• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Dampak Pemekaran Terhadap Pembangunan Ekonomi .1 Pertumbuhan Struktur Ekonomi Wilayah .1 Pertumbuhan Struktur Ekonomi Wilayah

5.2.3 Jumlah Penduduk Miskin

PDRB perkapita dianggap kurang tepat dijadikan indikator utama dalam menilai keberhasilan pembangunan maka sebagai data pembanding berikut diberikan data kemiskinan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemiskinan di Kab. Mamasa dan Kab. Polewali Mandar. Indikator kemiskinan adalah salah satu indikator kesejahteraan rakyat yang dijadikan tolak ukur utama dalam menilai keberhasilan pembangunan.

Dari data jumlah penduduk miskin di Kab. Polewali Mandar (data masih tergabung antara Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamasa) periode tahun 2002-2004 mengalami penurunan dimana jumlah penduduk miskin di Kabupaten Polewali Mandar di tahun 2002 sebanyak 147.900 jiwa atau 31,38 persen dari total jumlah penduduk menjadi 109.700 jiwa atau 30,78 persen di tahun 2004. Penurunan jumlah penduduk miskin terjadi di tahun 2003 sebesar 56.400 jiwa atau 11,62 persen dari total jumlah penduduk.

Sumber: BPS Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamasa

Gambar 4 Jumlah Penduduk Miskin tahun 2002-2008

Pada periode tahun 2005-2008 jumlah (Gambar 4) penduduk miskin di Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamasa mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin di Kab. Polewali Mandar pada tahun 2005 sebanyak 112.200 jiwa atau 30,71 persen dari total jumlah penduduk mengalami penurunan menjadi 78.300 jiwa atau 21,80 persen dari total penduduk sedangkan di Kab. Mamasa jumlah penduduk miskin pada tahun 2005 sebanyak 37.200 jiwa atau 30,43 persen dari total penduduk menjadi 22.500 jiwa atau 18,06 persen dari total jumlah

0 20 40 60 80 100 120 140 160 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Ju ml a h P e n d u d u k M is k in (j iwa )

Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa

peduduk di tahun 2008. Dari perbandingan jumlah penduduk miskin diperoleh bahwa di Kab. Mamasa lebih kecil jumlah penduduk miskin dibandingkan di Kab. Polewali Mandar.

Untuk melihat perkembangan jumlah penduduk miskin dapat dilihat dari laju pertumbuhan jumlah penduduk miskin. Lajupertumbuhan jumlah penduduk miskin periode tahun 2004-2005 (Gambar 5), di Kab. Polewali mandar mengalami penurunan di tahun 2004 sebesar 94,5 persen menjadi 2,3 persen pada tahun 2005. Pada periode tahun 2006-2008 laju pertumbuhan penduduk miskin di Kab. Polewali Mandar mengalami penurunan yakni di tahun 2006 sebesar -12,6 persen menjadi -11,5 persen pada tahun 2008 sedangkan di Kab. Mamasa pada tahun 2006 laju pertumbuhan penduduk miskin sebesar -15,6 persen di tahun 2006 menurun menjadi -27,4 persen pada tahun 2008. Dari perbandingan laju pertumbuhan diketahui bahwa perkembangan penurunan jumlah penduduk miskin di Kab. Mamasa lebih baik dibandingkan di Kab. Polewali Mandar.

Sumber data: BPS Kab. Polewali Mandar dan Kab. Mamasa

Gambar 5 Laju Pertumbuhan Jumlah Penduduk Miskin

Dari data di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah penduduk miskin baik itu di Kabupaten Mamasa maupun di Kabupaten Polewali Mandar. Hal ini mengindikasikan terbentuknya Kabupaten Mamasa berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Mamasa hal ini disebabkan semakin banyaknya akses-akses ekonomi dan terbukanya lapangan kerja di daerah tersebut. -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 2003 2004 2005 2006 2007 2008 La ju p e rt u mb u h a n ( p e rs e n )

Kab. Polewali Mandar Kab. Mamasa

5.2.4 Kontribusi Sektor PDRB

Kontribusi masing-masing sektor dalam PDRB dianalisis untuk melihat secara umum dampak pemekaran wilayah terhadap struktur perekonomian daerah. Pada tahun 1998 di Kab. Polewali Mandar (Gambar 6) sektor pertanian menjadi sektor yang paling besar memberi kontribusi terhadap PDRB Kab. Polewali Mandar yakni sebesar 49 persen, sektor diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan sebesar 18 persen, sektor jasa yang sebesar 11 persen serta sektor industri sebesar 8 persen, ini menandakan bahwa kegiatan perekonomian di Kabupaten Polewali Mandar sangat di dominasi oleh kegiatan sektor pertanian walaupun sektor perdagangan, restoran dan hotel serta sektor jasa dan industri juga sudah mulai berkembang tetapi perannya didalam pembentukan PDRB Kab. Polewali Mandar masih kecil.

