• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan, yaitu: β€œE-modul berbasis problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan literasi sains siswa SMA pada konsep Pemanasan Global”.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN 12 Jakarta yang beralamat di Jl.

Raya Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pengambilan data dilakukan selama tiga minggu dari tanggal 25 Mei 2021 sampai tanggal 15 Juni 2021 pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment (eksperimen semu).

Desain penelitian yang digunakan yaitu non-equivalent control group design. Pada desain ini, penelitian melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kedua kelas tersebut tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.64

Tabel 3. 1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 XE O2

Kontrol O1 XK O2

Keterangan:

O1 = Pretest (tes awal sebelum perlakuan) O2 = Posttest (tes akhir setelah perlakuan)

XE = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaran menggunakan e-modul berbasis problem based learning

XK = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran secara konvensional

Dalam penelitian ini, kedua kelas diberi perlakukan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan e-modul

64 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2013). h. 79

berbasis problem based learning, sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa terkait dengan materi pemanasan global. Sementara setelah diberi perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan literasi sains siswa.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

tahap awal

merumuskan masalah

menyusun instrumen tes, non tes, RPP dan Rancangan E-modul

uji kelayakan instrumen penelitian dan e-modul berbasis

PBL

menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen dan e-modul

menyelesaikan admininstrasi pelaksanaan penelitian

tahap pelaksanaan

pre test dan angket penilaian sikap

pelaksanaan pembelajaran menggunakan

E-modul PBL

post test pemberian angket

tahap akhir

menganalisis data penelitian menguji hipotesis penarikan kesimpulan

penelitian

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian

1. Tahap awal

a. Merumuskan masalah

Rumusan masalah ditentukan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan dari hasil studi literatur, wawancara guru, dan hasil angket siswa.

b. Menyusun instrumen Tes dan Non Tes, RPP dan E-modul

RPP disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi materi pemanasan global. Instrumen tes disusun berdasarkan indikator yang telah dirumuskan pada RPP dengan berpacu kepada kemampuan literasi sains menurut PISA 2015. Aspek yang diukur meliputi aspek kompetensi dan sikap Indikator non tes disusun mengenai respons siswa terhadap pembelajaran mengunakan e-modul berbasis problem based learning.

Desain e-modul ditetapkan berdasarkan RPP. Isi modul mencakup subtansi yang dibutuhkan untuk menguasai suatu Kompetensi Dasar.

c. Uji Kelayakan Instrumen Penelitian dan Aplikasi E-modul berbasis problem based learning

Melaksanakan uji kelayakan instrumen kepada para ahli, diantaranya ahli konstruk, materi, dan bahasa. Kemudian validasi lapangan kepada siswa yang sudah belajar terkait dengan materi pemanasan global. Untuk media yang telah dibuat diuji kepada ahli media yang pengujiannya terdiri dari media itu sendiri, desain media pembelajaran dan juga ahli materi.

d. Menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen penelitian dan E-modul berbasis problem based learning

Data hasil uji kelayakan instrumen dan e-modul android dianalisis, untuk diambil kesimpulan terkait layak atau tidaknya instrumen dan e-modul digunakan untuk penelitian.

e. Menyelesaikan administrasi pelaksanaan penelitian

Menyelesaikan perizinan penelilitian terkait pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

2. Tahap Pelaksanaan a. Pre- test

Pre-test diberikan kepada siswa kelas XI untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai aspek kompetensi. Sedangkan aspek untuk sikap, siswa diberikan instrumen non tes berupa angket.

b. Pelaksanaan Pembelajaran

Kelompok eksperimen menggunakan e-modul PBL saat proses pembelajaran sedangkan pada kelompok kontrol proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan metode ceramah

c. Post- test

Post tes diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa kepada kedua kelompok yang sudah diberikan pengajaran dan treatment pada masing-masing kelompok

d. Memberikan Angket

Angket respons siswa diberikan kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui respons siswa terhadap e-modul PBL Pemanasan Global yang digunakan dalam proses pembelajaran

3. Tahap Akhir

a. Menganalisis Data Penelitian

Data pre-test dan post test yang telah didapat diolah dan dianalisis b. Menguji hipotesis

Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian dilakukan uji hipotesisnya untuk mengetahui adanya variabel bebas (pengaruh penggunaan e-modul PBL pemanasan global) terhadap variabel terikat (Kemampuan Literasi Sains) pada penelitian kali ini

c. Penarikan Kesimpulan

Data yang telah diuji hipotesisnya kemudian ditarik kesimpulannya.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independent atau variabel bebas (variabel X) dan variabel dependen atau variabel terikat (variabel Y).

