BAB V Hasil dan Pembahasan
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.3 Kajian Makna Tempat pada Masyarakat dan Wisatawan Terhadap Kawasan Masjid Raya Baiturrahman Kawasan Masjid Raya Baiturrahman
Pada kawasan penelitian makna tempat merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi place attachment pada pengembangan wisata religi Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh. Pembahasan makna tempat pada kawasan Masjid Raya
Baiturrahman dilakukan berdasarkan tiga indikator yaitu : (1) Pengalaman (2) Karakteristik fisik dan (3) Interaksi sosial.
a. Pengalaman
Suatu tempat mengembangkan makna melalui perasaan dan pengalaman positif dari individu (Manzo, 2005). Pengalaman pada kawasan objek wisata religi Masjid Raya Baiturrahman merupakan adanya keterikatan pengunjung terhadap tempat. Pengalaman terhadap tempat dapat dilhat pada (Tabel 5.8).
Tabel 5.8 Nilai Rata-Rata Elemen Pengalaman pada Masyarakat dan Wisatawan Elemen
Makna Tempat
Pernyataan Nilai rata rata
Maya rakat
Wisata wan Pengalaman Masyarakat lokal memiliki ingatan/memori yang tidak
bisa dilupakan pada Masjid Raya Baiturrahman.
4,70 Pengalaman baru yang belum pernah dirasakan
wisatawan didapat dari keunikan dan kekhasan tradisi budaya lokal pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman
4,50
Melalui kegiatan tradisi budaya lokal, masyarakat selalu merasakan pengalaman setiap tahunnya
4,18 Aturan atau norma yang diterapkan di Masjid Raya
Baiturrahman memberikan pengalaman yang berbeda
4,41 Menerapkan aturan atau norma merupakan kebiasaan
masyarakat lokal saat berkunjung ke kawasan Masjid Raya Baiturrahman
4,16
Melaksanakan ritual/ibadah pada Masjid Raya Baiturrahman merupakan pengalaman yang berkesan
4,50 Adanya pengalaman yang didapat dari fasilitas dan
atribut masjid Raya Baiturrahman yang tidak di dapat di masjid lainnya
4,41 4,50
Nilai rata rata total 4,3 4,4
Pada penelitian pengalaman masyarakt dan wisatawan pada Masjid Raya Baiturrahmandi nilai melalui penyebaran kuesioner. Berdasarkan penyebaran kuesioner online terhadap responden masyarakat dan wisatawan yang mempengaruhi elemen pengalaman melalalui faktor-faktor mengenai
masyarakat lokal memiliki ingatan/memori yang tidak bisa dilupakan pada Masjid Raya Baiturrahman.dengan nilai rata rata masyarakat 4,70 dan pengalaman baru yang belum pernah dirasakan wisatawan didapat dari tradisi budaya lokal pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman nilai rata rata wisatawan 4,50, melalui kegiatan tradisi budaya lokal, masyarakat selalu merasakan pengalaman setiap tahunnya dengan niai rata rata 4,18 dan aturan atau norma yang diterapkan di Masjid Raya Baiturrahman memberikan pengalaman yang berbeda dari pada aturan pada masjid lainnya dengan nilai rata rata wisatawan 4,41, menerapkan aturan atau norma merupakan kebiasaan masyarakat lokal saat berkunjung ke kawasan Masjid Raya Baiturrahman dengan nilai rata rata 4,16, Melaksanakan ritual/ibadah pada Masjid Raya Baiturrahman merupakan pengalaman yang berkesan nilai rata rata wisatawan 4,50 dan Adanya pengalaman yang didapat dari fasilitas dan atribut masjid Raya Baiturrahman yang tidak di dapat di masjid lainnya dengan nilai rata rata 4,41 dan nilai rata rata wisatawan 4,50.
