2. Minapolitan Perikanan Budidaya (MPB)
4.1.6. Kabupaten Gresik
Kondisi Georafis
Kabupaten Gresik adalah salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang terletak di sebelah Barat Laut Surabaya dengan luas 1.191,25 kilometer persegi. Berikut kondisi geografis Kabupaten Gresik menurut Gresik Dalam Angka (2009, 3-4). Secara geografis, wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112o – 113o Bujur Timur dan 7o – 8o Lintang Selatan.
Wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2 – 12 meter di atas permukaan air laut kecuali kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25 meter di atas permukaan air laut. Secara administrasi pemerintahan, wilayah Kabupaten Gresik terdiri dari 18 kecamatan, 330 Desa dan 26 Kelurahan.
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 92 Di Kabupaten Gresik hampir sepertiga bagian wilayahnya merupakan daerah pesisir pantai, yaitu sepanjang Kecamatan Kebomas, sebagian Kecamatan Gresik, Kecamatan Manyar, Kecamatan Bungah dan Kecamatan Ujungpangkah. Sedangkan Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak berada di Pulau Bawean. Adapun batas-batas wilayah Gresik adalah :
- Sebelah Utara : Pulau Jawa - Sebelah Timur : Selat Madura
- Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto dan Kota Surabaya - Sebelah Barat : Kabupaten Lamongan
Kabupaten Gresik menjadi salah satu kabupaten yang tergabung dengan Gerbangkertasusila yaitu Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan.
Terkait dengan iklim, curah hujan di Kabupaten Gresik mengalami kenaikan pada tahun 2008 jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 942,78 mm menjadi 1.191,00 atau mengalami kenaikan sebesar 26,33%. Banyaknya hari curah hujan tahun 2008 adalah 64,00 hari atau mengalami kenaikan sebesar 19% dengan hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember sebanyak 12 hari, diikuti bulan Januari, Februari dan Maret masing-masing sebesar 11 hari dan 10 hari.
Wilayah Kabupaten Gresik sebagian besar terdiri dari dataran rendah dengan ketinggian antara 2-12 meter di atas permukaan laut, kecuali di Kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar Wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai.
Jumlah penduduk Kabupaten Gresik pada tahun 2008 sebesar 1.213.403 jiwa yang terdiri dari 612.102 jiwa laki-laki dan 601.301 perempuan dan berada pada 307.222 keluarga dengan luas wilayah 1.191.,25 km2. Sememtara itu, jumlah tenaga kerja yang tercatat pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten sebanyak 7.994 laki-laki dan 7.303 perempuan. Persentase terbesar 46.70% adalah tamat sarjana, 36,07% tamat SLTA, dan 16,99% tamat akademi. Dari jumlah tersebut pencari kerja yang ditempatkan sebesar 392 orang dengan prosentase 77,55% laki-laki dan 22,45% perempuan.
Penetapan kawasan di kabupaten/kota sebagai kawasan pengembangan minapolitan melalui kelayakan yang cermat yaitu kelayakan ekonomis, teknis sosial budidaya dan lingkungan hidup. Oleh karena itu dari berbagai kecamatan dan potensi yang dimiliki tiap kecamatan dan telah melalui kelayakan yang cermat, maka Kecamatan Sidayu akan dicanangkan sebagai calon kawasan minapolis di Kabupaten
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 93 Gresik. Untuk penetapan calon kawasan ini belum dituangkan dalam SK Bupati , masterplan maupun rencana pembangunan investasi jangka panjang.
Beberapa pertimbangan yang mendasari Kecamatan Sidayu sebagai calon sentra mapolis diantaranya berdasarkan tata ruang dan wilayah daerah propinsi dan disinergikan dengan tata ruang dan wilayah kabupaten, Kecamatan Sidayu menjadi wilayah untuk pengembangan sektor perikanan. Meskipun jika dilihat potensi perikanan di Kecamatan Sidayu lebih kecil dibandingkan dengan kecamatan lain yang juga mempunyai potensi perikanan seperti tergambar pada tabel 57.
