• Tidak ada hasil yang ditemukan

Yang pertama adalah proses atau tahapan penambangan. Yang kedua adalah alat-alat berat yang digunakan di industri pertambangan. Ketiga, fungsi peralatan dari alat-alat berat di pertambangan. Keempat adalah beberapa isu dan pelaku dari pemakaian alat-alat berat industri pertambangan.

Yang pertama, kalau kita lihat adapun tahapan penambangan itu terdiri dari persiapan lahan, pemindahan topsoil, kemudian pengupasan tanah penutup, penggalian barang tambang, pengangkutan barang tambang, pengolahan barang tambang, penjualan barang tambang, dan terakhir adalah pengelolaan lingkungan.

 Ada dua tambang di Indonesia, yang pertama namanya tambang terbuka atau open-pit. Yang kedua adalah tambang bawah tanah. Semua proses yang dilakukan mengikuti tahapan yang saya sampaikan tadi sampai kepada penjualan maupun pemeliharaan lingkungan, di mana kalau kita lihat gambar di atas ada pemindahan daripada tanah pucuk. Kemudian, pemindahan topsoil, pemindahan, kemudian sampai kepada penggalian yang hitam itu kebetulan contohnya di sini batubara. Dan semuanya kita lihat ada pemakaian alat-alat berat, sampai kepada tongkang yang akan siap mengangkut kepada kapal yang sudah siap di laut.

 Tambang bawah tanah, sama prosesnya, hanya pekerjaan-pekerjaan yang ada di bawah tanah ini dilakukan di bawah permukaan, tidak berhubungan langsung dengan udara dan dilakukan proses yang sama sampai kepada penjualan dan pemeliharaan lingkungan. Bagian kedua adalah peralatan yang digunakan pada setiap tahap penambangan. Jadi, kalau kita lihat di sini ada tahapan tadi dan setiap tahapan yang gambar di atas ini menggunakan alat-alat yang kita definisikan sebagai alat berat. Sebagai contoh untuk clearing ini ada Dozer, ada Jigsaw, ada Backhoe, ada Topsoil Removal, ada Backhoe, Dump Truck, Dozer, Overburden Removal, ada Shovel, Backhoe, Dump Truck, Dozer, malah ada yang namanya Bucket Wheel Excavator seperti yang digunakan di Bukit Asam, di mana alat ini sama sekali hanya diam di tempat, hanya bagian lain yang menggali yang bergerak. Kemudian ada Direct Line, ada peledakkan, ada lain-lainnya.

Kemudian pemerolehan mineral maupun ada batubara, misalnya ada Backhoe, Shovel, Dump Truck, ada Continuous Miner. Pengangkutan ada Dump Truck, kalau kita lihat di darat untuk pengangkutan hanya truk saja.

Tetetapi, di tambang ini selain Dump Truck, ada Belt Compeyer, ada Kereta Api, ada Kapal, dan lain-lain. Kemudian, ada pemeliharaan jalan, Grader, Water Truck, Compactor, Backhoe, Dozer, dan terakhir adalah rehabilitasi, ada Backhoe, Dump Truck, dan Dozer.

 Yang ketiga adalah fungsi peralatan. Fungsi utama dari peralatan tambang, seperti yang kita lihat tahapannya, ujung-ujungnya adalah produksi bahan tambang. Nah, untuk memproduksi ini sebagai fungsi utama dia, maka terdapat macam-macam alat yang sudah disampaikan secara umum tadi.

Tetapi ini, ini adalah betul-betul alat yang digunakan di pertambangan.

Excavator itu paling banyak digunakan, fungsinya adalah menggali dan memuat, gitu.

Untuk menggali dan memuat ini ada Power Shovel, misalnya ada Backhoe.

Kedua peralatan ini paling sering dijumpai baik di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Yang di mana tambang-tambang kita terkonsentrasi di pulau-pulau tersebut.

Shovel, cara kerjanya bisa di bawah, bisa di atas, tidak bergerak banyak, tetetapi hanya di daerah yang akan digali dan dimuat. cara-cara pemuatannya, di mana kendaraan-kendaraan umum di jalan tidak mempunyai cara-cara seperti ini. Kendaraan umum di jalan, itu hanya berfungsi untuk mengangkut orang atau barang saja, tetetapi ini mempunyai teknik-teknik tertentu yang membedakan dia dengan kendaraan yang ada di jalan raya.