Maka melalui rating scale (Tabel 3.7) bahwa nilai rata-rata total elemen pengalaman pada makna tempat yang dimiliki masyarakat dan wisatawan dapat dilihat pada nilairata-rata total hasil penyebaran kuesioner kepada responden, nilai rata-rata total masyarakat 4,3 dan nilai rata rata total wisatawan 4,4. Menunjukkan nilai rata-rata total elemen pengalaman masuk dalam skala place attachment dengan kategori sangat tinggi dengan interval score 4.2 ≤ x ≤ 5. Dari nilai rata rata total yang menunjukkan adanya
pengalaman tehadap makna tempat yang sangat tinggi dari masyarakat lokal dan wisatawan terhadap Masjid Baiturrahman. Dimana hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap narasumber bahwa yaitu pengurus fasilitas perpustakaan Masjid Raya Baiturrahman bahwa :
“…. Sebelum pandemi covid 19 banyak anak anak dari sd sampai mahasiswa yang datang ke perpustakaan, perpustakaan merupakan salah satu kegiatan wisata religi yang memeberikan pengalaman edukasi… sembari menunggu azan wisatawan maupun masyarakat sering datang ke perpusatakaan..”
Berdasarkan observasi lapangan pada Masjid Raya Baiturrahman pengalaman didapat melaui aktivitas dan fasilitas yang ada pada masjid, kegiatan tersebut memberikan pengalaman yang bermanfaaat. Melalui wisata religi wisatawan akan mendapatkan pengalaman yang baik. Fungsi wisata religi merupakan sebagai pengalaman edukasi atau pendidikan (Cohen, E, 2006). berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan peneliti pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman, pengalaman pengalaman yang didapat pada kawasan wiata rwligi Masjid Raya Baiturrahman sangat bermanfaat bagi wisatawan dan masyarakat lokal. Melalui kegiatan kegamaan dan kebudayaan pada fasilitas fasilitas yang ada pada Masjid Raya Baiturrahman, pengunjung dapat melakukan kegiatan yang memberikan pengalaman dan nilai edukasi. Salah-satunya pengalaman yang didapat yaitu adanya perpusatakaan yang beraa pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman (Gambar 5.9).
Gambar 5.9 Perpusatakan Masjid Raya Baiturrahman
Selain itu pengalaman pada Masjid Raya Baiturrahman juga didapat dari sebelum dan sesudah adanya renovasi, sebelum adanya pengembangan pada perlataran Masjid Raya Baiturrahman, ruang terbuka pada masjid terdapat kolam ikan yang menjadi daya tarik masyarakat dan wisatawan, adanya atraksi pemberian makan ikan pada kolam yang ada di pelataran masjid dengan membeli umpan atau pelet yang diperjual belikan di kawasan Masjid Raya Baiturrahman sedangkan setelah pengembangan pengalaman didapat dengan cara menikamti keindahan payung payung elektrik yang ada pada pelataran masjid. Sekarang ini kegiatan pada kolam sudah ditiadakan, dikarenakan adanya perluasan dan pemakaian lantai marmer agar dapat menjaga kebersihan pada area pelataran Masjid yang akan digunakan untuk aktivitas seperti peribadatan dan acara keagamaan lainnya yang mampu menmapung banyak jamaah. Perluasan ini menjadi salah satu alasan untuk kegiatan keagamaan dan bercengkrama yang dilakukan dibawah payung payung Masjid Raya Baiturrahman (Gambar 5.10).
Gambar 5.10 Kegiatan sebelum dan sesudah pengembangan
Pengalaman lainnya yang dapat dirasakan pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman yaitu adanya atraksi melihat kota Banda Aceh melalui menara pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman, kegiatan ini dilakukan sudah semenjak menara ini dibangun, akan tetapi setelah perluasan sudah tidak dipergunakan karena kurasakan pada lift. Atraksi pada menara yang berada di pelataran masjid ini tidak dipungut biaya, untuk menuju puncak menara masyarakat dan wisatawan dapat menggunakan lift dan tangga darurat.
