Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan, yaitu: βE-modul berbasis problem based learning berpengaruh terhadap kemampuan literasi sains siswa SMA pada konsep Pemanasan Globalβ.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MAN 12 Jakarta yang beralamat di Jl.
Raya Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pengambilan data dilakukan selama tiga minggu dari tanggal 25 Mei 2021 sampai tanggal 15 Juni 2021 pada semester genap tahun ajaran 2020/2021.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment (eksperimen semu).
Desain penelitian yang digunakan yaitu non-equivalent control group design. Pada desain ini, penelitian melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana kedua kelas tersebut tidak dipilih secara random. Desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.64
Tabel 3. 1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 XE O2
Kontrol O1 XK O2
Keterangan:
O1 = Pretest (tes awal sebelum perlakuan) O2 = Posttest (tes akhir setelah perlakuan)
XE = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaran menggunakan e-modul berbasis problem based learning
XK = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran secara konvensional
Dalam penelitian ini, kedua kelas diberi perlakukan yang berbeda. Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan e-modul
64 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2013). h. 79
berbasis problem based learning, sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelas terlebih dahulu diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa terkait dengan materi pemanasan global. Sementara setelah diberi perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan literasi sains siswa.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi dalam tiga tahapan, yaitu tahap awal, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:
tahap awal
merumuskan masalah
menyusun instrumen tes, non tes, RPP dan Rancangan E-modul
uji kelayakan instrumen penelitian dan e-modul berbasis
PBL
menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen dan e-modul
menyelesaikan admininstrasi pelaksanaan penelitian
tahap pelaksanaan
pre test dan angket penilaian sikap
pelaksanaan pembelajaran menggunakan
E-modul PBL
post test pemberian angket
tahap akhir
menganalisis data penelitian menguji hipotesis penarikan kesimpulan
penelitian
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian
1. Tahap awal
a. Merumuskan masalah
Rumusan masalah ditentukan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan dari hasil studi literatur, wawancara guru, dan hasil angket siswa.
b. Menyusun instrumen Tes dan Non Tes, RPP dan E-modul
RPP disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi materi pemanasan global. Instrumen tes disusun berdasarkan indikator yang telah dirumuskan pada RPP dengan berpacu kepada kemampuan literasi sains menurut PISA 2015. Aspek yang diukur meliputi aspek kompetensi dan sikap Indikator non tes disusun mengenai respons siswa terhadap pembelajaran mengunakan e-modul berbasis problem based learning.
Desain e-modul ditetapkan berdasarkan RPP. Isi modul mencakup subtansi yang dibutuhkan untuk menguasai suatu Kompetensi Dasar.
c. Uji Kelayakan Instrumen Penelitian dan Aplikasi E-modul berbasis problem based learning
Melaksanakan uji kelayakan instrumen kepada para ahli, diantaranya ahli konstruk, materi, dan bahasa. Kemudian validasi lapangan kepada siswa yang sudah belajar terkait dengan materi pemanasan global. Untuk media yang telah dibuat diuji kepada ahli media yang pengujiannya terdiri dari media itu sendiri, desain media pembelajaran dan juga ahli materi.
d. Menganalisis data hasil uji kelayakan instrumen penelitian dan E-modul berbasis problem based learning
Data hasil uji kelayakan instrumen dan e-modul android dianalisis, untuk diambil kesimpulan terkait layak atau tidaknya instrumen dan e-modul digunakan untuk penelitian.
e. Menyelesaikan administrasi pelaksanaan penelitian
Menyelesaikan perizinan penelilitian terkait pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
2. Tahap Pelaksanaan a. Pre- test
Pre-test diberikan kepada siswa kelas XI untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai aspek kompetensi. Sedangkan aspek untuk sikap, siswa diberikan instrumen non tes berupa angket.
b. Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok eksperimen menggunakan e-modul PBL saat proses pembelajaran sedangkan pada kelompok kontrol proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan metode ceramah
c. Post- test
Post tes diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa kepada kedua kelompok yang sudah diberikan pengajaran dan treatment pada masing-masing kelompok
d. Memberikan Angket
Angket respons siswa diberikan kepada kelompok eksperimen untuk mengetahui respons siswa terhadap e-modul PBL Pemanasan Global yang digunakan dalam proses pembelajaran
3. Tahap Akhir
a. Menganalisis Data Penelitian
Data pre-test dan post test yang telah didapat diolah dan dianalisis b. Menguji hipotesis
Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian dilakukan uji hipotesisnya untuk mengetahui adanya variabel bebas (pengaruh penggunaan e-modul PBL pemanasan global) terhadap variabel terikat (Kemampuan Literasi Sains) pada penelitian kali ini
c. Penarikan Kesimpulan
Data yang telah diuji hipotesisnya kemudian ditarik kesimpulannya.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independent atau variabel bebas (variabel X) dan variabel dependen atau variabel terikat (variabel Y).