Tabel 57. Produksi Perikanan Kec. Sidayu dibanding dengan Kecamatan lain Tahun 2008 No Kecamatan Penangkapan Di Laut Budidaya Tambak Payau Tambak Tawar Kolam Perairan Umum 1 Duduk Sampean - 5.705,82 1.147,89 - 20,01 2 Manyar 7.040,03 6,018.60 3.755,60 - 1.393,42 3 Bungah 18,01 2.708,02 1.324,78 2,06 17.96 4 Sidayu 912,32 1.778,02 972.67 - 46,18 5 Ujung Pangkah 2.427,71 3.401,08 58,69 - 11,40 Sumber : BPS Gresik, 2009
Dilihat dari sisi ekologi kawasan budidaya di Kecamatan Sidayu jauh dari kawasan industri sehingga dimungkinkan berkembangnya usaha budidaya perikanan. komoditas unggulan di calon sentra minapolis saat ini adalah udang dan bandeng, melihat kesesuaian lahan dan sumber air dapat dikembkan pula komoditas lain yaitu ikan nila.
Dampak sebagai daerah penyangga menjadikan pengembangan sektor industri menjadi prioritas utama. Beberapa wilayah yang mempunyai potensi perikanan akan dikembangkan ke arah sektor industri, misalnya Kecamatan Manyar dan Kecamatan Ujung Pangkah untuk pengembangan kawasan agroindustri. Disamping itu jika sentra minapolis Kecamatan Ujung Pangkah dan Kecamatan Bungah termasuk dalam kawasan rawan banjir. Kecamatan yang mempunyai potensi perikana dapat ditetapkan sebagai daerah pendukung untuk sentra minapolis, seperti di Kecamatan Duduk Sampean yang akan dijadikan sebagai sentra pemasaran.
Nilai tambah lainnya adalah karakteristik masyarakat Kecamatan Sidayu, bahwa mata pencaharian masyarakat Kecamatan Sidayu sebagai besar dalah pembudidaya. Mereka memiliki ketrampilan berbudidaya secara turun menurun, pengalaman usaha yang cukup lama menyebabkan masyarakat sadar akan pentingnya pengetahuan untuk mendapatkan hasil produksi yang lebih baik. Masyarakat terbuka
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 94 terhadap inovasi dan adanya kesadaran untuk maju sehingga aktif dan kreatif menjalin kemitraan dengan para pemangku kepentingan serta di calon lokasi minapolitan sudah terbentuk kelembagaan pelaku utama yang establish dengan segala perangkat dan kegiatannya.
Selain faktor tersebut diatas, sarana umum (public service) telah tersedia di lokasi calon minapolitan seperti jaringan jalan dan aksesbilitasnya, transportasi, jaringan listrik dan telekomunikasi. Akses menuju kawasan budidaya mudah dijangkau dari pemukiman masyarakat menjadi bagian dari peningkatan pelayanan jaringan kawasan yang mudah dijangkau dengan sarana transportasi seperti trasnportasi umum dan pribadi. Jarigan telekomunikasi yang sudah menjangkau calon sentra minapolis menjadikan kemudahan pelayanan telekomunikasi bagi dunia usaha dan masyarakat. Lebih lengkap akan dipaparkan mengenai potensi Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik .
Kependudukan
Secara difinitif wilayah Kecamatan Sidayu mempunyai batas wilayah sebagai berikut : sebelah barat Kecamatan Ujung Pangkah, sebelah timur Kecamtan Bungah, sebelah Selatan Kecamatan Dukun dan sebelah utara Kecamatan Ujung Pangkah dan Kecamatan Bungah. Adapun desa di Kecamatan Sidayu terdiri dari Desa Randuboto, Desa Ngawen, Desa Mojoasem, Desa Mriyunan, Desa Sedagaran, Desa Srowo, Desa Purwodadi, Desa Raci Tengah, Desa Raci Kulon, Desa Golokan, Desa Kertosono, Desa Lasem, Desa Sukorejo, dan Desa Penguluh.
