• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara geografis Kabupaten Sleman terletak di antara 107° 15' 03" dan 107° 29' 30" Bujur Timur, 7° 34' 51" dan 7° 47' 30" Lintang Selatan. Wilayah Kabupaten Sleman sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY dan Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I.Yogyakarta.

Luas wilayah Kabupaten Sleman adalah 57.482 ha atau 574,82 km2 atau sekitar 18 persen dari luas Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta 3.185,80 Km2,dengan jarak terjauh Utara - Selatan 32 km,Timur - Barat 35 km. Secara administratif terdiri 17 wilayah Kecamatan, 86 Desa, dan 1.212 Dusun.

Kondisi tanah Kabupaten Sleman di bagian selatan relatif datar kecuali daerah perbukitan di bagian tenggara Kecamatan Prambanan dan sebagian di Kecamatan Gamping. Makin ke utara relatif miring dan di bagian utara sekitar Lereng Merapi relatif terjal serta terdapat sekitar 100 sumber mata air. Hampir setengah dari luas wilayah Kabupaten Sleman merupakan tanah pertanian yang subur dengan didukung irigasi teknis di bagian barat dan selatan.

Ketinggian wilayah Kabupaten Sleman sangat bervariasi, ada daerah yang memiliki ketinggian lebih rendah dari 100 meter, sementara di bagian lain terdapat daerah yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter dari permukaan laut. Ketinggian tanahnya dapat dibagi menjadi empat kelas yaitu ketinggian < 100 m, 100-499 m, 500-999 m dan > 1000 m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas 6.203 ha atau 10,79 persen dari luas wilayah keseluruhan, terdapat di Kecamatan Moyudan, Minggir, Godean, Prambanan, Gamping dan Berbah. Ketinggian 100-499 m dari permukaan laut seluas 43.246 ha atau 75,32 persen dari luas wilayah keseluruhan, meliputi 17 Kecamatan. Ketinggian 500-999 m dari permukaan laut meliputi luas 6.538 ha atau 11,38 persen dari luas wilayah keseluruhan, meliputi Kecamatan Tempel, Turi, Pakem dan Cangkringan.

21

Ketinggian >1000 m dari permukaan laut seluas 1.495 ha atau 2,60 persen dari luas wilayah keseluruhan, meliputi Kecamatan Turi, Pakem, dan Cangkringan. Dari peta topografi skala 1:50.000 dapat dilihat ketinggian dan jarak horisontal untuk menghitung kemiringan (lereng). Hasil analisa peta yang berupa data kemiringan lahan digolongkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu lereng 0-2 persen; 2- 15 persen; 15-40 persen; dan >40 persen. Kemiringan 0-2 persen terdapat di 15 (lima belas ) Kecamatan meliputi luas 34.128 ha atau 59,32 persen dari seluruh wilayah lereng, kemiringan 2-15 persen terdapat di 13 (tiga belas ) Kecamatan dengan luas lereng 18.192 atau 31,65 persen dari luas total wilayah. Kemiringan lahan 15-40 persen terdapat di 12 ( dua belas ) Kecamatan luas lereng ini sebesar 3.546 ha atau 6,17 persen , lereng >40 persen terdapat di Kecamatan Godean, Gamping, Berbah, Prambanan, Turi, Pakem dan Cangkringan dengan luas 1.616 ha atau 2,81 persen dari total wilayah.

Wilayah Kabupaten Sleman termasuk beriklim tropis basah dengan musim hujan antara bulan Nopember - April dan musim kemarau antara bulan Mei -Oktober. Pada tahun 2000 banyaknya hari hujan tertinggi adalah 25 hari terjadi pada bulan Maret, namun rata-rata banyaknya curah hujan terbesar terdapat pada bulan Februari sebesar 16,2 mm dengan banyak hari hujan 20 hari.

Adapun kelembaban nisbi udara pada tahun 2000 terendah pada bulan Agustus sebesar 74 persen dan tertinggi pada bulan Maret dan Nopember masing-masing sebesar 87 persen, sedangkan suhu udara terendah sebesar 26,1°C pada bulan Januari dan Nopember dan suhu udara yang tertinggi 27,4°C pada bulan September.

Provinsi Kalimantan Tengah

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki areal daratan yang cukup luas yaitu sekitar 153.564 km2 atau kurang lebih 28,5 persen dari luas Kalimantan dan 8,1 persen dari seluruh daratan Indonesia, terletak antara 0°45’ LU – 3°30’ LS dan di antara 111° – 116° BT. Batas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut: sebelah barat berbatasan dengan Kalimantan Barat, sebelah timur berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat, dan sbelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor: 5 Tahun 2002, secara administrasif Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dimekarkan sehingga menjadi 13 (tiga belas)

22

Kabupaten dan 1 (satu) Kota yang terdiri dari 88 Kecamatan dan 2.219 desa, dengan perincian seperti dapat dilhat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Perincian Luas Provinsi Kalimantan Tengah dan Jumlah Kecamatan Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2004

