• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Kerangka Berfikir

Untuk terciptanya suasana pembelajaran yang baik, perlu adanya kesiapan dari pendidik dan juga Peserta didik dalam proses pembelajaran.

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik adalah kualitas pengajaran yang dilakukan saat proses pembelajaran oleh guru.

Setiap strategi dan metode pembelajaran memiliki tujuan yang berbeda guna mengatasi masalah-masalah dalam proses pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini akan diterapkan penggunaan strategi inkuiri terbimbing berbantuan LKPD. Dalam proses belajar mengajar guru dapat memilih berbagai macam model, salah satunya adalah dengan menggunakan LKPD, dimana LKPD menggunakan media cetak yang di dalamnya sudah terdapat petunjuk-petunjuk dalam pelaksanaan Praktikum, dengan adanya LKPD ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan baik dalam meaplikasikan LKPD ini. Disamping itu dengan adanya LKPD ini hasil belajar yang baik akan tercapai, karena hasil belajar merupakan cerminan dari kemampuan akademik yang dimiliki oleh peserta didik.

Gambar 2.1. Skema Kerangka Berfikir D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir, maka hipotesis penelitian ini adalah hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) lebih baik dari pada hasil belajar fisika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang.

Guru PBM Peserta didik

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Hasil belajar

Di bandingkan Penggunaan strategi inkuiri

terbimbing berbantuan LKPD Kontektual

Penggunaan pembelajaran konvensional

39 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. (Moh Nazir, 2011:73). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest only control group dan pada design ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol (Sugiyono, 2007:112). Perlakuan yang penulis berikan pada kelas eksperimen adalah penerapan strategi inkuiri terbimbing berbantuan LKPD, sedangkan pada kelas kontrol penerapan pembelajaran konvensional. Rancangan penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitan

Kelompok Perlakuan Test

kelompok eksperimen X T

kelompok kontrol - T

Sumber: Moh Nasir, 2011:233) keterangan :

X : Perlakuan dengan strategi inkuiri terbimbing berbantuan LKPD T : Tes akhir

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian yang dilaksanakan di kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang

2. Waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09 September sampai 26 September tahun ajaran 2019/2020. Kegiatan ini dilakukan 6 kali pertemuan dengan rincian 5 kali pada proses belajar mengajar dan 1 kali pada tes akhir.

C. Variabel dan Data 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Variabel bebas ( variabel independen)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono, 2013:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan pembelajaran fisika dengan mengunakan strategi inkuiri terbimbing berbantuan LKPD.

b. Variabel terikat ( variabel dependen)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:39).

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar fisika peserta didik.

2. Data

a. Jenis Data

Data hasil percatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun angka (Moh Nazir, 2011 : 123). Data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu :

1) Data primer adalah data yang lansung diambil dari sampel yang akan diteliti yaitu hasil belajar.

2) Data sekunder berupa nilai fisika kelas XI SMAN 1 Sungayang.

b. Sumber Data

1) Sumber data primer merupakan sumber data yang penulis himpun sendiri dalam penelitian ini, yaitu kelas yang ditunjuk berdasarkan pertimbangan sebagai tempat penulis melakukan penelitian.

2) Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari orang lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah guru fisika kelas XI SMAN 1 Sungayang.

41

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang yang terdiri dari 3 lokal. Terlihat pada Tabel 3.2

Tabel 3.2 Jumlah Peserta Didik Kelas Populasi di SMAN 1 Sungayang Tahun Ajaran 2019/2020

No Kelas Jumlah peserta didik

1 XI MIPA 1 32

2 XI MIPA 2 32

3 XI MIPA 3 32

Total 96

(Sumber: Guru bidang studi fisika kelas XI SMAN 1 Sungayang) 2. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:73), sampel adalah

“sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Adapun cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik simple random sampling. Teknik simple random sampling adalah teknik pengambilan anggota sampel dari populasi yang heterogen dimana sub populasi merupakan suatu kelompok yang mempunyai sifat heterogen dan stratifikasi sampel tiap sub populasinya adalah homogen (Sugiyono, 2007:82). Dalam hal ini, peneliti memilih teknik simple random sampling atau yang dikenal dengan teknik acak. Untuk membuktikan populasi benar-benar layak dijadikan sampel, maka dilakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata dengan langkah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan nilai ulangan harian (UH) fisika siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang tahun pelajaran 2019/2020, setelah itu dihitung prosedur penelitian rata-rata dan simpangan bakunya.