Kondisi kependudukan Kecamatan Sidayu terdiri dari 7.207 kepala keluarga dengan jumlah penduduk 26.595 jiwa. Jumlah penduduk masing-masing desa berdasarkan kepala keluarga dan jenis kelamin terlihat pada tabel 58.
Tabel 58. Jumlah Penduduk Masing-Masing Desa Berdasarkan Kepala Keluarga dan Jenis Kelamin
No Nama desa Jumlah kk Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan Jumlah total 1 Randuboto 905 1794 1825 3619 2 Ngawen 697 1054 1036 2090 3 Mojo Asem 169 246 262 508 4 Mriyunan 719 1063 1096 2159 5 Sedagran 273 410 409 819 6 Srowo 355 551 515 1066 7 Purwodadi 360 865 816 1081 8 Raci Tengah 361 731 710 1441 9 Raci Kulon 257 380 392 772
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 95 10 Golokan 1301 2645 2558 5203 11 Kertososno 616 1253 1210 2463 12 Lasem 640 1305 1254 2559 13 Sukorejo 554 119 1096 2215 14 Penguluh 138 276 293 569 Jumlah 7345 13692 13473 27164
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, 2010
Keadaan ekonomi pembudidaya di Kecamatan Sidayu bisa dilihat dari keadaan para pemilik dan pendega. Untuk para pemilik tambak keadaan ekonominya cukup baik dan hal ini terlihat dalam pemenuhan kebutuhan perumahan, sandang dan pangan. Tetapi keadaan ekonomi pandega masih perlu mendapat perhatian karena dalam pemenuhan kebutuhan rumah, sandang dan pangan masih rendah.
Keadaan ekonomi ini dapat dilihat dari pendapatan pemilik tambak sebesar Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000 untuk sekali panen udang windu dalam 1 ha. Sementara pendapatan yang diperoleh pandega sebesar Rp. 300.000 – Rp 450.000. Penjualan udang windu berkisar antara Rp 40.000 - Rp 50.000/Kg dengan ukuran 40 – 60 ekor. Ikan bandeng dijual harga Rp. 7.000 – Rp 8.000/Kg dengan ukuran 3 dan 4 ekor, udang vaname Rp. 18.000/Kg dengan ukuran 120 ekor/Kg dan Rp 25.000/Kg dengan ukuran ukuran 90 ekor/Kg. Sementara mata pencarian masyarakat di Kecamatan Sidayu terbesar adalah petani tambak. Mata pencarian lain yang diusahakan pada masyarakat adalah nelayan, peternak, petani perkebunan, petani perkebunan, pedagang,pengRacin, PNS, ABRI dan pengolah ikan seperti tertuang pada tabel 59.
Tabel 59. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kabupaten Gresik
No Jenis mata pencaharian Jumlah (orang)
1 Petani Tambak 2.257 2 Nelayan 580 3 Peternak 136 4 Petani Perkebunan 90 5 Pedagang 360 6 PengRacin 36 7 PNS 298 8 ABRI 56 9 Pengolah Ikan 153
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, 2010
Sementara jumlah penduduk di desa Sidayu berdasarkan tingkat pendidikan yaitu tamat SD/MI, SLTP/MTS, SMU/Aliyah dan sarjana muda/sarjana seperti tergambar pada tabel 3. Tamatan SD/MI sebesar 40%, SLTP/MTS sebanyak 30%, SMU/Aliyah sebanyak 26% dan Sarjana Muda/Sarjana hanya 4%.
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 96 Tabel 60. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Gresik
No Tingkat pendidikan Jumlah (orang)
1 Tamat SD/MI 6.939
2 SLTP/MTS 5.195
3 SMU/ALIYAH 4.643
4 Sarjana Muda/Sarjana 780
Jumlah 17.557
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, 2010
Sebaran tingakat pendidikan pada masing-masing desa di Kecamatan Sidayu terlihat pada tabel 61. Tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Sidayu paling banyak adalah tamatan Sekolah Dasar (SD). Meskipun demikian masyarakat dilokasi penelitian mempunyai keterampilan dalam setiap bidang usahanya.
