BAB III. METODE PENELITIAN
3.5. Interpretasi Data
Dalam interpretasi data yang terkumpul akan dianalisis. Artinya menggambarkan apa adanya yang disertai dengan berbagai analisis. Secara umum Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Menelaah seluruh data dari hasil wawancara, observasi, maupun dokumentasi
2. Mengambil data yang sesuai dan dianggap penting
3. Daftar topik harus dibuat secara keseluruhan dan diklasifikasikan yang mana data pokok dan bukan data pokok
4. Membuat kode atau poin dalam naskah
5. Membuat kategori yang saling berhubungan satu sama lain 6. Kategori dibuat sesuai abjad
7. Buat dalam satu file data yang sudah disusun agar mudah untuk di analisis Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat teknik analisis data yaitu:
1. Reduksi data yaitu proses pereduksian data ke dalam bentuk uraian yang lengkap dan jelas. Data tersebut direduksi, dirangkum, dan dipilah-pilah ke dalam data yang pokok saja yang dipandang sesuai dengan masalah penelitian yang diteliti.
2. Display data yaitu upaya penyajian data dalam bentuk narasi, tabel dan grafik sehingga keseluruhan data dan bagian-bagiannya dapat disajikan secara jelas. Dasar pertimbangannya adalah data yang diperoleh berupa informasi yang cukup banyak dan kadang-kadang sulit diklasifikasi.
3. Verifikasi data dengan tujuan untuk melihat kembali apakah data yang diperoleh valid atau tidak valid dari sumber data primer dan sekunder. Jika dianggap valid maka data tersebut dimasukkan ke dalam data valid tetapi jika diragukan maka perlu di catat atau dibuang karena akan berpengaruh terhadap keabsahan hasil penelitian.
4. Kesimpulan yaitu mengambil kesimpulan dari data-data yang diperoleh dari sumber data primer dan sekunder dan pada akhirnya akan dituliskan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian.
3.6 Jadwal Penelitian
38 4.1 Deskripsi Lokasi
4.1.1 Mengenal Daerah Asal Masyarakat Perantau Ranah Batahan Dari Sudut Geografis
Kabupaten Pasaman Barat adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera Barat, memiliki luas wilayah 3.864,02 km2. Secara geografis dilintasi oleh garis khatulistiwa dan berada pada antara23 00°33’ Lintang Utara sampai dengan 00°11’ Lintang Selatan dan 99°10’ sampai dengan 100°04’ Bujur Timur.
Ditinjau dari segi daerah perbatasan, Kabupaten Pasaman Barat berbatasan dengan yaitu:
1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Manadiling Natal (Madina) Provinsi Sumatera Utara
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat
3. Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia
4. Sebelah Timur dengan Kabupaten Pasaman, ibu kotanya Lubuk Sikaping.
Berdasarkan wilayah perbatasan tersebut di atas, wilayah Kabupaten Pasaman Barat cukup strategis karena berada pada empat jalur lalu lintas Tiga Tungku Sejarangan (Ninik Mamak, Alim Ulama dan Cerdik Pandai). Pertama, Jalan lurus Manggopoh, menuju ke arah Danau Maninjau, kota Bukit Tinggi dan kota Padang. Kedua, belok ke arah kanan yakni menuju ke daerah Kecamatan Panti, Rao, Muara Sipongi, Kotanopan dan Panyabungan. Ketiga, belok ke arah kiri yakni menuju pusat kota Ujung Gading, terus ke Kecamatan Ranah Batahan,
jorong Silaping, jorong Maramais, jorong Silayang, jorong Simpang Tolang, jorong Pintu Padang, jorong Gunung Tua, jorong Kampung Baru, jorong Aek Napal, jorong Taming, desa Simpang Gambir, desa Kayu Laut, dan Jembatan Merah, kota Panyabungan. Keempat, ke arah Barat Daya yakni ke ibu kota Sasak, sering disebut kota pesisir, daerah penghasil ikan segar untuk wilayah kota Simpang Empat dan sekitarnya.