 Bekhu dengan segala macam teknik yang dilakukan, yang tidak pernah terdapat pada kendaraan umum di jalan, Kemudian, alat angkut seperti contoh Dump Truck, dia tidak bisa bekerja sendiri seperti yang kita lihat kalau kita naik angkot atau naik bus, dia cuma bekerja sendiri, dia harus dibantu oleh alat muat yang memuat barang produksi ke dalam alat angkut tersebut.

Dozer ini pun dibedakan dengan kendaraan umum bahwa dia bisa mengganti-ganti bagian yang di depannya, yang berfungsi sebagai alat pemotong dan alat penggali. Inilah menjadi ciri khusus dari Dozer, dimana dia beroperasi di tambang.

 Berbeda dengan kendaraan umum di darat itu yang dipakai kita sehari-hari itu, dia bekerja sama satu sama lain dan menghasilkan sesuatu barang produksi. Dan ini adalah bagaimana contohnya bagaimana memperoleh batubara bahwa kalau setelah digali, dimuat ke dalam Dump Truck, dan yang paling sebelah kanan adalah contoh di Bukit Asam, dimana alatnya tidak bergerak, tetetapi yang bergerak itu adalah alat pemotong dan pemuat

yang seperti roda. Dan di dalam bawah tanah pun seperti itu. Dilakukan dengan alat-alat mekanis yang bergerak hanya mengikuti perubahan daripada face daripada tambang dimuatkan ke dalam Bed Conveyor, baru kemudian diangkut ke luar.

 Ada beberapa isu yang sebenarnya di sini siapa saja yang melakukan pekerjaan-pekerjaan di tambang. Jadi pada umumnya yang merupakan pelaku dari pertambangan ini adalah semua perusahaan di sektor pertambangan dan jasa pertambangan, baik yang tergabung dalam Indonesian Mining Association, Asosiasi Pengusaha Batubara, maupun Asosiasi Kontraktor, yaitu ASPINDO, maupun yang tidak tergabung dalam asosiasi ini. Khusus untuk anggota ASPINDO, nama perusahaan yang tercantum di dalam buku Mining Service 2011, secara kasar kurang lebih ada sekitar 300 perusahaan. Namun secara keseluruhan, jumlah perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan maupun jasa pertambangan di Indonesia terutama yang menggunakan alat berat sebagai alat produksinya diperkirakan sekitar 10.000 perusahaan. Termasuk Kontrak Karya, PKP2B, maupun perusahaan-perusahaan kontraktor.

Yang kedua, mengenai peran kontraktor alat-alat berat dalam pertambangan. Peran perusahaan kontraktor pada praktiknya tidak hanya menunjang kelancaran kegiatan produksi penambangan, tetetapi sekaligus sebagai penggerak dan penentu kegiatan produksi dengan tetap memperhatikan ketentuan dan peraturan yang berlaku di bidang pertambangan, mineral, dan batubara.

Yang ketiga, pemakaian alat berat di industri pertambangan. Pertama, persyaratan untuk menambang adalah penerapan dari namanya good mining practice yang memperhatikan penerapan teknologi yang tepat, efisien, dan efektif, memerhatikan lingkungan dan masyarakat sekitar, serta memerhatikan kesehatan dan keselamatan kerja selama operasi dan pascatambang. Oleh karena itu, pemakaian alat-alat berat juga harus di daerah pertambangan yang sudah mendapatkan izin dan memenuhi syarat-syarat tersebut.

 Fungsi alat berat di industri pertambangan adalah sebagai alat produksi, bukan untuk mengangkut orang atau barang yang nonproduksi. Nah, fungsi

tersebut diuraikan sebagai fungsi gali, fungsi pemindah, fungsi pengangkut, fungsi pemadatan, dan fungsi pemecahbatuan.

 Alat-alat berat yang digunakan pada pertambangan ada yang bergerak dan ada yang tidak bergerak, ada yang mempunyai roda dan ada yang tidak mempunyai roda, ada yang memakai rantai besi, ada yang tidak memakai rantai besi. Yang tidak bergerak, dipindahkan apabila front kerja berpindah, contohnya adalah Bucket Wheel Excavator yang digunakan di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Kemudian ban berjalan, ban berjalan ini misalnya Belt Conveyor serta Crusher yang digunakan di banyak perusahaan-perusahaan, terutama di Kalimantan dan Sumatera.

