• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Place Attachment Terhadap Pengembangan Wisata Religi di Kawasan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

BAB V Hasil dan Pembahasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5 Kajian Place Attachment Terhadap Pengembangan Wisata Religi di Kawasan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Berdasarkan paparan isu-isu dan potensi yang dianalisa pada kajian place attachment pada kawasan Masijid Raya Baiturrahman terhadap pengembangan wisata religi secara keseluruhan dengan menghitung nilai rata rata dan nilai rata-rata total pada aspek ikatan emosional, perilaku dan makna tempat (Tabel 5.12) melalui penyebaran kuesioner terhadap responden masyarakat lokal dan wisatawan.

Tabel 5.12 Nilai Rata-Rata Total Aspek Place Attachment pada Masjid Raya Baiturrahman

Variabel Sub Variabel

Nilai rata-rata Masyarakat wisatawan

Place Attachment Ikatan Emosional 4,3 4,4

Perilaku 4,1 4,3

Makna Tempat 4,4 4,4

Nilai rata-rata total 4,2 4,3

Berdasarkan penelitian terhadap aspek ikatan emosional, perilaku dan makna tempat pada kawawasan Masjid Raya Baiturrahman melalui pengembangan wisata religi, penilaian terhadap aspek tersebut dilakukan melalui rating scale pada (Tabel

3.7) melalui nilai rata rata total keselurahan masyarakat 4,2 sedangkan nilai rata rata keseluruhan wisatawan 4,3, bahwa nilai rata-rata total masyarakat dan wisawatan masuk dalam skala penilaian place attachment dengan kategori sangat tinggi dengan interval score 4.2 ≤ x ≤ 5. Maka penelitian ini menunjukkan bahwa adanya keterikatan tempat (Place Attachment) dalam diri mayarakat dan wisatawan yang sangat tinggi melalui nilai ikatan emosional, perilaku dan makna tempat terhadap pengembangan wisata religi Masjid Raya Baiturrahman. Dimana hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa narasumber seperti tokoh masyarakat lokal, praktisi pariwisata, pemerintah, dan akademisi bahwa melalui ikatan emosional, perilaku dan makna tempat dapat dilihat adanya keterikatan yang kuat yang didapat dari wisatawan terhadap Masjid Raya Baiturrahman, adanya kunjungan dari berbagai warga negara, keikutsertaan wisatawan dan masyarakat pada kegaitan kegiatan keagamaan membuktikan ada keterikatan tempat (place attachment) dalam diri wisatawan dan masyarakat lokal.

Wisatawan yang mengunjungi obyek wisata re1igi bertujuan untuk mengetahui sejarah dan arsitektur dari bangunan yang ada (Anwar et al, 2017).

Kepuasan wisatawan berpengaruh signifikan terhadap minat wisatawan untuk berkunjung kembali. Artinya semakin puas wisatawan, maka akan semakin berminat untuk melakukan kunjungan kembali (Sulistyan et al, 2018) hal ini menjelaskan adanya keterikatan tempat dari wisatawan terhadap kawasan wisata religi.

Masyarakat lokal melakukan kegiatan wisata religi untuk mengembangkan bisnis pariwisata adalah untuk keuntungan masyarakat setempat, yaitu selain manfaat

pertumbuhan ekonomi daerahnya. Hal ini menjelaskan bahwa keingian dan keterikatan tempat (place attachment) yang dimiliki oleh masyarakat lokal dan wisatawan dengan tujuan yang sama. Sektor pariwisata karena pembangunan yang berkelanjutan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata, memberikan peluang untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat, melindungi lokasi fisik tempat wisata, meningkatkan kualitas hidup penduduk (Eagles et al, 2002).

Berdasarkan observasi lapangan pada pada analisa kajian place attachment pada kawasan wisata religi Masjid Raya Baiturrahman bahwa adanya kegiatan kegiatan keagamaan dan keunikan bangunan Masjid Raya Baiturrahman menjadi daya tarik bagi wisatawan dan masyarakat lokal. Observasi lapangan dilakukan melalui dokumentasi terhadap bangunan dan aktivitas yang berhubungan dengan ikatan emosional, perilaku dan makna tempat Masjid Raya Baiturrahman.

Berdasarkan landasan literatur melalui elemen perasaan pada ikatan emosional menjelaskan bahwa masyarakat dan wisatawan pada kawasan wisata religi memiliki perasaan emosional untuk mengunjungi situs wisata yang memiliki nilai situs bersejarah, situs budaya dan warisan budaya (Bond et al, 2015). Perasaan terhadap Masjid Raya Baiturrahman dilihat dari seberapa bangga masyarakat dan wsiatawan terhadap bangunan Masjid Raya Baiturrahman, yang didukung oleh wawancara dan menghasilkan temuan. Ikatan emosional juga dinilai melalui elemen kepuasan, kepuasan wisatawan terhadap bangunan didapatkan setelah menikmati

keunikan komponen bangunan masjid yang tidak dapat mereka jumpai di masjid lainnya (Tunggadewi, 2013). Kepuasan yang timbul dari wisatawan dan masyarakat sekitar merupakan ikatan emosional yang berdampak pada keinginan untuk kembali ke tempat wisata tersebut. Melalui penyebaran kuesioner dan wawancara akan ditemukan tingkat kepuasan wisatawan terhadap Masjid Raya Baiturrahman.

kemudian ikatan emosional juga didapat melalui koneksi terhadap tempat, Sikap tenang dan damai seseorang akan berefek pada koneksi yang timbul terhadap orang lain atau lingkungan sekitar (Narulita,2018). Koneksi merupakan elemen yang mendukung ikatan emosional terhadap tempat, melalui koneksi wisatawan memiliki ikatan terhadap Masjid Raya Baiturrahman yang mengharuskan melakukan kegiatan keagamaan pada masjid terebut.

Selanjutnya perilaku dinilai melalui kedekatan dan reaksi pengunjung terhadap tempat. Tingkat perilaku keterikatan pada tempat, didasarkan pada keinginan untuk tetap dekat dengan suatu tempat dan dapat diekspresikan dengan mempertahankan kedekatan dengan perjalanan jauh, rekonstruksi tempat, dan relokasi ke tempat-tempat serupa (Scannell dan Gifford, 2010). Kedekatan terhadap tempat wisatawan dan masyarakat dapat dilihat dari perilaku kedekatan terhadap kegiatan kegiatan islami, yang mampu medekatkan wisatawan dengan wisatawan lain dan lingkungannya, kemudian yang didukung oleh wawancara dan menghasilkan temuan. Perilaku pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman juga didukung oleh elemen reaksi masyarakat dan wisatawan terhadap tempat. Perilaku juga merupakan reaksi atau respon yang berasal dari individu terhadap stimulus yang

berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Ali, 2003). Reaksi manusia terhadap suatu kegiatan ataupun fisik bangunan merupakan raksi yang berasal dari perilaku yang miliki setiap orang.

Selain itu place attachment juga di amati melalui makna tempat, elemen pengalaman pada makna tempat menjelaskan bahwa wisata religi pada suatu tempat dapat menjadi pengalaman baru. Fungsi wisata religi merupakan sebagai pengalaman edukasi atau pendidikan (Cohen E, 2006). Pengalaman yang didapat pada masjid juga dapat menjadi pengalaman edukasi bagi pengunjung. selain itu makna tempat dapat diamati melalui elemen karakteristik fisik bangunan, karakter bangunan pada suatu daerah memiliki perbedaan, baik melalui budaya dan kepercayaan masyarakat lokalnya. Selain itu makna tempat merupakan keyakinan seseorang terhadap tempat-tempat tertentu yang mencerminkan karakteristik fisik (Wynveen et al, 2012).

Karakter Masjid raya Baiturrahman memiliki kekhasan dan keunikan budaya. Makna tempat juga merupakan keyakinan seseorang terhadap tempat-tempat tertentu yang mencerminkan interaksi sosial masyarakatnya (Fishwick, 1992). Interaksi sosial antara wisatawan dan masyarakat mampu menjaga makna tempat Masjid Raya Baiturrahman, makna Masjid Raya Baiturrahman sebagai bangunan yang sakral, dalam berinteraksi juga memiliki aturan agar bangunan masjid tetap terjaga dan sakral. Dari literatur tersebut juga didukung oleh wawancara yang menghasilkan temuan dan kesimpulan.

BAB VI