Variabel bebas (X) : E-modul Berbasis Problem Based Learning Variabel terikat (Y) : Kemampuan Literasi Sains Siswa pada materi
Pemanasan Global
E. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh peserta didik kelas XI MIPA MAN 12 JAKARTA. Sampel ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu metode penetapan responsden untuk dijadikan sampel berdasarkan dengan kriteria tertentu.65 Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel yaitu kelas yang memiliki tingkat kemampuan dan homogenitas yang relatif sama. Berdasarkan penjelasan di atas maka sampel dalam penelitian ini XI MIPA 1 dan XI MIPA 2
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu teknik pengumpulan data sebelum pembelajaran, ketika pembelajaran, dan setelah pembelajaran berlangsung. Ketiga tahap tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut
Tabel 3. 2 Teknik pengumpulan data
Tahap Sumber
Data
Jenis Data Teknik Pengumpulan
65 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.128.
Tahap Sumber Data
Jenis Data Teknik Pengumpulan
G. Instrumen Penelitian
Instrumen tes yang digunakan pada penelitian kali ini terdiri dari dua instrumen, yaitu instrumen tes dan non tes.
1. Instumen Tes ( Tes Kemampuan Literasi Sains)
Instrumen tes kemampuan literasi sains yang digunakan pada penelitian kali ini berupa tes essay. Instrumen tes yang diberikan kepada siswa kelas XI MIPA MAN 12 Jakarta yang dijadikan sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Instrumen tes ini diberikan sebelum berlangsungnya proses pembelajaran
(pretest) dan setelah proses pembelajaran (post test). Instrumen tes yang digunakan memenuhhi kisi-kisi instrumen penelitian. Kisi-kisi intrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.3 beriku:Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Tes
Indikator Kompetensi Pengetahuan Konteks
K1 K2 K3
konten prosedural epistemik personal lokal global
Menjelaskan
Indikator Kompetensi Pengetahuan Konteks
K1 K2 K3
konten prosedural epistemik personal lokal global
mengurangi
Instrumen yang digunakan, perlu diuji terlebih dahulu sebelum diberikan pada siswa. Uji yang dilakukan meliputi uji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Beberapa uji ini akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Validitas Instrumen
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah instrumen valid atau tidak.
Instrumen dikatakan valid ketika dapat mengukur sesuatu yang seharusnya diukur sehingga data tersebut valid.66 Pengujian validitas instrumen ini dilakukan secara dua tahap yakni validitas konstruk dan validitas isi.
66 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, 2nd edn (Jakarta: Bumi Aksara, 2018).
h.80
1. Uji Validitas Konstruk
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruk apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional.67 Uji validitas konstruk dapat menggunakan rumus korelasi pearson product moment berikut:68
πβππ‘π’ππ = π(β ππ) β (β π) (β π)
β[π β π2β (β π)2]. [π β π2β (β π)2] Keterangan:
π = Jumlah responsden
π = skor variabel (jawaban responsden)
π = skor total dari variabel untuk responsden ke-π
Jika πβππ‘π’ππ lebih besar dari ππ‘ππππ, maka instrumen dianggap valid dan dapat digunakan untuk penelitian.
