• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian kali ini terdiri dari dua instrumen, yaitu instrumen tes dan non tes.

1. Instumen Tes ( Tes Kemampuan Literasi Sains)

Instrumen tes kemampuan literasi sains yang digunakan pada penelitian kali ini berupa tes essay. Instrumen tes yang diberikan kepada siswa kelas XI MIPA MAN 12 Jakarta yang dijadikan sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen tes ini diberikan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran

(pretest) dan setelah proses pembelajaran (post test). Instrumen tes yang digunakan memenuhhi kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi intrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.3 beriku:Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Tes

Indikator Kompetensi Pengetahuan Konteks

K1 K2 K3

konten prosedural epistemik personal lokal global

Menjelaskan

Indikator Kompetensi Pengetahuan Konteks

K1 K2 K3

konten prosedural epistemik personal lokal global

mengurangi

Instrumen yang digunakan, perlu diuji terlebih dahulu sebelum diberikan pada siswa. Uji yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Beberapa uji ini akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Validitas Instrumen

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah instrumen valid atau tidak.

Instrumen dikatakan valid ketika dapat mengukur sesuatu yang seharusnya diukur sehingga data tersebut valid.66 Pengujian validitas instrumen ini dilakukan secara dua tahap yakni validitas konstruk dan validitas isi.

66 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, 2nd edn (Jakarta: Bumi Aksara, 2018).

h.80

1. Uji Validitas Konstruk

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional.67 Uji validitas konstruk dapat menggunakan rumus korelasi pearson product moment berikut:68

π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 𝑛(βˆ‘ π‘‹π‘Œ) βˆ’ (βˆ‘ 𝑋) (βˆ‘ π‘Œ)

√[𝑛 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2]. [𝑛 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2] Keterangan:

𝑛 = Jumlah responsden

𝑋 = skor variabel (jawaban responsden)

π‘Œ = skor total dari variabel untuk responsden ke-𝑛

Jika π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” lebih besar dari π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka instrumen dianggap valid dan dapat digunakan untuk penelitian.

Hasil uji validitas konstruk dapat dihitung menggunakan bantuan software anates versi empat, yaitu dengan membandingkan hasil output π‘Ÿπ‘₯𝑦 di anates dengan π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ pada taraf signifikansi 5% dengan menetapkan derajat kebebasan terlebih dahulu 𝑑𝑓 = 𝑁 βˆ’ 2. Lihat tabel validitas (Tabel 3.4) dibawah ini

Tabel 3. 4 Kategori Validitas69

Ketentuan Nilai 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kategori

π’“π’™π’š β‰₯ 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Valid

π’“π’™π’š ≀ 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Tidak valid

Nilai π‘Ÿπ‘₯𝑦 yang dihasilkan dapat diinterpretasikan menggunakan kriteria koefisien korelasi pada Tabel 3.5 dibawah ini:

Tabel 3. 5 Kriteria Koefisien Korelasi π’“π’™π’š70

Kriteria Korelasi π’“π’™π’š Kriteria

𝟎, πŸ–πŸŽ < π’“π’™π’š ≀ 𝟏, 𝟎𝟎 Sangat Tinggi

𝟎, πŸ”πŸŽ < π’“π’™π’š ≀ 𝟎, πŸ–πŸŽ Tinggi

67 Suharsimi Arikunto. h.82

68 Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan

β€œPengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). h.49

69 Suharsimi Arikunto. Op.cit., h.89

70 Ibid

Kriteria Korelasi π’“π’™π’š Kriteria

𝟎, πŸ’πŸŽ < π’“π’™π’š ≀ 𝟎, πŸ”πŸŽ Cukup

𝟎, 𝟐𝟎 < π’“π’™π’š ≀ 𝟎, πŸ’πŸŽ Rendah

𝟎, 𝟎𝟎 < π’“π’™π’š ≀ 𝟎, 𝟐𝟎 Sangat Rendah Hasil Uji Validitas Konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.6. berikut:

Tabel 3. 6 Hasil Uji validitas Konstruk Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 7

Jumlah Siswa 30

Nomor soal valid 1,2,3,4,5,7

Jumlah Soal valid 7

Persentase Soal valid 100%

Lampiran B.3 Tabel 3.6 menunjukkan jumlah soal yang digunakan sebagai pre-test dan post-test sebanyak 7 butir soal.

2. Validitas Isi

Validitas isi dalam penelitian ini ditentukan oleh para ahli (judgement expert) untuk menilai kesesuaian antara instrumen dengan beberapa aspek yang diukur.