Tabel 61. Jumlah Penduduk Pada Masing-Masing Desa berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Nama desa Tamat sd/mi Tamat sltp/mts Tamat slta/mta Tamat sarmud/sarjana 1 Randuboto 890 630 590 130 2 Ngawen 125 71 82 21 3 Mojo Asem 120 55 74 19 4 Mriyunan 368 401 524 98 5 Sedagran 126 81 96 34 6 Srowo 355 235 420 309 46 7 Purwodadi 243 420 307 31 8 Raci Tengah 174 62 43 51 9 Raci Kulon 103 46 35 24 10 Golokan 1926 1450 1210 112 11 Kertososno 890 510 485 41 12 Lasem 908 545 570 52 13 Sukorejo 831 514 318 121 14 Penguluh 135 81 94 46 Jumlah 7074 5286 4737 826
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, 2010
Lebih lanjut, jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Sidayu memadai dan hal ini menjadi salah satu prasyarat dalam program minapolitan. Tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi tersebar di seluruh wilayah Kecamatan Sidayu. Jumlah sarana pendidikan Di Kecamtan Sidayu tergambar pada tabel 62.
Tabel 62. Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Gresik
No Sarana pendidikan Jumlah (buah)
1 Taman Kanak-Kanak 25
2 SD 13
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 97
4 Madrasyah Tsanawiyah 12
5 SMU 10
6 Perguruan Tinggi 1
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, 2010
Begitu juga dengan jumlah sarana peribadatan, dapat ditemui masjid dan musholla (langgar). Terdapat 15 buah masjid dan 35 musholla (langgar) di Kecamatan Sidayu.
Tabel 63. Jumlah Sarana Peribadatan di Kabupaten Gresik
No Sarana peribadatan Jumlah (buah)
1 Masjid 15
2 Musholla (Langgar) 35
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, 2010
Dilihat dari rumah tinggal masyarakat, dapat diklasifikasikan menjadi 5 yaitu rumah dari tembok, rumah dari kayu, rumah dari bambu, rumah berlantai dan rumah berlantai keramik. Rumah dari tembok paling banyak dimiliki oleh responden dan rumah dari bambu paling sedikit dimiliki oleh responden. Berikut tabel keadaan perumahan penduduk.
Tabel 64. Keadaan Perumahan Penduduk di Kabupaten Gresik
No Uraian Jumlah (buah)
1 Rumah dari tembok 5450
2 Rumah dari kayu 1230
3 Rumah dari bambu 527
4 Rumah berlantai 2307
5 Rumah berlantai keramik 4900
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, 2010
Sumberdaya dan Tata Ruang
a. Penggunaan lahan menurut Jenis Pemanfaatan
Kabupaten Gresik adalah wilayah yang mempunyai luas 1.191,25 km2. Dari luas wilayah tersebut digunakan untuk keperluan berbagai sektor antara lahan pertanian, perkebunan dan perikanan. Berdasarkan tabel 65 menjelaskan bahwa lahan untuk pertanian seluas 82.003 ha, perkebunan 8.021 ha dan perikanan 30.900,66 ha.
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 98 Tabel 65. Luasan Areal Penggunaan Lahan di Kabupaten Gresik
Lahan Pertanian (ha)
Lahan Tanaman Perkebunan (ha)
Lahan Perikanan (ha)
82.003 8.021 30.900,66
Sumber : Gresik Dalam Angka, 2009
Sementara lahan perikanan di Kecamatan Sidayu terdiri dari tambak payau dan tawar. Luas tambak payau yang diusahakann sebesar 1.916.258 ha dan luas tambak tawar sebesar 1.001.542 ha, dimana kesemuanya adalah lahan tambak tradisional seperti terlihat pada tabel 66.