Atraksi ini menjadikan masyarakat dan pengunjung memiliki pengalaman yang unik yang bisa dinikmati oleh semua kalangan. Setelah kota Banda Aceh dilanda tsunami, fungsi dasar menara dikembalikan seperti semula, tidak ada kegiatan apapun selain untuk mengumandangkan azan. Menara pada Masjid Raya Baiturrahman sekarang menjadi bangunan yang memiliki keindahan yang dapat diabadikan dan menjadi objek foto bagi pengunjung (Gambar 5.11).
Gambar 5.11 Menara masjid raya baiturrahman
Menara pada masjid raya baiturrahman merupakan bangunan asli yang tidak pernah direnovasi. oleh karena itu adanya pengalaman pengunjung saat berkunjung ke kawasan Masjid Raya Baiturrahman dikarenakan adanya fasilitas fasilitas yang memiliki daya tarik tersendiri. Pengalaman terhadap aktivitas beribadah juga dapat dirasakan melalui kegiatan kegiatan peribadatan dan kegitaan keaagamaan lainnya.Aktivitas ibadah merupakan pengalaman yang lebih banyak dirasakan oleh wisatawan, dikarenakan melakukan aktivitas ibadah di Masjid Raya Baiturrahman memberikan pengalaman berbeda dari pada masjid dari daerah asalnya. Pelaksanaan ibadah dan kegiatan keagamaan pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman ada yang tidak didapatkan di Masjid lainnya, seperti pelaksanaan zikir akbar yang dilakukan setiap malam senin dan kamis, pengalaman berbuka puasa bersama pada ruang terbuka Masjid Raya Baiturrahman. Berdasarkan wawancara yang
dilakukan pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman dengan kepala UPTD Masjid Raya Baiturrahman.
“…Pengalaman lainnya pada bulan ramadhan adanya kegiatan buka puasa bersama yang dilaksakan di pelataran masjid, akan tetapi kegiatan makan minum hanya dilakukan pada bulan ramadhan saja untu menjaga kebersihan lingkungan juga….”
Pelaksanaan ibadah dan kegiatan keagamaan di Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya dapat dilaksanakan didalam ruang masjid, akan tetapi dapat diaksanakan di pelataran masjid, tepatnya dibawah payung-payung elektrik dan diatas lantai yang nyaman.
Berdasarkan observasi lapangan pada Masjid Raya Baiturrahman pengalaman didapat melaui aktivitas dan fasilitas yang ada pada masjid, kegiatan tersebut memberikan pengalaman yang bermanfaaat. Pengalaman beribadah pada kawasan Masjid Raya Baituurrahman dapat dinikmati pada bulan suci ramadhan, kegiatan berbuka puasa bersama dilakukan pada pelataran Masjid Raya Baiturrahman setiap tahunnya (Gambar 5.12).
Gambar 5.12 Kegiatan berbuka puasa pada bulan suci ramadhan
Pengalaman berbuka puasa pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman dapat ditemukan pada kawasan masjid pada kota kota lainnya, akan tetapi pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman kegiatan berbuka puasa sangat unik, dikarenakan dilaksanakan pada pelataran masjid, selain itu untuk menu takjil yang yaitu makanan khas masyarakat kota Banda Aceh yaitu kuah belangong.
Kegiatan berbuka puasa pada bulan suci ramadahan dipisahkan antara laki laki dan perempuan yang merupakan aturan pada kawasan wisata religi.
setalah melaksanakan kegiatan berbuka, masyarakat lokal maupun wisatawan melanjutkan ibadah sholat magrib dan ibadah sholat sunnah terawih.
pengalaman pengalaman kegiatan ini hanya bisa dirasakan dalam setahun sekali dibulan suci Ramadhan.
Pada penelitian ini berdasarkan observasi lapangan dan potensi potensi yang ada pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman, pengalaman pengalaman dapat diamati melalui peta titik kegiatan keagamaan dan kebudayaan yang memberikan makna yang tidak bisa dilupakan oleh masyarakat lokal maupun wisatawan. Makna tempat memberikan pengalaman penting, melalui peta pengalaman (Gambar 5.13) masyarakat lokal maupun wisatawan dapat melakukan kegiatan kegiatan yang ada pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman agar mendapatkan pengalaman yang tidak didapatkan pada kawasan wisata religi dan masjid masjid lainnya.