Variabel bebas (X) : E-modul Berbasis Problem Based Learning Variabel terikat (Y) : Kemampuan Literasi Sains Siswa pada materi

Pemanasan Global

E. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh peserta didik kelas XI MIPA MAN 12 JAKARTA. Sampel ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu metode penetapan responsden untuk dijadikan sampel berdasarkan dengan kriteria tertentu.65 Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel yaitu kelas yang memiliki tingkat kemampuan dan homogenitas yang relatif sama. Berdasarkan penjelasan di atas maka sampel dalam penelitian ini XI MIPA 1 dan XI MIPA 2

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu teknik pengumpulan data sebelum pembelajaran, ketika pembelajaran, dan setelah pembelajaran berlangsung. Ketiga tahap tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut

Tabel 3. 2 Teknik pengumpulan data

Tahap Sumber

Data

Jenis Data Teknik Pengumpulan

65 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.128.

Tahap Sumber Data

Jenis Data Teknik Pengumpulan

G. Instrumen Penelitian

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian kali ini terdiri dari dua instrumen, yaitu instrumen tes dan non tes.

1. Instumen Tes ( Tes Kemampuan Literasi Sains)

Instrumen tes kemampuan literasi sains yang digunakan pada penelitian kali ini berupa tes essay. Instrumen tes yang diberikan kepada siswa kelas XI MIPA MAN 12 Jakarta yang dijadikan sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen tes ini diberikan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran

(pretest) dan setelah proses pembelajaran (post test). Instrumen tes yang digunakan memenuhhi kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi intrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.3 beriku:Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Tes

Indikator Kompetensi Pengetahuan Konteks

K1 K2 K3

konten prosedural epistemik personal lokal global

Menjelaskan

Indikator Kompetensi Pengetahuan Konteks

K1 K2 K3

konten prosedural epistemik personal lokal global

mengurangi

Instrumen yang digunakan, perlu diuji terlebih dahulu sebelum diberikan pada siswa. Uji yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Beberapa uji ini akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Validitas Instrumen

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah instrumen valid atau tidak.

Instrumen dikatakan valid ketika dapat mengukur sesuatu yang seharusnya diukur sehingga data tersebut valid.66 Pengujian validitas instrumen ini dilakukan secara dua tahap yakni validitas konstruk dan validitas isi.

66 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, 2nd edn (Jakarta: Bumi Aksara, 2018).

h.80

1. Uji Validitas Konstruk

Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional.67 Uji validitas konstruk dapat menggunakan rumus korelasi pearson product moment berikut:68

π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” = 𝑛(βˆ‘ π‘‹π‘Œ) βˆ’ (βˆ‘ 𝑋) (βˆ‘ π‘Œ)

√[𝑛 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2]. [𝑛 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2] Keterangan:

𝑛 = Jumlah responsden

𝑋 = skor variabel (jawaban responsden)

π‘Œ = skor total dari variabel untuk responsden ke-𝑛

Jika π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” lebih besar dari π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, maka instrumen dianggap valid dan dapat digunakan untuk penelitian.