Hasil uji validitas konstruk dapat dihitung menggunakan bantuan software anates versi empat, yaitu dengan membandingkan hasil output ππ₯π¦ di anates dengan ππ‘ππππ pada taraf signifikansi 5% dengan menetapkan derajat kebebasan terlebih dahulu ππ = π β 2. Lihat tabel validitas (Tabel 3.4) dibawah ini
Tabel 3. 4 Kategori Validitas69
Ketentuan Nilai ππππππ Kategori
πππ β₯ ππππππ Valid
πππ β€ ππππππ Tidak valid
Nilai ππ₯π¦ yang dihasilkan dapat diinterpretasikan menggunakan kriteria koefisien korelasi pada Tabel 3.5 dibawah ini:
Tabel 3. 5 Kriteria Koefisien Korelasi πππ70
Kriteria Korelasi πππ Kriteria
π, ππ < πππ β€ π, ππ Sangat Tinggi
π, ππ < πππ β€ π, ππ Tinggi
67 Suharsimi Arikunto. h.82
68 Iwan Permana Suwarna, Laporan Penelitian Pengembangan Tata Kelola Kelembagaan
βPengembangan Instrumen Ujian Komprehensif Mahasiswa Melalui Computer Based Test Pada Program Studi Pendidikan Fisika (Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan (PUSLITPEN) LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016). h.49
69 Suharsimi Arikunto. Op.cit., h.89
70 Ibid
Kriteria Korelasi πππ Kriteria
π, ππ < πππ β€ π, ππ Cukup
π, ππ < πππ β€ π, ππ Rendah
π, ππ < πππ β€ π, ππ Sangat Rendah Hasil Uji Validitas Konstruk dapat dilihat pada Tabel 3.6. berikut:
Tabel 3. 6 Hasil Uji validitas Konstruk Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 7
Jumlah Siswa 30
Nomor soal valid 1,2,3,4,5,7
Jumlah Soal valid 7
Persentase Soal valid 100%
Lampiran B.3 Tabel 3.6 menunjukkan jumlah soal yang digunakan sebagai pre-test dan post-test sebanyak 7 butir soal.
2. Validitas Isi
Validitas isi dalam penelitian ini ditentukan oleh para ahli (judgement expert) untuk menilai kesesuaian antara instrumen dengan beberapa aspek yang diukur.
Pada penelitian ini ada 2 aspek yang dukur yakni: aspek materi dan aspek konstruk.
Hasil penilaian dari para ahli diolah menggunakan Content Validity Ratio (CVR) dan Content Validity Index (CVI). Penilaian CVR untuk merekap data skor yang diberikan oleh masing-masing ahli pada tiap nomor soal. Rumus yang digunakan untuk menentukan niali CVR sebagai berikut:
πΆππ = ππβπ π 2
2 Keterangan:
πΆππ = rasio validitas isi,
ππ = Jumlah ahli atau judgment pemberi nilai (penting/relevan/esensial), π = Jumlah ahli judgment
Nilai CVR berkisar antara +1 sampai -1. Semakin besar nilai CVR dari 0, maka semakin βpentingβ dan semakin tinggi validitasnya. Setelah melakukan
perhitungan dengan menggunakan CVR, selanjutnya mengitung nilai CVI. Adapun rumus untuk menghitung nilai CVI
πΆππΌ = β πΆππ
ππ’πππβ π πππ
Kategori hasil perhitungan CVI dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:
Tabel 3. 7 Kategori Nilai Content Validity Index (CVI)71
Rentang Nilai Kategori
0,00-0,33 Tidak sesuai
0,34-0,67 Sesuai
0,68-1,00 Sangat sesuai
Hasil uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut:
Tabel 3. 8 Hasil Uji validasi Isi
Aspek yang Dinilai Skor CVI Kategori
Konten Materi 0,98 Sangat sesuai
Konstruksi 0,92 Sangat sesuai
Bahasa 0,94 Sangat sesuai
Dari Tabel di atas (tabel 3.8) terlihat bahwa, ketiga aspek yang dinilai termasuk kategori sangat sesuai, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes bersifat valid dan layak digunakan dalam penelitian. Pengolahan data uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran B.3.a., B.3.b., dan B.3.c.
2) Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel jika hasil pengukuran yang dilakukan menunjukkanadanya konsistensi atau keajekan.72 Dengan kata lain tes mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.73 Pada penelitian kali ini pengujian reliabilitas menggunakan anates versi empat. Hasil pengujian yang telah dilakukan kemudian diinterpretasikan dalam sebuah kriteria. Dibawah ini disajikan kriteria koefisien korelasi reliabilitas pada Tabel 3.9:74
71 Ibid.
72 Ibid
73 Suharsimi Arikunto, Op.cit., h100
74 Iwan Permana Suwarna, Op.cit., h. 53
Tabel 3. 9 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi πππ Koefisien Reliabilitas
0,90 < πππβ€ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 < πππβ€ 0,90 Tinggi
0,40< πππ β€ 0,70 Sedang
0,20 < πππβ€ 0,40 Rendah
0,00 < πππβ€ 0,20 Sangat Rendah
Hasil uji reliabilitas dapat dilihat Tabel 3.10 berikut:
Tabel 3. 10 Hasil Uji Reliabilitas
Statistik Reliabilitas Soal
πππ 0,82
Kesimpulan Tinggi
Berdasarkan Tabel 3.10 nilai reliabilitas instrumen tes sebesar 0,82. Nilai ini termasuk dalam kategori tinggi, sehingga instrumen tes ini layak untuk digunakan dalam penelitian kali ini.
3) Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukkansukar dan mudahnya soal disebut dengan indeks kesukaran (difficulty index), Indeks kesukaran inilah yang menunjukkantaraf kesukaran soal.75 Besar indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk mengukur taraf kesukaran dalam penelitian kali ini digunakan software anates versi empat, yang selanjutnya output indeks kesukaran diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi tertentu.
Klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini (tabel 3.11):
Tabel 3. 11 Klasifikasi Indeks Kesukaran76
Interval P Kategori
0,00 β 0,30 Sukar
0,31 β 0,70 Sedang
0,71 β 1,00 Mudah
Hasil uji taraf kesukaran butir soal dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:
75 Suharsimi Arikunto, Op.cit,. h. 223
76 Ibid, h. 225
Tabel 3. 12 Hasil Uji Taraf Kesukaran
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 1 14%
Sedang 3 43%
Sukar 3 43%
Jumlah 7 100%
Berdasarkan Tabel 3.12 dapat dilihat bahwa dari 7 soal terdapat 1 soal dengan taraf kesukaran mudah, 3 soal dengan taraf kesukaran sedang dan 3 soal dengan tingkat kesukaran sukar.
4) Daya Pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dalam penelitian kali ini daya pembeda dihitung menggunakan software Anates versi empat, setelah output daya pembeda didapat, kemudian diinterpretasikan dalam sebuah klasifikasi tertentu. Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel dibawah ini (Tabel 3.13):
Tabel 3. 13 Klasifikasi Daya Pembeda77
Daya Pembeda Kriteria Soal
Negatif Jelek sekali
0,00 β 0,20 Jelek
0,21 β 0,40 Cukup
0,41 β 0,70 Baik
0,71 β 1,00 Sangat Baik
Hasil pengujian daya pembeda instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut:
Tabel 3. 14 Hasil Uji daya Pembeda
Kriteria soal Butir Soal
Jumlah soal Persentase
Jelek Sekali 0 0% pembeda dalam kriteria cukup sebanyak 2 soal dan dengan kriteria baik sebanyak 4 soal.
2. Instrumen Non Tes
77 Ibid., h.232
Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini adalah angkat. Adapun angket yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Angket Literasi Sains Siswa
Angket Literasi sains siswa yang digunakan untuk menguji aspek kemampuan sikap pada literasi sains. Skala penilaian angket ini model Likert. Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban bernilai SS = 5, S = 4, C = 3, TS = 2, STS = 1. Bagi pernyataan mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 4, STS = 5. Kisi-kisi Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini dapat dilihat pada tabel 3.15 sebagai berikut:
Tabel 3. 15 Kisi-kisi Instrumen Nontes Aspek Sikap Literasi Sains
No Indikator Angket Nomor Soal Jumlah Soal
positif Negatif 1 Minat, dalam sains
dan teknologi
1,3,5,7,9,11 2,4,6,8,10,12 12
2 Menilai pendekatan
ilmiah untuk
penyelidikan
13,15 14 3
3 Kesadaran terkait masalah lingkungan
17 16, 18 3
Jumlah Soal 18
Tabel 3. 16 Uji Validasi Instrumen Non tes (Aspek Sikap Literasi Sains)
No Aspek yang Diuji Kriteria
Baik Cukup Kurang
1. Pengembangan indikator dari setiap aspek penilaian sikap 2. Semua aspek penilaian
sikap terwakilkan oleh indikator yang
dikembangkan
No Aspek yang Diuji Kriteria based learning untuk mengetahui layak atau tidaknya e-modul android yang digunakan dalam penelitian. Skala penilaian angket ini menggunakan rating scale (skala bertingkat) dengan lima kategori penilaian dari yang terendah yaitu: 0, 1, 2, 3 dan 4. Berikut ini disajikan kisi-kisi angket penilaian uji ahli dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 17 Kisi-kisi Angket Uji Ahli Media78
No Aspek Indikator Nomor
Efisien dalam penggunaan media pembelajaran ditinjau dari segi waktu
1 10
Efektivitas (program dapat merespons dengan cepat) Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Visual Style, Skripsi, Tidak dipublikasikan, 2019, h. 54
No Aspek Indikator Nomor software atau aplikasi (flip PDF professional) mudah dalam eksekusi (tidak memerlukan waktu yang lama dalam penginstalan program)
