• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN RESPONSIF AS TERHADAP IRAK PASCA-TRAGEDI 9/11

C. Invasi AS ke Irak

Penyelidikan senjata pemusnah massal oleh Tim Inspeksi PBB sejak tahun 2002 ternyata belum menemukan data yang valid dari indikasi yang disebutkan AS. Namun hal ini tidak menyurutkan ambisi AS untuk menginvasi Irak, hingga

42“Partai Demokrat: Bush Bohong”, Laporan dari New York pada 11 Juli 2003, diakses pada 20 April 2011 pkl. 20:19, dari http://www.gatra.com.

tepat pada 20 Maret 2003 invasi itu benar-benar terlaksana. Tim inspeksi yang pernah menemukan senjata rudal Al-Samoud pada 19 Februari 2003 di Irak ternyata dijadikan bukti oleh AS meskipun pada kasus sebenarnya rudal tersebut tidak berisi amunisi apapun.43

Ribuan tentara infantri AS yang siap menyerang kawasan teluk telah dikirim ke Irak sebagai pasukan khusus yang disiapkan untuk di kawasan gurun pasir.44 Selain itu, sejak Perang Teluk 1991 untuk pertama kalinya AS mengerahkan seluruh kekuatan militer secara lengkap yang diperkuat dengan pasukan gabungan negara-negara sekutu.

Dapat diprediksi militer Irak kalah jauh lebih cepat karena bila dibandingkan antara dua kekuatan masing-masing negara memang tidak imbang. AS yang sangat kuat dengan senjata-senjatanya akan mudah memukul pasukan Irak yang jelas persenjataannya sangat minim.45 Hal ini tentu dapat dilihat dari indikasi lemahnya perekonomian Irak pasca-diberlakukannya embargo sejak tahun 1991 sehingga tidak menutup kemungkinan berimplikasi pada melemahnya militer Irak.46 Pascaembargo tahun 1991, 78% tanah pertanian Irak tidak layak untuk pertanian. Kurang dari 0,4% hutan yang dapat dieksplorasi karena terbatasnya bahan pakan ternak, pupuk dan pangan. Produksi minyak Irak jatuh sebanyak 35% dari angka normal pada tahun 1992. Pada tahun 1993 Irak harus membayar ganti rugi kepada Kuwait hingga mengakibatkan inflasi setinggi 1000% dan menyebabkan warga Irak menjadi pengangguran sebanyak 50%.

43“Tim PBB Segel Rudal Al-Samoud 2Irak” diakses pada 20 April 2011 pkl 16: 09, dari http://www.gatra.com.

44“U.S. has 100.000 troops in Kuwait”, diakses pada 19 April 2011 pkl 02:14, dari http:// cnn.com/ articles/2003-02-18/world/

45Sahal, “Perang Irak dan Dunia Hobbesian Amerika Serikat”, Harian Tempo edisi 30

Maret 2003.

46Jonathan E. Sanford, “Irak: Past, Present, Future”, Report for Congress, 03 Juni 2003, diakses pada 20 April 2011 pk. 20:00, http://www.au.af.mil/au/awc/awcgate/crs/rl31944.pdf.

Sejak tahun 1994-1998 pendapatan perkapita Irak yang bertumpu pada eksplorasi minyaknya hanya mencapai rata-rata US$680.000.000, berbeda jauh dibanding tahun 1987 yang mencapai US$23.600.000.000. Hal ini memicu kemerosotan ekonomi yang sangat jauh.

Pada perang tahun 2003, Irak hanya memiliki sejumlah 2600 tank buatan tahun 1992-1998 berjumlah.47 Tank tersebut adalah tank buatan Cina dan Uni Soviet berjenis T-53, T59 dan T-69 serta hampir seluruh tank dalam kondisi yang tidak terawat. Kondisi ini diperparah dengan buruknya angkatan udara Irak yang tidak dapat mengoperasikan pesawat tempurnya karena kekurangan suku cadang.

