• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA

4.4 Implementasi Modal Sosial Mempertahankan Tenun ATBM

4.4.1 Jaringan Sosial

4.4.1.2 Jaringan Sosial dalam Proses Pemasaran Produk

Dalam proses pemasaran produk terdapat jaringan sosial yang terbentuk agar produk yang dihasilkan dapat sampai ke tangan konsumen. Proses pemasaran produk agar sampai ke tangan konsumen sebagai pemakai akhir dari pengusaha ke konsumen melalui toko yang ada di pasar, jual beli online, dan dapat juga dari karyawan kepercayaan pengusaha.

Bagan 4.2 Jaringan Sosial dalam Pemasaran Produk

Pengusaha Jual Beli Online Konsumen

Toko Devi Ulos Konsumen

Konsumen

Konsumen Karyawan

Bagan diatas menggambarkan jaringan sosial yang terbentuk dalam proses pemasaran produk hingga sampai ke tangan konsumen. Melalui pengusaha atau Ibu Hotmin, ulos di jual ke Toko Devi Ulos yang terdapat di Pasar Parluasan, Pematangsiantar, dari Toko Devi Ulos ini konsumen membeli kain tenun hasil Ibu Hotmin. Hubungan antara pengusaha dan Toko Devi Ulos telah terjalin selama 8 tahun yaitu mulai tahun 2008, oleh sebab itu jaringan sosial yang terbentuk sudah sangat kuat dan erat, mereka saling membantu dan membangun untuk memajukan usaha bersama, seperti pendapat Ibu Hotmin berikut ini:

“Kalau hubungan saya sama Ibu Devi udah erat kali dek, udah bukan sekedar hubungan usaha, karena udah 8 tahun juga kami kerjasama jual ulos ini, jadi udah kayak sahabat kita juga. semua permintaan konsumen disampaikannya ke kita biar ulos kita tetap diminati, jiwa Ibu Devi juga enak, jadi betah kita langganan sama dia” (wawancara dengan Ibu Hotmin, 2016).

Kerjasama yang sudah terjalin selama 8 tahun membentuk sebuah jaringan sosial yang kuat antara Ibu Hotmin dan Ibu Devi, seperti pendapat Ibu Devi berikut ini:

“Selama 8 tahun kerjasama udah tau lah dek cemana sifat dan kepribadian masing-masing, jadi bukan soal kemajuan usaha aja kami kerjasama, soal pribadi pun mau juga, tapi ya itulah jangan merugikan usaha kita juga” (wawancara dengan Ibu Devi, 2016).

Hubungan kerjasama yang telah dibangun oleh Ibu hotmin dengan Ibu Devi secara terus-menerus selama 8 tahun termasuk dalam tingkatan jaringan sosial mikro dan meso, karena selain jaringan yang terbentuk karena masalah usaha, kerjasama selama 8 tahun juga menjadikan mereka sampai pada jaringan mikro yang lebih kecil, artinya mereka relatif intens melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sekedar urusan pekerjaan.

Jaringan pemasaran berikutnya dilakukan melalui jual beli secara online, agar dapat menjangkau konsumen di luar Kota Pematangsiantar. Jadi bagi pencinta ulos yang berada jauh dari Kota Pematangsiantar dapat tetap mendapatkan ulos jika tertarik dengan ulos buatan usaha tenun milik Ibu Hotmin. Melalui jual beli online ulos diantar dengan TIKI (Titipan Kilat) dan Elteha yang ada di Jalan Cipto No. 68, Kota Pematangsiantar. Dalam hal ini terbentuk jaringan antara pengusaha dengan pihak TIKI dan Elteha. Banyaknya konsumen pemesan ulos secara online menjadikan pengusaha menjalin kerjasama dengan pihak-pihak pengiriman barang seperti TIKI dan Elteha, namun Ibu Hotmin mengaku lebih sering menggunakan jasa pengiriman Elteha, seperti yang diungkapkan Ibu Hotmin berikut:

“Secara online lebih sering kita kirim dari Elteha yang di Jalan Cipto, karena lebih cepat sampai ke konsumen” (wawancara dengan Ibu Hotmin, 2016).

