• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MEMBACAKAN TEKS BERITA MELALUI MEDIA SURAT KABAR

Indah Sutjiati

Guru Bahasa Indonesia SMA Negeri 8 Balikpapan Abstrak

Penelitian Tintidakan Kelas ini dilakukan di SMA Negri 8 Balikpapan yang terdiri dari 3 Siklus dengan Tujuan Penelitian ini adalah Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia dengan Metode kemampuan membacakan teks berita melalui media surat kabar Siswa Kelas XI IPA – 2 SMA Negeri 8 Balikpapan Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Manfaat dari penelitian ini adalah Melatih Ketrampilan Siswa dengan kemampuan membacakan teks berita melalui media Surat Kabar Siswa kelas XI IPA – 2 SMA Negeri 8. Sedangkan hasil yang diperoleh dari Siklus 1 ke siklus 2 sebagai berikut : Pada Siklus 1 diperoleh Nilai Rata-rata 61,25 dan pada Siklus 2 diperoleh nilai rata-rata 72, 35, dan terdapat kenaikan presentasi sebesar 11,10 %. Sehingga metode ini digunakan oleh seluruh guru Bahasa Indonesia dalam pembelajaran di dalam kelas ataupun di dalam Ruang Perpustakaan di SMA yang kebetulan mempunyai Fasilitas di sekolahnya.

Keyword : Membacakan Teks Berita Melalui Media Surat Kabar.

PENDAHULUAN

Pengajaran membaca di SMA disesuaikan dengan jenjang kelas dan kurikulum yang berlaku. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) pada jenjang kelas XI tercantum standar kompetensi yaitu Memahami ragam wacana tulis dengan membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca nyaring. Kompetensi Dasar :

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 66

Membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas.

Berdasarkan hasil obervasi yang telah dilakukan terhadap Siswa SMA Negeri 8 Balikpapan khususnya kelas XI IPA-2 semester genap tahun pelajaran 2013/2014, pada saat siswa membaca ekstensif banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam penerapan vokalnya seperti intonasi, artikulasi, serta penjedaan pada kelompok kata. Hal ini terjadi karena siswa tidak mengetahui tujuan dan manfaat dari apa yang telah mereka baca sehingga terkesan siswa hanya asal membaca.

Siswa SMA Negeri 8 Balikpapan khususnya kelas XI IPA - 2 semester genap tahun pelajaran 2013/2014 diharapkan mempunyai kemampuan untuk membaca menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta lancar untuk membacakan teks berita kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan materi/aspek berbicara yang terdapat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Kompetrensi Dasar :

Membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas.

Kenyataan yang ditemui di kelas XI IP-2 di SMA Negeri 8 Balikpapan sebagian besar siswanya pendiam dan pasif. Bila diberi tugas untuk membacakan teks berita didepan kelas dengan cara berlatih sendiri kemudian tampil dengan waktu kurang lebih 5 menit masih sukar untuk mengutarakannya dengan lancar apalagi dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penulis tertarik untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas XI IPA - 2 SMA Negeri 8 Balikpapan tahun pelajaran 2013/2014 dalam membacakan berita setelah melihat kenyataan yang tepat saat proses belajar mengajar. Penulis ingin meningkatkan keaktifan siswa kelas XI IPA - 2 SMA Negeri 8 Balikpapan tahun pelajaran 2013/2014 dalam kemampuan membacakan teks berita melalui media surat kabar terbaru.

Di kelas XI IPA -2 SMA Negeri 8 Balikpapan terdiri dari 27 Laki-laki dan 13 perempuan. Dari 36 Siswa dan Siswa kelas XI IPA-2 terdapat 25 siswa yang bicaranya gugup, penjedaan berdasarkan kelompok kata belum dipahami, banyak yang mengalami demam panggung serta artikulasi kurang jelas saat membacakan kata atau istilah dalam teks berita. Pada Penelitian Tindakan Kelas yang sesuai dengan judul “Peningkatkan Kemampuan Membacakan Teks Berita pada Siswa

Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Balikpapan Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014”. Diharapkan siswa kelas XI IPA - 2 mempunyai

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 67 kemampuan yang maksimal agar kemampuan membacakan teks berita dapat ditingkatkan oleh siswa maka penulis menggunakan media surat kabar terbitan terbaru. Rumusan masalah yang akan dijawab adalah apakah terdapat peningkatkan prestasi belajar kemampuan membacakan teks berita melalui media surat kabar siswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri 8 Balikpapan Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

Apabila proses belajar mengajar dikelas dilakukan dengan cara menerapkan pembelajaran melalui media surat kabar terbitan terbaru maka, kemampuan membacakan teks berita akan meningkat karena pada awal pembelajaran, siswa sudah tertarik ingin mengetahui apa peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini.

