• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tata Cara Musyaw arah Dan Musyaw arah Luar Biasa Pada Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia

Dalam dokumen RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA (Halaman 77-98)

RAPAT KERJA NASI ONAL VI I

Menimbang : a. bahwa dalam rangka tertib, efisiensi dan efektifitas administrasi penyelenggaraan organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia perlu dilakukan penyesuaian dan penyeragaman tata cara musyawarah dan musyawarah luar biasa;

b. bahwa Surat Ketetapan Rapat Kerja Nasional VI Nomor : 11.09.RAKERNAS-VI .0711 tentang Pedoman Pelaksanaan Musyawarah Dan Rapat Kerja Organisasi RAPI . harus dilakukan pembenahan sesuai AD ART RAPI Tahun 2016;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, maka harus menetapkan Peraturan Organisasi RAPI tentang tata cara Musyawarah dan Musyawarah Luar Biasa pada jenjang Organisasi RAPI .

Mengingat : 1. Undang-undang Republik I ndonesia Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 3881);

2. Undang-undang Republik I ndonesia Nomor 17 Tahun 2013 Tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2013 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 5430);

3. Undang-undang Republik I ndonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang I nformasi Dan Transaksi Elektronik ( Lembaran Negara Republik I ndonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 4843 );

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 1990 Tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat, Tata Upacara Dan Tata Penghormatan ( Lembaran Negara 90 TLN NO. 3432 );

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

5. Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi ( Lembaran Negara Republik I ndonesia tahun 2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik I ndonesia Nomor 3980 );

6. Peraturan Menteri Komunikasi Dan I nformatika Nomor: 34/ PER/ M.KOMI NFO/ 08/ 2009 Tentang Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk;

7. Peraturan Menteri Komunikasi dan I nformatika Republik I ndonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Komunikasi Dan I nformatika Nomor: 34/ PER/ M.KOMI NFO/ 08/ 2009 Tentang Penyelenggaraan Komunikasi Radio Antar Penduduk;

8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik I ndonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa I ndonesia Berita Negara Republik I ndonesia Nomor 1788.

9. Surat Ketetapan Musyawarah Nasional VI I Radio Antar Penduduk I ndonesia Nomor : 007.09.MUNAS-VI I .0516 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Radio Antar Penduduk I ndonesia jo Surat Keputusan Pengurus Nasional Radio Antar Penduduk I ndonesia Nomor: 019.09.00.0616 tentang Pengangkatan Tim Adhoc untuk Penyempurnaan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Hasil MUNAS VI I Tahun 2016 jo Surat Keputusan Pengurus Nasional Radio Antar Poenduduk I ndonesia Nomor : 049.09.00.0816 tentang Penetapan Pemberlakuan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Hasil MUNAS VI I Tahun 2016 Radio Antar Penduduk I ndonesia.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Tata Cara Musyawarah dan Musyawarah Luar Biasa Pada Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia

Bab I Ketentuan Umum

Pasal 1

Pengertian dan Ruang Lingkup Dalam Peraturan Organisasi ini, yang dimaksud dengan :

1. Anggaran Dasar RAPI Tahun 2016 disingkat AD menurut pasal 20 ART adalah :

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

a. Anggaran Dasar merupakan keseluruhan aturan yang mengatur secara langsung kehidupan organisasi dan hubungan antara organisasi dengan para anggotanya, untuk terselenggaranya tertib organisasi,

b. Anggaran Dasar berfungsi sebagai dasar atau sumber peraturan/ hukum dalam organisasi.

2. Anggaran Rumah Tangga RAPI Tahun 2016 disingkat ART sesuai pasal 21 ART adalah

a. Anggaran Rumah Tangga merupakan perincian pelaksanaan Anggaran Dasar, b. Anggaran Rumah Tangga berfungsi menerangkan hal-hal yang belum spesifik

pada Anggaran Dasar atau yang tidak diterangkan dalam Anggaran Dasar.

3. Peraturan Organisasi merupakan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis serta penjabaran dan penjelasan dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ( pasal 22 ART ).

