• Tidak ada hasil yang ditemukan

Najemiah

Guru SD Negeri 009 Balikpapan Barat Abstrak

Pendekatan ekspositoris, menuntut seorang guru untuk selalu menambah wawasan, baik itu dari membaca buku-buku pelajaran maupun dari media lain yang berkaitan dengan materi pelajaran IPS. Dampaknya, bagi guru yang kurang aktif, proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas sering mengalami kegagalan. Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (model tim ahli) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) tentang ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 009 Balikpapan Barat yang dilaksanakan dengan tiga siklus. Pada perbaikan siklus I terjadi peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan hasil belajar sebelum perbaikan. Dari sebelum perbaikan nilai rata-rata siswa hanya 57,22, pada perbaikan siklus I nilai rata-rata siswa 62,22, sedangkan pada siklus II mencapai 70,00 dan pada siklus III mencapai 83,33.Bahwa pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Jumlah siswa yang tuntas sebelum perbaikan ada 6 orang, setelah perbaikan siklus I menjadi 15 orang siswa. Sedangkan ketuntasan siswa pada akhir siklus III mencapai 94,44% atau sejumlah 34 orang siswa telah mencapai ketuntasan.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 186

PENDAHULUAN

Pendekatan ekspositoris menitik beratkan keaktifan seorang guru dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa cenderung pasif atau kurang terlibat, sehingga siswa tidak mempunyai kesempatanuntuk mengeluarkan kemampuan yang dimiliki. Proses belajar mengajar IPS yang menghendaki adanya keaktifan siswa, sampai saat ini sering diabaikan oleh guru. Dalam pembelajaran di kelas banyak guru (khususnya di daerah atau desa) masih banyak yang menggunakan pendekatan ekspositoris. Pendekatan ekspositoris, menuntut seorang guru untuk selalu menambah wawasan, baik itu dari membaca buku-buku pelajaran maupun dari media lain yang berkaitan dengan materi pelajaran IPS. Dampaknya, bagi guru yang kurang aktif, proses belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas sering mengalami kegagalan. Hasil belajar siswa tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (model tim ahli) pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS) tentang ekonomi masyarakat siswa kelas IV Semester II SD Negeri 009 Balikpapan Barat tahun pelajaran 2014 / 2015.

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian dalam proses perbaikan pembelajaran tersebut adalah:

a. Mendiskripsikan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Ekonomi Masyarakat melalui model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (Model Tim Ahli).

b. Mendiskripsikan cara mengaktifkan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (Model Tim Ahli).

KAJIAN TEORI

Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar

Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa mampu menguasai saling keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015)187 Hasil Belajar

Menurut Gagne dalam kutipan Yamin belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dimana setelah belajar tidak hanya memilki pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai akan tetapi siswa harus mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan pemikiranya karena belajar proses kognitif, Martinis Yamin (2007:106). Menurut Sudjana (2008:28) definisi belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.

Model Pembelajaran JIGSAW (Model Tim ahli)

Menurut Anonim (2003:31) model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW merupakan model pembelajaran model pembelajaran dengan cara kelompok, siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogen, saling bekerjasama yang positif dan setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan an menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya. Pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW pertama kali dikembangkan oleh Aronson Dkk di Universitas Texas.

Kerangka Berfikir

Mata pelajaran IPS adalah mata pelajaran yang dianggap sulit karena banyak menghafal bagi peserta didik, oleh karena itu guru dituntut untuk lebih variatif dalam menyampaikan materi dengan harapan peserta didik termotivasi dan lebih tertarik pada pelajaran IPS sehingga hasil belajar siswa sesuai dengan harapan yang diinginkan.

Hasil maksimal dalam pembelajaran IPS dikelas memerlukan dukungan dari semua komponen yang ada. Mengingat taraf pengetahuan siswa dalam memahami materi pokok Koperasi belum maksimal maka digulirkan metode pembelajaran JIGSAW (Model Tim Ahli).

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian pada kajian pustaka dan keranka berfikir diatas, maka hipotesis tidakan penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (Model Tim Ahli) pada Siswa Kelas IV Semester II SDNegeri 009 Balikpapan barat Tahun Pelajaran 2014-2015.

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 188

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 009 Balikpapan Barat yang dilaksanakan dengan tiga siklus yaitu:Siklus I hari Jumat, tanggal 07 Februari 2014; Siklus II hari Jumat, tanggal 21 Februari 2014; dan Siklus III hari Jumat, tanggal 07 Maret 2014. Penelitian ini berfokus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tentang Ekonomi Masyarakatdengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV semester II yang berjumlah 36 Orang. Jumlah siswa Putra sebanyak 19 orang siswa, dan jumlah siswa Putri sebanyak 17 orang siswa.

