperimen ̅ = Nilai rata-rata kelompok kontrol

= Jumlah siswa kelompok eksperimen

= Jumlah siswa kelompok kontrol

= Variansi hasil belajar kelompok eksperimen

= Variansi hasil belajar kelompok kontrol Dengan kriteria :

Hipotesis nol ( ) diterima jika, atau

, dengan . Selain itu ditolak.

2) Jika populasi berdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak mempunyai variansi yang homogenitas, maka rumusnya :

̅ ̅ √

Kriteria pengujiannya adalah :

diterima jika : Keterangan :

( )( ) ( )( )

66 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Hasil belajar peserta didik selama mengikuti pembelajaran fisika di SMAN 1 Sungayang dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yang diterapkan pada peserta didik kelas XI MIPA 1 (kelas eksperimen) dan hasil belajar peserta didik kelas XI MIPA 2 (kelas kontrol) dengan menerapkan pembelajaran konvensional. Kegiatan penelitian ini telah dilakukan sebanyak enam kali pertemuan dengan rincian 5 kali pada proses belajar mengajar dan sekali pada tes akhir.

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09 September sampai tanggal 26 September 2019. Adapun jadwal penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.6 pada BAB III. Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti menentukan materi dan mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), soal uji coba, lembar observasi ranah afektif dan psikomotor serta soal tes akhir. Materi yang digunakan yaitu pada pokok bahasan fluida statis.

Adapun data hasil belajar peserta didik yang didapatkan melalui instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

1. Data Hasil Belajar Fisika Ranah Kognitif

Data hasil belajar fisika pada ranah kognitif diperoleh melalui pemberian tes akhir. Tes akhir diikuti oleh 64 orang peserta didik, yang terdiri dari 32 peserta didik kelas eksperimen dan 32 peserta didik kelas kontrol. Tes akhir berbentuk Objektif yang terdiri dari 20 butir soal. Peserta didik diberi waktu untuk mengerjakannya selama 2 jam pelajaran (90 menit). Data nilai ini seperti Tabel 4.1.

67

Tabel 4.1 Nilai Rata-Rata, Nilai Terendah, Nilai Tertinggi Kelas Sampel dan persentase ketuntasan

Kelas Nilai

Nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol secara berturut-turut adalah 81,41 dan 69,09. Nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 95 dan kelas kontrol 85. Sedangkan nilai terendah kelas eksperimen adalah 70 dan kelas kontrol 55. Nilai tes akhir secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran XXVIII.

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat persentase ketuntasan hasil belajar fisika peserta didik ranah kognitif yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen 87% atau sekitar 28 peserta didik dan kelas kontrol memperoleh ketuntasan sebesar 44 % atau sekitar 14 peserta didik. Sedangkan persentase ketidaktuntasan yang diperoleh kelas eksperimen 12 % sebanyak 4 peserta didik dan kelas kontrol sebesar 56 % sebanyak 18 peserta didik.

Tabel 4.2 Nilai Frekuensi Fisika Peserta Didik pada Ranah Kognitif

Rentang Nilai Frekuensi (f)

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

41 – 50 0 0

2. Data Hasil Belajar Fisika Ranah Afektif (Sikap)

Data hasil belajar fisika peserta didik pada penilaian sikap diperoleh dari 5 aspek penilaian sikap, yaitu percaya diri, toleransi/kepedulian, kerjasama dalam kelompok, disiplin dan Bertanggung jawab. Untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik pada penilaian sikap ini, peneliti menggunakan lembar observasi

penilaian seperti yang dapat dilihat pada Lampiran XXIX.