4. Tata Tertib Musyawarah di atur dalam Peraturan Organisasi dan dapat disesuaikan dengan kondisi setempat sepanjang tidak bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (pasal 52 ART).

5. Musyawarah adalah kekuasaan tertinggi dalam tata kehidupan organisasi RAPI sesuai jenjang masing-masing sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan internal RAPI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan masa kepengurusan masing-masing.

6. Musyawarah Luar Biasa adalah Forum yang dilakukan pada periode kepengurusan sesuai jenjang untuk kepentingan :

a. Penggantian Ketua atau Ketua Umum, yang bermasalah karena jabatan rangkap, berhalangan tetap atau melanggar Anggaran Dasar - Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Organisasi atau tidak menjalankan program kerja atau melanggar hukum dengan ancaman hukuman minimal 5 (lima) tahun. Sesuai pasal 51 ayat 1 huruf c Anggaran Rumah Tangga RAPI Tahun 2016 hasil MUNAS VI I .

b. Perubahan AD ART; c. Pembubaran Organisasi.

7. Rapat Pimpinan bertujuan untuk memecahkan permasalahan Organisasi atau mensosialisasikan kebijakan yang bersifat mendesak.

Bab I I Musyawarah

Pasal 2 Musyawarah

1. Musyawarah dilaksanakan karena habis masa kepengurusan sesuai jenjang kepengurusan yang dipersiapkan 6 ( enam ) bulan sebelum habis masa kepengurusan sesuai dengan pasal 47 s.d. 50 ART RAPI Tahun 2016;

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

2. Jenjang kepengurusan yang habis masa kepengurusan dan tidak melaksanakan musyawarah, maka dilakukan sebagai berikut :

a. Rapat Pimpinan (RAPI M) untuk mengusulkan pengurus sementara untuk mempersiapkan musyawarah dan melaksanakan jenjang organisasi mengikuti ketetapan pada musyawarah sebelumnya, sesuai dengan pasal 59 s.d. 63 ART RAPI Tahun 2016;

b. Sebagaimana dimaksud pada pasal 2 ayat 2 a peraturan ini, diusulkan pada satu jenjang lebih tinggi untuk memperoleh surat keputusan. Khusus untuk Rapat Pimpinan Nasional (RAPI MNAS) maka surat keputusan ditanda tangani pimpinan sidang (Ketua dan Sekretaris Sidang).

c. Apabila kepengurusan atau pengurus sementara dalam kurun waktu yang telah ditentukan tidak menjalankan tugas-tugasnya dan tidak dapat menyelenggarakan musyawarah serta tidak ada jenjang kepengurusan atau pengurus setingkat dibawahnya yang difinitif, maka pengurus setingkat diatasnya dapat menunjuk ketua pengurus sementara yang baru dengan surat keputusan. Sesuai dengan bunyi pasal 5 ayat 5 PO RAKERNAS RAPI Nomor 3 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Jenjang Organisasi Baru Sesuai Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia

d. Tata cara musyawarah diatur pada pasal 2 ayat 1;

3. Kesepakatan Musyawarah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, kecuali Musyawarah Nasional (MUNAS)/ Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB).

4. Apabila musyawarah bersifat Nasional maka apa yang disepakati merupakan bagian dari perubahan peraturan, bersifat mengikat dan final.

Pasal 3

Musyawarah Luar Biasa

1. Musyawarah Luar Biasa dilaksanakan atas usulan dua pertiga (2/ 3) dari pengurus definitif satu jenjang dibawahnya sesuai dengan pasal 51 ART Tahun 2016.

2. Usulan sebagaimana dimaksud pada pasal 3 ayat 1 diatas, harus disetujui oleh DPPO sesuai dengan tingkatan/ jenjang organisasi dan atau jenjang musyawarah luar biasa.

3. Tahapan musyawarah selanjutnya sesuai pada pasal 2 peraturan ini yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

4. Kesepakatan musyawarah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, kecuali Musyawarah Nasional (MUNAS)/ Musyawarah Nasional Luar Biasa (MUNASLUB).