Dapat dilihat pada Lampiran I

b. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji liliefors.

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah populasi tersebut berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang diajukan adalah:

H0: Populasi berdistribusi normal.

H1: Populasi tidak berdistribusi normal.

Adapun langkah-langkah dalam menentukan uji normalitas ini yaitu:

1) Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu table skor, disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar.

2) Data , , . . . , yang diperoleh dari data yang terkecil ke yang terbesar.

3) Data , , . . . . , dijadikan bilangan baku , , . . . , dengan rumus berikut :

s x zi xi

 Keterangan :

s = Simpangan Baku

x Skor rata-rata xi = Skor dari tiap siswa

4) Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang :

( ) ( )

5) Dengan menggunakan proporsi yang lebih kecil atau sama dengan , jika proporsi ini dinyatakan dengan S( ) maka :

( )

6) Menghitung selisih F(Zi)-S(Zi) yang kemudian ditentukan harga mutlaknya

7) Diambil harga yang paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut yang disebut dengan Lo.

L0 = Maks F( ) –S( )

43

8) Membandingkan nilai Lo dengan LTabel dengan taraf nyata α = 0,05 jika Lo< LTabel maka data berdistribusi normal.

Kriteria Pengujiannya:

a) Jika Lo< LTabel berarti data tabel berdistribusi normal.

b) Jika Lo> LTabel berarti data sampel tidak berdistribusi normal.

(Sudjana, 2005: 466).

Setelah dilakukan uji normalitas populasi, diperoleh hasil bahwa seluruh populasi berdistribusi normal dengan taraf nyata α = 0,05. Hasil uji normalitas kelas populasi dapat dlihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas Kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang

No Kelas L0 Ltabel Hasil Keterangan 1 XI MIPA 1 0.1486 0,156 L0 < Ltabel Berdistribusi

normal 2 XI MIPA 2 0.1406 0,156 L0 < Ltabel Berdistribusi

normal 3 XI MIPA 3 0.144 0,156 L0 < Ltabel Berdistribusi

normal Terlihat pada Tabel 3.3 di atas bahwa ketiga kelas berdistribusi normal. Hasil uji normalitas ini dapat dilihat pada Lampiran II.

c. Melakukan uji homogenitas variansi dengan menggunakan uji Barlett. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah populasi tersebut mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Hipotesis yang diajukan yakni (Sudjana, 2005: 261):

H0: 12 = 22

H1: Paling kurang ada satu pasang variansi yang tidak sama

Menentukan uji homogenitas ini dilakukan dengan beberapa langkah:

1) Hitung buah ragam contoh dari contoh-contoh berukuran n1,n2,...,nkdengan:

k s1,s2,...,sk

2) Gabungkan semua ragam contoh sehingga menghasilkan dugaan gabungan:

3) Dugaan gabungan di tentukan nilai peubah acak yang mempunyai sebaran bartlett:

Kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika b ≥ bk ( ;n1,n2...nk), berarti data homogen Jika b< bk (( ;n1,n2...nk), berarti data tidak homogen.