KAJIAN PUSTAKA

Kemampuan Membaca

Membaca merupakan kegiatan/keterampilan berbahasa. Menurut D.P. Tampubolon (1987 : 3) Dalam Pendidikan Bahasa Terdapat Empat Kemampuan Pokok yang harus dibina dan dikembangkan yaitu Menyimak, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Dua kemampuan pertama terdapat dalam komunikasi lisan dan dua terakhir adalah komunikasi tulisan. Membaca adalah salah satu dari empat kemampuan bahasa pokok dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. D.P. Tampubolon (1987 : 7) menyatakan bahwa kemampuan membaca adalah ketepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan penguasaan teknik-teknik membaca efisien.

Teks Berita Pada Surat Kabar

Surat kabar sebagai bacaan yang paling umum dalam masyarakat terutama masyarakat modern, mengandung berbagai isi (informasi) yang perlu bagi para pembaca. Secara umum isi utama surat kabar dapat dibagi atas jenis-jenis pokok berikut yaitu berita, opini, iklan, pembentukan, dan diksi. (D.P. Tampubolon). Mendefinisikan berita dengan tepat tidaklah mudah, walaupun bagian terbesar dari isi surat kabar umumnya adalah berita. Namun demikian secara umum dapat dikatakan bahwa berita ialah laporan yang benar dan pada waktunya tentang suatu peristiwa yang terjadi dalam masyarkat, tentang suatu pendapat atau pikiran baru, atau tentang apa saja yang merupakan fakta dan yang menarik serta perlu bagi pembaca umumnya ciri-ciri berita

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 68

adalah faktual (berupa kenyataan-kenyataan sebenarnya), objektif (tidak bercampur dengan pandangan pelapor sendiri) menarik, dan perlu atau berguna bagi umum, mengandung pokok-pokok berita 5W yaitu What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (dimana), Why (mengapa) dan 1H yaitu How (bagaimana).

Membacakan Teks Berita

Membaca teks berita. Membaca teks berita berarti kita melakukan kegiatan untuk mendapatkan informasi yang berorientasi bagi diri kita. Membacakan teks berita adalah membacakan teks mengenai sebuah berita pada orang lain atau pendengar. Membaca yang terampil tidak akan membacakan teks kata demi kata, tetapi dia akan membaca berdasarkan kelompok-kelompok kata yang mengandung satuan-satuan pengertian yang berupa ide-ide atau konsep-konsep.

Dalam membacakan teks berita ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna mencapai hasil dan manfaat yang maksimal. Artinya pendengar dapat memahami isi berita yang disampaikan tanpa adanya kesalahan tafsir dan kesulitan lain. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pembaca berita :

a. Pemahaman terhadap berita yang akan dismpaikan. Dalam hal ini sebelum membacakan berita untuk orang lain, pembaca berita harus memahami benar isi berita yang akan dibacakan

b. Mengumpulkan isi berita secara utuh.

c. Penggunaan volume suara yang dapat menjangkau seluruh audiens atau pendengar.

d. Penerapan intonasi dan artikulasi yang tepat dalam membacakan kalimat-kalimat berita sehingga tidak menimbulkan kesalahan penafsiran.

e. Memberikan penjedaan yang tepat antar kalimatnya sesuai dengan pengelompokan kata.

f. Membuka penekanan pada hal-hal yang penting dalam berita.