Gambar 5.13 Peta pengalaman makna tempat
Pengalaman edukasi menjadi daya tarik wisatawan yang tidak ditemukan di masjid lainnya, perpusatakaan memberikan informasi mengenai sejarah masjid dan memberikan makna Masjid Raya Baiturrahman berbeda dengan masjid lainnya.
Pengalaman dalam berbusana juga didapat pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman,
non muslim wajib
menggunakan pakaian muslimah, pakain yang sudah disediakn bagi wisatawan berupa jubah.
Pengalaman yang didapat setahun sekali pada tradisi budaya lokal yaitu berbuka puasa bersama dengan menyantapi makanan khas kota banda aceh, yaitu sie reuboh.
pengalaman dilakukan pada area ruang terbuka masjid.
Area kegiatan pengalaman masyarakat dan wisatawan
b. Karakteristik Fisik
Karakteristik fisik bangunan Masjid Raya Baiturrahman merupakan bangunan telah banyak dilakukan renovasi, bangunan Masjid Raya Baiturrahman memiliki unsur budaya dari karakterfisik bangunannya.
Penerapan unsur budaya pada bangunan masjid dapat dilihat dari ukiran dan kolom bangunan. adanya unsur budaya menurut masyarakat dan wisatawan dapat dilihat dari nilai rata rata melalui penyebaran kuesioner online, yaitu adanya unsur budaya pada fisik bangunan masjid, nilai kepercayaan mempengaruhi karakateristi masjid dan Adanya perubahan pada karakteristik fisik bangunan sesudah pembangunan dilakukan (Tabel 5.9).
Tabel 5.9 Nilai Rata-Rata Elemen Karakteristik Fisik Elemen
Makna Tempat
Pernyataan Nilai rata rata
Mayar
Fungsi ruang masjid memiliki karakeristik yang berbeda antara satu dan lainnya.
4,60
Karakteristik arsitektur masjid sama dengan karakteristik arsitektur masjid yang ada pada wilayah anda
Baiturrahman berada pada setiap ruang bangunan
3,83 Nilai kepercayaan masyarakat lokal mempengaruhi
karakteristik bangunan masjid
3,83 Bagian ruang terbuka Masjid Raya Baiturrahman
menjadi area favorit
4,40
Nilai rata rata total 4,3 4,0
Berdasarkan hasil penilaian melalui penyebaran kueisoner online menurut faktor faktor pada makna tempat yaitu adanya unsur budaya pada desain Masjid Raya Baiturrahman menurut masyarakat dengan nilai rata rata 4,60 sedangkan menurut wisatawan dengan nilai rata rata 3,91, nilai kepercayaan mempengaruhi karakteristik fisik bangunan dengan nilai rata rata masyarakat 4,64 sedangkan nilai rata rata wisatawan 3,83 dan Adanya perubahan pada karakteristik fisik bangunan sesudah pembangunan dilakukan dengan nilai rata rata masyarakat 3,83 dan nilai rata-rata wisatawan 4,40. Maka melalui rating scale (Tabel 3.7) bahwa nilai rata-rata total elemen karakteristik fisik pada Masjid Raya Baiturrahman yang dimiliki masyarakat dan wisatawan dapat dilihat pada nilai rata-rata total hasil penyebaran kuesioner. Nilai rata rata total masyarakat 4,3 sedangkan nilai rata rata total wisatawan 4,0. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata total elemen karakteristik fisik bangunan menurut masyarakat masuk dalam skala place attachment dengan kategori sangat tinggi dengan interval score 4.2 ≤ x ≤ 5 sedangkan nilai rata-rata total elemen karakteristik fisik bangunan menurut masyarakat masuk dalam skala place attachment dengan kategori tinggi dengan interval score 3.4 ≤ x < 4.2.