Kondisi jalan lintas tingkat kabupaten kecamatan dan antar jorong seluruhnya tergolong cukup baik, aspal mulus tanpa ada hambatan mulai dari perbatasan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) sampai menuju ke kota Padang.
Patut dipuji dan dibanggakan oleh masyarakat lokal maupun pendatang dan boleh dikatakan menjadi salah satu satu ciri khas dari Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat.
Kondisi jalan mulus tersebut pula yang membedakan antara Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Sumatera Barat. Di Provinsi Sumatera Utara banyak ditemukan jalan berlubang, aspal terkelupas, drainase buruk dan ketika musim penghujan maka jalan akan menjadi becek, dan tergenang air. Kelihatannya pemerintah daerah provinsi kurang serius memperhatikan kondisi jalan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan jalur transportasi dan perekonomian. Di Provinsi Sumatera Barat, justru pemerintah daerah lebih serius memperhatikan kondisi jalan sebagai akses utama pintu masuk menuju setiap kabupaten kota dan kecamatan sehingga pembangunan dalam bidang ekonomi, komunikasi, sosial dan pendidikan semakin lancar.
Kabupaten Pasaman Barat memiliki 11 Kecamatan terdiri dari:
1. Kecamatan Gunung Tuleh, ibu kotanya Simpang Tigo Alin
2. Kecamatan Kinali, ibu kotanya Kinali
3. Kecamatan Koto Balingka, ibu kotanya Parik
4. Kecamatan Lembah Melintang, ibu kotanya Ujung Gading 5. Kecamatan Luhak Nan Duo, ibu kotanya Simpang Tigo 6. Kecamatan Pasaman, ibu kotanya Simpang Empat 7. Kecamatan Ranah Batahan, ibu kotanya Silaping 8. Kecamatan Sasak Ranah Pasisir, ibu kotanya Sasak 9. Kecamatan Sei Beremas, ibu kotanya Air Bangis 10. Kecamatan Sungai Aur, ibu kotanya Koto Dalam 11. Kecamatan Talamau, ibu kotanya Talu
Seluruh kecamatan tersebut di atas dapat dibagi menjadi tiga tipe. Pertama, kecamatan tergolong maju meliputi Kecamatan Pasaman, Kecamatan Kinali, Kecamatan Luhak Nan Duo, Kecamatan Lembah Melintang, Kecamatan Sei Beremas, dan Kecamatan Talamau. Di daerah ini pembangunan fisik kota, sumber air minum, rumah toko, swalayan, hotel, rumah ibadah, rumah sakit, klinik kesehatan, pasar raya dan puskesmas. Artinya sarana dan prasarana cukup bagus dan ditata rapi. Demikian pula dari segi pola berpikir masyarakatnya yakni cukup demokratis, rasional dan terbuka. Karena itu, tidak salah dikatakan bahwa daerah tersebut merupakan barometer kemajuan Pasaman Barat.
Kedua, kecamatan tergolong sedang tingkat kemajuannya bila dilihat dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, transportasi dan jaringan komunikasi. Di tambah dengan corak berpikir masyarakat mirip dengan masyarakat kota karena mereka mukim di pinggiran wilayah perkotaan. Di antaranya yaitu Kecamatan Sasak Ranah Pesisir, Kecamatan Sungai Aur dan Kecamatan Gunung Tuleh.
Ketiga, kecamatan tergolong dalam tahap proses pembangunan karena dipengaruhi oleh perubahan sosial yang cepat meliputi Kecamatan Koto Balingka dan Kecamatan Ranah Batahan. Di daerah ini masih ditemukan jorong terpencil, jalan belum beraspal, sumber air minum sederhana, sungai menjadi tempat pemandian umum, cara berladang berpindah-pindah dan daerah pegunungan yang sulit dijangkau oleh transportasi umum dan jaringan alat komunikasi. Di antara jorong tersebut yaitu Muara Binongo, Taming Tonga, Silayang Julu, Saba Julu, Sigantang dan Rura Patontang. Meskipun demikian kondisinya daerah ini sekarang menjadi daerah destinasi wisata (tujuan wisata) masyarakat lokal.