No. Kabupaten/Kota Luas Jumlah

Kecamatan (km2) (%) 1 Katingan 17,8 11,6 11 2 Barito selatan 8,83 5,7 6 3 Barito Timur 3,834 2,5 6 4 Barito Utara 8,3 5,4 6 5 Murung raya 23,7 15,4 5 6 Kapuas 14,999 9,8 12 7 Pulang Pisau 8,997 5,9 6 8 Gunung Mas 10,804 7,0 6 9 Kotawaringin Timur 16,496 10,7 10 10 Kotawaringin Barat 10,759 7,0 4 11 Seruyan 16,404 10,7 5 12 Sukamara 3,827 2,5 3 13 Lamandau 6,414 4,2 3 14 Kota Palangkaraya 2,4 1,6 3 Kalimantan Tengah 153,564 100,0 88

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah

Ketinggian/topografi di Kalimantan Tengah, sebagian besar adalah dataran rendah, terutama pada bagian selatan yang berupa pantai, rawa-rawa, perbukitan dan pasang surut. Sedangkan pada bagian tengah terdiri dari rawa, perbukitan dan hutan tropis. Bagian utara terdiri dari perbukitan dan pegunungan, karena terdapat pegunungan Muller dan Sehwaner yang membentang dari barat ke timur. Kelas kemiringan (lereng) tanah Kalimantan Tengah terdiri dari:

1. Wilayah dasar dengan kemiringan kurang dari 0-2 persen seluas 4.955.724 ha (32,2%)

2. Wilayah datar sampai dengan berombak atau kemiringan dari 2-15 persen seluas 4.449.227 ha (28,9%) dari luas wilayah.

3. Wilayah berombak sampai berbukit dengan kemiringan 15-40 persen seluas 4.418.431 ha (28,8%) dari luas wilayah.

4. Wilayah bergunung dengan kemiringan lebih dari 40 persen seluas 1.556.618 ha (10,1%) dari luas wilayah.

23

Dilihat dari peruntukan penggunaan tanah yang optimal, tanah-tanah berstruktur halus dan sedang, lebih menguntungkan daripada tanah berstruktur kasar. Kriteria ini terutama untuk tujuan proses produksi pertanian. Wilayah Kalimantan Tengah terdapat tanah berstruktur halus seluas 5.797.499 ha (37,7%), berstruktur sedang seluas 4.307.368 ha (28,0%), berstruktur kasar seluas 2.623.878 ha (17,1%) dan gambut seluas 2.651.255 ha (17,2%).

Wilayah Kalimantan Tengah terdiri dari berbagai tipe lahan. Sekitar 17,2 persen (3.010.640 ha) diantaranya adalah lahan gambut yang merupakan lahan gambut terluas di pulau Kalimantan yang berumur sampai 11.000 tahun, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.1. Dibandingkan dengan tipe lahan lainnya, lahan gambut merupakan lahan yang unik dan rentan terhadap perubahan lingkungan. Lahan gambut memiliki fungsi yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, terutama peranannya dalam mengatur tata air. Di musim penghujan, lahan gambut dapat memegang air sehingga tidak terjadi banjir, sedangkan di musim kemarau, lahan gambut akan mengalirkan air ke daerah sekitarnya sehingga tidak terjadi kekeringan. Lahan gambut yang telah di buka sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, terutama kekeringan. Gambut yang kering memiliki sifat

irreversible drying (pengeringan tidak berbalik) yang artinya apabila lahan gambut mengalami kekeringan, maka akan sulit untuk menyerap air, akibatnya menjadi mudah terbakar.

24

Lahan gambut di Kalimantan Tengah tersebar di sembilan kabupaten, yaitu: Kahayan Hilir (795.759 ha), Katingan (513.589 ha), Kapuas (448.752 ha), Kotawaringin Timur (361.835 ha), Seruyan (333.156 ha), Kotawaringin Barat (267.099 ha), Barito Selatan (169.515 ha), Sukamara (96.119 ha) dan Barito Timur (24.816 ha).

Bila dilihat dari Klasifikasi Iklim Schmidt dan Fergusson, wilayah Kalimantan Tengah termasuk tipe iklim A (Q=14.3 %) dan Tipe B (Q=33.3 %) yang tergolong iklim basah/lembab dengan curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.733 mm dengan rata-rata hari hujan 120 hari. Suhu rata-rata sebesar 33oC dengan suhu udara tertinggi dapat mencapai 36oC dan terendah dapat mencapai 15oC. Faktor iklim yang sangat berpengaruh dalam kejadian kebakaran hutan dan lahan adalah curah hujan. Faktor ini akan menentukan kadar air bahan bakar hutan dan lahan yang selanjutnya akan menentukan mudah tidaknya terjadi kebakaran. Fenomena iklim El-Nino seringkali menyebabkan terjadinya kekeringan yang panjang di wilayah Kalimantan Tengah, sehingga kejadian kebakaran banyak terjadi pada tahun-tahun adanya El- Nino, seperti tahun 2002.