5. Apabila musyawarah bersifat Nasional maka apa yang disepakati merupakan bagian dari perubahan peraturan, bersifat mengikat dan final.

6. Sesuai bunyi pasal 1 ayat 6 huruf a PO ini, diatur pada PO tentang Tatacara Pemberian Sanksi, Pembelaan Diri dan Pemberhentian Pengurus Pada Jenjang Organisasi Radio Antar Penduduk I ndonesia.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

Bab I I I

Tahapan Penyelenggaraan Pasal 4

Tahapan Musyawarah Musyawarah dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan. 2. Acara Pembukaan. 3. Persidangan. 4. Acara Penutupan. 5. Pelaporan. Pasal 5 Tahap Persiapan Tahap persiapan terdiri dari :

1. Pembentukan Panitia Pelaksana (OC) dan Panitia Pengarah (SC) dengan Surat Keputusan.

2. Panitia Pelaksana (OC) komposisi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing jenjang yang bertugas untuk melakukan persiapan untuk penetapan tempat dan perlengkapan para petugas upacara, penataan ruang dan penataan tempat duduk para undangan penting yang dibuatkan label nama pada kursi, penyiapan tenaga penerimaan peserta dan tamu, daftar hadir persidangan dan tenaga operator notulen setiap persidangan, pemberian materi dll.

3. Panitia Pengarah (SC) bertugas menyiapkan rancangan jadwal dan tata tertib, rancangan surat ketetapan dan rancangan materi musyawarah.

4. Menyusun dan menyepakati persyaratan peserta yang berhubungan dengan kewajiban, ketertiban umum dan larangan untuk setiap warga negara sesuai Peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan persetujuan pengurus setingkat diatasnya, khusus untuk Musyawarah Nasional (MUNAS) disetujui oleh Ketua DPPON.

5. Kewajiban, ketertiban umum dan larangan peserta dan atau panitia sebagaimana dimaksud pada ayat 4 pasal ini, sebagaimana dilampirkan pada peraturan organisasi ini.

Pasal 6 Acara Pembukaan

1. Susunan acara pembukaan sebagaimana dilampirkan pada ketetapan ini dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

2. Pada acara pembukaan, yang ditugaskan dari seksi acara melakukan pengecekan para petugas, sound sistem dan perlengkapan acara lainnya sekaligus mengingatkan acara akan dimulai.

3. Apabila telah siap, maka seksi acara memberitahukan pada ketua panitia pelaksana. 4. Apabila yang dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 pasal ini telah memperoleh persetujuan, maka acara dimulai dengan susunan acara sebagaimana dilampirkan pada ketetapan ini.

Pasal 7 Persidangan

1. Musyawarah sebagaimana dimaksud pada pasal 2 dan atau pasal 3 dipimpin oleh Pengurus atau pengurus sementara atau yang ditugaskan pengurus sesuai jenjang organisasi dan jenjang musyawarah.

2. Apabila jadwal acara dan tata tertib telah disahkan dan pimpinan sidang tetap sudah dipilih, maka dilaksanakan serah terima dengan penyerahan :

a. Kewenangan dan

b. Perlengkapan sidang berupa jadwal dan tata tertib yang disepakati.

3. Setiap kesepakatan dibuatkan Surat Keputusan sebagaimana pada pedoman tata naskah dengan melampirkan hasil yang telah dibenahi sesuai kesepakatan.

Pasal 8 Acara Penutupan

1. Susunan acara penutupan sebagaimana dilampirkan pada ketetapan ini dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.

2. Acara penutupan dilaksanakan apabila selesai seluruh proses persidangan. Bab I I I

Pelaporan Pasal 9

Naskah Musyawarah / Musyawarah Luar Biasa

1. Seluruh yang bersifat administratif berupa naskah-naskah persidangan agar dibenahi sehingga rapi dan ditandatangani masing-masing yang berhubungan dan berwenang yaitu :

a. Surat ketetapan,

b. Lampiran surat ketetapan berupa kesepakatan-kesepakatan pada musyawarah atau musyawarah luar biasa,

c. Daftar hadir, d. Foto - foto.