Pengamatan ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan, mulai dari pertemuan pertama sampai pertemuan kelima sedangkan pada waktu ujian akhir (pertemuan 6) pengambilan data tidak dilakukan karena peserta didik mengikuti ujian tes akhir. Adapun frekuensi nilai mutu ranah afektif yang diperoleh oleh kedua kelas dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Frekuensi Nilai Fisika Peserta Didik Ranah Afektif Pada Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelas

Jumlah peserta didik

Nilai Mutu Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

Eksperimen 32 18 56 7 22 7 22 0 0

Kontrol 32 5 16 11 34 13 41 3 9

Keterangan: F = Jumlah peserta didik

% = Jumlah peserta didik yang memperoleh mutu per jumlah peserta didik

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen yang berjumlah 32 orang peserta didik, yang mendapatkan nilai mutu Sangat Baik hanya 18 orang dengan presentase 56%, sedangkan yang mendapatkan mutu Baik hanya 7 orang dengan presentase 22%, sedangkan yang mendapatkan mutu Cukup 7 orang dengan prensentase 22 % dan mutu kurang tidak ada. Untuk kelas kontrol yang berjumlah 32 orang peserta didik, yang mendapatkan mutu SB hanya 5 orang dengan presentase 16%, yang mendapatkan mutu B berjumlah 11 orang dengan presentase 34%, dan yang mendapatkan mutu C sebanyak 13 orang dengan presentase 41%, sedangkan mutu K 3 orang dengan presentase 9% tidak ada. Data ini diperkuat dengan nilai rata ( ̅) ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata ranah afektif kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

Adapun nilai rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tiap indikator ini dapat dilihat pada tabel 4.4

69

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Rata-rata ranah Afektif Tiap-tiap Indikator Pada Kelas Sampel.

No Indikator Eksperimen Kontrol

1 Pecaya diri 71,8 59,4

2 Toleransi 90,8 79,2

3 Kerjasama 85,4 72,2

4 Disiplin 88,4 74,4

5 Bertanggung Jawab 82,88 77,8

Rata-rata Skor 84,92 72,6

Dari tabel 4.4 dapat dilihat nilai rata-rata pada kelas eksperimen adalah 84,92 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 72,6. Dan dari gambar 4.1 dapat dilihat nilai tertinggi pada kelas eksperimen pada indikator toleransi yaitu 90,8 dan kelas kontrol terdapat pada indikator toleransi, yaitu 79,2 Sedangkan nilai terendah pada kelas eksperimen terdapat pada indikator percaya diri yaitu 71,8 dan kelas kontrol terdapat pada indikator percaya diri yaitu 59,4.

3. Data Hasil Belajar Fisika Psikomotor (Keterampilan)

Data hasil belajar peserta didik pada penilaian keterampilan diperoleh melalui pengamatan selama dalam proses pembelajaran fisika. Data hasil belajar fisika peserta didik pada penilaian keterampilan diperoleh melalui 4 aspek penilaian, yaitu menyiapkan, mengikuti prosedur, mengolah, dan menyajikan seperti yang dapat dilihat pada Lampiran XXX. Pengamatan ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan, yaitu pada pertemuan pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima. Pada pertemuan pertama dilakukan pratikum sederhana tentang tekanan hidrostatis. Untuk pertemuan kedua percobaan tentang tekanan pascal. Pertemuan ketiga peristiwa terapung, melayang dan tenggelam. Pertemuan keempat tentang peristiwa kapilaritas.

Pertemuan kelima tentang viskositas. Frekuensi nilai fisika peserta didik pada penilaian keterampilan seperti Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Frekuensi Nilai Fisika Peserta didik Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas

Jumlah peserta didik

Nilai Mutu Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

Eksperimen 32 18 56 13 41 1 3 0 0

Kontrol 32 1 3 10 32 19 59 2 6

Keterangan: F = Jumlah peserta didik

% = Jumlah peserta didik yang memperoleh mutu per jumlah peserta didik

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen yang berjumlah 32 orang peserta didik, yang mendapatkan nilai mutu Sangat Baik hanya 18 orang dengan presentase 56, sedangkan yang mendapatkan mutu Baik hanya 13 orang dengan presentase 41 dan yang mendapatkan mutu Cukup hanya 1 orang dengan presentase 3 dan mutu Kurang tidak ada. Untuk kelas kontrol yang berjumlah 32 orang peserta didik, yang mendapatkan mutu SB hanya 1 orang dengan presentase 3 dan yang mendapatkan mutu B berjumlah 10 orang dengan presentase 32, sedangkan yang mendapatkan mutu C 19 orang dengan presentase 59 dan yang mendapatkan mutu K 2 orang dengan presentase 6. Data ini diperkuat dengan nilai rata-rata ( ̅ ) ranah psikomotor kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Adapun nilai rata-rata ranah psikomotor kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tiap indikator ini dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Nilai Rata-Rata Ranah Psikomotor

