• Tidak ada hasil yang ditemukan

2011 2012 2013 2014 2015 1 Jumlah Keluarga Sejahtera jiwa 76.254 77.335 78.141 78.950 84

2 Cakupan Layanan PUS ber-KB Aktif jiwa 41.023 42.104 49.645 67.605 70.498 3 Rata-rata jumlah anak per keluarga jiwa 1-2 1-2 1-2 1,51 1,51 4 Cakupan peserta KB aktif % 62,55 63,05 64,02 73,90 73,90 5 Jumlah Keluarga Sejahtera Jiwa 74.265 77.335 78.141 78.950 78.950

Sumber: BPPKB Kota Mataram, 2015 13.Urusan Wajib Sosial

Penyelenggaraan Urusan Wajib Sosial diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya upaya penanganan masalah sosial masyarakat. Daya tarik Kota Mataram yang berdampak pada meningkatnya arus urbanisasi masyarakat menjadikan permasalahan sosial terus meningkat

setiap tahunnya. Selain urbanisasi, dinamika pertumbuhan penduduk dengan rata-rata 1,7% setiap tahunnya menjadi faktor yang mempengaruhi makin beragamnya permasalahan sosial kemasyarakatan. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) terdiri dari fakir miskin, anak terlantar, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE), pemulung, eks narkoba, lanjut usia terlantar, penyandang cacat, dan Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan (BWBLP).

Capaian indikator pembangunan urusan wajib sosial adalah sebagai berikut:

Tabel 2.32

Capaian Indikator Pembangunan Urusan Wajib Sosial

di Kota Mataram Tahun 2011 – 2015

No Indikator Pembangunan Satuan 2011 2012 2013 2014 2015

1 Persentase Penduduk Miskin % 13,18 11,87 10,75 10,53 10,53* 2 Jumlah Panti Asuhan/Panti Jompo/

Panti Rehabilitasi yang dibina unit 16 16 16 16 16

3 Sarana sosial seperti panti asuhan,

panti jompo dan panti rehabilitasi unit 16 16 16 16 16

4 Penanganan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) orang 46.916 46.860 46.939 47.032 47.331 *) angka sementara

Sumber: BPS Kota Mataram, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, 2015 Untuk menunjang penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan mewujudkan percepatan penanggulangan kemiskinan dirumuskan empat

strategi utama penanggulangan kemiskinan tersebut antara lain: i) memperbaiki program perlindungan sosial; ii) meningkatkan akses

terhadap pelayanan dasar; iii) pemberdayaan kelompok masyarakat miskin; dan iv) menciptakan pembangunan yang inklusif.

Dalam rangka melaksanakan strategi percepatan penanggulangan kemiskinan tahun 2015, dilakukan upaya melalui program pembangunan yang berkelanjutan antara lain menerapkan layanan kesehatan gratis, bantuan siswa miskin, bedah rumah, sambungan gratis air bersih bagi MBR, bantuan beras miskin (raskin), bantuan beras bagi penduduk jompo, bantuan modal usaha dan santunan kematian, disamping itu juga dilaksanakan beberapa program KKS dan PKH untuk 28.212 KK sesuai dengan SK Mensos 170/HUK/2015.

Untuk indikator Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dilakukan melalui peningkatan kemampuan petugas dan pendamping sosial PMKS, pelaksanaan KIE Konseling dan Kampanye Sosial bagi PMKS serta pelatihan bagi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE).

14.Urusan Wajib Ketenagakerjaan

Penyelenggaraan Urusan Wajib Ketenagakerjaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya ketersediaan lapangan kerja di Kota Mataram.