Tabel 66. Luasan Tambak Di Kecamatan Sidayu, 2009
No Nama desa Luas tambak payau (ha)
Luas tambak tawar (ha) Tradisional Semi intensif Tradisional Semi intensif 1 Randuboto 719.000 - - - 2 Ngawen 276.775 - - - 3 Mojo Asem 206.483 - - - 4 Mriyunan 134.500 - - - 5 Sedagran 132.500 - - - 6 Srowo 355 437.000 - - - 7 Purwodadi - - 99.750 - 8 Raci Tengah - - 108.000 - 9 Raci Kulon - - 203.200 - 10 Golokan - - 212.500 - 11 Kertososno - - 20.000 - 12 Lasem - - 92.000 - 13 Sukorejo - - 23.750 - 14 Penguluh 5.000 - - Jumlah 1.916.258 - 1.001.542 -
Sumber : Gresik Dalam Angka, 2009 b. Sumberdaya air
Sumber air yang digunakan untuk budidaya di Kecamatan Sidayu adalah air dari laut/payau dan air tawar dan hal ini menjadi keistimewaan karena tidak semua wilayah di Kabupaten mempunyai tambak air tawar dan air payau sekaligus. Sumber air tawar yang digunakan untuk usaha budidaya berasal dari Sungai Bengawan Solo, Kali Gumemng, Kali Pacar Karang Jarak, Kali Lengo dan Kali Ketudi. Selain dari sungai, sumber air lainya berasal dari air tadah hujan dan sumur bor. Berikut nama dan panjang sungai di Kecamatan Sidayu.
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 99 Tabel 67. Nama dan Panjang Sungai/Saluran Tambak di Kecamatan Sidayu,
Tahun 2010
No Nama desa Primer (Km)
Sekunder (Km)
Keterangan
1 Randuboto 16 3 Bengawan Solo
2 Kali Gumeng 1,5 Kali Lengok
4 Kali Pacar Karang Jarak
2 Ngawen 2 Kali Lengok
3 Mojo Asem 3 Kali Lengok
4 Mriyunan 5 Kali Lengok
5 Sedagran 6 Kali Lengok
6 Srowo 355 8 Kali Lengok
7 Purwodadi 2 Kali Lengok
8 Raci Tengah 3 Kali Ketudi
9 Raci Kulon 3,5 Kali Ketudi
10 Golokan Sumber air tadah hujan & sumur bor
11 Kertososno Sumber air tadah hujan & sumur bor
12 Lasem Sumber air tadah hujan & sumur bor
13 Sukorejo Sumber air tadah hujan & sumur bor
14 Penguluh 6 Kali Lengok
Sumber : Gresik Dalam Angka, 2009
Potensi Perikanan
Perikanan menjadi salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Gresik, hal ini dikarenakan hampir sepertiga wilayahnya merupakan daerah pesisir pantai. Daratan wilayah Kabuapten Gresik dilintasi 2 sungai besar yaitu sungai Bengawan Solo dan sungan Lamong disampingn mempunyai panjang pantai kurang lebih 140 km. Wilayah-wilayah yang dilintasi oleh kedua sungai tersebut menjadi wilayah potensial untuk usaha perikanan Wilayah tersebut antara lain Kecamatan Dukun, Kecamatan Bungah, Kecamatan Sidayu Kecamatan Ujung Pangkah, Kecamatan Cerme dan Kecamatan Kebomas.
Sumber daya perikanan yang ada dijadikan kegiatan usaha oleh masyarakat dalam bidang perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pengolahan hasil perikanan. Untuk usaha perikanan budidaya, kegiatan yang dilakukan adalah budidaya tambak air payau, air tawar, kolam dan laut.