Deskripsi Per Siklus

Untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui pola Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini terdapat tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti dibantu oleh teman sejawat, yang bertindak selaku pengamat atau observer. Pola yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Mata pelajaran yang dijadikan objek perbaikan pembelajaran adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sedangkan sebagai subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri 009 Balikpapan Barat pada Semester 2 Tahun Pelajaran 2013/2014. Proses pembelajarannya dilaksanakan sebanyak tiga tahap atau tiga siklus, yaitu siklus l, siklus II dan siklus III.

Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

Siklus l

Sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan teman sejawat maka pada hari Jumat tanggal 07 Februari 2014 perbaikan pembelajaran dilaksanakan.Langkah-langkah pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus I.Kegiatan

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015)189 pembelajaran IPS diakhiri dengan pelaksanaan tes formatif, penilaian dan analisis nilai yang hasilnya terlampir pada laporan ini.

Tabel 1. Nilai Siswa Sebelum Perbaikan No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan 1. 10-19 0 Rata-rata 57,22 2. 20-29 0 Jumlah Siswa 36 3. 30-39 1 Jumlah SiswaTuntas 6 4. 40-49 3 Persentase Tuntas 16,67%

5. 50-59 9 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 30 6. 60-69 17 Persentase Tidak Tuntas 83,33%

7. 70-79 4

8. 80-89 2

9. 90-100 0

Berdasarkan tabel atas dari 36 siswa, hanya 6 siswa yang tuntas (16,67 %), sedangkan 30 siswa belum tuntas belajar (83,33%). Perolehan nilai terbanyak dengan jumlah 17 orang siswa berada pada rentang nilai 60-69. Dan itu menyatakan bahwa secara klasikal belum mencapai ketuntasan. Setelah diadakan perbaikan siklus I, maka data rentang nilai formatifnya sebagai berikut:

Tabel 2. Nilai Siswa Siklus I No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan 1. 10-19 0 Rata-rata 62,22 2. 20-29 0 Jumlah Siswa 36 3. 30-39 0 Jumlah SiswaTuntas 15 4. 40-49 0 Persentase Tuntas 41,67%

5. 50-59 9 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 21 6. 60-69 12 Persentase Tidak Tuntas 58,33% 7. 70-79 13

8. 80-89 2 9. 90-100 0

Dari rentang nilai pada tabel diatas terjadi peningkatan sebesar 5 poin menjadi 62,22 sedangkan ketuntasan setelah siklus I meningkat

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 190

sebanyak25,00% menjadi 41,67%. Berdasarkan data-data di atas terlihat adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi Ekonomi Masyarakat sebagai perbandingan pada pembelajaran Siklus I.

Siklus II

Sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan teman sejawat maka pada tanggal 21 Februari 2014 perbaikan pembelajaran dilaksanakan. Langkah–langkah pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus II. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan tes formatif, penilaian dan analisis nilai yang hasilnya terlampir dalam laporan ini.

Tabel 3. Nilai Siswa Siklus II No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan 1. 10-19 0 Rata-rata 70,00 2. 20-29 0 Jumlah Siswa 36 3. 30-39 0 Jumlah SiswaTuntas 26 4. 40-49 0 Persentase Tuntas 72,22%

5. 50-59 3 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 10 6. 60-69 7 Persentase Tidak Tuntas 27,78%

7. 70-79 16

8. 80-89 7

9. 90-100 3

Dari rentang nilai pada tabel diatas terjadi peningkatan yang cukup signifikan untuk perolehan nilai ketuntasan belajar pada siklus II yaitu dari 36 siswa ada 26 siswa yang tuntas sebesar 72,22%,

Siklus III

Sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan teman sejawat maka pada tanggal 07 Maret 2014 perbaikan pembelajaran dilaksanakan. Langkah–langkah pembelajaran terlaksana sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran siklus III. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan pelaksanaan tes formatif, penilaian dan analisis nilai.

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015)191 Tabel 4. Nilai Siswa Siklus III

No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Keterangan 1. 10-19 0 Rata-rata 83,33 2. 20-29 0 Jumlah Siswa 36 3. 30-39 0 Jumlah SiswaTuntas 34 4. 40-49 0 Persentase Tuntas 94,44%

5. 50-59 0 Jumlah Siswa Tidak Tuntas 2 6. 60-69 2 Persentase Tidak Tuntas 5,56%

7. 70-79 8

8. 80-89 8

9. 90-100 18

Dari rentang nilai pada tabel diatas terjadi peningkatan yang sangatsignifikan untuk perolehan nilai ketuntasan belajar pada siklus III yaitu dari 36 siswa ada 34 siswa yang tuntas atau sebesar 94,44%.

Pembahasan Dari Setiap Siklus

Tes ini diberikan sesudah satu kegiatan atau unit belajar diselesaikan yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan siswa dalam pelajaran. Pembahasannya sebagai berikut:

Siklus I

Pada perbaikan siklus I terjadi peningkatan yang cukup baik dibandingkan dengan hasil belajar sebelum perbaikan. Dari sebelum perbaikan nilai rata-rata siswa hanya 57,22 namun pada siklus I telah mencapai 62,22 dengan nilai ketuntasan sebesar 16,67% pada pra siklus menjadi 62,22% pada perbaikan siklus I. Jumlah siswa yang tuntas sebelum perbaikan ada 6 orang, namun setelah perbaikan siklus I menjadi 15 orang siswa. Dari hasil observasi juga diketahui bahwa aktifitas guru dan siswa juga mengalami perubahan yang menuju pada perbaikan.