Hal ini membuktikan adanya karakateristik fisik yang sangat tinggi terhadap bangunan Masjid Raya Baiturrahman. Dimana hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan terhadap narasumber akademisi (architectural conservation and urban planning) bahwa :
“….Fisik dahulu bangunan masjid lebih telihat adanya unsur budaya pada masa pemerintahan Ibrahim Hasan, adanya ukiran-ukiran dan lampu-lampu, sekarang ini Masjid raya lebih meminjam image dari masjid nabawi. Dapat dilihat pada payung payung dan marmer yang diimport dari eropa…”
Berdasarkan obsevasi lapangan yang dilakukan peneliti pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman yaitu karakteristik fisik bangunan pada interior maupun eksterior bangunan terdapat unsur unsur budaya pada interior bangunan area tempat wudhu yang merupakan ukiran pintu khas aceh (Gambar 5.14). Oleh karena itu masyarakat maupun wisatawan menginterpretasi bahwa dengan adanya ukiran pintu aceh pada dinding bangunan memberikan nilai budaya khas aceh yang kental, yang menjadi pembeda dengan masjid masjid lainnya.
Gambar 5. 14 Ornamen budaya lokal Masjid Raya Baiturrahman
Selain itu makna yang didapat pada karakteristik bangunan masjid yaitu pada eksterior bangunan masjid, adanya 12 payung elektrik yang berada pada sisi utara dan selatan masjid dan terinspirasi dari Masjidil Haram. Masyarakat lokal maupun wisatawan menginterpretasi bahwa dengan adanya payung elektrik pada Masjid Raya Baiturrahman memberikan kesan kemegahan dan kemewahan.
Payung payung elektrik pada Masjid Raya Baiturrahman menjadi daya tarik bagi masyarakat dan wisatawan yang tidak ditermukan pada masjid lainnya menggunakan teknologi (Gambar 5.15).
Gambar 5.15 Karakteristik bangunan Masjid Raya Baiturrahman
Karakteristik fisik bangunan Masjid Raya Baiturrahman yang memberikan makna bagi pengunjung baik masyarakat lokal maupun wisatawan didapat pada unsur budaya lokal dan karakter bangunan yang menjadi pembeda dari masjid masjid lainnya. karakteristik bangunan masjid merupakan potensi potensi yang menjadi daya tarik. Makna Masjid Raya Baiturrahman dipengaruhi oleh kekhasan dan keunikan masjid, nilai nilai kepercayaan yang ada pada diri masyarakat dapat diperlihatkan pada fisik bangunannya salah satunya ukiran ayat ayat alquran pada dinding bangunan dapat menjelaskan kepercayaannya. Pada bangunan Masjid masjid yang ada pada provinsi Aceh yang dijuluki serambi mekkah, terdapat ayat ayat alquran untuk menampilkan estetika ruang masjid.
Nilai kepercayaan berupa ayat suci alquran didesain pada dinding bangunan Masjid Raya Baiturrahman. Ukiran ini berada pada dinding bangunan yang
berada pada arah kiblat yang merupakan arah ka’bah umat islam. Ukiran ayat suci alquran di ukir menggunakan tinta emas dan berada pada dinding hitam agar menyerupai ka’bah. Hal ini menjelaskan masyarakat maupun wisatawan menginterpretasi bahwa dengan adanya ukiran ayat suci alquran pada dinding memberi nilai religious (Gambar 5.16).
Gambar 5.16 Ukiran ayat suci alquran pada dinding masjid
Selain itu katakteristik yang dapat dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan yang memberikan makna pada area interior bangunan masjid yaitu ukiran ukiran budaya khas aceh. Area ruang dalam Masjid Raya Baiturrahman hanya dapat dinikmati oleh masyarakat dan wisatawan muslim, sedangkan masyarakat dan wisatawan non muslim hanya dapat menikmati bagian luar bangunan Masjid Raya Baiturrahman.