Usaha penangkapan ikan di laut banyak dilakukan oleh nelayan kecil dengan menggunakan perahu tanpa motor dan perahu bermotor sedang kapal motor banyak dilakukan oleh nelayan pendatang dari luar daerah. Sementara itu usaha pengolahan juga menjadi concern dari pemerintah daerah untuk meningkatkan nilai tambah sebelum terjadi penurunan mutu dan nilai jual serta karakteristik produksi sumberdaya dan penangkapan ikan yang mudah rusak
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 100 Peta yang menggambarkan kegiatan ekonomi masyarakat di Kecamatan Sidayu didominasi masing-masing jenis komoditi perikanan unggulan antara lain : Budidaya udang dan bandeng, budidaya udang dan nila, dan pengolahan hasil perikanan.
Sentra budidaya udang dan bandeng di Desa Randuboto, Desa Ngawen, Desa Mojoasem, Desa Srowo, Desa Sedagaran, Desa Purwodadi, dan Desa Penguluh. Sentra udang dan nila di Desa Randuboto, Ngawen, Mojoasem, Raci Tengah, Raci Kulon, Golokan, Kersosono, Lasem dan Sukorejo. Sedangkan potensi pengolahan hasil perikanan terdapat di Desa Randuboto, Desa Ngawen, Desa Mojo Asem, Desa Mriyunan, Desa Sedagaran, Desa Srowo, Desa Purwodadi, Raci Tengah, Raci Kulon dan Golokan. Tabel 68 menunjukkan potensi pengolhan ikan di Kecamatan Sidayu.
Tabel 68. Potensi Pengolahan Ikan Kecamatan Sidayu di Kabupaten Gresik
No Nama desa Jenis pengolahan Jumlah unit
1 Randuboto Pengeringan/pengasinan 1 Kerupuk Ikan 5 Terasi 1 Petis 14 Pengasapan 25 Pengesan/Pembekuan 11 2 Ngawen Pengeringan 1 Kerupuk Ikan 11 Terasi 1 Petis 5 Pengasapan 10 Pengesan/Pembekuan 8
3 Mojo Asem Pengeringan 5
Kerupuk Ikan 2 Petis 1 Pengasapan 15 Pengesan/Pembekuan 2 4 Mriyunan Pengesan/Pembekuan 2 5 Sedagaran Pengesan/Pembekuan 4
6 Srowo Kerupuk Ikan 16
Pengesan/Pembekuan 2
7 Purwodadi Kerupuk Ikan 1
8 Raci Tengah Kerupuk Ikan 1
Pengesan/Pembekuan 1
9 Raci Kulon Kerupuk Ikan 1
Pengesan/Pembekuan 1
10 Golokan Kerupuk Ikan 1
Pengesan/Pembekuan 1
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 101 a. Komoditas Unggulan
Dalam menentukan komoditas uggulan terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi. Kriteria tersebut antara lain 1) harus mampu menjadi penggerak utama (prime mover) pembangunan perekonomian, (2) mempunyai keterkaitan ke depan dan ke belakang kuat baik sesama komoditas unggulan maupun komoditas lainnya, (3) mampu bersaing dengan produk/komoditas sejenis dari wilayah lain di pasar nasional maupun internasional baik dalam hal harga produk, biaya produksi, maupun kualitas pelayanan, (4) memiliki keterkaitan dengan wilayah lain baik dalam hal pasar maupun pasokan bahan baku, (5) memiliki status teknologi yang terus meningkat, (6) mampu menyerap tenaga kerja berkualitas secara optimal sesuai dengan skala produksinya, (7) dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu, (8) tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal, (9) pengembangannya harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan (keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan, fasilitas insentif/ disinsentif, dan lainnya, dan (10) pengembangannya berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan (Alkadri, 2001).