Pada penelitian ini bahasa lisan yang digunakan adalah ragam bahasa resmi atau ragam bahasa baku. Dalam membacakan teks berita antara pembaca dan pendengar adalah resmi sehingga bahasa yang digunakan adalah bahasa baku. Untuk menjadi pembicara berita yang baik, disamping harus menguasai masalah, kita pun harus memperhatikan kegairahan dan keberanian. Keberanian merupakan hal yang sangat mendasar. Tanpa keberanian atau keberanian

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 69 setengah akan mengakibatkan kekacauan dalam membacakan teks berita. Disamping itu sebagai pembaca berita harus mempunyai penampilan yang meyakinkan sehingga pendengar percaya dan terkesan. Hal ini akan membantu kita mempertebal rasa percaya diri.

Oleh sebab itu, sebagai seorang pembicara kita harus berusaha berpenampilan meyakinkan. Penampilan yang meyakinkan meliputi penampilan lahir dan penampilan batin. Penampilan lahir dan batin ini meliputi pancaran suasana batin pada suara, wajah, dan gerak-gerik serta pancaran lahir dari busana, aksesoris dan rias wajah. Dalam suasana khidmat saat membacakan teks berita, kita harus berpenampilan teduh dan berwibawa.

Pengaruh Media Surat Kabar Terhadap Peningkatan Kemampuan Membacakan Teks Berita

Kemampuan membacakan teks berita siswa pada umumnya masih belum memenuhi harapan guru. Hal ini disebabkan oleh penerapan pembelajaran yang kurang menarik atau pembelajaran yang dilaksanakan secara konvensional, misalnya anak ditugasi didepan kelas. Hasil yang didapat kurang maksimal, siswa sukar memberi jedah kalimat-kalimat berdasarkan kelompok kata saat membacakan teks berita, intonasi yang kurang tepat, artikulasi dan volume suara yang kurang jelas.

Untuk mengatasi hal ini diperlukan pembelajaran yang jitu agar kemampuan membaca siswa berhasil secara maksimal. Pembelajaran yang diinginkan untuk menghidupkan kelas saat membacakan teks berita adalah penggunaan media surat kabar terbaru yang sedang hangat dibicarakan dan sesuai dengan jiwa remaja siswa.

Langkah-langkah pembelajaran dalam penelitian membacakan teks berita ini sebagai berikut :

a. Siswa dimotifasi dengan materi membaca teks berita dan kaitannya dengan kebutuhan hidupnya sehari-hari.

b. Guru membentuk kelompok kerja. Selama kerja kelompok pembelajaran tampak dengan adanya :

o Mengadakan diskusi antar teman dalam kelompok

o Menggunakan model yaitu temannya sendiri sebagai contoh dalam pembelajaran

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 70

c. Guru memotifasi kelompok yang belum bekerja secara maksimal. Dari langkah-langkah pembelajaran ini dapat membantu tugas akhir berupa penilaian-penilaian kemampuan membacakan teks berita. METODE PENELITIAN

Subjek Dan Tempat Penelitian

Kelas yang akan diteliti adalah kelas XI IPA - 2 SMA Negeri 8 Balikpapan tahun pelajaran 2013/2014. Penulis memilih kelas ini karena sebagian besar siswanya pendiam dan agak pasif, sehingga penulis ingin mengubah sikap dari pendiam dan pasif menjadi agresif, pemberani dan aktif. Kelas tersebut terdapat 40 siswa yang terdiri dari 13 orang laki-laki dan 27 orang perempuan dengan latar belakang ekonomi dan sosial yang berbeda-beda.

Rancangan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis selain menyiapkan pengajaran diantaranya silabus dan sistem penelitian, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, penulis juga mempersiapkan instrument yang diperlukan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini diantaranya lembar observasi, dan lembar penilaian kegiatan siswa.

Refleksi awal dilakukan dengan mengadakan pengamatan pendahuluan yang digunakan untuk menetapkan dan merumuskan rencana tindakan. Berdasarkan hasil pengamatan awal ditemukan indikator-indikator yaitu suasana kelas tidak menggairahkan dan kurang menyenangkan karena dicekam oleh tugas yang dirasa membebani siswa. Sebagian besar siswa tampak demam panggung karena takut kurang tepat saat membacakan teks berita, apalagi membacakan didepan kelas dan diberikan penilaian. Bila tiba gilirannya banyak yang memilih tampil terakhir. Komentar-komentar yang diungkapkan siswa lain saat salah satu temannya membacakan teks berita, juga berpengaruh terhadap mental siswa yang bersangkutan. Dari pengamatan awal ini selanjutnya dilakukan refleksi dari berbagai sudut diantaranya : pengaruh guru, metode pembelajaran, dan perilaku siswa. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas dikelas XI IPA - 2 SMA Negeri 8 Balikpapan tahun pelajaran 2013/2014 masih kurang.