Kakateristik fisik bangunan pada Masjid Raya Baiturrahman dapat ditinjau dari nilai budaya dan kepercayaan masyarakatnya. Karakteristik diterapkan pada elemen elemen bangunan seperti dinding bangunan, kolom bangunan dan pintu Masjid Raya Baiturrahman. Area ruang dalam Masjid Raya Baiturrahman terdapat kolom kolom yang menjadi penyangga bangunan
masjid. kolom kolom ini di ukir dengan ukiran segitiga yang merupakan ukiran khas budaya Aceh (Gambar 5.17).
Gambar 5.17 Ukiran khas aceh pada kolom Masjid Raya Baiturrahman
c. Interaksi Sosial
Interaksi sosial melalui tradisi keagamaan pada Masjid Raya Baiturrahman melibatkan masyarakat dan wisatawan. Orang-orang yang membutuhkan interaksi sosial untuk mencari teman baru yang dapat memberi kepuasan dalam memenuhi kebutuhan sosial dengan cara mengunjugi ke tujuan kawasan wisata religi, sedangkan wisatawan berusaha untuk melakukan perjalanan ke situs-situs keagamaan sendiri dan kelompok, agar dapat berinteraksi (Moaven et al, 2017). Berdasarkan hasil kuesioner, terdapat perbedaan pendapat responden masyarakat dan wisatawan tentang interaksi sosial melalui tradisi keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat dan wisatawan. Menurut pendapat masyarakat dan wisatawan tentang interaksi melalui kegiatan keagamaan dan aturan yang diterapkan dalam interaksi
sosial pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman dapat dilihat pada (Tabel 5.10).
Tabel 5.10 Nilai Rata Rata Elemen Interaksi Sosial pada Masyarakat dan Wisatawan Elemen
Makna tempat
Pernyataan Nilai rata rata
Masyar
Pelaksanaan tradisi budaya dan keagamaan pada Masjid Raya Baiturrahman melibatkan masyarakat lokal
3,83 Saat mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman adanya
keinginan untuk ikut serta dalam kegiatan tradisi budaya dan keagamaan
4,40 Saat melakukan interaksi sosial adanya peraturan atau
norma yang harus di laksanakan
4,36 Pelaksanaan kegiatan keagamaan dan ibadah pada
Masjid Raya Baiturrahman memberikan kekerabatan sesama muslim
4,74
Nilai Rata Rata Total 4,0 4,5
Pada penelitian ini, penilaian menurut pendapat masyarakat tentang pelaksanaan tradisi budaya dan keagamaan pada Masjid Raya Baiturrahman melibatkan masyarakat lokal dengan nilai rata rata 3,83 sedangkan saat mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman adanya keinginan untuk ikut serta dalam kegiatan tradisi budaya dan keagamaan menurut wisatawan dengan nilai rata rata 4,40 dan saat melakukan interaksi sosial adanya peraturan atau norma yang harus di laksanakan dengan nilai rata rata masyarakat 4,36 sedangkan pelaksanaan kegiatan keagamaan dan ibadah pada Masjid Raya Baiturrahman memberikan kekerabatan sesama muslim nilai rata rata wisatawan 4,74. Melalui rating scale (Tabel 3.7) bahwa nilai rata-rata total elemen interaksi sosial pada Masjid Raya Baiturrahman yang dimiliki masyarakat dan wisatawan dapat dilihat pada nilai rata-rata total hasil
penyebaran kuesioner. Nilai Rata rata total yang didapat pada elemen interkasi sosial masyarakat dan wisatawan yaitu dengan nilai rata rata total masyarakat 4,0 dan dengan nilai rata rata total wisatawan 4,5.
Maka penelitian ini menunjukkan nilai rata-rata total elemen interaksi sosial menurut masyarakat masuk dalam skala place attachment dengan kategori tinggi dengan interval score 3.4 ≤ x < 4.2 sedangkan nilai rata-rata total elemen interaksi sosial menurut wisatawan masuk dalam skala place attachment dengan kategori sangat tinggi dengan interval score 4.2 ≤ x ≤ 5.
