BAB I PENDAHULUAN
F. Manfaat Penelitian
Secara umum hasil yang diperoleh dari penulisan ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi pihak yang terkait, yakni:
1. Bagi pendidik
Dapat memberikan sumbangan dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran fisika untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik.
2. Bagi peserta didik
Dapat memberikan pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan berpendapat sehingga hasil belajar dalam belajar fisika secara aktif dan menyenangkan melalui kegiatan yang sesuai dengan perkembangan berpikirnya.
3. Bagi Peneliti
Dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam memahami melalui penggunaan strategi inkuiri terbimbing berbantuan LKPD dalam meningkatkan hasil belajar fisika peserta didik.
4. Bagi Stakeholder
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengoptimalkan dunia pendidikan.
G. Defenisi Operasional
Agar pemahaman tentang persoalan yang diangkat dalam penelitian dapat dipahami oleh pembaca, maka pada bagian ini diuraikan beberapa defenisi operasional sebagai berikut:
1. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan pengetahuan dasar sains. Sains dipandang sebagai cara berpikir terhadap alam, cara menyelidiki gejala, dan kumpulan pengetahuan sistematis atau tersusun secara teratur yang dihasilkan dari hasil penyelidikan, observasi dan eksperimen untuk memperoleh fakta- fakta, konsep dan hukum sains agar dapat menjawab permasalahan yang terjadi.
2. Strategi Inkuiri Terbimbing
Inkuiri terbimbing merupakan strategi yang digunakan dalam sebuah proses pembelajaran yang mana strategi ini melibatkan seluruh kemampuan peserta didik sehingga peserta didik dapat berperan aktif dan memahami materi pelajaran. Dalam penyusunan LKPD, pada tahapan proses pembelajarannya menggunakan tahapan pembelajaran strategi inkuiri terbimbing.
3. Lembar kerja peserta didik (LKPD)
Lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah suatu lembar kerja yang digunakan peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar dengan adanya beberapa acuan pembelajaran dan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik untuk membantu guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
4. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan suatu kompetensi yang dapat menunjukkan apakah seseorang dapat bekerja dengan baik atau tidak dalam ukuran atau tidak dalam ukuran atau standar tertentu. Hasil belajar dalam penelitian ini meliputi ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).
5. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran yang digunakan guru di sekolah pada proses pembelajaran.
Pada penelitian ini pembelajaran konvensional yang digunakan adalah dengan menerapakan model pembelajaran cooparative learning.
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Pembelajaran Fisika a. Pembelajaran Fisika
Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Selain ilmu yang mempelajari ilmu fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Fisika perlu dipelajari pada tingkat SMA/MA sebagai mata pelajaran tersendiri karena, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran fisika dapat dijadikan wahana untuk menumbuhkan kemampuan berfikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari dan membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Pembelajaran fisika dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting kecakapan hidup. Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa fisika merupakan salah satu cabang IPA yang sangat penting untuk dipelajari disebabkan karena mata pelajaran fisika sangat mempengaruhi perkembangan ilmu dan teknologi. (Subagya Hari, 2013:1).
b. Tujuan Pembelajaran Fisika
Tujuan pembelajaran fisika yang tertuang di dalam kerangka kurikulum 2013 ialah menguasai konsep dan prinsip serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih
tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi (Kemendikbud, 2014). Menurut Hari Subagya (2013:2) tujuan dari mata pelajaran fisika itu sendiri yaitu:
1) Membentuk sikap positif terhadap pembelajaran fisika dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2) Memupuk sikap ilmiah, yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, menghargai karya orang lain, berani mempertahankan kebenaran dan dapat bekerja sama dengan orang lain.
3) Mengembangkan pengelaman untuk dapat merumuskan masalah, mengajukan, dan menguji hipotesis melalui pecobaan, merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengembangkan kemampuan bernalar dalam berfikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
5) Menguasai konsep dan prinsip fisika serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Subagya Hari, 2013:2).