Sumber data: BPS Kabupaten Kabupaten Polewali Mandar

Gambar 6 Kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kab. Polewali Mandar tahun 1998

Kontribusi setiap sektor dalam pembentukan PDRB dianalisis bertujuan untuk mengetahui tren kontribusi setiap sektor pada perekonomian di suatu wilayah sehingga dapat mengindikasi adanya pola perubahan struktur perekonomian wilayah di daerah tersebut.

49% 0% 8% 1% 3% 18% 5% 5% 11% Pertanian Pertambangan/Galian Industri

Listrik, Gas, dan Air Bangunan/Kotruksi

Perdagangan, Restoran, dan Hotel Angkutan/Komunikasi

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa

Sumber data: BPS Kabupaten Mamasa

Gambar 7 Kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kab. Mamasa tahun 2002 Di tahun 2002 di awal pembangunan setelah terbentuknya Kabupaten Mamasa, kontribusi tiap sektor (Gambar 7) dalam pembentukan PDRB tidak jauh berbeda dengan kondisi sebelum terbentuknya Kab. Mamasa dimana kontribusi sektor pertanian masih sangat besar dengan 62 persen diikuti sektor industri sebesar 14 persen serta sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 12 persen jika dibandingkan dengan Kab. Polewali Mandar (Gambar 8) tidak jauh berbeda, dimana peranan sektor pertanian cukup besar dengan kontribusi sebesar 53 persen diikuti dari sektor perdagangan, restoran dan hotel dengan 22 persen serta sektor jasa sebanyak 14 persen.

Sumber data: BPS Kabupaten Mamasa

Gambar 8 Kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kab. Polewali Mandar tahun 2002

Di tahun 2008 setelah lima tahun terbentuknya Kab. Mamasa kontribusi setiap sektor tidak jauh berbeda di tahun 2002 (Gambar 9), di Kab. Mamasa

53% 0% 3% 1% 1% 22% 2% 4% 14% Pertanian Pertambangan/Galian Industri

Listrik, Gas, dan Air Bangunan/Kotruksi

Perdagangan, Restoran, dan Hotel Angkutan/Komunikasi

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa 62% 0% 3% 0% 3% 12% 3% 3% 14% Pertanian Pertambangan/Galian Industri

Listrik, Gas, dan Air Bangunan/Kotruksi

Perdagangan, Restoran, dan Hotel Angkutan/Komunikasi

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa

sektor pertanian mempunyai kontribusi terbesar terhadap PDRB sebesar 60 persen mengalami penurunan sebesar 2 persen. Sektor lainnya yang berkontribusi besar lainnya yakni perdagangan sebesar 11 persen mengalami penurunan sebesar 1 persen jika dibandingkan tahun 2002 disebabkan oleh akses ekonomi kurang baik di Kab. Mamasa sektor lainnya yang juga berkontribusi tinggi yakni sektor jasa sebesar 15 persen meningkat 1 persen dibandingkan tahun 2002 disebabkan beralihnya petani yang bekerja di sektor pertanian beralih ke sektor jasa seperti tukang ojeg karena dianggap lebih cepat memperoleh keuntungan.

.

Sumber data: BPS Kabupaten Mamasa

Gambar 9 Kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kab. Mamasa tahun 2008 Jika dibandingkan dengan Kab. Polewali Mandar tidak jauh berbeda sektor Pertanian (Gambar 10) tetap lebih besar kontribusinya dengan 48 persen mengalami penurunan 5 persen diikuti sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 24 persen yang meningkat sebesar 2 persen dan sektor jasa sebesar 14 persen, selain itu sektor bangunan juga mengalami peningkatan di tahun 2002 sebesar 3 persen kontribusinya terhadap PDRB meningkat menjadi 5 persen di tahun 2008 walaupun peranan tiap sektor tidak jauh berbeda jika dibandingkan dengan Kab. Mamasa tetapi di Kab. Polewali Mandar dapat dilihat bahwa peranan sektor Perdagangan, restoran dan hotel semakin meningkat.

60% 0% 3% 0% 5% 11% 2%4% 15% Pertanian Pertambangan/Galian Industri

Listrik, Gas, dan Air Bangunan/Kotruksi

Perdagangan, Restoran, dan Hotel Angkutan/Komunikasi

Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Jasa

Sumber data: BPS Kabupaten Polewali Mandar

Gambar 10 Kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kab. Polewali Mandar Tahun 2008

Dokumen terkait