Hasil uji validitas konstruk dapat dihitung menggunakan bantuan software anates versi empat, yaitu dengan membandingkan hasil output π‘Ÿπ‘₯𝑦 di anates dengan π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ pada taraf signifikansi 5% dengan menetapkan derajat kebebasan terlebih dahulu 𝑑𝑓 = 𝑁 βˆ’ 2. Lihat tabel validitas (Tabel 3.4) dibawah ini

Tabel 3. 4 Kategori Validitas69

Ketentuan Nilai 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kategori

π’“π’™π’š β‰₯ 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Valid

π’“π’™π’š ≀ 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Tidak valid

Nilai π‘Ÿπ‘₯𝑦 yang dihasilkan dapat diinterpretasikan menggunakan kriteria koefisien korelasi pada Tabel 3.5 dibawah ini:

Tabel 3. 5 Kriteria Koefisien Korelasi π’“π’™π’š70

Kriteria Korelasi π’“π’™π’š Kriteria

𝟎, πŸ–πŸŽ < π’“π’™π’š ≀ 𝟏, 𝟎𝟎 Sangat Tinggi

𝟎, πŸ”πŸŽ < π’“π’™π’š ≀ 𝟎, πŸ–πŸŽ Tinggi

67 Suharsimi Arikunto. h.82

68 Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan

β€œPengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). h.49

69 Suharsimi Arikunto. Op.cit., h.89

70 Ibid

Kriteria Korelasi π’“π’™π’š Kriteria

𝟎, πŸ’πŸŽ < π’“π’™π’š ≀ 𝟎, πŸ”πŸŽ Cukup

𝟎, 𝟐𝟎 < π’“π’™π’š ≀ 𝟎, πŸ’πŸŽ Rendah

𝟎, 𝟎𝟎 < π’“π’™π’š ≀ 𝟎, 𝟐𝟎 Sangat Rendah Hasil Uji Validitas Konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.6. berikut:

Tabel 3. 6 Hasil Uji validitas Konstruk Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 7

Jumlah Siswa 30

Nomor soal valid 1,2,3,4,5,7

Jumlah Soal valid 7

Persentase Soal valid 100%

Lampiran B.3 Tabel 3.6 menunjukkan jumlah soal yang digunakan sebagai pre-test dan post-test sebanyak 7 butir soal.

2. Validitas Isi

Validitas isi dalam penelitian ini ditentukan oleh para ahli (judgement expert) untuk menilai kesesuaian antara instrumen dengan beberapa aspek yang diukur.

Pada penelitian ini ada 2 aspek yang dukur yakni: aspek materi dan aspek konstruk.

Hasil penilaian dari para ahli diolah menggunakan Content Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index (CVI). Penilaian CVR untuk merekap data skor yang diberikan oleh masing-masing ahli pada tiap nomor soal. Rumus yang digunakan untuk menentukan niali CVR sebagai berikut:

𝐢𝑉𝑅 = π‘›π‘’βˆ’π‘ 𝑁 2

2 Keterangan:

𝐢𝑉𝑅 = rasio validitas isi,

𝑛𝑒 = Jumlah ahli atau judgment pemberi nilai (penting/relevan/esensial), 𝑁 = Jumlah ahli judgment

Nilai CVR berkisar antara +1 sampai -1. Semakin besar nilai CVR dari 0, maka semakin β€œpenting” dan semakin tinggi validitasnya. Setelah melakukan

perhitungan dengan menggunakan CVR, selanjutnya mengitung nilai CVI. Adapun rumus untuk menghitung nilai CVI

𝐢𝑉𝐼 = βˆ‘ 𝐢𝑉𝑅

π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘œπ‘Žπ‘™

Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3. 7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI)71

Rentang Nilai Kategori

0,00-0,33 Tidak sesuai

0,34-0,67 Sesuai

0,68-1,00 Sangat sesuai

Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3. 8 Hasil Uji validasi Isi

Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori

Konten Materi 0,98 Sangat sesuai

Konstruksi 0,92 Sangat sesuai

Bahasa 0,94 Sangat sesuai

Dari Tabel di atas (tabel 3.8) terlihat bahwa, ketiga aspek yang dinilai termasuk kategori sangat sesuai, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes bersifat valid dan layak digunakan dalam penelitian. Pengolahan data uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B.3.a., B.3.b., dan B.3.c.