Irak diketahui hanya memiliki kurang dari tiga ratus pesawat dan beberapa pesawat baru dengan pilot yang belum terlatih. Sebanyak 17.000 personel angkatan udara Irak dapat menggunakan senjata dari darat dengan menggunakan rudal yang tersisa hanya sebanyak 850 buah dan tiga ribu senjata anti pesawat.48 Hal ini tentu sangat berbeda dengan kekuatan militer AS yang jauh lebih kuat. AS yang disebut sebagai negara adidaya memang tidak menganggap remeh Irak bila benar negara tersebut memiliki senjata pemusnah massal.

Namun bila dihitung secara matematis, AS yang diperkuat dengan negara koalisi serta dilengkapi dengan senjata canggih maka AS berada dalam posisi yang sudah menang. Lihat bagan di bawah ini!

Bagan C.1.

Perbandingan Persenjataan AS-Koalisi dan Irak Tahun 2003

AS-KOALISI IRAK

Amunisi

JDAM air-to-surface precision bomb Sterla-3 surface-to-air missile

47 “An Overview on Sale China's Arms” Stockholm International Peace Research Institute, SIPRI Yearbook (1983 to 1997), diakses pada 05 Mei 2011 pkl. 05:11 , dari http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/monograph_reports/MR1119/MR1119.appa.pdf.

JSOW air-to-surface precision bomb Sterla-2M surface-to-air missile GBU laser-guided bomb Sterla-1 surface-to-air missile GBU-28/27 “bunker-buster” bomb Roland surface-to-air missile

“Daisy cutter” 15.000-pound bomb Anti-tank missile MK82 500-pound bomb FAW 200 cruise missile MK84 2.000-pound bomb Scud-B ballistic missile Thermobaric weapon Al Hussein ballistic missile Tomahawk/AGM-86 cruise missile Al Samoud ballistic missile Have Nap missile Scud missile launcher Maverick air-to-surface missile

HARM anti-radar missile AIM-120 air–to-air missile Hellfire air-to-surface missile TOW anti-armor missile Stinger anti-aircraft missile

Massive Ordnance Air Blast bomb (MOAB)

Pesawat

Bombers Mirage F1 fighter Cargo MIG-29 fighter Fighter/attack SU-25 plane

Helicopters MIG short-range fighter Refuelling An-26 basic transport aircraft Special operation An-12 cargo plane

Surveillance Helicopters Unmanned Aerial Vehicles

Canberra PR Harrier GR7 Jaguar GR1 Nimrod R1 Tornado GR1 Tornado GR4 Tornado F3 Puma Helicopter VC 10 CIK Lynx helicopter Merlin helicopter

Amphibious transport/dock ship Landing craft, air cushioned

Kapal Laut

USS Abraham Lincoln Zhuk patrol ship USS Constellation

USS Kitty Hawk USS Harry Truman USS Theodore Roosevelt Carrier battle group ship Guided-missile launcher Guided-missile destroyer Attack submarine Guided missile frigate Amphibious assault ship Oiler

Fast combat support ship Amphibious transport/dock ship Landing craft, air cushioned

M1A1 Abrams battle tank T-72 battle tank M2A3 Bradley fighting vehicle T-62 battle tank

M6 Bradley linebacker PT-75 amphibious light Humvee BMP armored vehicles M109A6 Paladin howitzer AML-60 armored vehicles M270 multiple launch rocket EE-9 armored vehicles Patriot missile systeavenger Humveem ERC 90 armored vehicles Light Armored Vehicle Panhard M3 armored vehicles M88A2 Hercules Recovery BRDM-1 armored vehicles US Infantry weapons BRDM-2 armored vehicles Challenger II battle tank PSZH-IV armored vehicles Warrior combat vehicles BTR-152 armored vehicles Saxon armoured personnel carrier EE11 armored vehicles Saber reconnaissance vehicle OT-64 armored vehicles Land rover light truck M-60P armored vehicles SA-80 rifle Walid armored vehicles AS 90 Braveheart howitzer Multiple-rocket launcher

ZSU-23-4-anti aircraft gun Iraqi infantry weapon

Pasukan

AS: 130.000 tentara Tentara Reguler: 350.000 orang Tentara Inggris: 28.000 tentara Tentara Rakyat: 150.000 orang Tentara Australia: 2.000 tentara Garda Republik: 80.000 orang Tentara Polandia: 200 tentara Fedayeen Saddam: 40.000 orang

Garda Republik Khusus: 25.000 orang Dinas Keamanan Khusus: 22.000 orang

Sumber: Coalition: US Defense Dept., British Ministry of Defense,

Periscope, Jane‟s Information Group, Australian Defense Ministry.

Sejak 5 Maret 2003, seluruh pasukan AS dan Inggris yang dipasang sebagai pion perang sudah berdatangan sedikitnya 158.000 prajurit, yang terdiri dari 130.000 dari AS dan 28.000 dari Inggris, semuanya berkumpul di Kuwait.49 Pasukan AS yang berjumlah sedemikian banyak dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-masingnya berbeda posisi dan tugasnya. Pada pasukan Marinir sebanyak 15.000, Divisi Infrantri III berjumlah 17.000, dan Pasukan Elit Udara sejumlah 15.000 personel.

Pemerintah Kuwait yang khawatir akan dampak buruk dari peperangan yang akan terjadi pada saat itu, mengupayakan dengan antisipasi kebijakannya.50 Pemerintah Kuwait menutup wilayah Kuwait Utara dan Laut Kuwait yang secara

49“Pasukan AS Mewarnai Kuwait”, Harian Kompas, edisi 18 Maret 2003.

50

langsung berbatasan dengan Irak untuk kegiatan sipil negaranya. Selain itu pemerintah Kuwait memasang empat ribu tentara dalam negeri guna menjaga hal-hal yang tidak diinginkan dengan syarat tembak di tempat bagi siapapun yang dianggap mencurigakan. Para tentara tersebut juga bertugas menjaga beberapa tempat vital seperti pembangkit listrik dan ladang minyak milik Kuwait.

Pada hari pertama serangan AS ke Irak pada 20 Maret 2003, lebih dari 300.000 tentara dikerahkan dari kedua pihak. Peperangan dimulai dengan diluncurkannya bom-bom dari pesawat B-1, B-2, B-5, serta pesawat tempur F-117 di kota Basra Irak selatan.51 Selain itu, kapal-kapal induk dari Laut Merah dan Teluk Persia membantu meluncurkan bom-bom berpresisi tinggi serta 24 rudal ke arah daerah pertahanan Irak.

Perang yang tidak seimbang tersebut akhirnya hanya berlangsung selama 22 hari. Pasukan koalisi pimpinan AS, akhirnya mampu menaklukkan Irak secara total dengan dikuasainya kota Baghdad tanpa perlawanan yang berarti. Jatuhnya ibukota Irak ke tangan tentara koalisi tersebut menyusul jatuhnya kota-kota strategis Irak: Umm Qasr, Basrah, Kirkuk, Mosul, dan Tikrit yang menyebabkan kehancuran yang parah.52 Selain itu, jatuhnya pemerintahan Saddam Hussein disimbolkan dengan perobohan patung pemimpin Irak tersebut di pusat kota Baghdad pada Rabu, 9 April 2003.53

51 Ibid.

52

Warga Timur Tengah memprotes terhadap AS dan Inggris serta pasukan koalisi yang

menyebabkan kehancuran di beberapa kota besar di Irak. Lihat dalam “Media fury at Iraq anarchy”

diakses pada 16 April 2011 pkl. 11:25 , http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/2941897.stm.

53“Iraqis, MarinesPull Down Saddam Statue” , diakses pada 29 April 2011 pkl. 06:40,

Pada tanggal 1 Mei 2003, Presiden AS George W. Bush mendeklarasikan kemenangan pasukan koalisi pimpinan AS atas Irak.54 Dalam deklarasi kemenangan tersebut, Bush berkampanye bahwa rakyat Irak telah bebas dari ketiranian Saddam Hussein yang kejam. Menurut Bush, tanggung jawab AS terhadap Irak kemudian adalah ikut serta dalam pemulihan stabilitas Irak pasca-perang dengan membentuk pemerintahan Irak yang demokratis dan merekonstruksi Irak yang hancur total akibat perang tersebut.

Namun usaha AS dalam membangun kembali Irak yang telah hancur memperoleh tantangan dari rakyat Irak. Sebagian besar dari rakyat Irak tidak menyukai campur tangan asing terhadap urusan dalam negerinya. Pertentangan tersebut akhirnya menimbulkan konflik baru antara rakyat Irak dengan tentara koalisi hingga saat itu, yang mengakibatkan tentara AS dan Inggris merasa tidak nyaman berada di Irak.55 Hal ini terindikasi dari terciumnya tujuan AS dan Inggris yang ingin memanfaatkan kehancuran Irak pasca-penyerangan sejak 20 Maret 2003 hingga 1 Mei 2003.56 Indikasi ini dapat dilihat dari pemanfaatan sumber minyak serta kompleks perkantoran Kementerian Perminyakan dan Kementerian Dalam Negeri yang tidak dihancurkan dalam serangan bom di hari-hari pertama serangan udara pasukan AS.

Selain itu, tanggung jawab AS untuk merekonstruksi serta memulihkan stabilitas politik dan keamanan di Irak masih akan mendapat perlawanan dari

54 “Bush Declares Victory in Iraq”, diakses pada 09 Mei 2011 pkl. 21:40, dari

http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/2989459.stm

55

Agustina, “Studi Atas Dukungan Inggris”, h. 71.

56 “The World After the War in Iraq”, diakses pada 25 Maret 2011 pkl. 10:31, dari

rakyat Irak.57 Hal ini disebabkan tumbuhnya gerakan-gerakan anti imperialisme baru yang menolak menetapnya AS di Irak.

Berbagai serangan sporadis gerilyawan Irak telah menewaskan tentara AS dalam jumlah yang cukup banyak. Bahkan melebihi total tentara AS yang tewas selama invasi yang dimulai sejak tanggal 20 Maret 2003. Selama invasi, Iraq Body Count (IBC) melaporkan bahwa tentara AS yang tewas berjumlah 131 orang (dari berbagai divisi), namun sejak deklarasi 1 Mei 2003 hingga awal Juli 2003, sudah 1.033 warga sipil yang tewas dan 141 tentara AS dan koalisi.58 Bahkan hingga April 2004, jumlah tersebut bertambah hingga mencapai lebih dari 10.000 korban sipil dan lebih dari 700 orang tentara AS dan sekutu yang tewas.59

Invasi AS yang tengah berlangsung hingga akhirnya Bush menyatakan kemenangan pasca-dirobohkannya patung Saddam Hussein semakin membuat daftar panjang perjuangan AS untuk menumpas terorisme seperti yang telah dituduhkan terhadap Irak. Hal ini menambah waktu AS untuk tetap berada di Irak karena invasi tersebut tidak hanya untuk menumbangkan kekuasaan Saddam Hussein namun AS juga berniat untuk merekonstruksi Irak pasca-perang seperti yang telah dijanjikannya. Dalam memperpanjang waktu menetapnya AS di Irak, maka dibutuhkan usaha yang lebih untuk membuktikan bahwa adanya invasi AS di Irak memang harus terus terjadi dan terus dilakukan.

57 George Gruenthal, “on the Iraqi Patriotic Alliance” diakses pada 19 April 2011 pkl.

00:14, dari http://www.revolutionarydemocracy.org.

58

Iraq Body Count (IBC) merupakan organisasi yang berbasis di Inggris, didirikan oleh relawan untuk melacak kematian di Irak. Data-data diambil dari laporan media yang kemudian diperiksa silang, rumah sakit, kamar mayat, LSM dan angka resmi dari pemerintah bahkan

menginvestigasi langsung korban perang. Lihat dalam “Iraq Body Count project”, diakses pada 18

Mei 2011 pkl. 14:30 , dari http://www.iraqbodycount.org. Lihat juga “Chilcot Inquiry Accused of Fixating on West and Ignoring Real Victims” http://www.guardian.co.uk.

59 Ibid.

BAB IV

UPAYA FOX NEWS CHANNEL DAN PEMERINTAH AMERIKA

SERIKAT DALAM MEMBANGUN OPINI PUBLIK