• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia RAPAT KERJA NASI ONAL VI

Dalam dokumen RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA (Halaman 119-126)

PERATURAN ORGANI SASI RADI O ANTAR PENDUDUK I NDONESI A

Nomor 6 Tahun 2016

Tentang

Pedoman Tatacara Pemberian Sanksi, Pembelaan Diri dan Pemberhentian

Pengurus

Pada Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia

RAPAT KERJA NASI ONAL VI I

Menimbang : a. bahwa dalam rangka ketertiban, efisiensi dan efektifitas administrasi penyelenggaraan Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia perlu dilakukan amanat Anggaran Rumah Tangga untuk menetapkan Peraturan Organisasi Tentang Pedoman Pemberian Sanksi

,

Pembelaan Diri dan Pemberhentian Pengurus Pada Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia;

b. bahwa Surat Keputusan Pengurus Pusat Nomor : 081.09.00.0701 tanggal 6 Juli 2011 Tentang Sanksi Organisasi dan Tatacara Pembelaan, harus dilakukan pembenahan sesuai AD ART RAPI Tahun 2016;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka harus menetapkan Peraturan Organisasi RAPI Tentang Pedoman Pemberian Sanksi

,

Pembelaan Diri dan Pemberhentian Pengurus Pada Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik I ndonesia Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 3881);

2. Undang-undang Republik I ndonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 5430 );

3. Undang-undang Republik I ndonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang I nformasi Dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

Republik I ndonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4843);

4. Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 62 Tahun 1990 Tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara Dan Tata Penghormatan (Lembaran Negara 90 TLN NO. 3432);

5. Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik I ndonesiatahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 3980);

6. Peraturan Menteri Komunikasi Dan I nformatika Nomor: 34/ PER / M.KOMI NFO/ 8/ 2009 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk;

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan I nformatika Republik I ndonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi Dan I nformatika Nomor: 34/ PER / M.KOMI NFO/ 8/ 2009 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik I ndonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa I ndonesia Berita Negara Republik I ndonesia Nomor 1788.

9. Surat Ketetapan Musyawarah Nasional VI I Radio Antar Penduduk I ndonesia Nomor: 007.09.MUNAS-VI I .0516 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Radio Antar Penduduk I ndonesia jo Surat Keputusan Pengurus Nasional Radio Antar Penduduk I ndonesia Nomor: 019.09.00.0616 Tentang Pengangkatan Tim Adhoc untuk Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Hasil MUNAS VI I Tahun 2016 jo Surat Keputusan Pengurus Nasional Radio Antar Poenduduk I ndonesia Nomor : 049.09.00.0816 Tentang Penetapan Pemberlakuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Hasil MUNAS VI I Tahun 2016 Radio Antar Penduduk I ndonesia.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Pedoman Tatacara Pemberian Sanksi, Pembelaan Diri dan Pemberhentian Pengurus Pada Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

Bab I Ketentuan Umum

Pasal 1

Pengertian dan ruang lingkup Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan:

1 RAPI adalah organisasi komunikasi radio antar penduduk yang diakui dan disahkan oleh Pemerintah Republik I ndonesia sebagai wadah resmi bagi pemilik I zin Komunikasi Radio Antar Penduduk (I KRAP).

2 Anggaran Dasar RAPI Tahun 2016 disingkat AD menurut pasal 20 ART adalah : a. Anggaran Dasar merupakan keseluruhan aturan yang mengatur secara langsung

kehidupan organisasi dan hubungan antara organisasi dengan para anggotanya, untuk terselenggaranya tertib organisasi,

b. Anggaran Dasar berfungsi sebagai dasar atau sumber peraturan/ hukum dalam organisasi.

3 Anggaran Rumah Tangga RAPI Tahun 2016 disingkat ART sesuai pasal 21 ART adalah :

a. Anggaran Rumah Tangga merupakan perincian pelaksanaan Anggaran Dasar, b. Anggaran Rumah Tangga berfungsi menerangkan hal-hal yang belum spesifik

pada Anggaran Dasar atau yang tidak diterangkan dalam Anggaran Dasar.

4 Peraturan Organisasi merupakan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis serta penjabaran dan penjelasan dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( pasal 22 ART).