Masalah ketenagakerjaan semakin kompleks seiring bertambahnya jumlah penduduk, yang memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yang dimaksud tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

Capaian indikator pembangunan Urusan Wajib Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.33

Capaian Indikator Pembangunan Urusan Wajib KetenagaKerjaan Di Kota Mataram Tahun 2011-2015

No Indikator Pembangunan Satuan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 64,71 61,98 56,15 61,20 63,31 2 Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) % 93,30 93,47 94,52 95,21 92,50

3 Pencari kerja yang ditempatkan orang 34 27 33 53 80

4 Tingkat pengangguran terbuka % 6.70 6.53 5.48 4.79 4,15

5 Keselamatan dan perlindungan % 65 60 68 76 84

6 Perselisihan buruh dan pengusaha

terhadap kebijakan pemerintah daerah % 53 50 62 66 44.72

Sumber: BPS Kota Mataram, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram, 2015 Terjadinya peningkatan TPAK Kota Mataram didukung oleh perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran; jasa serta sektor industri kretaif. Secara difinisi Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) dapat memberikan gambaran peluang seorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. Penurunan angka TKK dimaksud bukan semata-mata menunjukkan ketidakberhasilan pencapaian kinerja ketenagakerjaan akan tetapi lebih pada makin tingginya jumlah angkatan kerja yang ada di Kota Mataram.

Hal lain yang mempengaruhi bertumbuhnya sektor tersier yang positif adalah terkait berkembangnya pasar modern yang menggunakan tenaga kerja lokal, sehingga diharapkan sebagian besar angkatan kerja dapat tertampung di lapangan usaha tersebut dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Sebagai bagian lain dari penilaian kinerja oleh pihak independen (Ombusdman RI Perwakilan Provinsi NTB) diperoleh penilaian kinerja pelayanan publik bidang ketenagakerjaan (AK 1/Kartu Kuning) dengan nilai 890 berada pada Zona Hijau.

15.Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Penyelenggaraan Urusan Wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya efektifitas pengembangan usaha di Kota Mataram.

Mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 06/Per/M.KUMKM/III/2008 tanggal 12 Maret Tahun 2008 tentang perubahan atas Peraturan Menteri nomor 22/KEP/M.KUMKM/IV/2007 tanggal 16 April Tahun 2007 tentang pemeringkatan koperasi, beberapa upaya strategis dalam rangka peningkatan jumlah koperasi aktif dan jumlah koperasi berkualitas diimplementasikan melalui kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian, Pembinaan, Pengawasan, dan Perhargaan Koperasi Berprestasi, serta Peningkatan Penataan Data Koperasi. Dari jumlah koperasi aktif yang ada, secara berkesinambungan dilakukan penilaian kinerja dalam rangka penetapan koperasi yang berkualitas. Dasar penetapan kinerja koperasi dilakukan melalui Pemeringkatan Koperasi sehingga dari hasil penilaian yang dilakukan ditetapkan 142 koperasi berkualitas pada tahun 2015 meningkat sebanyak 9 unit koperasi dari 133 unit koperasi pada tahun 2014.

Pertumbuhan WUB di Kota Mataram menunjukan adanya peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun anggaran 2015 pertumbuhan wirausaha baru mencapai angka sebesar 4.767 WUB atau terjadi peningkatan sebesar 2.685 dari jumlah WUB tahun 2014.

Capaian indikator pembangunan Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:

Tabel 2.34

Capaian Indikator Pembangunan Urusan Wajib Koperasi dan UKM Kota Mataram Tahun 2011 - 2015

No Indikator Pembangunan Satuan

Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Tingkat Perkembangan WUB WUB 8.544 10.899 13.352 14.130 16.212

2 Koperasi Berkualitas Unit 104 111 128 133 142

3 Koperasi Aktif Unit 307 315 345 355 386

4 Persentase koperasi aktif % 59.60 54.78 58.67 59.76 59,76

Sumber: Dinas Koperindag Kota Mataram, 2015

Keberhasilan tersebut tentunya tidak terlepas dari upaya strategis yang dilakukan melalui kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya, peningkatan kemampuan kewirausahaan, fasilitasi akses permodalan dan penguatan kelembagaan koperasi. Selain itu juga, peran koperasi menjadi prioritas perhatian dalam upaya peningkatan iklim usaha yang kondusif di Kota Mataram serta daya dukungnya dalam penciptaan WUB.