2. Berita acara musyawarah yang ditanda tangani oleh pimpinan sidang tetap.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

Bab I V

Sistematika Tata Tertib Pasal 10

Ketentuan Umum 1 Ketentuan umum diletakkan dalam bab kesatu.

2 Apabila dalam peraturan tidak dilakukan pengelompokan bab, ketentuan umum diletakkan dalam pasal-pasal awal.

3 Ketentuan umum memuat batasan pengertian atau definisi singkatan atau akronim lebih dari satu, maka masing-masing uraiannya diberi nomor urut dengan angka romawi.

4 Apabila suatu kata atau istilah hanya digunakan satu kali, namun kata atau istilah itu diperlukan pengertiannya untuk suatu bab, bagian atau paragraf tertentu, dianjurkan agar kata atau istilah itu diberi definisi.

5 Apabila suatu batasan pengertian atau definsi perlu dikutip kembali di dalam ketentuan umum suatu peraturan pelaksanaan, maka rumusan batasan pengertian atau definisi di dalam peraturan pelaksanaan harus sama dengan rumusan batasan pengertian atau definisi yang terdapat di dalam peraturan lebih tinggi yang dilaksanakan tersebut.

6 Contoh dan penjelasan tata tertib dan jadual acara musyawarah secara lengkap dilakukan oleh Pengurus Nasional dengan Surat Keputusan.

Pasal 11 Waktu dan Tempat

Menjelaskan dimana dan kapan dilaksanakan musyawarah atau musyawarah luar biasa, dimuat secara lengkap.

Pasal 12 Tema Tema adalah pokok pikiran sebagai landasan acara.

Pasal 13 Peserta 1. Peserta Musyawarah, terdiri atas :

a. Utusan b. Peninjau

c. Dewan Pengawas dan Penasehat Organsiasi

d. Pengurus setingkat diatasnya (kecuali Musyawarah Nasional) e. Undangan

2. Peserta Sidang (syarat keabsahan musyawarah)

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

a. Utusan

b. Pengurus setingkat diatasnya Utusan, terdiri atas :

1) Utusan Daerah/ Wilayah/ Lokal, terdiri 3 (tiga) orang dengan mandat penuh dari ketua pengurus definitif dan memiliki hak bicara dan 1 (satu) hak suara per institusi. 2) Pengurus Nasional/ Daerah/ Wilayah merupakan utusan setingkat diatasnya.

3) DPPO Nasional/ Daerah/ Wilayah

Pasal 14

Hak dan Kewajiban Peserta 1. Hak dan Kewajiban Peserta

a. Mengikuti seluruh acara dan Sidang Musyawarah dari awal sampai selesai. b. Menghormati Hak dan Kewajiban Pimpinan Sidang.

c. Hadir di Ruang sidang 5 (lima) menit sebelum persidangan dimulai d. Menandatangani Absensi yang tersedia.

e. Mengenakan Tanda Peserta selama mengikuti Musyawarah.

f. Mengenakan Pakaian Seragam RAPI atau Batik/ Safari dan bersepatu (dilarang menggunakan sandal dan kaos oblong pada saat mengikuti persidangan).

g. Bersikap santun dan menghormati jalannya persidangan.

h. Berbicara seperlunya (straight to the point) bila diminta dan/ atas persetujuan Pimpinan Sidang, tidak membuat gaduh, dan memberikan perhatian yang sebesar- besarnya untuk kelancaran persidangan Musyawarah.

i. Apabila mendadak terpaksa meninggalkan Ruang Sidang, harus memberitahu kepada Pimpinan Sidang.

j. Dilarang membawa senjata api/ senjata tajam pada saat menghadiri acara sidang Musyawarah, kecuali petugas dan panitia.