5 Jenjang Organisasi RAPI meliputi;

a. Organisasi tingkat Nasional meliputi seluruh wilayah NKRI . b. Organisasi tingkat Daerah meliputi satu provinsi.

c. Organisasi tingkat Wilayah meliputi satu kabupaten/ kota atau lebih. d. Organisasi tingkat Lokal meliputi satu kecamatan atau lebih.

e. Provinsi Papua dan Papua Barat, organisasi tingkat lokal terdiri dari satu distrik atau lebih.

6. Kepengurusan adalah pengurus dan DPPO sesuai jenjang kepengurusan masing- masing.

7. Sanksi ialah hukuman, untuk memaksa orang menepati perjanjian atau mentaati ketentuan.

8. Tugas adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan, yang menjadi tanggung jawab yang dibebankan.

9. Pengurus ialah anggota RAPI yang menduduki jabatan pada jenjang pengurus dan posisi tertentu dalam susunan pengurus organisasi RAPI .

10. Keputusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum tetap adalah putusan pengadilan yang diterima para pihak dan atau tidak menggunakan hak banding dan atau kasasi serta putusan kasasi.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

12. Komunikasi Radio Antar Penduduk yang selanjutnya disebut KRAP adalah Komunikasi Radio yang menggunakan pita frekuensi radio yang telah ditentukan secara khusus untuk penyelenggaraan KRAP dalam wilayah Republik lndonesia. 13. Pemancar radio adalah alat telekomunikasi yang menggunakan dan memancarkan

gelombang radio.

14. Stasiun KRAP adalah satu atau beberapa pesawat pemancar dan atau pesawat penerima termasuk perlengkapannya yang diperlukan di suatu tempat untuk menyelenggarakan KRAP.

15. Perangkat KRAP adalah alat telekomunikasi yang memungkinkan penyelenggaraan KRAP.

16. Pelanggaran ialah perbuatan menyalahi dan atau melawan hukum yang berhubungan dengan Telekomunikasi Khusus yang diselenggarakan organisasi RAPI dan peraturan yang berlaku bagi internal RAPI terhadap anggota dan atau pengurus.

Pasal 2

Ruang lingkup Pelanggaran

1. Pelanggaran sesuai dengan pasal 50 Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi yang dilarang untuk :

a. menyelenggarakan telekomunikasi di luar peruntukannya;

b. menyambungkan atau mengadakan interkoneksi dengan jaringan telekomunikasi lainnya; dan

c. memungut biaya dalam bentuk apapun atas penggunaan dan atau pengoperasiannya, kecuali untuk telekomunikasi khusus yang berkenaan dengan ketentuan internasional yang telah diratifikasi. maka sesuai pasal 95 dikenakan sanksi pencabutan izin;

2. Pelanggaran yang dimaksud dengan pasal 25 Peraturan Menteri Komunikasi dan I nformatika Nomor 34 tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan KRAP, maka dikenakan sanksi pencabutan izin;

3. Pengguna KRAP wajib memiliki I KRAP yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal sebagaimana pasal 3 Peraturan Menteri Komunikasi dan I nformatika Nomor 34 tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan KRAP;

4. Pengurus organisasi pada semua jenjang dan susunan pengurus baik secara kolektif maupun sesuai jabatannya yang tidak melaksanakan sebagaimana amanah musyawarah masing-masing jenjang;

5. Melaksanakan kewajiban sebagai anggota organisasi RAPI sebagaimana tercantum pada pasal 10 Anggaran Rumah Tangga organisasi RAPI Tahun 2016;

6. Melanggar peraturan per-undang-undangan yang berhubungan dengan penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk;

7. Melanggar peraturan internal organisasi RAPI yang berlaku;

8. Pelanggaran yang disebabkan sanksi pidana berupa hukuman kurungan yang memiliki kekuatan hukum tetap sehingga tidak dapat melaksanakan amanah sebagai Kepengurusan RAPI sesuai jenjang yang bersangkutan.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

Bab I I

Kewenangan dan Tatacara Pemberian Sanksi Pasal 3

Kewenangan Pemberian Sanksi

1. Apabila pelanggaran berhubungan dengan pasal 2 ayat 1 dan ayat 6, maka anggota organisasi RAPI dan atau jenjang organisasi RAPI bersifat hanya melaporkan kepada yang berwenang;

2. Apabila pelanggaran sebagaimana dimaksud dengan pasal 2 ayat 3, maka pengurus wajib melaporkan ke pihak yang berwenang.