2) Reliabilitas

Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan menunjukkanadanya konsistensi atau keajekan.72 Dengan kata lain tes mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.73 Pada penelitian kali ini pengujian reliabilitas menggunakan anates versi empat. Hasil pengujian yang telah dilakukan kemudian diinterpretasikan dalam sebuah kriteria. Dibawah ini disajikan kriteria koefisien korelasi reliabilitas pada Tabel 3.9:74

71 Ibid.

72 Ibid

73 Suharsimi Arikunto, Op.cit., h100

74 Iwan Permana Suwarna, Op.cit., h. 53

Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi π’“πŸπŸ Koefisien Reliabilitas

0,90 < π’“πŸπŸβ‰€ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < π’“πŸπŸβ‰€ 0,90 Tinggi

0,40< π’“πŸπŸ ≀ 0,70 Sedang

0,20 < π’“πŸπŸβ‰€ 0,40 Rendah

0,00 < π’“πŸπŸβ‰€ 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji reliabilitas dapat dilihat Tabel 3.10 berikut:

Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas

Statistik Reliabilitas Soal

π’“πŸπŸ 0,82

Kesimpulan Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.10 nilai reliabilitas instrumen tes sebesar 0,82. Nilai ini termasuk dalam kategori tinggi, sehingga instrumen tes ini layak untuk digunakan dalam penelitian kali ini.

3) Taraf Kesukaran

Bilangan yang menunjukkansukar dan mudahnya soal disebut dengan indeks kesukaran (difficulty index), Indeks kesukaran inilah yang menunjukkantaraf kesukaran soal.75 Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengukur taraf kesukaran dalam penelitian kali ini digunakan software anates versi empat, yang selanjutnya output indeks kesukaran diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi tertentu.

Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini (tabel 3.11):

Tabel 3. 11 Klasifikasi Indeks Kesukaran76

Interval P Kategori

0,00 βˆ’ 0,30 Sukar

0,31 βˆ’ 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Hasil uji taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:

75 Suharsimi Arikunto, Op.cit,. h. 223

76 Ibid, h. 225

Tabel 3. 12 Hasil Uji Taraf Kesukaran

Kriteria Soal Butir Soal

Jumlah Soal Persentase

Mudah 1 14%

Sedang 3 43%

Sukar 3 43%

Jumlah 7 100%

Berdasarkan Tabel 3.12 dapat dilihat bahwa dari 7 soal terdapat 1 soal dengan taraf kesukaran mudah, 3 soal dengan taraf kesukaran sedang dan 3 soal dengan tingkat kesukaran sukar.

4) Daya Pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dalam penelitian kali ini daya pembeda dihitung menggunakan software Anates versi empat, setelah output daya pembeda didapat, kemudian diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi tertentu. Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 3.13):

Tabel 3. 13 Klasifikasi Daya Pembeda77

Daya Pembeda Kriteria Soal

Negatif Jelek sekali

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0,71 – 1,00 Sangat Baik

Hasil pengujian daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut:

Tabel 3. 14 Hasil Uji daya Pembeda

Kriteria soal Butir Soal

Jumlah soal Persentase

Jelek Sekali 0 0% pembeda dalam kriteria cukup sebanyak 2 soal dan dengan kriteria baik sebanyak 4 soal.

2. Instrumen Non Tes

77 Ibid., h.232

Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini adalah angkat. Adapun angket yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Angket Literasi Sains Siswa

Angket Literasi sains siswa yang digunakan untuk menguji aspek kemampuan sikap pada literasi sains. Skala penilaian angket ini model Likert. Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban bernilai SS = 5, S = 4, C = 3, TS = 2, STS = 1. Bagi pernyataan mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 4, STS = 5. Kisi-kisi Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini dapat dilihat pada tabel 3.15 sebagai berikut:

Tabel 3. 15 Kisi-kisi Instrumen Nontes Aspek Sikap Literasi Sains

No Indikator Angket Nomor Soal Jumlah Soal

positif Negatif 1 Minat, dalam sains

dan teknologi

1,3,5,7,9,11 2,4,6,8,10,12 12

2 Menilai pendekatan

ilmiah untuk

penyelidikan

13,15 14 3

3 Kesadaran terkait masalah lingkungan

17 16, 18 3

Jumlah Soal 18

Tabel 3. 16 Uji Validasi Instrumen Non tes (Aspek Sikap Literasi Sains)