Dari penjelasan di atas tentang tujuan pembelajaran fisika maka dapat dipahami bahwa fisika memiliki lima tujuan penting yang nantinya dapat membentuk sikap positif tentang fisika, menyadari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, memupuk sikap ilmiah, mengembangkan pengalaman, mengembangkan kemampuan bernalar dalam berfikir analisis induktif dan deduktif dan dapat menguasai konsep, prinsip fisika. Serta mempunyai keterampilan mengembangkan pengetahuan dan sikap percaya diri sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
11
2. Tinjauan tentang Kurikulum 2013 a. Kurikulum 2013
Secara umum kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pada kurikulum 2013 ini yang menjadi titik tekan adalah soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Mengenai kurikulum 2013, secara khusus dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan soft skill dan hard skill melalui kemampuan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
2) Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif dan inovatif sebagai modal pembangun bangsa dan negara Indonesia.
3) Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam pembelajaran.
4) Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
5) Meningkatkan persainagan yang sehat anatar-satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang dicapai.
(Fadillah, 2014:13-25)
Kurikulum 2013 ialah kurikulum yang terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai sebuah sistem atau pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik. Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Pada kurikulum 2013 ini pembelajaran yang terpusat pada peserta didik.
Pembelajarannya menggunakan pola pembelajaran yang aktif, dimana
peserta didik dituntut untuk aktif mencari. Pembelajaran ini mengedepankan kemampuan berpikir kritis peserta didik.
b. Kompetenti Inti, Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pembelajaran
Pada penelitian ini, materi yang diteliti yaitu materi fluida statis. Materi fluida statis terdiri dari kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator (Permendikbud. Nomor 24. Tahun 2016:2).
1) Kompetensi Inti
Tabel 2.1 Kompetensi Inti (KI) pada materi fluida statik kelas XI SMAN 1 Sungayang tahun ajaran 2018/2019 KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kritis (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
13
KD 3.3 Menerapkan hukum- hukum fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
KD 4.3 Merancang dan melakukan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida statik, berikut presentasi hasil dan makna fisisnya.
3) Indikator
Tabel 2.3 Indikator pada materi fluida statik kelas XI SMAN 1 Sungayang tahuan ajaran 2018/2019
Indikator
3.3.1 Mengidentifikasi fakta-fakta yang mempengaruhi tekanan hidrostatis dengan benar
3.3.2 Memformulasikan tekanan hidrostatis dengan benar
3.3.3 Menjelaskan hukum utama hidrostatis 3.3.4 Memformulasikan hukum utama hidrostatis 3.3.5 Menjelaskan hukum pascal dengan benar 3.3.6 Memformulasikan hukum pascal dengan benar 3.3.7 Menjelaskan hukum archimedes dengan benar 3.3.8 Memahami konsep benda terapung, melayang,
dan tenggelam dengan benar
3.3.9 Memformulasikan hukum archimedes dengan benar
3.3.10 Menjelaskan meniskus dan kapilaritas dengan benar
3.3.11 Memformulasikan meniskus dan kapilaritas dengan benar
3.3.12 Menjelaskan viskositas dan hukum stokes dengan benar
3.3.13 Memahami konsep viskositas dan hukum stokes dengan benar
3.3.14 Memformulasikan viskositas dan hukum dengan benar
4.3.1 Melakukan percobaan takanan hidrostatis 4.3.2 Melakukan percobaan hukum pascal 4.3.3 Melakukan percobaan hukum archimedes 4.3.4 Melakukan percobaan gejala kapilaritas 4.3.5 Melakukan percobaan viskositas
4) Materi Pembelajaran
Tabel 2.4 Materi pembelajaran pada materi fluida statis kelas XI SMAN 1 Sungayang tahuan ajaran 2018/2019 Materi fluida statis
Hukum utama hidrostatis dan tekanan hidrostatis
Hukum pascal
Hukum archimedes
Meniskus dan gejala kapilaritas
Viskositas dan hukum Stokes
3. Strategi Inkuiri Terbimbing
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri
Istilah “inkuiri” berasal dari bahasa inggris, yaitu inquiry yang berarti pertanyaan atau penyelidikan (Wina Sanjaya, 2007).