3. Apabila yang dimaksud pada pasal 2 ayat 5 dan ayat 7, dilakukan oleh anggota, maka kewenangan pada jenjang kepengurusan yang langsung pada anggota;

4. Apabila yang dimaksud dengan pasal 2 ayat 5 dan ayat 7, dilakukan oleh pengurus, maka kewenangan pada kepengurusan setingkat diatasnya;

5. Apabila seseorang yang kebetulan sebagai anggota RAPI memperoleh sanksi pidana berat dengan hukuman kurungan yang memiliki kekuatan hukum tetap, maka kewenangan pada pengurus lokal mengusulkan pemberhentian anggota yang bersangkutan ke pengurus setingkat diatasnya.

6. Apabila seseorang sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 5 tersebut diatas juga sebagai pengurus, maka jenjang pengurus setingkat diatasnya berkewenangan melakukan pemberhentian sebagai pengurus. Khusus pengnas, maka yang berkewenangan adalah Rapat Pimpinan Nasional.

Pasal 4

Tatacara Pemberian Sanksi

1. Pemberian sanksi dengan pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 1 dilakukan oleh Pemerintah setelah diberikannya peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut yang mana masing-masing peringatan tertulis berlangsung selama 7 (tujuh) hari kerja

.

2. Pencabutan izin sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 2, dilakukan apabila Pemilik I KRAP tidak mengindahkan peringatan tertulis yang diberikan sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu peringatan masing-masing 14 (empat belas) hari kerja.

3. Apabila melanggar sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 3, maka secara otomatis bukan anggota RAPI dan apabila sebagai pengurus maka gugurnya jabatan pengurus. Selanjutnya jenjang pengurus yang bersangkutan meng-agendakan dan melakukan rapat untuk PAW yang diajukan kepada setingkat jenjang diatas jenjang yang bersangkutan. Kemudian jenjang setingkat lebih tinggi menerbitkan surat keputusan pemberhentian dan pengangkatan personal baru untuk menduduki jabatannya dan seterusnya apabila terjadi pengulangan pelanggaran.

4. Apabila anggota organisasi RAPI telah mendapat keputusan tetap dari Pengadilan Negeri atas pelanggaran pidana berat, maka Pengurus RAPI melalui Rapat

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

Pimpinan pada daerah yang bersangkutan memiliki kewenangan memberhentikan dari keanggotaan dan selanjutnya mengusulkan pencabutan I KRAP kepada pemerintah yang berwenang;

5. Apabila anggota organisasi RAPI dan juga sebagai pengurus, maka pengurus jenjang yang bersangkutan melakukan rapat untuk pemberhentian dan melakukan Penggantian Antar Waktu.

Pasal 5 Prosedur Teknis

1. Rapat pembahasan untuk pelaporan kepada pemerintah tentang pelanggaran peraturan per-undang-undangan dilakukan oleh Kepengurusan (Pengurus dan DP2O) yang bersangkutan memiliki kewenangan dengan memaparkan bukti dan kesaksian terhadap pelanggaran;

2. Hasilnya rapat sebagaimana ayat 1, pasal ini disampaikan kepada pemerintah yang berwenang UPT Balai Monitoring dan atau Pemantauan Spektrum dan Frekuensi Kementerian Komunikasi dan I nformatika dengan tembusan DP2O dan jenjang yang lebih tinggi;

3. Apabila secara pribadi dan kebetulan sebagai anggota dan pengurus organisasi RAPI memperoleh sanksi pidana berat dengan hukuman kurungan yang memiliki kekuatan hukum tetap, maka rapat pembahasan dengan memaparkan petikan atau copy yang dilegalisir atas putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagai bahan pertimbangan rapat;

4. Apabila pelanggaran terhadap peraturan internal RAPI yang berlaku (AD, ART, PO dan keputusan musyawarah), maka harus jelas laporan pelanggaran secara tertulis dan ditanda tangani para saksi dan dilampirkan bukti lainnya sebagai bahan pertimbangan rapat;