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

1. Pengembangan indikator dari setiap aspek penilaian sikap 2. Semua aspek penilaian

sikap terwakilkan oleh indikator yang

dikembangkan

No Aspek yang Diuji Kriteria based learning untuk mengetahui layak atau tidaknya e-modul android yang digunakan dalam penelitian. Skala penilaian angket ini menggunakan rating scale (skala bertingkat) dengan lima kategori penilaian dari yang terendah yaitu: 0, 1, 2, 3 dan 4. Berikut ini disajikan kisi-kisi angket penilaian uji ahli dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 17 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Media78

No Aspek Indikator Nomor

Efisien dalam penggunaan media pembelajaran ditinjau dari segi waktu

1 10

Efektivitas (program dapat merespons dengan cepat) Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style, Skripsi, Tidak dipublikasikan, 2019, h. 54

No Aspek Indikator Nomor software atau aplikasi (flip PDF professional) mudah dalam eksekusi (tidak memerlukan waktu yang lama dalam penginstalan program)

Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan

2 11

Sederhana dan memikat 3

Visual (layout design,

Ketepatan pemilihan font dan ukuran teks

6

Kualitas audio (sound effect, musik)

7

Kualitas gambar pada materi 8 Kualitas media bergerak

(animasi) pada materi

9

Kualitas audio dan video dalam video pengamatan materi

10

Komunikatif 11

Tabel 3. 18 Kisi-kisi angket Uji Ahli Desain Pembelajaran79 Keterlihatan 5 tahapan

khusus problem based learning

5

Kesesuaian materi dan soal evaluasi

Pemberian motivasi belajar 9 Kontekstualitas dan

aktualitas melalui video dan animasi

Tabel 3. 19 Aspek materi Pembelajaran80 fisika melalui teks, audio, atau video penjelasan pada materi runtut (dari yang mudah ke materi yang sukar) dan tidak miskonsepsi pada materi sehari-hari melalui teks, audio atau video pengamatan)

5

c. Angket Respons Siswa

Pada penelitian ini angket respons siswa yang digunakan adalah model Likert.

Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban bernilai SS = 5, S = 4, C

= 3, TS = 2, STS = 1. Bagi pernyataan mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 4, STS = 5. Kisi-kisi Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini dapat dilihat pada tabel 3.20 sebagai berikut:

Tabel 3. 20 Kisi-kisi Instrumen Non tes (Angket Respons Peserta Didik)

80 Ibid

No Indikator Angket Nomor Soal

Jumlah Soal positif Negatif

1 Respons siswa terhadap penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning

1 2 2

2 Kemampuan literasi sains siswa setelah penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning

3,5 4,6 4

3 Keunggulan belajar dengan penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning

7 8 2

Jumlah Soal 8

Uji kelayakan angket dilakukan dengan pertimbangan para ahli. Tabel 3.21 merupakan berisi pertimbangan-pertimbangan para ahli

Tabel 3. 21 Uji Validasi Instrumen Non tes (Respons Peserta Didik)

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

No Aspek yang Diuji Kriteria

Baik Cukup Kurang

………

………..………..

H. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Tes

Data-data instrumen penelitian yang telah diujikan, kemudian diolah dan dianalisis untuk melihat hasil dari data tersebut sebagai sumber utama jawaban untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Pada penelitian kali ini analisis data penelitian menggunakan bantuan software IBM SPSS 25 untuk menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distriusi suatu data mengikuti atau mendekati normal.81 Penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk pada software IBM SPSS 25. Kriteria pengambilan keputusan hasil output SPSS yakni:

H0= Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima H0= Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas ≀ 0,05 maka H0 ditolak b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memberikan informasi terkait dengan data penelitian tiap kelompok berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya.82 Kriteria pengambilan keputusan untuk hasil output SPSS adalah sebagai berikut:

H0= varians nilai kemampuan literasi sains kedua kelompok homogen jika probabilitas >

0,05 H0 diterima

H0= Varians nilai kemampuan literasi sains kedua kelompok geterogen ≀ 0,05 maka H0

ditolak

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis disesuaikan dengan hasil dari uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumya. Apabila data yang diperoleh berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka pengujian menggunakan statistik non peramterik. Sebaliknya, jika berdistribusi normal dan data homogen, maka menggunakan statistik parametrik.

