• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.4. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bersumber dari hasil survei dan hasil penjajakan dengan kuisioner kepada responden terpilih dan dari kalangan pakar.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digolongkan atas tujuan penggunaannya yaitu pemodelan kuantitatif dan kualitatif. Pemodelan kuantitatif yaitu sub model karakteristik biofisik lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit. Pemodelan kualitatif terdiri dari dua pendekatan yaitu : metode diskusi pakar dan metode diskusi stakeholder dengan focus group discussion (Reed et al. 2009). Pendekatan diskusi pakar digunakan untuk menentukan faktor-faktor dominan yang diprioritaskan untuk pemanfaatan lahan gambut pada agroekologi perkebunan kelapa sawit. Jenis dan sumber data yang diperlukan untuk penelitian ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis data, sumber dan teknik pengumpulan data penelitian

Jenis Data Sumber Data Pengumpulan

data Biofisik (Ekologi) : kedalaman gambut, biomassa

tanaman, pH, kadar abu (%),C-organik (%), kadar air (%) dan kadar abu (%).

Primer dengan pengukuran langsung dan laboratorium

Sampling tanah

Ekonomi : produktivitas, input produksi, pemodalan petani, pendapatan

Sekunder dari BPS, dinas/instansi terkait, publikasi (laporan/ jurnal) Wawancara desk study, konsultasi (data series) Sosial budaya : jumlah penduduk, kondisi sosial

budaya, ketersediaan tenaga kerja, tingkat pendidikan, umur tenaga kerja

Primer dari responden dan sekunder dari BPS, dinas/instansi Terkait, Publikasi (laporan/ jurnal) Desk study, konsultasi (data series)

Infrastruktur dan teknologi : Sarana dan prasarana umum, produksi, ketersediaan teknologi lokal, industri pengolahan, penyuluhan pertanian, penyuluh

Primer dari responden dan sekunder dari BPS, dinas/instansi terkait,

Wawancara,

desk study

Hukum dan kelembagaan: kelompok tani, pemberdayaan, kemitraan, kelembagaan keuangan

Primer dari responden dan sekunder dari BPS, dinas/instansi terkait

Wawancara

desk study

Identifikasi faktor strategis (Prospektif) Primer dari responden (masyarakat dan pakar)

Wawancara, FGD Perbandingan antar faktor (Prospektif) Primer dari responden

(masyarakat)

Wawancara, FGD Analisis kebutuhan stakeholders Primer dari responden

(stakeholders)

Data sekunder diperoleh dari instansi terkait di Propinsi Riau, Kabupaten Bengkalis-Meranti seperti Bapeda, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Kimpraswil, BP DAS, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Badan Pusat Statistik (BPS), Perusahan Perkebunan, Kecamatan dan Desa dalam wilayah Kabupaten Bengkalis-Meranti. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari Perguruan Tinggi seperti UNRI, IPB, BPPT, Bakosurtanal dan Badan Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan/Puslittanak Bogor.

Data primer dikumpulkan dengan metode survei dengan teknik wawancara mendalam, pengamatan lapangan dan pengukuran. Wawancara mendalam (indepth interview) dengan responden menggunakan kuisioner terstruktur atau semi terstruktur. Sedangkan pendapat para pakar dilakukan melalui wawancara atau Focus Group Discussion (FGD).

3.4.1. Data Biofisik Lahan Gambut

Data primer biofisik lahan gambut diperoleh dari hasil survei lapangan melalui pengukuran parameter secara langsung dan laboratorium. Pengambilan contoh tanah gambut utuh (undisturbed soil samples) pada lahan gambut yang belum dilakukan pembersihan lahan (land clearing). Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed soil samples) pada lahan gambut yang telah dilakukan pembersihan lahan (land clearing). Analisis contoh tanah meliputi warna tanah, kedalaman air tanah, komposisi dan ketebalan gambut, substratum, pH (H2O, KCl), C-organik (%), kadar air (%), kadar abu (%) dan biomassa tanaman (ton ha-1), metode analisis tercantum pada Tabel 6.

Tabel 6. Parameter dan metode analisis tanah gambut

No. Parameter Biofisik Metode Analisis

1. Warna tanah Munsell Soil Color Charts

2. Ketebalan gambut (cm) Pemboran

3. Kedalaman air tanah Pemboran

4. Kadar air (%) Gravimetri, ring sampel

5. pH H2O dan KCl (1:1) pH-meter, Gelas elektrode

6. C-organik (%) Walkley dan Black

7. Kadar abu (%) Gravimetri

8. Biomassa tanaman Persamaan Alometrik (Brown et al. 1989;

Untuk memberi gambaran menyeluruh terhadap kondisi biofisik lahan gambut pengambilan contoh tanah gambut dilakukan antara lain : (1) pada hutan rawa gambut yang alami dan belum banyak mengalami perubahan karakteristik biofisik; (2) perkebunan kelapa sawit usia tanam < 3, 3 - 9 dan > 10 tahun.

Selain itu, digunakan juga teknik wawancara, diskusi, kuisioner pada wilayah studi yang terdiri dari berbagai pakar dan pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan gambut pada agroekologi perkebunan kelapa sawit. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan dan dokumen dari berbagai dinas/instansi terkait dengan penelitian yang dilakukan.

3.4.2. Data Sosial, Ekonomi dan Kelembagaan

Pemilihan responden disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan jumlah responden yang akan diambil yaitu responden yang dianggap dapat mewakili dan memahami permasalahan yang diteliti. Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode Expert Survey yang dibagi atas dua cara :

a. Responden dari masyarakat selain pakar di lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan Purposive Random Sampling (Walpole, 1995). b. Responden dari kalangan pakar dipilih secara sengaja (purposive

sampling). Responden yang dipilih memiliki kepakaran sesuai dengan bidang kajian. Beberapa pertimbangan dalam penentuan pakar yang akan dijadikan responden, menggunkaan kriteria sebagai berikut : (1) mempunyai pengalaman yang kompoten sesuai dengan bidang yang dikaji; (2) memiliki reputasi, kedudukan/jabatan dalam kompetensinya dengan bidang yang dikaji; (3) memiliki kredibilitas yang tinggi, bersedia dan atau berada pada lokasi yang dikaji.

Stakeholders yang menjadi responden meliputi masyarakat atau pekebun yang memiliki perkebunan kelapa sawit dengan luasan minimal 2 ha yang berjumlah 50 orang. Jumlah responden tersebut dipilih secara acak sederhana, yang jumlahnya ditetapkan secara proporsional (proportional cluster random sampling).

Responden dari kalangan pakar atau ahli yang dipilih secara sengaja (purposive sampling) dari berbagai latar belakang keahlian dan asal instansi yang

disesuaikan dengan keterwakilan stakeholders. Jumlah pakar sebanyak 20 orang yang berasal dari Dinas Perkebunan Provinsi/Kabupaten Bengkalis-Meranti, Balitbang Provinsi Riau/Kabupaten Bengkalis-Meranti, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Kehutanan, Bank Riau, PT. Perkebunan Nusantara V (PTPN V), PT.Teguh Karsa Wana Lestari (PT.TKWL), PT. Cylandra Perkasa (Surya Dumai Group), Perguruan Tinggi (Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Lancang Kuning dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Qosim Pekanbaru), Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR), LSM (Scale Up/Sawit Watch, Walhi Riau, Jikalahari).