2. Hak dan Kewajiban Utusan

a. Menggunakan fasilitas yang disediakan Panitia secara cuma--cuma selama mengikuti Musyawarah/ Rapat Kerja (kecuali Telepon, Laundry dan Pesanan Pribadi lainnya dari Hotel, harus dibayar Tunai).

b. Mempunyai Hak Bicara dan Hak Suara yang diatur sebagai berikut : 1) Hak Bicara dimiliki oleh Setiap Peserta.

2) Hak Suara hanya dimiliki oleh Utusan.

c. Pada acara Pandangan Umum dan Pencalonan, setiap Daerah/ Wilayah/ Lokal memiliki 1 (satu) suara yang disampaikan melalui Juru Bicara.

d. Pada acara Pemilihan, setiap Utusan memiliki 1 (satu) Suara. e. Penggunaan Hak Bicara, diatur oleh Pimpinan Sidang.

3. Hak dan Kewajiban Peninjau

a. Menanggung seluruh biaya selama mengikuti acara Musyawarah/ Rapat Kerja, dan menyetor kontribusi sesuai ketentuan yang ditetapkan Panitia.

b. Berhak mendapatkan Materi Musyawarah/ Rapat Kerja.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

c. Hanya memiliki Hak Bicara dan Tidak Memiliki Hak Suara.

d. Berhak mengikuti Sidang Paripurna dan Sidang Komisi, dengan cara mendaftar. 4. Hak dan Kewajiban Pengamat

a. Bagi aktivis dan fungsionaris RAPI , menanggung sendiri seluruh biaya selama mengikuti Musyawarah/ Rapat Kerja, dan menyetor kontribusi sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Panitia.

b. Membuka dan menutup persidangan musyawarah/ rapat Kerja secara resmi (Pejabat yang di Undang)

5. Hak dan Kewajiban Nara Sumber

a. Sesuai penugasannya, berkewajiban mengikuti acara persidangan Musyawarah/ Rapat Kerja dengan seksama dan aktif berusaha mengantisipasi secara positif apabila melihat gejala pembahasan sidang akan menyimpang dari perencanaan yang digariskan oleh Panitia Pengarah.

b. Memberikan penjelasan yang diperlukan oleh Pimpinan Sidang atas segala sesuatu yang berkaitan dengan Materi Musyawarah/ Rapat Kerja.

c. Sebelum mengikuti persidangan, wajib menyerahkan surat tugasnya untuk diparaf Pimpinan Sidang dan melaporkan perkembangan serta hasil sidang yang diikutinya kepada Ketua Panitia Pengarah.

d. Mengingatkan Pimpinan Sidang secara arif, baik lisan maupun tertulis agar pembahasan sidang tidak menyimpang dari materi yang disajikan Panitia Pengarah.

e. Dalam hal terjadi pengembangan materi atas usul peserta, segera antisipasi dengan melakukan kordinasi bersama Ketua Panitia Pengarah.

Pasal 15

Hak Bicara dan Hak Suara

1. Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan usul, saran dan pendapat;

2. Hak bicara sebaiknya disampaikan dengan pertimbangan objektif rasional, analisa dan kesimpulan atau tegasnya.

3. Hak suara adalah hak yang dimiliki utusan untuk melakukan pemilihan yang bisa bersifat utusan perorangan atau bisa perwakilan jenjang kepengurusan dengan cukup satu suara.

Pasal 16

Penyampaian Pendapat

Kesempatan untuk berbicara setelah diperkenankan oleh pimpinan sidang untuk memperlancar jalannya persidangan dan tertibnya persidangan.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

Pasal 17 Jenis Persidangan Persidangan terdiri dari :

1. Sidang Paripurna. 2. Sidang Komisi. 3. Sidang Formatur.

Pasal 18 Korum

1. Musyawarah dinyatakan korum jika dihadiri 50% + 1 (satu) pengurus difinitif setingkat dibawahnya.

2. Musyawarah lokal di nyatakan korum apabila dihadiri oleh 50% jumlah anggota + 1 (satu) anggota.

3. Apabila tidak tercapai korum sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2 maka musyawarah di tunda 15 menit dan apabila belum mencapai korum juga musyawarah dapat ditunda 15 menit kedua tetap tidak memenuhi korum maka musyawarah dapat dilanjutkan dan dinyatakan korum.