16.Urusan Wajib Penanaman Modal

Penanaman modal dalam suatu Negara maupun daerah mempunyai peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan pembangunan nasional dan daerah. Peningkatan investasi dapat meningkatkan PAD secara langsung

yang dapat dibelanjakan untuk program pembangunan. Selain itu, besarnya investasi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat terkait dengan kesempatan kerja yang lebih luas. Dari sisi peran pemerintah, harus mengupayakan pembenahan terhadap peningkatan pelayanan secara prima dalam menunjang iklim berinvestasi.

Penyelenggaraan Urusan Wajib Penanaman Modal berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang perubahan kedua atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram, diarahkan untuk mencapai sasaran meningkatnya kepastian berinvestasi di Kota Mataram. Peningkatan pelayanan perizinan di Kota Mataram diatur dengan Peraturan Walikota Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pelimpahan Kewenangan di Bidang Perijinan Kepada BPMP2T Kota Mataram yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik bidang perijinan.

Tabel 2.35

Capaian Indikator Pembangunan Urusan Wajib Penanaman Modal Di Kota Mataram Tahun 2011 - 2015

No Indikator Pembangunan Satuan 2015

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Rp

(juta) 1.501,17 1.855,17 2.097,79 3.138,28 3.765,94

2 Laju Pertumbuhan Investasi % 19,59 23,58 12,38 12,76 12,96

3 Penyelesaian Ijin Investasi Tepat

Waktu % 76 80 82 97 97,79

Sumber: BPS Kota Mataram dan BPMP2T Kota Mataram, 2015

Berdasarkan analisis PDRB Kota Mataram menurut Pengeluaran dijelaskan bahwa aktivitas investasi fisik tercermin pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB). PMTB disebut sebagai bruto karena di dalamnya masih terkandung unsur penyusutan, atau nilai barang modal sebelum diperhitungkan nilai penyusutannya. Mengacu pada hasil penghitungan PMTB yang dilakukan, perkembangan investasi di Kota Mataram menunjukan peningkatan yang signifikan.

Indikator lainnya yang tidak kalah penting yaitu penentuan laju pertumbuhan investasi dimana dapat memberikan gambaran besaran proses kenaikan nilai investasi perkapita dalam jangka waktu tertentu. Indikator meningkatnya efektifitas pengembangan usaha capaiannya didukung oleh pelaksanaan program/kegiatan Peningkatan Kwalitas Pelayanan Publik, yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kualitas pelayanan perijinan termasuk di dalamnya adalah yang berkaitan dengan waktu penyelesaian izin. Waktu penyelesaian izin yaitu: IMB, PIMB, ILOK, SITU MB, HO, SIUP, TDP, TDG, TDI/IUI dan Perluasan, IUJK, Ijin Hotel, Ijin Rumah Makan, Ijin Usaha Rekreasi dan Hiburan Umum, Ijin

Usaha Jasa Pariwisata, Ijin Sewa Lahan dan lain-lain dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitas pelayananya. Salah satu upaya peningkatan kualitas pelayanan pada tahun 2015 telah diresmikan Program PAKET dimana masyarakat dapat mengurus lebih dari satu ijin secara bersamaan pada waktu yang sama. Pemberlakuan ijin PAKET berkontribusi terhadap jumlah ijin yang ditangani pada tahun 2015 yaitu meningkat sebesar 3.653 ijin dari 6.330 ijin pada tahun 2014 menjadi 9.983 ijin.

17.Urusan Wajib Kebudayaan

Sebagai ibukota Provinsi NTB, Kota Mataram dengan keberagaman budaya tetap peduli dalam upaya pelestarian terhadap nilai-nilai kebudayaan dan keragaman budaya. Penyelenggaraan Urusan Wajib Kebudayaan diarahkan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal.

Tabel 2.36

Capaian Indikator Pembangunan Urusan Wajib Kebudayaan

Di Kota Mataram Tahun 2011 – 2015

No Indikator Pembangunan Satuan Tahun

2011 2012 2013 2014 2015