Berdasarkan hal tersebut diatas komoditas unggulan perikanan budidaya di Kabupaten Gresik adalah udang dan Bandeng. Komoditas udang menjadi penggerak pembanguanan ekonomi karena telah lama diusahakan oleh masyarakat setempat dengan komoditas berorientasi eksport. Pemerintah daerah, kondisi sosial budaya dan kelembagaan, memberikan dukungan terhadap pengembangan usaha budidaya udang dan bandeng.
b. Produksi Perikanan Tangkap
Selain perikanan budidaya, di Kecamatan Sidayu terdapat pula potensi
perikanan tangkap laut. Komoditas yang dihasilkan dari tangkap laut adalah kerapu, kakap, pari, bawal, belanak, udang lanang, udang lain werus, utik/wagal, udang galah, kerang hijau, kerang kukur, kerang dolong, kerang batik, simping, sembilang dan keting. Total nilai yang dihasilkan dari produksi perikanan tangkap laut di Kecamatan Sidayu pada tahun 2009 sebesar 4.420.620.000 seperti tercantum pada tabel 69.
Tabel 69. Data Produksi Perikanan Tangkap Laut dan Perairan Umum di Kecamatan Sidayu, 2009
No Jenis Ikan Volume (Kg) Nilai Harga (RP)
1 Kerapu 360 9.900.000
2 Kakap 520 13.000.000
3 Pari 55.400 277.000.000
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 102
5 Belanak 1.200 9.600.000
6 Udang Lanang 67.080 838.500.000
7 Udang Lain Werus 2.040 1.020.000
8 Utik/Wagal 21.400 107.000.000 9 Udang Gragoh 680 340.000 10 Udang Galah 2.160 75.600.000 11 Kerang Wandu 21.600 324.000.000 12 Kerang Hijau 43.200 108.000.000 13 Kerang Kukur 540.000 1.620.000.000 14 Kerang Dolong 144.000 720.000.000 15 Kerang Batik 46.800 140.400.000 16 Simping 31.650 63.300.000 17 Sembilang 6.000 75.000.000 18 Keting 5.200 26.000.000
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan, 2010 c. Produksi Perikanan Budidaya
Sub sektor perikanan budidaya menjadi andalan bagi penggerak sektor ekonomi di Kabupaten Gresik. Potensi lahan tambak yang luas, menjadikan sub sektor ini sebagai mata pencaharian masyarakat. Komoditas perikanan budidaya yang dihasilkan di Kecamatan Sidayu adalah bandeng, udang windu, udang vanamei dan mujaer. Total nilai produksi dari tambak air payau pada tahun 2009 sebesar Rp 9.130.200.000. Tabel 70 menunjukkan produksi perikanan tambak air payau di Kecamatan Sidayu.
Tabel 70. Produksi Perikanan Tambak Air Payau Kecamatan Sidayu Tahun 2009
No Jenis Ikan dan Udang Volume (Kg) Nilai Harga (Rp)
1 Bandeng 669.100 5.352.800.000
2 Udang Windu 72.015 2.880.600.000
3 Udang Vanamei 32.500 780.000.000
4 Mujaer 29.200 116.800.000
Sumber : Dinas Kelautan & Perikanan Kab. Gresik, 2009
Sementara, untuk produksi perikanan tambak air tawar pada tahun 2009 komiditas ikan bandeng paling banyak berproduksi dengan nilai sebesar Rp 1.544.000.000. Sedangkan untuk komoditas udang windu dan udang vanamei sebanyak Rp 712.000.000 dan Rp 775.200.000 serta ikan mujaer menghasilkan nilai Rp 486.400.000. Hal ini tergambar pada tabel 71.
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 103 Tabel 71. Produksi Perikanan Tambak Air Tawar di Kecamatan Sidayu
Tahun 2009
No Jenis Ikan dan Udang Volume (Kg) Nilai Harga (Rp)
1 Bandeng 193.000 1.544.000.000
2 Udang Windu 17.800 712.000.000
3 Udang Vanamei 12.540 775.200.000
4 Mujaer 60.800 486.400.000
Sumber : Maliki, 2010
d. Perkembangan Produksi Ikan Olahan
Hasil produksi dari perikanan budidaya baik di air tawar maupun air payau selain dijual dalam bentuk segar, sebagain diolah untuk memperoleh nilai tambah. Pengolahan hasil perikanan diproduksi dalam skala rumah tangga. Hasil olahan tersebut dalam bentuk pengeringan/pengasinan, kerupuk ikan, terasi, petis, pengasapan dan pengesan/pembekuan.