Berdasarkan uji homogenitas variansi yang telah dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett, dari ketiga kelas populasi diperoleh hasil analisis bahwa b0,9495lebih besar dari dapat dilihat pada Lampiran III

d. Melakukan uji kesamaan rata-rata dengan teknik anava satu arah digunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sudjana, 2005: 304):

1) Menghitung kuadrat rata-rata dengan rumus:

Ry = J2 / ni dengan J = J1 + J2 + ….= Jk

45

2) Menghitung kuadrat antar kelompok, dengan rumus:

Ay =  ( Ji2

/ ni ) - Ry

3) Menghitung jumlah kuadrat dari semua nilai, dengan rumus:

Y2 = Ji2

4) Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok, dengan rumus:

Dy = Y2 – Ry – Ay

5) Menyusun hasil perhitungan langkah di atas kedalam tabel analisis variansi, seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.4 Daftar analisis variansi untuk menguji H0 : 1 = 22

Berdasarkan uji kesamaan rata – rata dengan dengan teknik Anava Satu Arah, didapatkan bahwa empat rata – rata populasi tersebut adalah sama dan itu bisa dilihat pada Tabel 3.5:

Tabel 3. 5 Analisis Variansi Satu Arah Sumber

Kriteria pengujian adalah tolak jika ( ) dari daftar distribusi F dimana ∑( ). dan terima Ho jika F < ( ) dari daftar distribusi F dimana

∑( ). Sehingga Keputusannya. Diterima Ho karena ( ) ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketiga rata-rata populasi tersebut adalah sama.

untuk lebih jelasnya hasil uji bartlett ini dapat dilihat pada Lampiran IV.

Setelah dilakukan semua uji, sehingga didapatkan kelas eksperimen pada kelas XI MIPA 1 dan kelas kontrol pada kelas XI MIPA 2 dengan teknik simple random sampling.

E. Prosedur Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, perlu disusun prosedur yang sistematis. Secara umum, prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan penelitian ini meliputi:

a. Meninjau sekolah tempat penelitian

b. Konsultasi dengan guru fisika yang bersangkutan

c. Merancang dan memfalidasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), Lampiran V – Lampiran XIV

d. Menetapkan jadwal penelitian yang akan dilakukan.

Tabel 3.6 jadwal penelitian di SMAN 1 Sungayang

No Hari / Tanggal Kelas

Eksperimen Kontrol

1 Senin/9–September-2019  -

2 Rabu/11–September-2019  

3 Kamis/12–September- 2019

- 

4 Senin/16-September-2019  -

5 Rabu/18–September-2019  

6 Kamis/19–September-2019

- 

47

e. Menyelesaikan segala administrasi penelitian seperti surat izin penelitian dan lain-lain. Lampiran XLVI

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian ini adalah sbb:

Tabel 3.7 Tahap Pelaksanaan

yaitu

strategi inkuiri terbimbing

Kegiatan Inti 70 menit

(Mengamati) Orientasi

49

dari beberapa

51

Kegiatan Penutup 15 menit

Kesimpulan a. Guru

c. Guru mengadakan evaluasi pembelajaran untuk melihat sejauh mana pencapaian hasil belajar siswa. Pada ranah kognitif (pengetahuan) guru memberikan ulangan harian (UH) berupa soal berbentuk objektif, pada ranah afektif (sikap) guru menggunakan lembar observasi dan pada psikomotor (keterampilan) guru menggunakan lembar observasi unjuk kerja. Dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Setelah dilakukan UH dan mengolah data yang didapat dari kedua kelas maka baru ditarik kesimpulan.

53

F. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Hasil Belajar Ranah Kognitif

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif adalah tes hasil belajar. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan tes tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Tes

Langkah-langkah menyusun tes adalah sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan mengadakan tes yaitu untuk melihat hasil belajar siswa pada ranah kognitif

2) Membuat batasan terhadap bahan pelajaran yang akan diujikan.

3) Menetapkan materi yang di ujikan.

4) Membuat LKPD dan divalidasi dapat dilihat pada Lampiran XVIII

5) Membuat kisi-kisi soal. Lampiran XXII

6) Membuat soal tes yang akan diujikan yang dapat dilihat pada Lampiran XXIII

7) Memvalidasi soal tes oleh validator dan dapat dilihat pada Lampiran XXIV-XXVI.