Pembelajaran inkuiri adalah pembelajaraan yang melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Suyadi, 2013:115). Pembelajaran dengan menggunakan strategi inkuiri dapat membantu meningkatkan pemahaman peserta didik agar berkembang dengan baik, hal ini karena peserta didik merasakan langsung proses pembelajarannya.
Teori yang mendasari strategi pembelajaran inkuiri ini adalah sebagai berikut:
1) Secara alamiah, manusia memiliki naluri rasa ingin tahu yang mendorong dirinya menemukan apa yang ingin diketahuinya
2) Setiap manusia pasti menyadari akan rasa keingintahuannya terhadap segala sesuatu, dan mendorongnya untuk menganalisis secara rasional
3) Metode atau strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan atau digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki peserta didik
15
4) Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan berfikir peserta didik.
Berdasarkan landasan teoritis strategi pembelajaran inkuiri tersebut, jelas bahwa strategi inkuiri adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Tujuan utama dari pembelajran inkuiri adalah menolong peserta didik untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berfikir dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas rasa ingin tahu mereka.
Pembelajaran inkuiri juga dapat mengembangkan nilai dan sikap yang sangat dibutuhkan peserta didik agar mampu berfikir ilmiah, seperti:
1) Keterampilan melakukan pengamatan, pengumpulan dan pengorganisasian data, termasuk rumusan hipotesis serta menjelaskan fenomena
2) Kemandirian belajar, baik individu maupun kolektif
3) Kemampuan mengekspresikan rasa ingin tahu secara verbal 4) Kemampuan berfikir kritis, logis dan analitis.
5) Kesadaran ilmiah bahwa ilmu bersifat dinamis dan tentatif (sementara) (Suyadi, 2013: 115-116).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing peserta didik harus mengembangkan nilai dan sikap, agar bisa berfikir secara ilmiah. Peserta didik di tuntut untuk aktif, berfikir kritis, logis dan analitis. Peserta didik harus memiliki nilai dan sikap tersebut agar pembelajaran yang diinginkan tercapai.
Menurut Wina Sanjaya (2007) dalam (Suyadi, 2013: 117) strategi pembelajaran inkuiri dapat diimplementasikan secara maksimal dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu : 1) aspek sosial di lingkungan kelas dan suasana terbuka yang mengundang peserta didik berdiskusi, 2) inkuiri terfokus pada pengajuan hipotesis, 3) penguatan fakta sebagai evidensi.
Dalam strategi pembelajaran inkuiri agar bisa diterapkan secara maksimal perlu memerhatikan beberapa hal. Ada 3 hal yang harus diperthatikan agar terciptanya pembelajaran yang sesuai dengan yang diharapkan. Guru harus menciptakan suasan kelas dan terbuka agar bisa mengundang peserta didk untuk berdiskusi. Untuk menyelesaikan suatu permasalahan sehingga nantinya peserta didik dapat menyimpulkannya sendiri.
b. Tingkatan Inkuiri
Menurut Banchi dan Bell dalam (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, 2017: 48-49) mengklasifikasikan inkuiri sebagai berikut: 1) inkuiri konfirmasi (confirmation inquiry). 2) inkuiri terstruktur (structured inquiry). 3) inkuiri terbimbing (guided inquiry). 4) inkuiri terbuka (open inqiry)
Pada inkuiri terdapat 4 tingkatan. Pertama inkuiri konfirmasi, pada inluiri informasi ini peserta didik diberi pertanyaan dan prosedur (metode), dan hasilnya sudah diketahui sebelumnya. Inkuiri konfirmasi digunakan bila tujuan guru untuk memperkuat ide sudah diperkenalkan, peserta didik mempraktikkan keterampilan investigasi spesifik, seperti mengumpulkan data dan merekam data. Kedua, inkuiri terstruktur, pada inkuiri terstruktur ini pertanyaan dan prosedur masih disediakan oleh guru. Namun, peserta didik menghasilkan penjelasan yang didukung oleh bukti yang telah mereka kumpulkan.