Kreatif dalam ide berikut penuangan gagasan
2 11
Sederhana dan memikat 3
Visual (layout design,
Ketepatan pemilihan font dan ukuran teks
6
Kualitas audio (sound effect, musik)
7
Kualitas gambar pada materi 8 Kualitas media bergerak
(animasi) pada materi
9
Kualitas audio dan video dalam video pengamatan materi
10
Komunikatif 11
Tabel 3. 18 Kisi-kisi angket Uji Ahli Desain Pembelajaran79 Keterlihatan 5 tahapan
khusus problem based learning
5
Kesesuaian materi dan soal evaluasi
Pemberian motivasi belajar 9 Kontekstualitas dan
aktualitas melalui video dan animasi
Tabel 3. 19 Aspek materi Pembelajaran80 fisika melalui teks, audio, atau video penjelasan pada materi runtut (dari yang mudah ke materi yang sukar) dan tidak miskonsepsi pada materi sehari-hari melalui teks, audio atau video pengamatan)
5
c. Angket Respons Siswa
Pada penelitian ini angket respons siswa yang digunakan adalah model Likert.
Model ini menggunakan skala deskriptif Sangat setuju (SS), Setuju (S), Cukup (C), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Masing-masing jawaban bernilai SS = 5, S = 4, C
= 3, TS = 2, STS = 1. Bagi pernyataan mendukung sifat positif dan nilai yang mendukung sifat negatif berkebalikan dengan nilai positif, yaitu: SS = 1, S = 2, C = 3, TS = 4, STS = 5. Kisi-kisi Instrumen non tes yang digunakan pada penelitian kali ini dapat dilihat pada tabel 3.20 sebagai berikut:
Tabel 3. 20 Kisi-kisi Instrumen Non tes (Angket Respons Peserta Didik)
80 Ibid
No Indikator Angket Nomor Soal
Jumlah Soal positif Negatif
1 Respons siswa terhadap penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning
1 2 2
2 Kemampuan literasi sains siswa setelah penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning
3,5 4,6 4
3 Keunggulan belajar dengan penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning
7 8 2
Jumlah Soal 8
Uji kelayakan angket dilakukan dengan pertimbangan para ahli. Tabel 3.21 merupakan berisi pertimbangan-pertimbangan para ahli
Tabel 3. 21 Uji Validasi Instrumen Non tes (Respons Peserta Didik)
No Aspek yang Diuji Kriteria
Baik Cukup Kurang
No Aspek yang Diuji Kriteria
Baik Cukup Kurang
β¦β¦β¦
β¦β¦β¦..β¦β¦β¦..
H. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Tes
Data-data instrumen penelitian yang telah diujikan, kemudian diolah dan dianalisis untuk melihat hasil dari data tersebut sebagai sumber utama jawaban untuk menjawab pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Pada penelitian kali ini analisis data penelitian menggunakan bantuan software IBM SPSS 25 untuk menguji normalitas, homogenitas, dan hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distriusi suatu data mengikuti atau mendekati normal.81 Penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro Wilk pada software IBM SPSS 25. Kriteria pengambilan keputusan hasil output SPSS yakni:
H0= Distribusi populasi normal, jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima H0= Distribusi populasi tidak normal, jika probabilitas β€ 0,05 maka H0 ditolak b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memberikan informasi terkait dengan data penelitian tiap kelompok berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya.82 Kriteria pengambilan keputusan untuk hasil output SPSS adalah sebagai berikut:
H0= varians nilai kemampuan literasi sains kedua kelompok homogen jika probabilitas >
0,05 H0 diterima
H0= Varians nilai kemampuan literasi sains kedua kelompok geterogen β€ 0,05 maka H0
ditolak
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis disesuaikan dengan hasil dari uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumya. Apabila data yang diperoleh berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka pengujian menggunakan statistik non peramterik. Sebaliknya, jika berdistribusi normal dan data homogen, maka menggunakan statistik parametrik.
