• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Hasil Penelitian

2. Kemampuan Literasi Sains Siswa per Indikator

penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning

3,5 4,6 4

3 Keunggulan belajar dengan penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning

7 8 2

Jumlah Soal 8

Uji kelayakan angket dilakukan dengan pertimbangan para ahli. Tabel 3.21 merupakan berisi pertimbangan-pertimbangan para ahli

Tabel 3. 21 Uji Validasi Instrumen Non tes (Respons Peserta Didik)

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

………

………..………..

H. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Tes

Data-data instrumen penelitian yang telah diujikan, kemudian diolah dan dianalisis untuk melihat hasil dari data tersebut sebagai sumber utama jawaban untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Pada penelitian kali ini analisis data penelitian menggunakan bantuan software IBM SPSS 25 untuk menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distriusi suatu data mengikuti atau mendekati normal.81 Penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk pada software IBM SPSS 25. Kriteria pengambilan keputusan hasil output SPSS yakni:

H0= Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima H0= Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memberikan informasi terkait dengan data penelitian tiap kelompok berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya.82 Kriteria pengambilan keputusan untuk hasil output SPSS adalah sebagai berikut:

H0= varians nilai kemampuan literasi sains kedua kelompok homogen jika probabilitas >

0,05 H0 diterima

H0= Varians nilai kemampuan literasi sains kedua kelompok geterogen ≤ 0,05 maka H0

ditolak

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis disesuaikan dengan hasil dari uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumya. Apabila data yang diperoleh berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka pengujian menggunakan statistik non peramterik. Sebaliknya, jika berdistribusi normal dan data homogen, maka menggunakan statistik parametrik.

Ketentuan penerimaan/ penolakan H0 sebagai berikut:

81 Singgih Santoso, “Statistik Multivariat”, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2010), h. 43

82 Fajri Ismail, “Statistika”, (Jakarta: Prenadamedia group, 2018), h.201

Jika sig. < α (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima Jika sig. > α (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak

d. Uji N-gain

Gain merupakah selisih antara nilai posttest dan pretest yang menunjukkanpeningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Uji N-gain digunakan untuk mengetahui “judgement nilai” hasil peningkatan yang terjadi (tinggi/sedang/rendah). Rumus yang digunakan untuk uji N-gain sebagai berikut83

𝑁 − 𝑔𝑎𝑖𝑛 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Kategori peningkatan uji N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.22 dibawah ini:

Tabel 3. 22 Klasifikasi Nilai N-gain

Klasifikasi N-gain Kategori

N-gain > 0,7 Tinggi

N-gain antara 0,3 – 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

2. Teknik Analisis Data Nontes

Pengolahan data non tes yang telah didapat diolah menggunakan Microsoft Excel.

Hasil angket respons siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa dan respons siswa terhadap penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran. Perhitungan hasil angket respons siswa menggunakan model skala Likert seperti tabel 3.23 dibawah ini:

Tabel 3. 23 Skala Penilaian Angket84

Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Jawaban

Positif Negatif

83 Richard R. Hake, “Interactive-Engagement Versus Tradiotional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Physics Courses”, American Journal of Physics, Vol.

66, No. 64, 1998, h. 65

84 Riduwan & Akdon, Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika (Bandung: Alfabeta, 2013), h.18

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase perolehan skor sebagai berikut:85

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = Σ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

Σ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 × 100%

Tabel 3. 24 Interpretasi Persentase Angket86

Persentase Interpretasi

0 -20% Sangat tidak baik

21 - 40% Kurang

41 - 60% Cukup

61 - 80% Baik

81 -100% Baik Sekali

I. Hipotesis Statistik

Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dituliskan pada bab sebelumnya, maka hipotesisi statistic dari penelitian ini ditulis sebagai berikut:

𝐻0: 𝜇 = 𝜇0 𝐻1: 𝜇 ≠ 𝜇0 Keterangan:

𝜇 : Rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan e-modul berbasis problem based learning 𝜇0 : rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas kontrol yang diberi

perlakuan pembelajaran konvensional

𝐻0 : hipotesis nol (tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan literasi sains siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan e-modul berbasis problem based learning dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan perlakuan pengajaran tanpa menggunakan e-modul berbasis problem based learning)

𝐻1 : hipotesis alternative (terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan literasi sains siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan e-modul berbasis problem based learning dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan perlakuan pengajaran tanpa menggunakan e-modul berbasis problem based learning)

85 Sugiyono, op,cit., h.95

86 Riduwan dan Akdon, op.cit., h. 18.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Data yang dideskripsikan merupakan hasil penelitian pengaruh e-modul berbasis problem based learning terhadap kemampuan literasi sains siswa pada materi pemanasan global. hasil data yang dicantumkan diantaranya data hasil pretest, posttest, dan N-gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selain itu hasil kemampuan literasi sains siswa aspek sikap dan hasil respons siswa dari kelompok eksperimen serta hasil uji hipotesis.

1. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Perlakuan a. Hasil Pretest Kemampuan Literasi Sains Siswa

Hasil pretest kemampuan literasi sains siswa yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Berdasarkan gambar 4.1 dapat terlihat perbedaam skor pre-test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Siswa kelompok eksperimen memperoleh skor terbanyak pada interval 7-9 yaitu sebanyak 15 siswa. Sedangkan

-3

(1-3) (4-6) (7-9) (10-12) (13-15) (16-18) (19-21) (22-23)

2 3

Hasil Pretest Kelompok eksperimen dan kontrol

Kelas eksperimen Kelas kontrol

siswa kelompok kontrol memperoleh skor terbanyak pada interval 10-12 yaitu sebanyak 13 siswa. Skor pretest tertinggi pada kelompok eksperimen berada di interval 13-15 yaitu berjumlah 1 siswa. Sedangkan pada kelompok kontrol skor pretest tertinggi berada pada interval 13-15 dengan jumlah 3 siswa. Kemudian skor pretest terendah pada kelompok eksperimen berada pada interval 1-3 berjumlah 2 siswa dan sama halnya dengan kelompok kontrol yang memiliki skor pretest terendah pada interval 1-3 berjumlah 2 siswa.

Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh skor pemusatan dan penyebaran data dari skor pretest yang ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4. 1 Pemusatan dan Penyebaran Data Pre-test Pemusatan dan

Penyebaran Data

Kelompok

Eksperimen Kontrol

Skor Terendah 1 3

Skor Tertinggi 14 14

Mean 8,53 9,06

Median 9 9,50

Modus 8 6

Standar Deviasi 2,77 3,07

Tabel 4.1 menunjukkan pemusatan dan penyebaran data hasil pre-test berdasarkan skor yang diperoleh siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skor pre-test tertinggi pada kelompok eksperimen yaitu 14 dan sama halnya pada kelompok kontrol yaitu 14. Skor terendah kelompok eksperimen yaitu 1 dan pada kelompok kontrol yaitu 3. Skor rata-rata yang didapatkan oleh kelompok eksperimen yaitu 8,53 sedangkan kelompok kontrol adalah 9,06. Skor tengah (median) kelompok eksperimen 9 dan kelompok kontrol 9,50. Skor yang sering muncul (modus) pada kelompok eksperimen adalah 8 sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 6. Standar deviasi pada kelompok eksperimen diperoleh sebesar 2,77 dan untuk kelompok kontrol sebesar 3,07

Gambaran skor rata-rata hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara lebih jelas dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini:

Gambar 4. 2 Skor Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Gambar 4.2 menunjukkangambaran rerata hasil pre-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skor rerata pretest kedua kelompok tersebut tergolong rendah. Skor rerata kelompok eksperimen adalah 8, 53 dan skor rerata kelompok kontrol adalah 9,06. Selisih nilai rata-rata kedua kelompok tidak jauh berbeda hanya 0,53. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rerata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga dapat diartikan bahwa kedua kelompok memiliki pengetahuan awal yang sama.

2. Kemampuan Literasi Sains Siswa per Indikator

Kemampuan literasi sains siswa pada penelitian ini berdasarkan PISA 2015 memiliki aspek kompetensi yang terbagi menjadi 3 indikator, yakni: menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah, menafsirkan data dan bukti secara ilmiah. Kemampuan literasi sains siswa pada setiap indikator berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

-2 3 8 13 18 23

8,53 9,06

Nilai rata-rata

Skor rata-rata pre-tes

Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol

Tabel 4. 2 Kemapuan Awal Kompetensi Literasi Sains

Presentase hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada setiap aspek kompetensi literasi sains dapat dilihat pada gambar 4.3, gambar 4.4, gambar 4.5 berikut ini:

Gambar 4. 3 Diagram Batang Persentase Hasil Pretest Aspek Kompetensi Kemampuan Literasi Sains Indikator Menjelaskan Fenomena Ilmiah pada

Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.3 menunjukkan gambaran hasil pretest aspek kompetensi menjelaskan fenomena secara ilmiah pada kelompok eksperimen dan kelompok

0%

indikator literasi sains menjelaskan fenomena secara ilmiah

Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol

kontrol. Hasil pre-test indikator menjelaskan fenomena secara ilmiah kelompok eksperimen yaitu 37% sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 34%. Selisih keduanya hanya 3%, dengan demikian pengetahuan awal indikator menjelaskan fenomena secara ilmiah pada kedua kelompok tidak jauh berbeda

Gambar 4. 4 Diagram Batang Persentase Hasil Pretest Aspek Kompetensi Kemampuan Literasi Sains Indikator Menganalisis dan Merancang

Penyelidikan Ilmiah pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.4 menunjukkan gambaran hasil pretest aspek kompetensi menganalisis dan merancang penyelidikan ilmiah pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-test indikator menganalisis dan merancang penyelidikan ilmiah kelompok eksperimen yaitu 37% sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 38%. Selisih keduanya hanya 1%, dengan demikian pengetahuan awal indikator menganalisis dan merancang penyelidikan ilmiah pada kedua kelompok tidak jauh berbeda.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

37% 38%

persentase

indikator literasi sains menganalisis dan merancang penyelidikan ilmiah

Kelompok eksperimen Kelompok Kontrol

Gambar 4. 5 Diagram Batang Persentase Hasil Pretest Aspek Kompetensi Kemampuan Literasi Sains Indikator Menafsirkan Data dan Bukti Secara

Ilmiah pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.5 menunjukkan gambaran hasil pretest aspek kompetensi menafsirkan data dan bukti ilmiah pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pre-test indikator menafsirkan data dan bukti ilmiah kelompok eksperimen yaitu 46% sedangkan pada kelompok kontrol yaitu 52%. Selisih keduanya hanya 6%, dengan demikian pengetahuan awal indikator menganalisis dan merancang penyelidikan ilmiah pada kedua kelompok tidak jauh berbeda.

3. Kemampuan Akhir Siswa Setelah Perlakuan