Misalnya di bendungan Gurano sungai Batang Batahan untuk mengairi daerah persawahan, memiliki kolam renang, kolam pemancingan, dan lubuk ikan larangan Lubuk Manggis. Di samping itu, para putra dan putri terbaik dari daerah ini menjadi sarjana dan mukim di kota-kota besar di tanah air, misal di Jakarta, Medan, Bandung, Padang, Bukit Tinggi, Padang Panjang, Pekanbaru, Palembang, Batam, Bogor, dan Surabaya.
4.1.2 Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat Pasaman Barat yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan dan Buddha. Mayoritas penduduk beragama Islam yang taat, fanatik dan religius. Penganut agama Kristen Katolik adalah penganut agama kedua terbanyak. Penganut agama Kristen Protestan ketiga terbanyak dan penganut agama Buddha adalah minoritas tetapi menjadi pemilik perkebunan sawit. Lebih jelasnya mengenai agama dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Agama yang Dianut Oleh Masyarakat Pasaman Barat
No Agama Jumlah Persen
1 Islam 407.612 97,54%
2 Kristen Katolik 2.564 0,74%
3 Kristen Protestan 1.599 1,71%
4 Buddha 64 0,01%
Sumber: Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasaman Barat tahun 2020 Para penganut agama memerlukan rumah ibadah sebagai tempat beribadah, berdoa dan dianggap suci, di antaranya yaitu masjid, mushalla, gereja dan vihara. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.2 Rumah Ibadah Penganut Agama
No Agama Jumlah Persen
1 Masjid 490 63%
2 Mushalla 273 35%
3 Gereja 17 2%
4 Vihara - -
Sumber: Data Kementerian Agama Pasaman Barat tahun 2020
Pembangunan masjid dan mushalla di jorong dan di kecamatan adalah upaya masyarakat secara mandiri, berasal dari uang infak, sedekah, zakat dan wakaf. Tatacara pengumpulan infak yaitu dalam bentuk ikrar infak setiap bulan dari jamaah masjid, Gerakan Amal Saleh (GAS) ketika diadakan pengajian rutin dan usai pelaksanaan shalat Jumat. Pengumpulan zakat pertanian dari para petani usai panen padi dan zakat mal (harta) berupa emas. Pembayaran dilakukan menjelang puasa Ramadan dan hari raya Idul Fitri. Sementara itu, dalam bentuk wakaf misalnya semen, batu bata, kerikil, dan pasir ketika ada pembangunan masjid dan mushalla.
Semangat keagamaan ini terpatri kuat di kalangan masyarakat karena mereka sadar bahwa kehidupan dunia akan berakhir, jadwal kematian sudah ditetapkan dan tinggal menunggu waktu saja. Manusia di dunia ini adalah masyarakat perantau dan akan kembali pada sang pencipta. Modal yang diperlukan bukanlah harta benda, rumah mewah, jabatan, mobil mewah tetapi
harta yang diinfakkan di jalan Allah swt. Nilai pahalanya terus mengalir ketika manusia berada di alam barzah sampai pada hari akhirat.
4.1.3 Mengenal Etnik di Kabupaten Pasaman Barat
Etnik yang mendiami daerah Kabupaten Pasaman Barat terdiri atas lima etnik yaitu:
1. Minangkabau 2. Mandailing 3. Jawa 4. Batak Toba 5. Nias
Etnik Minangkabau dan etnik Mandailing adalah kelompok mayoritas dan penduduk asli Kabupaten Pasaman Barat. Kedua etnik ini tergolong fanatis terhadap etniknya. Etnik Jawa, adalah masyarakat transmigrasi dari pulau Jawa yang mendiami daerah jorong Desa Baru, jorong Bedeng Timur, jorong Sawahan, Kecamatan Ranah Batahan dan Kecamatan Pasaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan Asmuni sebagai berikut:
“Sebelum Indonesia merdeka etnik Jawa sudah transmigrasi ke Pasaman Barat, mereka berasal dari Provinsi Jawa Tengah, Semarang. Profesi mereka adalah petani yang diberi kewenangan untuk membuka hutan sebagai tempat ladang pertanian, perkebunan dan sawah.” (Wawancara 11 Februari 2021).