8) Melakukan uji coba tes

Sebelum tes dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tes perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah soal yang telah dibuat dapat digunakan untuk tes akhir atau perlu direvisi terlebih dahulu. Uji coba tes ini dilakukan pada siswa kelas diluar sampel penelitian yaitu pada kelas XI MIPA 3 SMAN 1 Sungayang. Untuk rekap nilai hasil uji coba tes dapat dilihat pada Lampiran XXVII b. Validitas Tes

Validitas adalah tingkat ketepatan tes, suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Untuk melakukan validitas tes objektif menurut Arifin dapat digunakan korelasi product moment yaitu:

∑ (∑ )(∑ )

√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) ) Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y = jumlah testee

∑ = jumlah perkalian antara skor item dengan skor total

∑ = jumlah perkalian skor item

∑ = jumlah perkalian skor total

Setelah didapatkan kemudian dibandingkan dengan harga kritik nilai product moment. Distribusi untuk dan derajat kebebasan (db = n-2) , kaidah keputusannya adalah:

Jika berarti soal valid Jika berarti soal tidak valid

Setelah didapat keputusan soal itu valid, selanjutnya dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasi product moment, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.8 Klasifikasi validitas soal

Nilai rxy Kriteria

0,81 ≤ rxy ≤ 1,0 Sangat tinggi 0,61 ≤ rxy ≤ 0,80 Tinggi 0,41 ≤ rxy ≤ 0,60 Cukup 0,21 ≤ rxy ≤ 0,40 Rendah 0,00 ≤ rxy ≤ 0,20 Sangat rendah c. Analisis butir soal tes

Analisis dilakukan dengan melihat mana soal yang baik, soal kurang baik dan dan tidak baik sama sekali. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis butir soal dalah sebagai berikut:

55

1) Indeks Kesukaran Soal

Indeks kesukaran digunakan untuk melihat apakah soal tersebut soal yang mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan indek kesukaran soal untuk soal objektif digunakan rumus:

JS

PB

Keterangan:

P = Indeks kesukaran soal

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan betul

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.9 Klasifikasi indeks kesukaran (Suharsimi arikunto, 2016 : 223-225)

Indek kesukaran Kriteria Klasifikasi

0,00 – 0,30 Sukar Dibuang

0,31 – 0,70 Sedang Dipakai

0,71 –1,00 Mudah Dibuang

Berdasarkan analisis indeks kesukaran soal diperoleh kesimpulan bahwa, terdapat 5 soal dikategorikan sukar, 20 soal dikategorikan sedang, dan 5 soal dikategorikan mudah. Untuk lebih jelasnya tentang proses analisis indeks kesukaran soal dapat dilihat pada Lampiran XXVIII.

2) Daya Beda Soal.

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan yang lemah (berkemampuan rendah). Untuk menentukan daya pembeda butir soal untuk soal objektif, dapat digunakan rumus (Suharsimi Arikunto, 2016:226):

Dimana :

D = Daya pembeda soal

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

Tabel 3.10 Klasifikasi daya pembeda (Suharsimi Arikunto, 2016:232)

Daya Pembeda Kriteria Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek Dibuang

0,21 – 0,40 Cukup Dipakai

0,41 – 0,70 Baik Dipakai

0,71 – 1,00 Baik sekali Dipakai

Negative Semuanya tidak

baik

Dibuang

Berdasarkan hasil analisis daya pembeda soal diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 9 baik, 10 cukup, 11 soal jelek dan 0 soal tidak baik (daya beda negatif). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XXIX

3) Reabilitas tes

Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang sama. Metode yang digunakan dalam menentukan reliabilitas adalah metode belah dua (split-half Method). Dalam menggunakan metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali (Suharsimi Arikunto, 2016:107).