5. Para peserta rapat pembahasan sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat 4 dengan menghadirkan para saksi, pelanggar, Pengurus dan DP2O pada jenjang terbawah dan atau jenjang kepengurusan kedudukannya sebagai pengurus;

Pasal 6 Administrasi

1. Administrasi yang harus dilampirkan berupa surat dan peryataan-pernyataan diatas materai secukupnya;

2. Yang dimaksud pada pasal 6 ayat 1 terdiri dari :

a. surat pengantar dari pengurus jenjang terbawah dan atau jenjang kedudukan pelanggar sebagai pengurus;

b. berita Acara Rapat; c. daftar Hadir;

d. keterangan saksi-saksi;

e. copy berkas-berkas yang berhubungan.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

Bab I I I Pembelaan

Pasal 7 Pembelaan

1. Pembelaan dapat dilakukan pada rapat pimpinan pembahasan diduga terjadi pelanggaran dengan menyampaikan dalam bentuk tulisan dan lisan dihadapan rapat dengan menghadirkan para saksi dan menyampaikan bukti-bukti;

2. Pembelaan sebagaimana dimaksud pasal 7 ayat 1 peraturan ini, juga disampaikan pada DP2O sebagai tembusan yang bersangkutan dan disampaikan pada pengurus jenjang setingkat lebih tinggi, kecuali pengnas;

3. Khusus pelanggaran yang dilakukan oleh Pengurus Nasional RAPI (Ketua Umum), maka disampaikan kepada DP2ON untuk melaksanakan RAPI MNAS;

4. Pembelaan diri atas Sanksi Organisasi merupakan hak asasi anggota yang dilakukan dalam suatu Rapat Pimpinan. Khusus untuk lokal dilakukan rapat anggota baik pelanggaran dilakukan oleh anggota dan atau kepengurusan.

BAB I V SANKSI

Pasal 8

1. Pelanggaran terhadap peraturan internal organisasi RAPI , setelah dilakukan rapat, maka diterbitkan Surat Peringatan I , I I dan I I I ;

2. Masing-masing surat peringatan diberikan tenggang waktu 14 (empat belas) hari sejak dikeluarkan surat peringatan;

3. Apabila surat peringatan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan ayat 2 pasal ini, masih tidak menunjukkan perbaikan dan masih melanggar aturan, maka dilakukan rapat sebagaimana rapat pembahasan khusus pelanggaran dan selanjutnya dilakukan sebagai berikut :

a. Diusulkan kepada kementerian komunikasi dan I nformatika cq Dirjen SDPPI untuk dilakukan pencabutan I KRAP;

b. Apabila pelanggar juga adalah pengurus, maka diusulkan kepada setingkat diatas kepengurusan yang bersangkutan untuk dilakukan pemberhentian sebagai pengurus dengan surat keputusan.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

Bab V

Ketentuan Peralihan Pasal 9

Kepengurusan RAPI di tingkat Daerah wajib melakukan sosialisasi Peraturan Organisasi ini secara berjenjang hingga ditingkat Lokal dalam kurun waktu 6 (enam) bulan setelah ditetapkan.

Bab VI Ketentuan Penutup

Pasal 10

1. Lampiran peraturan ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan pada Peraturan Organisasi ini.

2. Dengan ditetapkannya dan berlakunya peraturan organisasi ini, maka Surat Pengurus Pusat Nomor : 081.09.00.0701 tanggal 6 Juli 2011 tentang sanksi organisasi dan tatacara pembelaan dinyatakan dicabut dan tidak berlaku;

3. Peraturan organisasi ini, berlaku sejak diberlakukan oleh Pengurus Nasional RAPI dengan diterbitkannya surat keputusan tentang Pemberlakuan Pedoman Organisasi hasil RAKERNAS VI I Tahun 2016;

4. Memerintahkan pada Pengurus Nasional RAPI untuk mensosialisasikan dan memberlakukan pedoman organisasi ini sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini.

Ditetapkan di : Banten

Pada tanggal : 12 November 2016

PI MPI NAN SI DANG KOMI SI C RAPAT KERJA NASI ONAL VI I

Dalam dokumen RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA (Halaman 119-126)