Sedangkan etnik Batak Toba dan Nias adalah masyarakat pendatang yang pada umumnya berprofesi sebagai pedagang dan karyawan perkebunan sawit yang direkrut oleh pemilik kebun dan pemilik pabrik kelapa sawit. Di antara marga etnik Batak Toba yaitu Simanjuntak, Hutauruk, Simamora, Sihombing, Silalahi, Gultom dan Siregar. Marga etnik Nias yaitu Gulo, Zebua, Zalukhu, Harepa dan
lainnya. Dari segi agama yang dianut adalah Kristen Katolik dan Kristen Protestan.
4.1.4 Bahasa
Di Kabupaten Pasaman Barat ada tiga jenis bahasa yang digunakan dalam berinteraksi sosial antar anggota masyarakat. Pertama, bahasa Mandailing. Kedua, bahasa Minangkabau dialek Pasaman Barat. Ketiga, bahasa Jawa. Mayoritas masyarakat menggunakan bahasa Mandailing dan Minangkabau sebagai bahasa ibu dan bahasa sehari-hari. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Bahasa yang Digunakan Pada Setiap Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat
No Kecamatan Jorong Keterangan
1 Ranah Batahan Siduampan, Aek Tolang, Silaping, Maramais, Silayang, Pintu Padang, Gunung Tua, Simpang Tolang, Pagaran Jae, Rao-rao, Tombang Padang, Aek Nabirong, Simaninggir, Aek Garingging, Panggambiran, Rura Patontang, Taming Tonga, Muara Binongo, Sabajulu, Lubuk Gobing, dan Sigantang.
Bahasa Mandailing
2 Ranah Batahan Desa Baru Bahasa Jawa
Ranah Batahan Kampung Baru dan kampung Mesjid Bahasa Minangkabau dialek Pasaman
3 Koto Balingka Air Balam, Parik, Batang Lapu, Lubuk Gadang dan Ulu Simpang
Bahasa Minangkabau dialek Pasaman
5 Koto Balingka Pasar Sibodak Bahasa Mandailing
6 Sei Beremas Silawai, Air Bangis, Bahasa Minangkabau dialek Pasaman
Koto Baru, Kapa Bahasa Minangkabau
Dialek Pasaman 10 Sasak Ranah
Pasisie
Sasak Bahasa Minangkabau
dialek Pasaman
11 Sungai Aur Sungai Aua Bahasa Minangkabau
dialek Pasaman
12 Talamau Kajai, Talu, Sinuruik Bahasa Minangkabau
dialek Pasaman
13 Gunung Tuleh Muaro Kiawi, Rabi Jonggor Bahasa Minangkabau dialek Pasaman
14 Kinali Katiagan, Kinali Bahasa Minangkabau
dialek Pasaman Beragamnya bahasa yang digunakan di Kabupaten Pasaman Barat menunjukkan bahwa masyarakatnya kaya akan bahasa dan bukan berarti etnik Mandailing tidak konsisten terhadap budaya nenek moyangnya. Tetapi faktor asimilasi dan akulturasi tidak bisa dihindarkan. Filosofi hidup yang dianut ialah di mana bumi dipijak disitu langit di junjung. Makna pepatah ini, yaitu budi, bahasa dan budaya harus disesuaikan di mana seseorang dan kelompok bermukim.