Ketentuan penerimaan/ penolakan H0 sebagai berikut:

81 Singgih Santoso, β€œStatistik Multivariat”, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2010), h. 43

82 Fajri Ismail, β€œStatistika”, (Jakarta: Prenadamedia group, 2018), h.201

Jika sig. < Ξ± (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima Jika sig. > Ξ± (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak

d. Uji N-gain

Gain merupakah selisih antara nilai posttest dan pretest yang menunjukkanpeningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Uji N-gain digunakan untuk mengetahui β€œjudgement nilai” hasil peningkatan yang terjadi (tinggi/sedang/rendah). Rumus yang digunakan untuk uji N-gain sebagai berikut83

𝑁 βˆ’ π‘”π‘Žπ‘–π‘› = π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘œπ‘ π‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘‘ βˆ’ π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘ π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ βˆ’ π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘

Kategori peningkatan uji N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.22 dibawah ini:

Tabel 3. 22 Klasifikasi Nilai N-gain

Klasifikasi N-gain Kategori

N-gain > 0,7 Tinggi

N-gain antara 0,3 – 0,7 Sedang

N-gain < 0,3 Rendah

2. Teknik Analisis Data Nontes

Pengolahan data non tes yang telah didapat diolah menggunakan Microsoft Excel.

Hasil angket respons siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa dan respons siswa terhadap penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran. Perhitungan hasil angket respons siswa menggunakan model skala Likert seperti tabel 3.23 dibawah ini:

Tabel 3. 23 Skala Penilaian Angket84

Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Jawaban

Positif Negatif

83 Richard R. Hake, β€œInteractive-Engagement Versus Tradiotional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Physics Courses”, American Journal of Physics, Vol.

66, No. 64, 1998, h. 65

84 Riduwan & Akdon, Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika (Bandung: Alfabeta, 2013), h.18

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase perolehan skor sebagai berikut:85

π‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘ π‘’ = Ξ£ π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘–π‘π‘’π‘Ÿπ‘œπ‘™π‘’β„Ž

Ξ£ π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ Γ— 100%

Tabel 3. 24 Interpretasi Persentase Angket86

Persentase Interpretasi

0 -20% Sangat tidak baik

21 - 40% Kurang

41 - 60% Cukup

61 - 80% Baik

81 -100% Baik Sekali

I. Hipotesis Statistik

Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dituliskan pada bab sebelumnya, maka hipotesisi statistic dari penelitian ini ditulis sebagai berikut:

𝐻0: πœ‡ = πœ‡0 𝐻1: πœ‡ β‰  πœ‡0 Keterangan:

πœ‡ : Rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan e-modul berbasis problem based learning πœ‡0 : rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas kontrol yang diberi

perlakuan pembelajaran konvensional

𝐻0 : hipotesis nol (tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan literasi sains siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan e-modul berbasis problem based learning dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan perlakuan pengajaran tanpa menggunakan e-modul berbasis problem based learning)

𝐻1 : hipotesis alternative (terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan literasi sains siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan e-modul berbasis problem based learning dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan perlakuan pengajaran tanpa menggunakan e-modul berbasis problem based learning)

85 Sugiyono, op,cit., h.95

86 Riduwan dan Akdon, op.cit., h. 18.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Data yang dideskripsikan merupakan hasil penelitian pengaruh e-modul berbasis problem based learning terhadap kemampuan literasi sains siswa pada materi pemanasan global. hasil data yang dicantumkan diantaranya data hasil pretest, posttest, dan N-gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selain itu hasil kemampuan literasi sains siswa aspek sikap dan hasil respons siswa dari kelompok eksperimen serta hasil uji hipotesis.

1. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Perlakuan a. Hasil Pretest Kemampuan Literasi Sains Siswa

Hasil pretest kemampuan literasi sains siswa yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok

Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok