• Tidak ada hasil yang ditemukan

Investasi Secara Umum

Dalam dokumen PRUfast Start Hand Book (Halaman 38-41)

Jika Anda ingin melakukan investasi, apakah harapan Anda?

Pengertian investasi secara umum adalah: “Suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu jenis aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan/atau peningkatan nilai investasi”.

Tidak ada seorang pun yang ingin menanamkan dananya untuk investasi kemudian merugi. Ada 2 bentuk investasi:

1. Investasi pada Aktiva Riil; yaitu investasi dalam bentuk yang dapat dilihat secara fisik, seperti emas, intan, perak, real estate/rumah, tanah, ruko, logam mulia, dan lain-lain. 2. Investasi pada Aktiva Finansial; yaitu investasi dalam bentuk yang biasanya

diwakilkan dalam surat-surat berharga, seperti surat berharga, deposito, dan lain-lain. Ada 2 cara dalam berinvestasi pada Aktiva Finansial:

1. Investasi Secara Langsung

Artinya: dengan memiliki surat berharga tersebut maka pemilik surat berharga

tersebut dapat menentukan jalannya kebijaksanaan yang juga berpengaruh pada investasi surat berharga yang dimilikinya. Contoh: Saham.

2. Investasi Secara Tidak Langsung

Artinya: pengelolaan surat berharga tersebut diwakilkan oleh suatu badan atau

lembaga yang mengolah investasi para pemegang surat berharganya untuk sedapat mungkin menghasilkan keuntungan yang memuaskan para pemegang surat berharganya. Contoh: Reksadana.

A. Lima Pertimbangan dalam Berinvestasi

PRUsales academy

Sebelum melakukan investasi, ada 5 pertimbangan yang harus kita ketahui, yaitu:

1. Tujuan Investasi

Tujuan investasi yang utama adalah bahwa setiap orang mengharapkan sesuatu yang lebih layak di masa depan dari investasi yang dilakukannya, dengan kata lain mengharapkan keuntungan dari investasinya. Tujuan investasi yang kedua adalah untuk mengurangi tekanan inflasi.

Dalam jangka waktu tertentu terjadi inflasi terhadap ekonomi, jika kita tidak menginvestasikan uang/dana kita, maka nilai uang kita akan semakin kecil atau di masa depan tidak akan mendapatkan barang sebanyak yang bisa didapatkan dahulu atau saat ini. Oleh karena itu dalam melakukan investasi setiap orang berharap dan menginginkan hasil yang lebih baik dari inflasi yang tengah berjalan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada 2 tujuan utama dalam berinvestasi, yaitu: A. Mendapatkan keuntungan di masa depan

B. Mengantisipasi tekanan inflasi

Contoh:

Jika suku bunga bank adalah 5% per tahun dan angka inflasi 8.5%, maka secara jumlah, uang kita akan bertambah karena suku bunga, tetapi secara nilai atau daya beli uang, maka uang kita mengalami penurunan yang secara kasar adalah sekitar 3.5%. Oleh karena itu untuk mengantisipasinya kita harus melakukan investasi dengan tingkat suku bunga lebih dari 8.5% atau minimal sama dengan tingkat inflasi.

2. Jangka Waktu Investasi

Jika berbicara jangka waktu investasi, maka hanya ada 3 yaitu panjang dan pendek. Jangka waktu investasi erat sekali hubungannya dengan tujuan investasi. Jika kita

ingin mempersiapkan investasi untuk membeli mobil tahun depan, maka kita bisa berinvestasi pada instrumen investasi jangka pendek. Sedangkan jika ingin mempersiapkan pensiun maka kita dapat melakukan investasi pada instrumen investasi jangka panjang.

Jangka waktu investasi juga berhubungan erat sekali dengan risiko investasi. Jika

kita ingin berinvestasi pada deposito (instrumen investasi jangka pendek), maka kita akan mendapatkan hasil yang pasti pada saat jatuh tempo dengan resiko yang relatif kecil, dan mendapatkan keuntungan yang juga kecil. Sedangkan jika kita ingin berinvestasi di saham (instrumen investasi jangka panjang) maka keuntungan atau kerugian bisa terjadi jika hanya melihat pada jangka waktu investasi yang relatif

PRUsales academy

pendek. Sedangkan jika kita lakukan dalam jangka waktu investasi yang relatif panjang, maka hal ini dapat menekan fluktuasi yang muncul pada jangka pendek.

Berinvestasi dalam jangka pendek bisa menggunakan instrumen investasi seperti: Deposito atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI) karena kedua instrumen investasi ini dapat memberikan kepastian hasil investasi dalam jangka waktu yang relatif pendek (kurang dari 3 tahun) dengan hasil berupa bunga.

Sebaliknya jika mengharapkan hasil investasi yang lebih besar, maka bisa menggunakan instrumen investasi jangka panjang seperti: Saham atau Obligasi.

3. Risiko

“Apakah kita mengetahui besok Dollar akan naik atau turun, minggu depan Dollar akan naik atau turun, bulan depan Dollar akan naik atau turun?”

Artinya kita tidak mengetahui apakah kita akan untung atau rugi pada saat melakukan investasi. Kadang bisa rugi kadang bisa untung. Ini yang dimaksud dengan hubungan risiko dengan pendapatan tidak tetap, atau tidak dapat ditetapkan apakah akan memperoleh keuntungan atau akan merugi.

Jika ingin mendapatkan keuntungan yang besar harus siap dengan risiko yang besar pula, dan jika hanya ingin risiko yang kecil maka keuntungannya juga akan kecil. Konsep ini lebih dikenal dengan istilah high risk, high return dan low risk, low

return. 4. Likuiditas

Likuiditas artinya kemudahan untuk diubah menjadi tunai atau juga mudah diuangkan. Likuiditas harus disesuaikan dengan tujuan investasi. Jika tujuan investasi

adalah mempersiapkan pensiun, maka tidak perlu melakukan investasi yang terlalu likuid. Sedangkan jika kita memerlukannya untuk bulan depan atau tahun depan, maka dapat kita lakukan investasi jangka pendek yang relatif lebih likuid.

Aktiva finansial adalah aktiva yang lebih likuid dibandingkan dengan aktiva riil. Contoh: Sertifikat Deposito lebih mudah diuangkan dibandingkan dengan investasi

properti. Mengapa demikian? Karena nilai aktiva finansial lebih mudah diukur sesuai dengan nilai yang tertera pada portofolio/surat berharga tersebut. Sedangkan nilai pada aktiva riil akan lebih sulit diukur karena orang akan menilai/melakukan penawaran terhadap aktiva riil yang dijual sehingga akan terjadi tawar menawar untuk menentukan nilai atau harga yang pantas.

5. Pajak

Kebijakan dalam melakukan investasi diatur oleh pemerintah termasuk dalam hal pajak. Hasil investasi akan dikenakan pajak bukan pada pokoknya melainkan pada hasil investasinya. Besar pajak yang dikenakan pada investasi di indonesia adalah berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku.

PRUsales academy

Melakukan perhitungan/melihat besar kecilnya pajak sebelum melakukan investasi adalah hal yang bijaksana. Artinya, seorang investor sebaiknya memikirkan terlebih dahulu berapa besar keuntungan yang bisa didapat dari hasil investasinya dibandingkan dengan pajak yang akan dikenakan pada hasil investasinya tersebut. Perhitungan ini akan membantu para investor untuk dapat mengalokasikan dengan tepat instrumen investasi dan pilihan waktu investasi yang akan diambil sehingga ia dapat menentukan hasil investasi bersih setelah pajak.

B. Jenis-Jenis Investasi pada Aktiva Finansial

Pasar investasi secara garis besar dikatagorikan menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Investasi di Pasar Uang

2. Investasi di Pasar Modal

Kedua jenis instrumen investasi tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Kesesuaian satu instrumen dibandingkan dengan instrumen yang lain kembali disesuaikan dengan 5 pertimbangan dasar dalam berinvestasi yang sudah dibahas sebelumnya.

Dalam dokumen PRUfast Start Hand Book (Halaman 38-41)