Dari keseluruhan nilai rata rata total pada elemen interaksi sosial pada Masjid Raya Baiturrahman menunjukkan adanya perbedaan pendapat antara masyarakat dan wisatawan, elemen interaksi sosial yang tinggi dari masyarakat dan elemen interaksi sosial yang sangat tinggi dari wisatawan terhadap kegiatan iteraksi pada Masjid Raya Baiturrahman. Berdasarkan wawancara pada yang dilakukan terhadap narasumber pengelola pariwisata Masjid Raya Baiturrahman bahwa :
…’’ Interaksi sosial pada Masjid Raya Baiturrahman dapat diamati melalui kegiatan keagamaan setiap harinya seperti pengajian bagi masyarakat baik laki laki maupun perempuan, yang dipimpin oleh ustad, memalui kegiatan ini masyarakat maupun wisatawan dapat berinteraksi antar sesam dan lingkungannya…”
Kegiatan keagamaan pada Masjid Raya Baiturrahman dilakukan pada perlataran masjid yang dapat dinikmati dan tidak mengganggu aktivitas didalam Masjid Raya Baiturrahman.
Berdasarkan boservasi lapangan interaksi sosial pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman sering dilaksanakan disaat perayaan hari besar islam maupun kegiatan kegamaan lainnya. interaksi sosial sangan mempengaruhi makna dari suatu tempat. Masjid Raya Baiturrahman memiliki makna yang sakral, yang mampu memberikan keterikatan terhadap individu dan lingkungan.
Pada observasi lapangan interaksi sosial dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan keagaman yang diselenggarakan, salah satunya kegiatan keagamaan pengajian rutin setiap sebulan sekali yang diikuti oleh masyarakat (Gambar 5.18).
Gambar 5.18 Kegiatan interaksi sosial pada pengajian
Interaksi sosial pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman yang dilakukan oleh masyarakat lokal dan wisatawan dilaksanakan pada kegiatan kegiatan keagamaan dan interaksi sosial lainnya. Masyarakat lokal dan wisatawan berinteraksi pada kagiatan yang diselenggarakan oleh pengurus masjid dan kegiatan peribadatan. interaksi sosial antara individu yang berbeda secara budaya adalah elemen penting untuk meningkatkan hubungan mereka satu
sama lain (Argyle 1981). Interaksi sosial dalam melakukan kegiatan keagamaan yang dilakukan setiap sebulan sekali merupakan kegiatan yang yang rutin dan diikuti oleh masyarakat yang di pandu oleh ustad yang menjadi penceramah dan pengajar pada Masjid Raya Baiturrahman. Pada faktor lain kegiatan interaksi sosial juga diamati melalui kegiatan yang diterapkan pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman (Gambar 5.19).
Gambar 5.19 Interaksi sosial pada kegiatan berbuka puasa bersama Sumber : https://aceh.tribunnews.com
Interaksi sosial dilakukan pada kegiatan kegiatan laiinnya. Pada penelitian ini dapat disimpulkan melalui penilaian rata-rata dan nilai rata rata total terhadap responden masyarakat lokal dan wisatawan secara keseluruhan, pembahasan aspek makna tempat pada kawasan Masjid Raya Baiturrahman dapat disimpulkan berdasarkan 3 (tiga) indikator yaitu : (1) Pengalaman (2) Karakteristik fisik dan (3) Interaksi sosial (Tabel 5.11).
Tabel 5.11 Faktor Pada Aspek Makna Tempat pada Masyarakat Lokal dan Wisatawan
Aspek Elemen Pernyataan
Nilai
Pengalaman Masyarakat lokal memiliki ingatan/memori yang tidak bisa dilupakan pada sejarah masjid 4,70 Pengalaman baru yang belum pernah dirasakan wisatawan didapat dari keunikan dan kekhasan
Pengalaman Masyarakat lokal memiliki ingatan/memori yang tidak bisa dilupakan pada sejarah masjid 4,70 Pengalaman baru yang belum pernah dirasakan wisatawan didapat dari keunikan dan kekhasan