Ketiga, inkuiri terbimbing, pada inkuiri terbimbing ini guru memberikan rumusan masalah penyelidikan, dan peserta didik merancang prosedur penyelidikan (metode), melakukan penyelidikan untuk menguji masalah penyelidikan dan menghasilkan penjelasan.
Pada inkuiri level ini peserta didik lebih terlibat dari pada inkuiri terstruktur. Pada inkuiri terbimbing peran guru tidak berarti pasif, tetapi aktif mengarahkan peserta didik yang memerlukan bimbingan dalam penyusunan rancangan dan pelaksanaan eksperimen. Keempat, inkuiri terbuka pada inkuri terbuka peserta didik memiliki kesempatan
17
bekerja layaknya ilmuan. Peserta didik merumuskan masalah penyelidikan, merancang dan melakukan penyelidikan dan mengkomunikasikan hasinya. Inkuiri tingkat ini memerlukan penalaran ilmiah dan ranah kognitif tinggi dari peserta didik.
c. Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran Inkuiri
Pembelajaran inkuiri menekankan kepada pengembangan mental (intelektual) peserta didik. Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu:
1) Maturatio atau kematangan adalah proses perubahan fisiologis anatomis, yaitu proses pertumbuhan fisik, yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, dan pertumbuhan sistem saraf.
2) Physical Experience adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-benda yang ada disekitarnya.
3) Sosial Experience adalah aktifitas pembelajaran yang berhubungan dengan orang lain. Ada dua aspek pengalaman sosial yang dapat membantu perkembangan intelektual.
Pertama, pengalaman sosial dapat meningkatkan kemampuan bahasa. kedua, pengalaman sosial peserta didik akan mengurangi egocentic-nya.
4) Equilibration adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru yang ditemukan peserta didik (Suyadi, 2013:118).
Atas dasar penjelasan di atas, strategi pembelajaran inkuiri mempunyai sejumlah prinsip yang harus diperhatikan oleh guru, agar strategi ikuiri terbimbing ini benar-benar berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran. Adapun prinsip yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Berorientasi pada pengalaman intelektual
Strategi pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar, juga berorientasi kepada proses belajar.
2) Prinsip interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru atau pendidik bukan sebagai sumber belajar, melainkan sebagai fasilitator atau pengatur lingkungan maupun pengatur interaksi itu sendiri.
3) Prinsip bertanya
Tugas utama guru atau pendidik dalam menerapkan strategi ini adalah menjadi penanya yang baik bagi peserta didik.
4) Prisip keterbukaan
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan. (Suyadi, 2013: 119-121)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan prinsip-prinsip inkuiri terbimbing ada 4 yaitu prinsip intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya dan prinsip keterbukaan. Dalam pembelajaran inkuiri terbimbing perlunya prinsip yang berorientasi pada pengalaman intelektual, karena dalam proses pengalaman peserta didik tersebut akan dapat meningkatkan hasil belajar. Guru disini berperan sebagai fasilitator atau pengatur interaksi antar peserta didik dengan guru maupun interaksi dengan lingkungannya dan guru diharapkan sebagai penanya yang baik untuk peserta didik. Guru harus menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
d. Nilai-nilai karakter dalam strategi pembelajaran inkuiri
Nilai-nilai karakter yang dapat ditransformasikan melalui strategi pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut: 1) Rasa ingin tahu. 2) Kerja keras. 3) Kreatif dan inovatif. 4) Kemandirian. 5) Kedisiplinan (Suyadi, 2013: 122-123)
Nilai-nilai dari pembelajaran inkuiri ada lima, yaitu: rasa ingin tahu, kerja keras, kreatif, kemandirian dan kedisiplinan. Nilai karakter ini tampak jelas dalam pencarian jawaban atas pertanyaan atau masalah yang akan di bahas. Peserta didik termasuk guru dituntut untuk bekerja keras menemukan jawaban atau solusi atas pertanyaan atau masalah yang dibahas. Peserta didik harus kreatif dan inovatif untuk menemukan jawaban atas masalah atau pertanyaan yang dibahas, agar lebih cepat dan mendapatkan hasil yang akurat. Peserta
19
didik harus mandiri dan disiplin agar pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
e. Langkah-langkah strategi inkuiri terbimbing
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing terbagi dalam beberapa tahapan. Pelaksanaan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Sanjaya (2012 : 202-205) meliputi:
1) Orientasi, langkah orientasi adalah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif.
2) Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki.
3) Merumuskan hipotesis, hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
4) Mengumpulkan data yaitu aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5) Menguji hipotesis merupakan proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6) Merumuskan kesimpulan yaitu proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Dari penjelasan di atas ada 6 langkah- langkah strategi pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu 1) orientasi 2) merumuskan masalah 3) merumuskan hipotesis 4) mengumpulkan data 5) menguji hipotesis 6) merumuskan kesimpulan. Dalam hal ini persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk berpikir memecahkan seperti teka-teki. Masalah itu tentu ada jawabannya, dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Guru dapat mengembangkan kemampuan berhipotesis dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk merumuskan jawaban sementara. Tugas dan peran guru yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong peserta didik untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Guru mampu mengarahkan atau membimbing peserta didik agar dapat mengambil
kesimpulan dari temuannya sehingga peserta didik dapat memahami konsep.
f. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Inkuiri Terbimbing
Setiap strategi pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan adanya kelebihan dan kekurangan tersebut dapat menjadi acuan guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Adapun kelebihan dan kelemahan strategi inkuiri terbimbing adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan
Setiap strategi pasti memiliki kelebihan masing-masing.
Strategi inkuiri terbimbing memiki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan strategi yang lain. Adapun kelebihan dari strategi pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Sanjaya (2008) adalah:
a) Mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga pembelajaran ini menjadi lebih bermakna.
b) Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya.
c) Pembelajaran inkuiri dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adaanya pengalaman
d) Melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (Sanjaya, 2006 : 208).
Berdasarkan kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa strategi inkuiri terbimbing memiliki banyak kelebihan. Pada strategi inkuiri terbimbing lebih memudahkan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, peserta didik juga belajar dengan gaya belajarnya masing-masing. Dengan adanya kelebihan dari strategi inkuiri terbimbing ini dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
21
2) Kelemahan
Disamping memiliki kelebihan, strategi inkuiri terbimbing juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan strategi inkuiri terbimbing dapat saja muncul dalam suatu pembelajaran. Akan tetapi kelemahan-kelemahan ini dapat dikurangi dengan kemampuan pengelolaan guru dalam melaksanakan strategi dikelas tersebut. Kelemahan-kelemahan pada strategi inkuiri terbimbing ini, diantaranya:
a) Jika strategi ini digunakan sebagai proses pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b) Strategi pembelajaran ini sulit direncanakan dalam pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didikdalam belajar.
c) Dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang sangat panjang sehingga guru menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
d) Selama kriteria keberhasilan proses belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didikdalam menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru (Mulyono, 2011:177).
Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa strategi pembelajaran inkuiri terbimbing juga memiliki kelemahan. Salah satunya untuk mengatasi kelemahan yang ada pada strategi pembelajaran inkuiri terbimbing adalah guru harus lebih sabar dalam melaksanakan proses pembelajaran karna pada implementasinya peserta didik belum terbiasa dengan strategi ini. Guru dapat merancang pembelajaran dengan matang dan memfasilitasi proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) a. Pengertian LKPD
Lembar Kerja Peserta Didik yang sebelumnya disebut dengan Lembar Kerja Siswa, karena terjadinya perubahan kurikulum menjadi
Lembar Kerja Peserta Didik yang sebelumnya disebut dengan Lembar Kerja Siswa, karena terjadinya perubahan kurikulum menjadi