Siklus II

Pada perbaikan siklus II dengan hasil yang diperoleh dalam bentuk nilai formatif bahwa pembelajaran mengalami peningkatan dari

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 192

siklus I dengan siklus II. Adapun nilai rata-rata siswa pada siklus I hanya 62,22 menjadi 70,00 pada siklus II. Ini berarti pembelajaran siklus II mengalami peningkatan sebesar 7,78 sedangkan ketuntasan siswa mencapai 72,22% atau sejumlah 15 orang siswa telah mencapai ketuntasan. Namun peneliti merasa belum berhasil mencapai nilai ketuntasan pembelajaran secara klasikal.Karena itu penulis merasa perlu melanjutkan kembali perbaikan ke siklus III.

Siklus III

Pada perbaikan siklus III diperoleh hasil perbaikan dalam bentuk nilai formatif, bahwa pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II dan siklus III. Adapun nilai rata-rata siswa pada siklus I hanya 62,22, sedangkan pada siklus II mencapai 70,00 dan pada siklus III mencapai 83,33. Ini berarti pembelajaran siklus III mengalami peningkatan yang sangat signifikan sebesar 7,78 poin. Sedangkan ketuntasan siswa mencapai 94,44% atau sejumlah 34 orang siswa telah mencapai ketuntasan.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pembelajaran mulai dari siklus I sampai dengan pembelajaran siklus III. Oleh karena itu peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe JIGSAW (Model Tim Ahli) maka aktivitas guru dan siswa lebih kondusif serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas IV semester II SD Negeri 009 Balikpapan Barat Tahun Pelajaran 2014/2015.

SARAN

Untuk meningkatkan pemahaman siswa, guru hendaknya selalu mengembangkan kreatifitas yang dimiliki berkaitan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif seta pemilihan metode dan alat peraga yang tepat. Sehingga pembelajaran yang diadakan dapat terjadi keaktifan antara guru dan murid sehingga tidak membosankan siswa.

Agar kekreatifan guru dalam pembelajaran serta penguasaan metode dan alat peraga lebih meningkat seyogyanya guru

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015)193 mengembangkan wawasan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan dewasa ini. Beberapa cara yang efektif bagi guru untuk mengembangkan kreatifitas adalah melalui Kelompok Kerja Guru (KKG), penataran, penguasaan IT, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2003.Pengertian Pembelajaran Jigsaw. http://wordpress.com Baharudin dan Esa Nur W, 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Jogjakarta: ArRuzz Media Group.

Sudjana, Nana, 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana, 2009. Pengertian Hasil Belajar.http://techonly 13wordpress.com/ 2009/07/04/pengertian-hasil-belajar.

Nur, 2000. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. http://indramunawar. Blogspot.com/2009/06/hasil-belajarpengertian-dan-definisi.html. Tim Penyusun KTSP, 2006. KTSP. Grobogan: Dinas Pendidikan.

Yamin, Martinis, 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi.

Persyaratan Pemuatan Naskah Untuk

1. Naskah belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain, diketik spasi dua pada kertas A4, panjang 10-20 halaman, dan diserahkan paling 1 bulan sebelum tanggal penerbitan dalam bentuk ketikan pada MS Word dan print-outnya.

2. Artikel ditulis dalam Bahasa lndonesia/lnggris, dilengkapi Abstrak (50-70 kata). 3. Artikel(hasilpenelitian) memuat:

Judul

NamaPenulis

Identitas Penulis/Alamat email

Abstrak dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris Kata-kata kunci

Pendahuluan(memuat latar belakang masalah dan sedikit tinjauan pustaka, dan masalah/tujuan penelitian).

Metode Hasil

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka (berisipustaka yang dirujukdalamuraian saja). 4. Artikel (kajian teoretik, setara hasil penelitian) memuat

Judul

Nama Penulis

Identitas Penulis/Alamat email

Abstrak dalam Bahasa lndonesia dan Bahasa lnggris Kata-kata kunci

Pendahuluan Subjudul

Subjudul sesuai kebutuhan Subjudul

Penutup (Kesimpulan dan Saran)

DaftarPustaka(berisipustaka yang dirujukdalamuraian saja).

5. Daftar Pustaka disajikan mengikuti tata cara seperti contoh berikut, disusun secara alfabetis dan kronologis:

Gagne, ILM., 1974. Essential of Learning and Instruction. New York: Halt Rinehart and Winston.

Popkewitz, T.S., 1994. Profesionalization in teaching and teacher education: some notes on its history, ideology, and potentia?. Journalof Teaching and Teacher Education, 10 (10): 1-14.

6. Sebagaiprasyaratbagipemrosesanartikel, para