4.1.5 Mata Pencaharian
Profesi masyarakat Kabupaten Pasaman Barat sebagian besar adalah petani sawah, kebun sawit, penyadap pohon aren, petani karet, pengrajin, tukang, supir, nelayan dan pedagang. Sebagian kecil adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI/POLRI, karyawan perkebunan dan pabrik sawit. Dari berbagai bentuk profesi ini menghasilkan tiga bentuk strata sosial masyarakat yaitu golongan kaya, miskin, dan fakir. Golongan kaya pada umumnya mempunyai kebun sawit, kebun karet, dan tuan tanah. Golongan miskin yaitu masyarakat yang bekerja sebagai buruh, supir, tukang dan punya kebun tetapi kurang mencukupi untuk kebutuhan keluarga sehari-hari. Sedangkan golongan fakir yaitu tidak memperoleh penghasilan tetap kecuali mengharapkan bantuan sosial pemerintah, anak, saudara dan tetangga.
Masyarakat yang berprofesi sebagai petani belumlah tergolong tinggi penghasilannya karena harga sawit, karet, jagung, dan kacang tanah sedang murah dan harganya tidak sesuai antara penghasilan dan biaya produksi. Disamping itu,
ditambah dengan harga pupuk yang cukup mahal, upah pekerja dan biaya pengangkutan mahal untuk mengirim hasil pertanian ke Padang, Medan dan Jakarta. Demikian pula dengan profesi karyawan di perkebunan gajinya tergolong rendah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR). Kalau digunakan untuk membiayai anak sekolah di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
‘Aliyah dan perguruan tinggi belumlah mencukupi. Artinya belum sebanding antara kemasukan dan pengeluaran keluarga.
Selanjutnya profesi sebagai penarik becak dan tukang bangunan juga tergolong rendah penghasilannya. Sebab, tidak setiap hari mendapat pekerjaan atau sewa penumpang. Karena itu, banyak sekarang mereka beralih menjadi ojek online (ojol) yang tarif sewa disesuaikan dengan kemampuan penumpang.
Profesi Pegawai Negeri Sipil (PNS), TNI/POLRI, termasuk golongan sejahtera karena, kehidupan mereka dijamin oleh negara mulai dari aktif bekerja sampai dengan masa pensiun. Mereka tidak perlu bekerja keras menggunakan tenaga seperti petani, karyawan perkebunan, dan tukang. Cukup dengan bekerja di kantoran dan di lembaga pemerintahan di Kabupaten Pasaman Barat.
4.1.6 Budaya
Masyarakat Pasaman Barat adalah masyarakat berbudaya. Budaya maksudnya adalah ide, hasil cipta, karya, karakter, simbol, bahasa, seni, dan ilmu pengetahuan. Ada beberapa budaya yang dianut oleh masyarakat, yaitu:
a. Berkumpul di kedai Kopi (lopo)
Pada umumnya masyarakat menjadikan kedai kopi sebagai tempat berkumpul, santai, pusat infomasi dalam bidang agama, politik, ekonomi, pendidikan, komunikasi, sosial, dan budaya. Bahkan mereka menjadi pengamat
politik kedai kopi yang jauh lebih pintar dari pengamat sesungguhnya. Ciri ini hampir melekat bagi seluruh masyarakat pencinta kedai kopi.
Pada saat berkumpul, sebagian masyarakat kelihatan ada yang merokok, minum teh manis, minum kopi, gorengan, main catur, main domino, dan menonton televisi sehingga banyak waktu terbuang, malas bekerja dan kurang perduli terhadap keadaan keluarga. Berdasarkan hasil pengamatan para petani sawit dan petani karet setelah selesai bekerja menderes tidaklah langsung pulang ke rumah tetapi terlebih dahulu singgah di kedai kopi untuk minum kopi dan mengobrol sesama teman.
b. Seni
Beberapa bentuk seni yang dipraktekkan oleh masyarakat Pasaman Barat dalam pesta pernikahan yaitu:
a. Seni Pencak Silat atau Beladiri
Seni pencak silat dipelajari sebagai bekal hidup di rantau dan untuk pertahanan diri seandainya terjadi tawuran, pencurian, perampokan, pemerkosaan dan perkelahian antara individu dengan individu dan kelompok dengan kelompok.