Pasal 19 Pimpinan Sidang 1. Pimpinan sidang sesuai dengan pasal 17 peraturan ini

2. Pimpinan sementara sidang paripurna adalah Steering Committee, pimpinan sidang tetap dipilih oleh peserta musyawarah.

3. Pimpinan sidang terdiri dari 5 (lima) orang yaitu Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan 2 (dua) orang anggota.

Pasal 20

Tata Cara Pemilihan Ketua

1. Tata cara pemilihan Ketua Umum/ Ketua Daerah/ Ketua Wilayah/ Ketua Lokal dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Pengajuan Bakal Calon dengan menyampaikan berkas-berkas persyaratan; b. Pimpinan sidang memverifikasi berkas persyaratan;

c. Penetapan bakal calon menjadi Calon.

2. Tata cara pemilihan Ketua DPPO dengan tahapan sebagaimana pada pasal 20 ayat 2 peraturan ini dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Jumlah bakal calon anggota DPPO sesuai jumlah minimal yang diperlukan, b. Apabila jumlah yang memenuhi syarat melebihi dari jumlah disepakati, maka

dilakukan pemilihan dengan mengurutkan hasil pemilihan dan yang dinyatakan sebagai anggota DPPO terpilih dengan rangking teratas hingga rangking sesuai jumlah yang disepakati.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

c. Apabila jumlah calon yang memenuhi syarat sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan disepakati, maka tidak dilakukan pemilihan.

d. Setelah jumlah yang disepakti diperoleh, maka anggota DPPO melakukan rapat untuk menentukan Ketua, sedangkan sekretaris DPPO adalah jabatan Sekretaris Umum untuk Pengnas atau Sekretaris untuk jenjang dibawahnya yang merupakan Sekretaris DPPO.

3. Tahapan pemilihan Ketua Umum/ Ketua dan DPPO.

4. Apabila hanya diperoleh satu calon yang memenuhi persyaratan, maka calon tersebut secara otomatis sebagai Ketua Umum atau Ketua terpilih sekaligus ketua formatur.

5. Apabila pada pemilihan diperoleh dua atau lebih calon memperoleh nilai tertinggi yang sama, maka dilakukan pemilihan ulang hanya sekali.

6. Apabila yang dimaksud pada pasal 20 ayat 5 peraturan ini, masih diperoleh hasil tertinggi sama, maka yang menentukan adalah pengurus setingkat diatasnya.

7. Pemilihan tim formatur pada sidang paripurna, kecuali ketua umum atau ketua sesuai jumlah yang disepakti dan ganjil dengan susunan Ketua, Sekretaris dan Anggota.

8. Formatur sesuai AD ART RAPI Tahun 2016 pasal 39 ayat 4, terdiri dari : a. Ketua Umum/ Ketua terpilih.

b. Ketua Sidang Paripurna.

c. Perwakilan Pengurus Demisioner sebanyak 1 (satu) orang.

d. Peserta Utusan musyawarah yang dipilih dan ditugaskan oleh musyawarah sebanyak 2 (dua), 4 (empat) atau 6 (enam) orang.

9. Formatur menanda tangani susunan pengurus (Nama, 10-28 dan jabatan ) yang disepakati.

10. Formatur mengumumkan hasil sidang formatur pada sidang paripurna dan keputusannya final dan mengikat kecuali bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan mempertimbangkan jenjang peraturan.

11. Hasil Kepengurusan ditetapkan dalam surat ketetapan musyawarah. Pasal 21

Persyaratan Kepengurusan

1. Persyaratan kepengurusan sebagaimana dalam ART RAPI Tahun 2016 pasal 38 dan dilampirkan pada peraturan organisasi ini.