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 71 Rencana tindakan

Rencana-rencana tindakan yang akan penulis lakukan saat pembelajaran. Membacakan teks berita adalah :

a. Mempersiapkan perangkat pembelajaran. b. Menjelaskan kegiatan kepada siswa.

c. Mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok terdiri dua anggota untuk berlatih membaca teks berita sambil memperhatikan informasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas.

d. Membagikan lembaran berisi kutipan teks berita terhangat pada masing-masing anggota kelompok.

e. Agar ada tanggung jawab dari kelompok maka setiap kelompok diberi lembar kerja siswa yang isinya mengefaluasi teman yang membacakan teks berita dengan format penilaian yang dibagikan. f. Masing-masing anggota kelompok berlatih membacakan teks berita

sambil memperhatikan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas.

g. Siswa secara bergiliran dan acak dipanggil oleh guru untuk membacakan teks berita didepan kelas.

h. Siswa lain memberi komentar terhadap penampilan siswa yang ditunjuk membacakan teks berita didepan kelas.

i. Mempersiapkan format penilaian yang akan digunakan untuk menilai setiap siswa yang tampil yang selanjutnya bisa dipakai untuk mengukur kemampuan membacakan teks berita. Fokus penilaiannya menggunakan teks perbuatan (persentasi didepan kelas) dengan kriteria ketepatan intonasi, kejelasan artikulasi dan volume.

Observasi

Penelitian dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung didalam kelas. Penelitian pertama dilakukan pada saat latihan membacakan teks berita yang dilakukan siswa dengan anggota kelompoknya. Penelitian kedua dilaksanakan pada saat masing-masing siswa secara giliran dan acak, mempresentasikan didepan kelas dengan persediaan waktu kurang lebih 5 menit. Pengamatan dari kegiatan pembelajaran membacakan teks berita dengan cara mengefaluasi semua data mulai dari lembar observasi, lembar field note dan daftar penilaian individu.

Refleksi

Dari tahap pelaksanaan dan pengamatan akan didapatakan bebarapa hasil yang akan menunjukan siapa yang bagus, siapa yang

(BORNEO, EDISI KHUSUS Nomor 3 , Oktober 2015) 72

mampu, cukup mampu, kurang mampu dan tidak mampu dalam kegiatan membacakan teks berita berdasarkan penyediaan kelompok kata, intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas. Dari pelaksanaan pengamatan dicari kelemahan-kelemahan yang menyebabkan kurang optimal atau ingin meningkatkan hasil dari siklus pertama.

Pengumpulan data instrument penelitian

Pada Penelitian ini data dikumpulkan melalui Observasi, Tes dan Wawancara. Data observasi dikumpulkan penilaian individu yang di laksanakan setelah kegiatan pembelajaran membacakan teks berita berlangsung dengan cara tampilan di depan kelas. Aspek yang di nilai saat membacakan teks berita adalah kejelasan artikulasi, ketepatan intonasi, dari volume suara, dan penjedaan kelompok kata.

Tes dilakukan peneliti saat siswa satu persatu dipanggil secara acak untuk membacakan teks berita di depan kelas kemudian guru dan siswa yang lain memberikan penilaian dan komentar terhadap kejelasan artikulasi, ketepatan intonasi, dari volume suaranya. Wawancara di lakukan secara implisit kepada siswa yang nilainya kurang dengan cara menanyakan kesulitan-kesulitan di saat membacakan teks berita di depan kelas.

Analisis Data

Data di peroleh dari hasil observasi penulis kemudian dirangkum. Data ini dipakai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran membacakan teks berita. Untuk mengukur kemampuan siswa saat membacakan teks berita melalui media surat kabar menggunakan nilai rata-rata dari artikulsi, intonasi, volume suara, dan penjedaan. Sebagai patokan keberhasilan siswa dalam kemampuan membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat, artikulasi dan volume suara yang jelas.