Jaringan sosial yang terbentuk termasuk dalam tingkatan jaringan meso, hal ini dikarenakan hubungan antara Ibu Hotmin dengan pihak TIKI maupun Elteha hanya terjadi dalam hal pekerjaan. Agar kiriman mereka dapat sampai denga selamat dan tepat waktu, Ibu Hotmin harus bersikap ramah dan membayar ongkos sesuai dengan harganya. Setelah barang yang dikirim sampai, konsumen langsung memberitahu kepada Ibu Hotmin, dan beliau pun segera menghubungi pelanggannya untuk menanyakan apakah produk yang telah diterima sesuai dengan pesanan dan harapan. Jika ada keluhan atau komentar untuk perbaikan produk dari pelanggan, selalu ditanggapi oleh Ibu Hotmin.

Pemasaran berikutnya yaitu tanpa melalui perantara, artinya barang langsung sampai ke tangan konsumen dari pengusaha tanpa perantara. Para konsumen datang

secara langsung ke rumah atau kilang Ibu Hotmin untuk membeli kain tenunnya. Konsumen yang membeli secara langsung adalah para tetangga dekat Ibu Hotmin dan teman-teman satu perkumpulan dengan Ibu Hotmin. Jaringan yang terbentuk termasuk dalam tingkatan jaringan mikro, karena hubungan sosial antara pengusaha dengan konsumen ini terjadi secara terus-menerus. Di luar individu sebagai pengusaha dan konsumen, hubungan mereka sudah dekat yaitu sebagai tetangga maupun teman seperkumpulan gereja atau serikat.

Selain melalui pengusaha, ada juga konsumen yang membeli melalui karyawan kepercayaannya, lalu karyawannya akan mengkonfirmasi harga dan jenis produk yang akan dibeli ke pengusaha, Ibu Hotmin. Namun hal ini juga tidak berlaku untuk semua karyawan home industry, karena hanya satu karyawan kepercayaan Ibu Hotmin, yaitu Ibu Serliana Sinaga, seperti kutipan wawancara berikut:

“...mau juga pembeli itu membeli melalui Ibu Serliana, nanti dikabari Ibu Serliana sama kita kan baru saya setujui dan saya kasih dia upah. kayak kemarin dia jual 6 pasang bakal jas dan ulos seharga Rp 3.000.000,- saya kasih dia Rp 100.000,-” (wawancara dengan Ibu Hotmin, 2016).

Ibu serliana adalah karyawan kepercayaan Ibu Hotmin, karena dalam bekerja ia rajin, hasilnya rapi, dan selalu jujur, hal ini membuat Ibu Hotmin jadi menyukai Ibu Serliana. Para tetangga atau saudara maupun keluarga Ibu Serliana yang tertarik dengan ulos yang dikerjakannya, sering membeli langsung dari Ibu Serliana ini, lalu ia akan memberitahu kepada Ibu Hotmin dan uang hasil penjualan diberikan kepada Ibu Hotmin, tetapi Ibu Serliana menerima upah atas penjualan yang dilakukannya. Seperti pendapat Ibu Serliana berikut:

“Sering orang beli melalui kakak, pembeli itu yang rumahnya dekat sama kakak, atau saudara-saudara orang-orang yang tinggal sekitar sini lah dek, karena cantik

dilihat orang itu yang kakak kerjakan, jadi tertarik membeli, biasanya beli dalam jumlah paling banyak 3 pasanglah”(wawancara dengan Ibu Serliana, 2016). Membeli melalui Ibu Serliana sebenarnya tidak termasuk ke dalam strategi pemasaran yang diterapkan Ibu hotmin. Karena awalnya hanya beberapa orang yang sering membeli satu atau dua lembar saja. Namun lama-kelamaan banyak juga yang membeli melalui Ibu Serliana tersebut, dan hal ini tetap diterima oleh Ibu Hotmin, karena ia sudah percaya pada Ibu Serliana. Masalah harga mereka sering membuat kesepakatan sesuai dengan ketentuan Ibu Hotmin.

Dokumen terkait