Langkah-langkah yang dipakai untuk menghitung reliabilitas tersebut adalah:

57

a) Menilai dan menghitung item yang ganjil dengan yang genap atau yang awal dengan akhir.

b) Menghitung korelasi product moment dengan rumus :

∑ (∑ )(∑ )

√( ∑ (∑ ) )( ∑ (∑ ) )

Keterangan :

rxy : korelasi Product Moment antara belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

X : jumlah jawaban benar yang dijawab oleh kelompok ganjil Y : jumlah jawaban benar yang dijawab oleh kelompok genap n : jumlah responden

c) Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown

=

d) Mencari r tabel dengan apabila diketahui signifikansi a = 0.05 dan dk = n-2

e) Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan r tabel.

f) Kaidah keputusan : jika r11> rtabel berarti tes reliabel dan jika r11<

rtabel berarti tes tidak reliabel.

Tabel 3.11 Klasifikasi reliabilitas soal No Indeks Reliabilitas

Soal

Berdasarkan hasil uji coba soal, diperoleh perhitungan reliabilitas tes sebesar 0,62 dengan kesimpulan soal tes memiliki

reliabilitas tinggi. Untuk lebih jelasnya, hasil pengolahan data dan analisis dari reliabilitas tes ini dapat dilihat pada Lampiran XXX 4) Klasifikasi soal

Setelah dilakukan perhitungan indeks kesukaran soal (P), daya pembeda soal (D), dan reliabilitas tes maka ditentukan soal yang akan digunakan untuk tes akhir. Setelah soal atau item yang sudah dianalisis, perlu diklasifikasikan menjadi soal yang tetap dipakai atau dibuang. Berdasarkan klasifikasi soal yang telah dilakukan, maka di ambil kesimpulan soal yang akan dibuang berjumlah sepuluh (10) buah yaitu nomor 1, 8, 10, 12, 13, 21, 23, 24, 28, dan 30. Adapun soal yang diujikan pada tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 26, 27, dan 29 karena memiliki indek kesukaran serta daya pembeda yang sedang dan cukup.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XXXI 2. Hasil belajar ranah afektif ( sikap )

Ranah afektif berkenaan dengan sikap, nilai- nilai dan apresiasi.

Untuk mengetahui hasil belajar ranah afektif ini, instrument yang digunakan adalah lembar observasi, dimana lembar observasi terdapat 5 aspek yang akan dinilai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran XVIII.

Contoh lembar observasi ranah afektif Satuan pendidikan : SMAN 1 Sungayang Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Program : XI / MIPA

Table 3.12 Contoh lembar observasi ranah afektif

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Total Nilai Mutu

1 A

2 B

3 C

4 D

5 E

N

Kerjasama Disiplin Beranggung jawab Total Akhir NO NAMA Percaya diri

ASPEK YANG DINLAI Toleransi

59

Keterangan :

Kolom sikap diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut:

Skor 4 (Sangat Baik) : Apabila melakukan keseluruhan indikator yang diamati

Skor 3 (Baik) : Apabila melakukan tiga indikator yang diamati Skor 2 (Cukup) : Apabila melakukan dua indikator yang diamati Skor 1(Kurang) : Apabila melakukan satu indikator yang diamati Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Nilai =

SKOR RENTANG NILAI MUTU Ket

1 86-100 SB Sangat Baik

2 76-85 B Baik

3 61-75 C Cukup

4 < 60 K Kurang

Tabel 3. 13 Kriteria Penilaian Afektif (Sikap)

No Aspek Sikap Indikator Penilaian

1. Percaya Diri - Berani presentasi di depan kelas - Berani berpendapat, bertanya, atau

menjawab pertanyaan

- Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu

- Tidak mudah putus asa/pantang menyerah

2. Toleransi/Kepedulian - Menghormati pendapat teman

- Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya, dan gender

- Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya

- Mememaafkan kesalahan orang lain 3. Kerja Sama - Aktif dalam kerja kelompok

- Suka menolong teman/orang lain - Kesediaan melakukan tugas sesuai

kesepakatan

- Rela berkorban untuk orang lain

4. Disiplin - Datang kesekolah tepat waktu

- Patuh dan taat dengan aturan yang disepakati bersama guru

- Mengerjakan /mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan

- Menyerahkan tugas tepat pada waktunya

5. Bertanggung Jawab - Melaksanakan tugas individu dengan baik

- Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan

- Tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang akurat

- Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan

3. Hasil Belajar Ranah Psikomotor

Ranah psikomotorik adalah ranah yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Untuk mengetahui hasil belajar penilaian keterampilan ini digunakan lembar observasi. Lembar observasi pada penilaian keterampilan ini dilakukan pada saat siswa belajar.