Tabel 72. Produksi Pengolahan Ikan di Kecamatan Sidayu Tahun 2010
No Jenis Pengolahan Jumlah Produksi (Ton)
1 Pengeringan/pengasinan 6,5 2 Kerupuk Ikan 18,1 3 Terasi 0,3 4 Petis 8,1 5 Pengasapan 50 6 Pengesan/pembekuan 39 Sumber : Maliki, 2010
e. Teknologi Budidaya Perikanan
Teknologi perikanan budidaya yang digunakan oleh pembudidaya adalah teknologi tradisonal, trandisional plus, semi intensif dan intensif. Hanya beberapa pembudidaya yang menggunakan teknologi semi intensif dan intensif, hal ini terkait dengan masalah permodalan.
Kelembagaan
Kelembagaan menjadi salah satu aspek dalam pelaksanaan Program Minapolitan dan kelembagaan mempunyai fungsi untuk menjaga keutuhan masyarakat dan dapat memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control system) (Nasution, 2007). Kelembagaan menjadi satu kebutuhan yang dapat dikembangkan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan kelembagaan dapat memenuhi kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup masyarakat dan terlibat secara langsung dalam pemanfaatan sumber daya alam
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 104 dengan adanya keberadaan kelembagaan. Kelembagaan yang ada dimasyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut :
b) Kelembagaan Pelaku Utama
Kelembagaan pelaku utama mendasarkan pada aktivitas utama dalam usaha perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Di Kecamatan Sidayu terdapat 14 kelembagaan pelaku utama, 13 diantaranya adalah kelembagaan gabungan antara pembudidaya dan nelayan, hanya 1 kelompok nelayan yang terbentuk di Kecamatan Sidayu dimana kelas kelompok kelembagaan pelaku utama adalah pemula.
Tabel 73. Kelompok Pembudidaya Ikan Sektor di Kecamatan Sidayu
No Nama desa Nama kelompok Jumlah anggota (orang) Jenis kegiatan sektor Kelas kelompok
1 Randuboto Mina Makmur 520 Pembudidaya
udang/ikan
Pemula
Rukun Nelayan 276 Nelayan Pemula
2 Ngawen Karya Tani 182 Pembudidaya
/Nelayan
Pemula
3 Mojo Asem Mekarsari 124 Pembudidaya
/nelayan
Pemula
4 Mriyunan Tambak Rejo 46 Pembudidaya
udang/ikan Pemula 5 Sedagran 81 Pembudidaya udang/ikan Pemula 6 Srowo 355 420 Pembudidaya udang/ikan Pemula 7 Purwodadi 420 Pembudidaya udang/ikan Pemula
8 Raci Tengah 62 Pembudidaya
udang/ikan
Pemula
9 Raci Kulon 46 Pembudidaya
udang/ikan Pemula 10 Golokan 1450 Pembudidaya udang/ikan Pemula 11 Kertososno 510 Pembudidaya udang/ikan Pemula 12 Lasem 545 Pembudidaya udang/ikan Pemula 13 Sukorejo 514 Pembudidaya udang/ikan Pemula 14 Penguluh 81 Pembudidaya udang/ikan Pemula Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Gresik, 2010
Pengembangan Model Minapolitan Berbasis Budidaya 105 a. Lembaga Pemasaran
Di lokasi penelitian tidak ditemukan kelembagaan khusus yang menangani masalah pemasaran. Kelembagaan pemasaran yang terbentuk adalah kemitraan ekonomi antara pembudidaya dengan pengusaha. Para pengusaha ini kemudian memasarkan udang ke pasar ekspor dan sebagain dijual untuk pasar lokal. Sedangkan ikan bandeng dipasarkan untuk konsumsi lokal dan daerah di sekitar Kabupaten