 Alat berat yang digunakan di perusahaan pertambangan bisa merupakan alat sendiri (kepunyaan sendiri), bisa merupakan alat yang disewa, atau bisa merupakan yang disewa dari kontraktor selama periode tertentu, bisa jam-jaman, bisa harian, bisa mingguan, bulanan, maupun tahunan.

 Alat berat umumnya berumur sekitar lima tahun, yang bila habis masa pakainya bisa diganti dengan alat baru atau bisa hanya mesinnya yang diganti. Nah, ini yang membedakan dengan kendaraan lain, dimana mesinnya tidak boleh diganti dengan nomor lain karena setiap perpanjangan STNK harus dengan nomor yang sama.

 Alat-alat berat dari kontraktor umumnya tidak dipakai terus-menerus.

Pemakaiannya tergantung pada masa kontrak dengan perusahaan tambang. Perusahaan tambang bisa memakai atau mengganti-ganti kontraktor, dan bisa dari kontraktor daerah maupun kontraktor nasional.

 Alat-alat berat yang digunakan pada daerah perusahaan pertambangan beroperasi pada jalan tambang yang dibuat sendiri oleh perusahaan tambang. Ada pengecualian, apabila pengangkutan bahan tambang diangkut ke pelabuhan yang menggunakan jalan publik dengan persyaratan yang sangat ketat karena alat-alat tambang ini adalah sangat berat.

 Poin berikutnya adalah kebijakan penerapan pajak alat berat di sektor pertambangan suatu daerah dengan daerah lainnya. Dalam isu kebijakan penerapan pajak alat berat di sektor pertambangan, pada satu daerah dengan daerah lainnya, selain berdasarkan Undang-Undang yang bersifat nasional, juga ada kebijakan di daerah. Hal ini terjadi sejak tahun 2002 sampai sekarang, dimana terkesan ada beberapa provinsi, contohnya

Kaltim menerapkan secara tegas, namun hanya pada sektor tertentu saja, khususnya terhadap sektor pertambangan, jasa pertambangan, dan kehutanan.

 Sedangkan kenyataan, alat berat digunakan secara multisektor, antara lain;

pertanian, manufaktur, infrastruktur, perkebunan, properti, construction, perhubungan, pertahanan, dan sebagainya.

 Yang terakhir, Pajak apa saja yang dikenakan pada kontraktor-kontraktor alat berat? Sama seperti penerapan pajak pada jenis-jenis usaha yang lain, terkecuali adanya jenis pajak ini, yaitu pajak kendaraan bermotor atas alat berat, yang merupakan pajak ganda terhadap objek yang sama. Alat berat sebagai alat produksi sudah dikenakan pajak pada saat pembeliannya.

 Berikut merupakan pajak-pajak terhutang terhadap perusahaan jasa pertambangan:

1. PPh Badan (Pajak Penghasilan Badan) dengan tarif 25% dari laba bersih yang tarif efektifnya bisa lebih besar kerana perbedaan perlakuan biaya secara fiskal, yang efeknya menaikkan laba bersih secara fiskal.

2. PPN Pertambahan (Pajak Pertambahan Nilai) dan PPh Pasal 22 Impor.

3. Withholding tax, Pasal 22 dan Pasal 23, potongan PPh Pasal 23 yang dipungut oleh pemilik tambang dan bagi pemilik tambang tertentu, tarif potongannya tidak mengikuti tarif yang berlaku di Undang-Undang Pajak sebesar 2%, melainkan 10% (lex specialis). Hal ini sudah mengganggu, tentunya mengganggu Kespro.

4. PBB (Pajak Bumi dan Bangunan).

5. PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) atas pemakaian bahan bakar dengan tarif ada yang 5%, ada yang 7%. Tambahan informasi, kontribusi biaya bahan bakar adalah sekitar 30-40% dari total cost.

6. Pajak restoran atas pemakaian jasa catering yang diselenggarakan dalam perusahaan sebesar 10%.

 Pajak Alat Berat dan PKB, dan BBNKB (Pajak Kendaraan Bermotor dan Biaya Balik Nama Kendaraan Bermotor) yang digunakan di beberapa daerah.