Sebab, di tanah rantau tidak semua kondisi kehidupan dipandang aman, rukun dan bersahabat tetapi pada suatu ketika bisa saja terjadi pertengkaran, rasa dendam, iri hati dan ancaman fisik. Karena itu, generasi muda Pasaman Barat harus bisa mengantisipasi segala bentuk kejahatan dengan menguasai seni beladiri.
Selain untuk pertahanan diri, pencak silat juga digunakan untuk menyambut pengantin laki-laki yang akan menikah dengan calon mempelai wanita. Pada saat itu, seolah-olah terjadi pertarungan antara dua jawara yang sedang memperebutkan seorang wanita. Tradisi ini ditemukan hampir di semua
jorong bahkan dibudayakan oleh pemerintah daerah Pasaman Barat dan menjadi seni pertunjukan antar jorong.
b. Marhaban (berzanzi)
Tradisi marhaban hampir ditemukan di seluruh lapisan masyarakat; ibu-ibu pengajian, kaum bapak dan remaja masjid. Dibina oleh kepala jorong dan camat. Dilatih oleh para qari dan qariah yang bagus bacaan Alqur’an, bersuara merdu dan hafal syair-syair marhaban. Dipraktekkan ketika acara peringatan hari-hari besar Islam misalnya Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad saw, Maulid Nabi Muhammad saw, lahiran anak atau aqiqah, dan Nuzul Qur’an. Belakangan juga dipraktekkan pada pesta pernikahan yakni ketika menyambut pengantin laki-laki dan wanita serta para tetamu undangan.
c. Nasyid atau Rebana
Nasyid atau Rebana merupakan instrumen musik Islami yang dimainkan oleh ibu-ibu perwiridan, ibu-ibu majelis taklim Aisiyah dan remaja masjid ketika acara peringatan hari-hari besar Islam seperti Isra’dan Mi’raj Nabi Muhammad saw, Maulid Nabi Muhammad saw, menyambut Tahun Baru Islam, Nuzul Qur’an, peresmian gedung baru dan hari ulang tahun daerah. Selain itu, juga digunakan untuk mengarak pengantin laki-laki menuju rumah tempat tinggal calon mempelai perempuan. Tujuannya agar lebih meriah dan penuh dengan suasana kegembiraan.
d. Memainkan Musik Gordang Sambilan dan Tarian Tortor
Gordang Sambilan merupakan instrumen musik yang dimainkan pada acara pesta pernikahan etnik Mandailing dan hari ulang tahun pemerintah daerah.
Istilah gordang berasal dari bahasa Mandailing yang berarti gendang. Ukurannya
terdiri atas besar dan kecil, jumlahnya sembilan. Cara memainkan cukup sederhana yaitu dipukul dengan rotan atau kayu kecil khusus dan diiringi dengan musik lagu-lagu khas Mandailing. Jenis-jenis irama misalnya ditujukan untuk pihak harajaon (raja), hatobangan (para orang tua), tetamu undangan dan pada kedua mempelai laki-laki dan perempuan.
Pada saat musik dan gendang dipukul diiringi dengan tarian Tortor. Di antara tarian Tortor tersebut (1) Tortor harajaon (raja) khusus untuk para raja panusunan atau raja pamusuk, (2) Tortor Suhut Sihabolonan (Tortor untuk kelompok suhut), (3) Tortor namora sering juga disebut ibu soripada (istri dari raja), wanita bangsawan, (4) Tortor kahanggi (untuk saudara sepupu dan semarga), (5) Tortor anak boru (menantu laki-laki atau perempuan) yang mengambil anak ni mora, (6) Tortor naposo dan nauli bulung artinya pemuda dan pemudi jorong.
Landasan pelaksanaan tarian Tortor yakni akhlak mulia artinya tidak boleh sembarangan manortor tetapi harus memperhatikan prinsip fikih mahram dan bukan mahram. Bahkan jika diperlukan maka meminta izin terlebih dahulu pada ninik mamak (pengetua adat), mamak (tulang), tokoh masyarakat dan agama (Sahrul, 2018). Pandapotan Nasution (2005) menjelaskan dalam buku Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman, bahwa ketatnya pelaksanaan tarian Tortor menunjukkan bahwa adat istiadat Mandailing bersinergi dengan ajaran Islam.