Ketentuan penerimaan/ penolakan H0 sebagai berikut:
81 Singgih Santoso, βStatistik Multivariatβ, (Jakarta : Elex Media Komputindo, 2010), h. 43
82 Fajri Ismail, βStatistikaβ, (Jakarta: Prenadamedia group, 2018), h.201
Jika sig. < Ξ± (0,05), maka H0 ditolak, H1 diterima Jika sig. > Ξ± (0,05), maka H0 diterima, H1 ditolak
d. Uji N-gain
Gain merupakah selisih antara nilai posttest dan pretest yang menunjukkanpeningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran. Uji N-gain digunakan untuk mengetahui βjudgement nilaiβ hasil peningkatan yang terjadi (tinggi/sedang/rendah). Rumus yang digunakan untuk uji N-gain sebagai berikut83
π β ππππ = π πππ πππ π‘π‘ππ π‘ β π πππ ππππ‘ππ π‘ π πππ πππππ β π πππ ππππ‘ππ π‘
Kategori peningkatan uji N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.22 dibawah ini:
Tabel 3. 22 Klasifikasi Nilai N-gain
Klasifikasi N-gain Kategori
N-gain > 0,7 Tinggi
N-gain antara 0,3 β 0,7 Sedang
N-gain < 0,3 Rendah
2. Teknik Analisis Data Nontes
Pengolahan data non tes yang telah didapat diolah menggunakan Microsoft Excel.
Hasil angket respons siswa digunakan untuk mengetahui kemampuan literasi sains siswa dan respons siswa terhadap penggunaan e-modul berbasis Problem Based Learning dalam kegiatan pembelajaran. Perhitungan hasil angket respons siswa menggunakan model skala Likert seperti tabel 3.23 dibawah ini:
Tabel 3. 23 Skala Penilaian Angket84
Alternatif Jawaban Bobot Penilaian Jawaban
Positif Negatif
83 Richard R. Hake, βInteractive-Engagement Versus Tradiotional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Physics Coursesβ, American Journal of Physics, Vol.
66, No. 64, 1998, h. 65
84 Riduwan & Akdon, Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika (Bandung: Alfabeta, 2013), h.18
Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase perolehan skor sebagai berikut:85
ππππ πππ‘ππ π = Ξ£ π πππ π¦πππ ππππππππβ
Ξ£ π πππ πππππ Γ 100%
Tabel 3. 24 Interpretasi Persentase Angket86
Persentase Interpretasi
0 -20% Sangat tidak baik
21 - 40% Kurang
41 - 60% Cukup
61 - 80% Baik
81 -100% Baik Sekali
I. Hipotesis Statistik
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dituliskan pada bab sebelumnya, maka hipotesisi statistic dari penelitian ini ditulis sebagai berikut:
π»0: π = π0 π»1: π β π0 Keterangan:
π : Rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan e-modul berbasis problem based learning π0 : rata-rata kemampuan literasi sains siswa kelas kontrol yang diberi
perlakuan pembelajaran konvensional
π»0 : hipotesis nol (tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan literasi sains siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan e-modul berbasis problem based learning dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan perlakuan pengajaran tanpa menggunakan e-modul berbasis problem based learning)
π»1 : hipotesis alternative (terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan literasi sains siswa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan pengajaran dengan menggunakan e-modul berbasis problem based learning dengan siswa kelompok kontrol yang diberikan perlakuan pengajaran tanpa menggunakan e-modul berbasis problem based learning)
85 Sugiyono, op,cit., h.95
86 Riduwan dan Akdon, op.cit., h. 18.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Data yang dideskripsikan merupakan hasil penelitian pengaruh e-modul berbasis problem based learning terhadap kemampuan literasi sains siswa pada materi pemanasan global. hasil data yang dicantumkan diantaranya data hasil pretest, posttest, dan N-gain dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, selain itu hasil kemampuan literasi sains siswa aspek sikap dan hasil respons siswa dari kelompok eksperimen serta hasil uji hipotesis.
1. Kemampuan Awal Siswa Sebelum Perlakuan a. Hasil Pretest Kemampuan Literasi Sains Siswa
Hasil pretest kemampuan literasi sains siswa yang diperoleh dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok
Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Hasil Pre-test Kelompok