2. Apabila dipandang perlu untuk lebih memperinci dan memperjelas serta menambahkan persyaratan Ketua Umum atau Ketua sesuai jenjang masing-masing, sesuai kesepakatan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi atau tidak bertentangan dengan kesepakatan nasional.

Pasal 22

Pengambilan Keputusan

1. Pengambilan keputusan diupayakan musyawarah untuk mufakat.

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

RAPAT KERJA NASIONAL VII

2. Apabila yang dimasud ayat 1 pasal ini tidak dicapai, maka dilakukan pemilihan atau voting atau pemungutan suara.

3. Apabila dilaksanakan sebagaimana pada ayat 2 pasal ini, maka suara tertinggi dinyatakan sebagai kesepakatan atau terpilih.

4. Apabila hasil pemilihan yang terbanyak terdapat 2 (dua) pilihan sama, maka dilakukan pemilihan ulang.

5. Apabila pemilihan sebagaimana ayat 4 pasal ini telah dilakukan terhadap 2 (dua) pilihan hasilnya tetap sama, maka dapat dilakukan upaya untuk memperoleh kesepakatan kedua pihak.

6. Apabila upaya dimaksud pada ayat 5 tidak menghasilkan kesepakatan, maka ditentukan oleh pengurus setingkat diatasnya. Khusus untuk Nasional ditentukan oleh Bapak RAPI Nasional atau Ketua DPPON.

Pasal 23 Sanksi

1 Apabila terjadi peristiwa pelanggaran terhadap tata tertib ini, maka dapat diberikan sanksi dengan tahapan sebagai berikut :

a. Teguran lisan pada forum sesuai acara dan jadwal yang telah disahkan,

b. Apabila teguran lisan hingga 3 (tiga) kali dan masih melanggar tata tertib, maka dikeluarkan dari persidangan.

2 Apabila terdapat peserta dan atau bukan peserta mengganggu dan atau merusak acara dan atau mengganggu jalannya acara musyawarah, maka panitia pelaksana melaporkan dan meminta bantuan pada panitia keamanan dan atau aparat keamanan setempat.

Bab V

Ketentuan Peralihan Pasal 24

Kepengurusan RAPI di tingkat Daerah wajib melakukan sosialisasi Peraturan Organisasi ini secara berjenjang hingga ditingkat Lokal dalam kurun waktu 6 (enam) bulan setelah ditetapkan.

Bab VI Ketentuan Penutup

Pasal 25

1. Lampiran peraturan ini merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan pada Peraturan Organisasi ini.

2. Dengan ditetapkannya dan berlakunya peraturan organisasi ini, maka Surat Ketetapan Rapat Kerja Nasional VI Radio Antar Penduduk I ndonesia Nomor :

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG, ANYER BANTEN, 11 – 13 NOVEMBER 2016

11.09.Rakernas-VI .0711 Tentang Pedoman Pelaksanaan Musyawarah Dan Rapat Kerja Organisasi dinyatakan dicabut dan tidak berlaku

3. Peraturan organisasi ini, berlaku sejak diberlakukan oleh Pengurus Nasional RAPI dengan diterbitkannya surat keputusan tentang Pemberlakuan Pedoman Organisasi hasil RAKERNAS VI I Tahun 2016;

4. Memerintahkan pada Pengurus Nasional RAPI untuk mensosialisasikan dan memberlakukan pedoman organisasi ini sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini.

Ditetapkan di : Banten,

Pada tanggal : 12 November 2016

PI MPI NAN SI DANG KOMI SI A RAPAT KERJA NASI ONAL VI I

RADI O ANTAR PENDUDUK I NDONESI A

Jabatan

Nama

10-28/

Callsign

NI A

Tandatangan

1 2 3 4 5

Ketua Suprianto JZ02ANT 02.00.13.009580

Wakil Ketua Binsar Sibarani JZ21MPR

Sekretaria Agus Feri Handoko JZ09AFH 09.05.04.029663

PATRA JASA BEACH RESORT, Jl. RAYA KARANG BOLONG,

Dalam dokumen RADIO ANTAR PENDUDUK INDONESIA (Halaman 77-98)