4.2 Profil Informan
4.2.1 Pengurus Perkumpulan Pusat Pembangunan Sumber Daya Manusia Saroha (PPSDM Saroha)
Informan 1
Nama / inisial : Syl
Usia : 54 Tahun
Suku : Mandailing
Pendidikan : Strata Tiga (S3) Pekerjaan : PNS (dosen)
Alamat : Jalan Karya Bakti Nomor 40 Kota Medan
Syl lahir di Jorong Simaninggir 1 Mei 1967, Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, sekarang berusia 54 tahun. Pendidikan Sekolah Dasar di jorong Tombang Padang, tamat tahun 1980, pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), di Silaping, tamat 1983 dan pendidikan Madrasah ‘Aliyah Muallimin Muhammadiyah Silaping tamat tahun 1986. Usai menyelesaikan pendidikan Madarasah ‘Aliyah, melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) ke Fakultas Dakwah, IAIN Sumatera Utara, jurusan Penerangan dan Penyiaran Islam (PPAI), tamat tahun 1991. Pada tahun 1997, melanjutkan pendidikan Strata Dua (S2) di IAIN Sumatera Utara, jurusan Pemikiran Islam, tamat tahun 1999. Pada tahun 2007, melanjutkan pendidikan Strata Tiga (S3) di UIN Sumatera Utara jurusan Agama dan Filsafat Islam, tamat tahun 2010. Adalah alumni terbaik dengan prediket Sangat Terpuji. Aktivitas sosial sehari-hari yaitu sebagai seorang muballigh terkenal di Sumatera Utara dan pengurus Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara periode 2015-2021 dan ketua Infokom MUI Sumatera Utara
periode 2020-2025. Sebagai seorang dosen banyak karya-karya yang dihasilkan oleh beliau, di antaranya: (1). Sosiologi Islam, Medan: IAIN Press, 2011.(2).
Filsafat Dakwah Tinjauan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi, Medan: IAIN Press, 2014. (3). Agama dan Masalah Masalah Sosial, Bandung: Perdana Publishing, 2016. (4). Pola Akulturasi Budaya Etnik Mandailing dan Minangkabau, Bandung: Perdana Publishing, 2018. (5). Ilmu Sosial Profetik Kuntowijoyo, Bandung: Perdana Publishing, 2020. Disela-sela kesibukannya, peneliti melakukan wawancara di rumahnya berkaitan dengan sejarah berdirinya perkumpulan Pusat Pembangunan Sumber Daya Manusia, misi budaya rantau etnik Mandailing di kota Medan dan jenis-jenis solidaritas sosial masyarakat perantau Pasaman Barat di kota Medan. Menurutnya bahwa jenis-jenis solidaritas sosial tersebut mencakup bidang agama dan sosial.
Informan 2
Nama / inisial : Anl
Usia : 45 Tahun
Suku : Mandailing
Pendidikan : Strata Satu (S1) Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jalan Perbatasan desa Bandar Setia Percut Sei Tuan
Anl lahir di Padang Silojongan tahun 1976, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal. Kini berusia 45 tahun. Alumni Madrasah ‘Aliyah Muallimin Muhammadiyah Silaping, dan Alumni Sekolah Tinggi Al-Hikmah Medan, profesi pedagang. Jabatan sekarang adalah sekretaris Pusat Pembangunan Sumber Daya Manusia Saroha periode 2019-2024. Disela-sela kesibukannya
sebagai pedagang penulis melakukan wawancara di rumah dan toko, Jalan Denai kota Medan. Menurutnya bahwa perkumpulan sosial PPSDM Saroha adalah
sebagai pedagang penulis melakukan wawancara di rumah dan toko, Jalan Denai kota Medan. Menurutnya bahwa perkumpulan sosial PPSDM Saroha adalah