No Indikator Eksperimen Kontrol

1 Menyiapkan 95 94

2 Mengikuti

Prosedur 91 83

3 Mengolah 80 69

4 Menyajikan 87 67

Rata-rata Skor ( ̅ ) 88 78

71

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen adalah 88 sedangkan pada kelas kontrol yaitu 78. Adapun nilai tertinggi pada kelas eksperimen dan kontrol terdapat pada indikator menyiapkan, yaitu sebesar 95 dan 94. Sedangkan nilai terendah pada kelas eksperimen terdapat pada indikator mengolah yaitu sebesar 80 dan pada kelas kontrol terdapat pada indikator menyajikan yaitu sebesar 67.

B. Analisis Data 1. Ranah Kognitif

Analisis data hasil belajar peserta didik bertujuan untuk menarik kesimpulan tentang data yang telah diperoleh dari tes hasil belajar. Untuk menarik kesimpulan tentang data yang diperoleh dari tes hasil belajar dilakukan analisis secara statistik. Melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan cara Uji Liliefors. Uji Liliefors dilakukan bertujuan untuk melihat kenormalan sampel.

Kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini terdistribusi secara normal. Untuk lebih jelas proses uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran XXXI

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Sampel Ranah Kognitif N

o

Kelas Kognitif Keterangan

L0 Ltabel Hasil

1 Eksperimen 0.1100 0,15

6 L0<Ltabel Berdistribusi Normal 2 Kontrol 0.1413 0,15

6 L0<Ltabel Berdistribusi Normal Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa, L0 hitung yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah 0.1100 dan pada kelas kontrol 0.1413. Berdasarkan tabel Uji Liliefors diperoleh nilai Ltabel= 0.156 untuk kelas eksperimen dan Ltabel= 0.156 untuk kelas

kontrol . Berarti L0<Ltabel dan disimpulkan bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dianalisis dengan menggunakan uji F. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat kehomogenitasan kedua sampel. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.8

Tabel 4.8. Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Ranah Kognitif

Kelas x N 2

s F Keterangan

Eksperimen 81,41 32 51,9909

0,58 Homogen Kontrol 69,06 32 89,4153

Berdasarkan Tabel 4.8 terlihat bahwa, f hitung yang diperoleh adalah 0,58. Berdasarkan tabel f, diperoleh nilai

( ) adalah 0,54 dan nilai ( ) adalah 1,82 karena ( ) ( ) sehingga untuk ranah kognitif 0,54 < 0,58 < 1,82. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel memiliki variansi yang homogen. Untuk lebih jelasnya proses uji homogenitas sampel dapat dilihat pada Lampiran XXXII.

c. Uji Hipotesis

Setelah sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen maka dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan cara menggunakan uji-t. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 4.9.

73

Tabel 4.9. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Ranah Kognitif

Kelas x

N

2

s thitung ttabel

Keterangan

Eksperimen 81,41 32 51,99 09

5,88 1.69 Hipotesis diterima Kontrol 69,06 32 89,41

53

Pada hasil perhitungan dengan uji-t didapat harga thitung untuk ranah kognitif = 5,88 sedangkan ttabel = 1,69 pada taraf nyata α = 0,05. Berarti thitung < ttabel sehingga maka H0 ditolak, terima H1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) lebih baik dari pada hasil belajar fisika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang. Sehingga terdapat pengaruh strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) terhadap hasil belajar fisika peserta didik pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang. Untuk lebih jelasnya proses uji hipotesis dapat dilihat pada Lampiran XXXIII.