Contoh lembar observasi ranah psikomotor Satuan pendidikan : SMAN 1 Sungayang Mata Pelajaran : Fisika

Kelas/Program : XI / MIPA

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Total Nilai Mutu

1 A

2 B

3 C

4 D

5 E

N

NAMA

NO Total Akhir

ASPEK YANG DINLAI Prosedur

Mengikuti

Menyiapkan Mengolah Menyajikan

61

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus : Nilai =

G. Teknik Analisis Data

1. Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor a. Uji Normalitas

Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui subjek yang diteliti berdistribusi normal atau tidak, maka terlebih dahulu diuji dengan menggunakan uji liliefors. (Sudjana, 2005: 466)

Populasi berdistribusi normal Populasi tidak berdistribusi normal

Adapun Langkah-langkah dalam menentukan uji normalitas ini yaitu:

1) Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel skor, disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar.

2) Mencari skor baku dan skor mentah dengan rumus sebagai berikut:

s x zixi

Keterangan:

s = Simpangan baku

x = Skor rata-rata

xi= Skor dari tiap peserta didik

3) Tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar dari distribusi normal baku dihitung peluang:

) ( )

(zi P z zi

F

4) Menghitung jumlah proporsi skor baku z1,z2,....,zn,yang lebih kecil atau sama yang dinyatakan dengan S(zi)dengan menggunakan rumus:

( )

5) Menghitung selisih antara F(zi)dengan S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.

6) Ambil harga mutlak yang terbesar dan harga mutlak selisih diberi simbol L0,

0: H

1: H

zi

63

0

L Maks

7) Kemudian bandingkan L0 dengan nilai kritis L yang diperoleh dan daftar nilai kritis untuk uji illiefors pada taraf α yang di pilih, yang ada pada tabel pada taraf nyata yang dipilih. Hipotesis diterima jika L0 Ltabel.

Kriteria pengujiannya :

a) Jika L0 Ltabelberarti data sampel berdistribusi normal.

b) Jika berarti data sampel tidak berdistribusi normal Dari penelitian yang di lakukan bahwa kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal.

b. Uji homogenitas

Uji Homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Uji ini dilakukan dengan cara uji dua variansi yang dikenal dengan uji kesamaan dua variansi atau uji f. Dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Sudjana, 2005: 249)

1) Tulis H1 dan H0 yang diajukan

2) Tentukan nilai sebaran F dengan , dan 3) Tetapkan taraf nyata a = 0,05

4) Tentukan wilayah kritiknya, jika , maka wilayah kritiknya adalah:

( )( )( ) ( ) ( )

5) Tentukan nilai f bagi pengujian , yaitu dengan rumus:

6) Keputusannya :

diterima, jika ( )( )( ) ( ) ( ), berarti datanya homogenitas, selain dari itu ditolak.

)) ( ) (

(F zi S zi

F

tabel

L L0

Dengan menggunakan rumus uji-f untuk menentukan homogenitas didapatkan hasil pada rahan kognitif.

c. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar fisika siswa melalui strategi inkuiri terbimbing berbantuan LKPD lebih baik dari pada hasil belajar fisika siswa mengunakan pembelajaran konvensional secara uji-t satu arah, dengan hipotesis statistik dan .

: Hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) lebih baik dari pada hasil belajar fisika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang.

: Hasil belajar fisika peserta didik yang menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) lebih baik dari pada hasil belajar fisika yang menerapkan pembelajaran konvensional pada materi fluida statis kelas XI MIPA SMAN 1 Sungayang.

Dokumen terkait