Pada penelitian ini ada 2 aspek yang dukur yakni: aspek materi dan aspek konstruk.

Hasil penilaian dari para ahli diolah menggunakan Content Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index (CVI). Penilaian CVR untuk merekap data skor yang diberikan oleh masing-masing ahli pada tiap nomor soal. Rumus yang digunakan untuk menentukan niali CVR sebagai berikut:

𝐢𝑉𝑅 = π‘›π‘’βˆ’π‘ 𝑁 2

2 Keterangan:

𝐢𝑉𝑅 = rasio validitas isi,

𝑛𝑒 = Jumlah ahli atau judgment pemberi nilai (penting/relevan/esensial), 𝑁 = Jumlah ahli judgment

Nilai CVR berkisar antara +1 sampai -1. Semakin besar nilai CVR dari 0, maka semakin β€œpenting” dan semakin tinggi validitasnya. Setelah melakukan

perhitungan dengan menggunakan CVR, selanjutnya mengitung nilai CVI. Adapun rumus untuk menghitung nilai CVI

𝐢𝑉𝐼 = βˆ‘ 𝐢𝑉𝑅

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘œπ‘Žπ‘™

Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3. 7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI)71

Rentang Nilai Kategori

0,00-0,33 Tidak sesuai

0,34-0,67 Sesuai

0,68-1,00 Sangat sesuai

Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3. 8 Hasil Uji validasi Isi

Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori

Konten Materi 0,98 Sangat sesuai

Konstruksi 0,92 Sangat sesuai

Bahasa 0,94 Sangat sesuai

Dari Tabel di atas (tabel 3.8) terlihat bahwa, ketiga aspek yang dinilai termasuk kategori sangat sesuai, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes bersifat valid dan layak digunakan dalam penelitian. Pengolahan data uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B.3.a., B.3.b., dan B.3.c.

2) Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan menunjukkanadanya konsistensi atau keajekan.72 Dengan kata lain tes mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.73 Pada penelitian kali ini pengujian reliabilitas menggunakan anates versi empat. Hasil pengujian yang telah dilakukan kemudian diinterpretasikan dalam sebuah kriteria. Dibawah ini disajikan kriteria koefisien korelasi reliabilitas pada Tabel 3.9:74

71 Ibid.

72 Ibid

73 Suharsimi Arikunto, Op.cit., h100

74 Iwan Permana Suwarna, Op.cit., h. 53

Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi π’“πŸπŸ Koefisien Reliabilitas

0,90 < π’“πŸπŸβ‰€ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < π’“πŸπŸβ‰€ 0,90 Tinggi

0,40< π’“πŸπŸ ≀ 0,70 Sedang

0,20 < π’“πŸπŸβ‰€ 0,40 Rendah

0,00 < π’“πŸπŸβ‰€ 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat Tabel 3.10 berikut:

Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas

Statistik Reliabilitas Soal

π’“πŸπŸ 0,82

Kesimpulan Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.10 nilai reliabilitas instrumen tes sebesar 0,82. Nilai ini termasuk dalam kategori tinggi, sehingga instrumen tes ini layak untuk digunakan dalam penelitian kali ini.

3) Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkansukar dan mudahnya soal disebut dengan indeks kesukaran (difficulty index), Indeks kesukaran inilah yang menunjukkantaraf kesukaran soal.75 Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengukur taraf kesukaran dalam penelitian kali ini digunakan software anates versi empat, yang selanjutnya output indeks kesukaran diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi tertentu.

Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini (tabel 3.11):

Tabel 3. 11 Klasifikasi Indeks Kesukaran76

Interval P Kategori

0,00 βˆ’ 0,30 Sukar

0,31 βˆ’ 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Hasil uji taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:

75 Suharsimi Arikunto, Op.cit,. h. 223

76 Ibid, h. 225

Tabel 3. 12 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Mudah 1 14%

Sedang 3 43%

Sukar 3 43%

Jumlah 7 100%

Berdasarkan Tabel 3.12 dapat dilihat bahwa dari 7 soal terdapat 1 soal dengan taraf kesukaran mudah, 3 soal dengan taraf kesukaran sedang dan 3 soal dengan tingkat kesukaran sukar.

4) Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dalam penelitian kali ini daya pembeda dihitung menggunakan software Anates versi empat, setelah output daya pembeda didapat, kemudian diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi tertentu. Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 3.13):

Tabel 3. 13 Klasifikasi Daya Pembeda77

Daya Pembeda Kriteria Soal

Negatif Jelek sekali

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat Baik

Hasil pengujian daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut:

Tabel 3. 14 Hasil Uji daya Pembeda

Kriteria soal Butir Soal

Jumlah soal Persentase

Jelek Sekali 0 0% pembeda dalam kriteria cukup sebanyak 2 soal dan dengan kriteria baik sebanyak 4 soal.

2. Instrumen Non Tes

77 Ibid., h.232

Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini adalah angkat. Adapun angket yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Angket Literasi Sains Siswa

Angket Literasi sains siswa yang digunakan untuk menguji aspek kemampuan sikap pada literasi sains. Skala penilaian angket ini model Likert. Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban bernilai SS = 5, S = 4, C = 3, TS = 2, STS = 1. Bagi pernyataan mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 4, STS = 5. Kisi-kisi Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini dapat dilihat pada tabel 3.15 sebagai berikut:

Tabel 3. 15 Kisi-kisi Instrumen Nontes Aspek Sikap Literasi Sains

No Indikator Angket Nomor Soal Jumlah Soal

positif Negatif 1 Minat, dalam sains

dan teknologi

1,3,5,7,9,11 2,4,6,8,10,12 12

2 Menilai pendekatan

ilmiah untuk

penyelidikan

13,15 14 3

3 Kesadaran terkait masalah lingkungan

17 16, 18 3

Jumlah Soal 18

Tabel 3. 16 Uji Validasi Instrumen Non tes (Aspek Sikap Literasi Sains)

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1. Pengembangan indikator dari setiap aspek penilaian sikap 2. Semua aspek penilaian

sikap terwakilkan oleh indikator yang

dikembangkan

No Aspek yang Diuji Kriteria based learning untuk mengetahui layak atau tidaknya e-modul android yang digunakan dalam penelitian. Skala penilaian angket ini menggunakan rating scale (skala bertingkat) dengan lima kategori penilaian dari yang terendah yaitu: 0, 1, 2, 3 dan 4. Berikut ini disajikan kisi-kisi angket penilaian uji ahli dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 17 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Media78

No Aspek Indikator Nomor

Efisien dalam penggunaan media pembelajaran ditinjau dari segi waktu

1 10

Efektivitas (program dapat merespons dengan cepat) Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style, Skripsi, Tidak dipublikasikan, 2019, h. 54

No Aspek Indikator Nomor software atau aplikasi (flip PDF professional) mudah dalam eksekusi (tidak memerlukan waktu yang lama dalam penginstalan program)

Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan

2 11

Sederhana dan memikat 3

Visual (layout design,

Ketepatan pemilihan font dan ukuran teks

6

Kualitas audio (sound effect, musik)

7

Kualitas gambar pada materi 8 Kualitas media bergerak

(animasi) pada materi

9

Kualitas audio dan video dalam video pengamatan materi

10

Komunikatif 11

Tabel 3. 18 Kisi-kisi angket Uji Ahli Desain Pembelajaran79 Keterlihatan 5 tahapan

khusus problem based learning

5

Kesesuaian materi dan soal evaluasi

Pemberian motivasi belajar 9 Kontekstualitas dan

aktualitas melalui video dan animasi

Tabel 3. 19 Aspek materi Pembelajaran80 fisika melalui teks, audio, atau video penjelasan pada materi runtut (dari yang mudah ke materi yang sukar) dan tidak miskonsepsi pada materi sehari-hari melalui teks, audio atau video pengamatan)

5

c. Angket Respons Siswa

Pada penelitian ini angket respons siswa yang digunakan adalah model Likert.

Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban bernilai SS = 5, S = 4, C

= 3, TS = 2, STS = 1. Bagi pernyataan mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 4, STS = 5. Kisi-kisi Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini dapat dilihat pada tabel 3.20 sebagai berikut:

Tabel 3. 20 Kisi-kisi Instrumen Non tes (Angket Respons Peserta Didik)

80 Ibid

No Indikator Angket Nomor Soal

Jumlah Soal positif Negatif

1 Respons siswa terhadap penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning

1 2 2

2 Kemampuan literasi sains siswa setelah penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning

3,5 4,6 4

3 Keunggulan belajar dengan penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning

7 8 2

Jumlah Soal 8

Uji kelayakan angket dilakukan dengan pertimbangan para ahli. Tabel 3.21 merupakan berisi pertimbangan-pertimbangan para ahli

Tabel 3. 21 Uji Validasi Instrumen Non tes (Respons Peserta Didik)

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

………

………..………..

H. Teknik Analisis Data