2. Ranah Afektif a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah hasil penilian afektif berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dilakukan dengan cara Uji Liliefors. Uji Liliefors dilakukan bertujuan untuk melihat kenormalan sampel. Kelas eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini terdistribusi secara normal.

Untuk lebih jelas proses uji normalitas pada ranah afektif dapat dilihat pada Lampiran XXXI.

Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Sampel Ranah Afektif N

o

Kelas Kognitif Keterangan

L0 Ltabel Hasil kontrol 0,1183. Berdasarkan tabel Uji Liliefors diperoleh nilai Ltabel= 0.156 untuk kelas eksperimen dan Ltabel= 0.156 untuk kelas kontrol . Berarti L0<Ltabel dan disimpulkan bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dianalisis dengan menggunakan uji f. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat kehomogenitasan kedua sampel. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.11

Tabel 4.11. Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Ranah Afektif

Kelas x N 2

s F Keterangan

Eksperimen 85,91 32 70,7974

0,93 Homogen Kontrol 72,66 32 75,6222

Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat bahwa, f hitung yang diperoleh secara adalah 0,93 Berdasarkan tabel f, diperoleh nilai

( ) adalah 0,54 dan nilai ( ) adalah 1,82 Disebabkan seluruh nilai fhitung memenuhi kondisi ( ) ( ) dimana 0,54 < 0,93 < 1,82. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel memiliki variansi yang homogen. Untuk lebih jelasnya proses uji homogenitas sampel dapat dilihat pada Lampiran XXXII.

75

c. Uji Hipotesis

Setelah sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen maka dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan cara menggunakan uji-t. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Ranah Afektif

Kelas x

N

2

s thitung ttabel

Keterangan

Eksperimen 85,91 32 70,79 74

6,31 1.69 Hipotesis diterima Kontrol 72,66 32 75,62

22

Pada hasil perhitungan dengan uji-t didapat harga thitung

untuk ranah afektif= 6,31 sedangkan ttabel = 1,69 pada taraf nyata α = 0,05. Berarti thitung < ttabel sehingga H0 ditolak, terima H1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) lebih baik dari pada hasil belajar fisika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang. Sehingga terdapat pengaruh strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) terhadap hasil belajar fisika peserta didik pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang.

Untuk lebih jelasnya proses uji hipotesis dapat dilihat pada Lampiran XXXII1.

3. Ranah Psikomotor a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah hasil penilian psikomotor berdistribusi normal atau tidak. Uji Normalitas dilakukan dengan cara Uji Liliefors. Uji Liliefors dilakukan bertujuan untuk melihat kenormalan sampel. Kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada penelitian ini terdistribusi secara normal. Untuk lebih jelas proses uji normalitas pada ranah psikomotor dapat dilihat pada Lampiran XXXI.

Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Sampel Ranah Psikomotor

No Kelas Kognitif Keterangan

L0 Ltabel Hasil

1 Eksperimen 0,0831 0,156 L0<Ltabel Berdistribusi Normal 2 Kontrol 0.0717 0,156 L0<Ltabel Berdistribusi

Normal Berdasarkan Tabel 4.13 terlihat bahwa, L0 hitung yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah 0,0831 dan pada kelas kontrol 0,0717. Berdasarkan tabel Uji Liliefors diperoleh nilai Ltabel= 0.156 untuk kelas eksperimen dan Ltabel= 0.156 untuk kelas kontrol . Berarti L0<Ltabel dan disimpulkan bahwa kedua kelas terdistribusi secara normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dianalisis dengan menggunakan uji F. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat kehomogenitasan kedua sampel. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14. Uji Homogenitas Data Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Ranah Psikomotor

Kelas x N s2 F Keterangan

Eksperimen 87,85 32 63,4309

1,33 Homogen Kontrol 73,05 32 47,4735

Berdasarkan Tabel 4.14 terlihat bahwa, f hitung yang diperoleh adalah 1,33. Berdasarkan tabel f, diperoleh nilai ( ) adalah 0,60 dan nilai ( ) adalah 1,64 Disebabkan seluruh nilai fhitung memenuhi kondisi ( ) ( ) dimana 0,60 < 1,33 <1,64 . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel memiliki variansi yang

