• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

1. Hasil Belajar Fisika Pserta Didik Ranah Kognitif

Berdasarkan data tes akhir pada bagian deskriptif data dan analisis data diatas terlihat bahwa hasil belajar fisika peserta didik

kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata kelas eksperimen adalah 81,41. Sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 69,06. Persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada kelas eksperimen 87% dan kelas kontrol memperoleh ketuntasan sebesar 44 %. Perbedaan hasil belajar kelas ekperimen dan kontrol cukup signifikan. Hal ini terlihat ketika proses pembelajaran pada kelas ekperimen menerapkan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing sedangkan pada kelas kontrol menerapkan pembelajaran konvensional.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih baik dari pada hasil belajar peserta didik kelas kontrol diantaranya adalah berupa LKPD. Pada kelas eksperimen digunakan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yang membuat peserta didik lebih aktif, pembelajaran akan lebih menarik serta banyak melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran tersebut.

Pertama, strategi pembelajaran inkuiri terbimbing memiliki kelebihan dimana peserta didik mengisi poin-poin penting pada LKPD yang telah di kosongkan sebelumnya, sehingga catatan peserta didik lebih lengkap dan peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran untuk menemukan konsep-konsep. Hal ini didukung oleh pendapat M.

Yurcham Jamil dan Munoto (2013:3) kelebihan menggunakan strategi inkuiri terbimbing antara lain peserta didik menghasilkan catatan selama belajar yang lengkap dan akurat. Strategi ini cocok untuk memulai pembelajaran sehingga peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas. Sehingga dengan menerapkan strategi inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen membuat nilai peserta didik lebih baik dari pada kelas kontrol .

79

Kedua, guru berperan penting dalam membimbing peserta didik nya untuk menemukan jawaban dari permasalahan terkait fenomena-fenomena dalam kehidupan sehari-hari, karena guru adalah sebagai fasilitator dan evaluator dalam kegiatan pembelajaran.

Sebagaimana yang dinyatakan Trianto (2009:166-167) yang menyatakan bahwa agar pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka peran guru adalah sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, manajer dan pengarah.

Oleh sebab itu peran guru dalam penelitian ini bertindak sebagai fasilitator dalam penemuan juga dapat bertindak sebagai rekan diskusi dalam pemecahan masalah. Sebagai pembimbing proses pembelajaran guru juga harus menyampaikan banyak pertanyaan.

Ketiga, penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen membuat peserta didik lebih tertarik dan lebih aktif dalam proses pembelajaran, setelah peserta didik mengisi LKPD kemudian diberikan soal tes dan melakukan percobaan peserta didik menjadi lebih paham, dalam mengisi lembar kerja kelompok peserta didik juga sangat mengerti dimana materi dalam handout berkaitan dengan pratikum yang dilakukan, sehingga hal-hal seperti ini yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, selain pemberian materi pembelajaran dalam LKPD juga dibantu dengan pratikum.

Pada kelas kontrol yang hanya menggunakan pembelajran konvensional dalam proses pembelajaran, beberapa alasan lain yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik adalah :1) hanya beberapa orang dari peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran, 2) banyak dari peserta didik yang tidak serius ketika mengikuti proses pembelajaran dan 3) kurangnya kerjasa sama dari kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompoknya, sehingga tugas kelompok lebih dibebankan kepada satu orang temannya saja.

Adapun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Anissa Rahma Fitri (2019) menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik

SMAN 1 Salimpauang meningkat melalui Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing.

2. Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Ranah Afektif

Berdasarkan analisis data hasil observasi ranah afektif pada kelas eksperimen dapat terlihat dengan penerapan strategi inkuiri terbimbing terbukti lebih baik dari pada penerapan pembelajaran konvensional di kelas kontrol.

Dapat dilihat dalam proses pembelajaran terdapat 5 aspek-aspek dalam penilaian ranah afektif yaitu percaya diri, toleransi, kerjasama, displin dan bertanggung jawab. Kelas eksperimen dan kelas kontrol setiap indikator penilaian ranah afektif, menunjukkan kelas eksperimen lebih tinggi pada setiap aspek penilaian. Dari 5 aspek tersebut dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda ternyata mempunyai pengaruh secara signifikan. Pertama, menurut Majid (2014 : 168) percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang yang memberikan keyakian untuk berbuat atau bertindak.

Rasa percaya diri berhubungan dengan keberanian peserta didik melakukan presentasi di depan kelas dan peserta didik mampu memberikan pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran. Pada aspek ini, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen 71,8 sedangkan kelas kontrol 59,4. Hal ini disebabkan karena peserta didik pada kelas eksperimen mampu melakukan presentasi dengan baik saat diskusi maupun saat guru menerangkan dan bertanya pada guru bagian yang tidak dipahami.