77

homogen. Untuk lebih jelasnya proses uji homogenitas sampel dapat dilihat pada Lampiran XXXII.

c. Uji Hipotesis

Setelah sampel berdistribusi normal dan memiliki variansi yang homogen maka dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan cara menggunakan uji-t. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Hasil Uji Hipotesis Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Ranah Psikomotor

Kelas x

N

2

s thitung ttabel

Keterangan

Eksperimen 87,85 32 63,43

09 8,22 1.69 Hipotesis diterima Kontrol 73,05 32 47,47

35

Pada hasil perhitungan dengan uji-t didapat harga thitung

untuk ranah psikomotor= 8,22 sedangkan ttabel = 1,69 pada taraf nyata α = 0,05. Berarti thitung > ttabel sehingga H0 ditolak, terima H1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) lebih baik dari pada hasil belajar fisika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang. Sehingga terdapat pengaruh strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) terhadap hasil belajar fisika peserta didik pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang.

Untuk lebih jelasnya proses uji hipotesis dapat dilihat pada Lampiran XXXII.

C. Pembahasan

1. Hasil Belajar Fisika Pserta Didik Ranah Kognitif

Berdasarkan data tes akhir pada bagian deskriptif data dan analisis data diatas terlihat bahwa hasil belajar fisika peserta didik

kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata kelas eksperimen adalah 81,41. Sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 69,06. Persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen 87% dan kelas kontrol memperoleh ketuntasan sebesar 44 %. Perbedaan hasil belajar kelas ekperimen dan kontrol cukup signifikan. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran pada kelas ekperimen menerapkan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing sedangkan pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar peserta didik kelas kontrol diantaranya adalah berupa LKPD. Pada kelas eksperimen digunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yang membuat peserta didik lebih aktif, pembelajaran akan lebih menarik serta banyak melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut.

Pertama, strategi pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kelebihan dimana peserta didik mengisi poin-poin penting pada LKPD yang telah di kosongkan sebelumnya, sehingga catatan peserta didik lebih lengkap dan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran untuk menemukan konsep-konsep. Hal ini didukung oleh pendapat M.

Yurcham Jamil dan Munoto (2013:3) kelebihan menggunakan strategi inkuiri terbimbing antara lain peserta didik menghasilkan catatan selama belajar yang lengkap dan akurat. Strategi ini cocok untuk memulai pembelajaran sehingga peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas. Sehingga dengan menerapkan strategi inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen membuat nilai peserta didik lebih baik dari pada kelas kontrol .

79

Kedua, guru berperan penting dalam membimbing peserta didik nya untuk menemukan jawaban dari permasalahan terkait fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari, karena guru adalah sebagai fasilitator dan evaluator dalam kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana yang dinyatakan Trianto (2009:166-167) yang menyatakan bahwa agar pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka peran guru adalah sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, manajer dan pengarah.

Oleh sebab itu peran guru dalam penelitian ini bertindak sebagai fasilitator dalam penemuan juga dapat bertindak sebagai rekan diskusi dalam pemecahan masalah. Sebagai pembimbing proses pembelajaran guru juga harus menyampaikan banyak pertanyaan.

Ketiga, penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen membuat peserta didik lebih tertarik dan lebih aktif dalam proses pembelajaran, setelah peserta didik mengisi LKPD kemudian diberikan soal tes dan melakukan percobaan peserta didik menjadi lebih paham, dalam mengisi lembar kerja kelompok peserta didik juga sangat mengerti dimana materi dalam handout berkaitan dengan pratikum yang dilakukan, sehingga hal-hal seperti ini yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, selain pemberian materi pembelajaran dalam LKPD juga dibantu dengan pratikum.

Pada kelas kontrol yang hanya menggunakan pembelajran

Pada kelas kontrol yang hanya menggunakan pembelajran

Dokumen terkait