Sedangkan pada kelas kontrol terdapat sedikit peserta didik yang benar-benar serius ketika diskusi, dan banyak dari peserta didik yang lebih memilih diam dari pada bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti dan adanya peserta didik yang keluar masuk saat proses pembelajaran. Kesimpulannya rasa percaya diri pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

81

Kedua, Pada aspek ini, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen 90,8 sedangkan kelas kontrol 79,2. Hal ini disebabkan karena peserta didik pada kelas eksperimen mampu menghargai atau menerima perbedaan pendapat baik dari anggota kelompoknya maupun dari kelompok lain, begitu juga dengan kelas kontrol, hanya saja pada kelas kontrol ada sedikit perbedaan pendapat dan beberapa peserta didik kurang menghargai pendapat dari teman-temannya pada saat kegiatan kelompok. Hasil ini juga menunjukkan bahwa strategi inkuiri terbimbing ini mampu mengangkat sikap toleransi peserta didik

Ketiga, Pada aspek ini, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen 85,4 sedangkan kelas kontrol 72,2. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran pada kelas ekperimen menggunakan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) yang membuat peserta didik lebih mudah memahami dan aktif dalam diskusi, sehingga peserta didik mampu bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Sedangkan kelas kontrol peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri serta kurang aktif sehingga peserta didik kurang bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Kerja sama adalah bekerja bersama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama dengan saling berbagi tugas dan tolong menolong secara ikhlas. Kerjasama dalam kelompok berhubungan dengan pengorganisasian dimana peserta didik mampu bekerjasama dengan temannya dan saling tolong menolong dalam menyelesaikan tugas kelompok (Majid, 2014 : 168).

Keempat, Menurut Majid (2014 : 167) disiplin adalah tindakan menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Pada aspek disiplin dinilai bagaimana peserta didik mampu menerapkan sikap disiplin dalam proses pembelajaran. Pada aspek ini, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen 88,4 sedangkan kelas kontrol 74,4. Hal ini disebabkan karena sebagian peserta didik pada kelas kontrol belum mampu menerapkan disiplin dalam proses

pembelajaran, seperti: datang tepat waktu, patuh pada aturan selama pembelajaran, dan tugas yang diberikan oleh guru dikumpulkan tidak tepat waktu.

Kelima, Menurut Majid (2014 : 168) tanggung jawab adalah sikap dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Pada aspek tanggung jawab dinilai bagaimana sikap peserta didik dalam mengikuti instruksi dari guru dan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Pada aspek ini, nilai rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen 82,88 sedangkan kelas kontrol 77,8.

Hal ini disebabkan karena kelas eksperimen bertanggung jawab terhadap kewajiban yang harus dikerjakannya seperti soal latihan yang diberikan dikerjakan sendiri-sendiri. Sedangkan kelas kontrol diberikan soal latihan, perserta didik cendrung mencontoh hasil temannya sendiri tanpa mencarinya terlebih dahulu. Berdasarkan analisis data hasil observasi ranah afektif pada kelas eksperimen dapat terlihat bahwa penerapan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD) terbukti lebih baik dari pada kelas kontrol yang tidak menerapkan strategi inkuiri terbimbing berbantuan lembar kerja peserta didik (LKPD).

3. Ranah Psikomotor

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, menunjukan bahwa hasil belajar pada ranah psikomotor untuk kelas eksperimen lebih baik dibandingkan pada kelas kontrol. Adapun aspek-aspek pada ranah psikomotor dalam buku (Majid, 2014:52) dimana Bloom berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui kemampuan keterampilan atau skill seseorang, salah satu aspek yang dapat mencapai kemampuan keterampilan pelaksanaan praktikum.

83

Pertama menyiapkan, Nilai rata-rata aspek menyiapkan pada kelas eksperimen 95 sedangkan pada kelas kontrol 94. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen keaktifan peserta didik terhadap pembelajaran dan juga menggunakan LKPD sebagai panduan belajar dan pratikum, sehingga peserta didik lebih siap dengan menyiapkan alat-alat pratikum,sedangkan pada kelas kontrol kaktifan peserta didik kurang dan ketika menyiapkan bahan dan alat pratikum hanya asal-asalan saja.

Kedua mengikuti prosedur, Nilai rata-rata aspek mengikuti prosedur pada kelas eksperimen 91 sedangkan pada kelas kontrol 83.

Tingginya nilai kelas eksperimen disebabkan prosedur yang dilakukan saat pratikum sesuai dengan lembar kerja pratikum, sedangkan pada kelas kontrol karena masih ada peserta didik tidak serius dalam mengikuti pratikum sehingga banyak yang salah prosedur pratikum sehingga pratikumnya berantakan dan diulang lagi

Ketiga mengolah, Nilai rata-rata aspek mengolah pada kelas eksperimen 80 sedangkanpada kelas kontrol 69. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen kerja sama antar peserta didik lebih baik dan memiliki tanggung jawab masing-masing sehingga ketika mengolah data yang didapat mereka mengerjakan dengan bersama.

Sedangkan pada kelas kontrol kerja sama peserta didik kurang terlihat karena hanya beberapa peserta didik saja yang bekerja ketika mengolah hasil data yang didapatkan.

Keempat menyajikan, Nilai rata-rata aspek menyaji kelas eksperimen 87 sedangkan pada kelas kontrol 67. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen menggunakan Strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yang menuntut peserta didik untuk menjelaskan kepada peserta didik lainnya dan juga ada keberanian dari peserta didik untuk menjelaskan di depan kelas, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional yang membuat peserta didik masih susah untuk disuruh menjelaskan ke depan kelas.

Berdasarkan analisis data hasil pengamatan ranah psikomotor, terlihat bahwa hasil belajar ranah psikomotor kelas eksperimen dengan menerapkan srategi inkuiri terbimbing pada pembelajaran fisika lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang tidak menerapkan model inkuiri terbimbing, meskipun jarak antara rata-rata tersebut tidak signifikan.

Dokumen terkait