• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENERIMAAN SELEBRITAS HIJRAH ATAS MODEL DAKWAH

C. Model Dakwah Salafi di Kalangan Selebritas Hijrah

1. Kajian Rutin Khalid Basalamah di Rumah Primus Yustisio

Khalid Basalamah termasuk dai Salafi yang sangat populer. Selain jadwal ceramah yang padat, Khalid Basalamah juga memiliki jutaan pengikut di media sosial. Jadwal pengajian dan konten ceramahnya sangat mudah ditemukan di media sosial. Khalid Basalamah mengelola media sosial secara professional. Dia

membentuk tim khusus untuk mendokumentasikan pengajiannya dan

menyebarkannya di media sosial. Khalid Basalamah mengaku sengaja memaksimalkan media sosial dalam berdakwah agar kajiannya semakin bermanfaat di era digital.36 Khalid Basalamah sampai saat ini termasuk pendakwah yang memiliki follower cukup banyak di media sosial. Channel Youtube-nya “Khalid Basalamah Official” diikuti sekitar 1 juta lebih subscriber. Total videonya hingga saat ini sekitar 1.182. Sementara Akun Instagramnya diikuti sekitar 1,2 Juta follower.37

Khalid Basalamah memiliki sekitar delapan belas orang yang bekerja khusus untuk memproduksi dan mempublikasikan video-video pengajiannya. Tim yang terbentuk sejak tahun 2016 ini terdiri dari orang-orang yang ahli dalam pengambilan video, editing video, desain grafis, dan media sosial. Mereka bertugas mengunggah ke Youtube minimal satu konten video panjang setiap harinya, mempublikasikan empat atau lima konten dalam bentuk video pendek, dan memposting gambar di Instagram. Dalam memaksimalkan persebaran konten pengajiannya, Khalid Basalamah juga bekerjasama dengan perusahaan jaringan multikanal Digital Rantai Maya (DRM).38

Dilihat dari jumlah konten, penonton, dan pengikut media sosial Khalid Basalamah tidak mengherankan bila pendakwah ini sangat populer di kalangan kelas menengah muslim. Apalagi kelompok kelas ini sangat akrab dengan media sosial dan mereka biasanya mencari informasi keagamaan di media sosial dan mesin pencari. Dalam sebuah video yang diunggah akun Youtube bernama Teten Abu Aisyah, beberapa orang mengatakan bahwa sebelum mendatangi pengajian Khalid Basalamah mereka sudah sering melihat dan mendengar pengajian Khalid Basalamah di media sosial dan internet. Dalam video tersebut, pengajian Khalid diikuti oleh sejumlah selebritas tanah air semisal Primus, Vino G. Sebastian, Indra L Brugman, Farhad, Arie K Untung, Ricky Harun, dan lain-lain.39 Meski sibuk

36 Wawancara dengan Khalid Basalamah via WA voice, 3 Desember 2019.

37 Lebih lanjut lihat channel youtube dan akun instagram Khalid Basalamah.

38 Lihat laporan Majalah Tempo, “Ustad Juga Manusia,” “Antara Tablig dan Monetisasi,” Majalah Tempo, edisi 24 Juni 2018, h. 30-33.

39 “ARTIS ARTIS MENGAJI - NGAJI BARENG - Ustaz DR Khalid Basalamah

MA,” dalam akun youtube Teten Abu Aisyah

https://www.youtube.com/watch?v=YtLiX7Hd53Q, diunggah tanggal, 16 Januari 2019 (Diakses 4 Januari 2020).

151

mengisi pengajian di berbagai masjid dan komunitas, Khalid Basalamah masih sempat menulis buku, seperti Palestina yang Terlupakan. Buku ini mengulas tiga hal penting: keutamaan Palestina dan Masjid al-Aqsha, sejarah masuknya Islam ke Palestina, dan kondisi Palestina dan Masjid al-Aqsha terkini.40

Sebelumnya mungkin sudah ada beberapa selebritas yang mengikuti kajian Khalid Basalamah di masjid atau di tempat dia biasa menyampaikan ceramah, namun orang yang pertama kali mengajak Khalid Basalamah ke dalam komunitas selebritas adalah Teuku Wisnu. Khalid Basalamah menjelaskan bahwa dia tidak pernah pilah-pilih dalam berdakwah, semua umat Islam menjadi targetnya. Dia melihat umat Islam saat ini sudah besar dan banyak, tinggal merawatnya agar tidak kena penyakit.41 Seperti dikisahkan Teuku Wisnu dan diakui Khalid Basalamah, Wisnu orang pertama yang mengundangnya dalam kajian yang diselenggarakan komunitas pengajian selebritas. Waktu itu kajian masih di rumah Teuku Wisnu, kemudian selanjutnya dipindahkan ke rumah Primus karena rumah Wisnu sedang direnovasi.42

Teuku Wisnu mengenang awal mula perjumpaannya dengan Khalid Basalamah. Dia pertama kali bertemu pendakwah kondang itu di Masjid al-Azhar, Jakarta. Dia pun terpesona pada penjelasan Khalid Basalamah, terutama penjelasannya soal sejarah Islam. Wisnu mendekati Khalid Basalamah dan meminta nomor HP-nya, tapi ketika dihubungi beliau tidak membalas, hingga akhirnya Wisnu mencari informasi terkait Khalid di internet dan menemukan situs www.khalidbasalamah.com. Melalui situs itu, Wisnu dapat menyimak kajian Khalid Basalamah lebih detail dan mendalam. Wisnu semakin mantap belajar agama pada Khalid Basalamah dan mencoba mengundangnya sebagai narasumber di kajian yang diadakan di rumahnya.43

Ketika Khalid Basamalah menyepakati untuk hadir dalam kajian yang diadakan di rumahnya, Wisnu mengundang Primus untuk hadir dalam kajian tersebut. Ternyata Primus juga mengidolakan Khalid Basalamah. Selanjutnya kajian itu diadakan di rumah Primus, karena rumah Wisnu tengah direnovasi. Kajian Khalid Basalamah di rumah Primus biasanya diadakan sekali dalam sebulan atau dua bulan. Jadwalnya memang tidak menentu, tergantung kesesuaian waktu peserta kajian dengan penceramah. Peserta yang hadir biasanya sekitar 20-30 orang, kebanyakan mereka pekerja profesional dan selebritas. Kajian ini tertutup dan tidak terbuka untuk umum.44

Selain Khalid Basalamah, Teuku Wisnu dan Primus juga mengidolakan Adi Hidayat dan Abdul Shomad. Tetapi pendakwah yang paling benar-benar diikuti dan sesuai dengan karakter mereka adalah Khalid Basalamah. Primus sendiri mengenal Khalid Basalamah awalnya dari istrinya, Jihan Fahira yang sering mengikuti kajian

40 Lihat Khalid Basalamah, Palestina Yang Terlupakan, (Jakarta: Pustaka Ibnu Zaid, 2018).

41 Wawancara dengan Khalid Basalamah, 12 Oktober 2018..

42 Wawancara dengan Khalid Basalamah, 12 Oktober 2018.

43 Awal mula pertemuan Teuku Wisnu dengan Khalid Basalamah dapat dilihat dalam link video ini, https://www.youtube.com/watch?v=i1yKOnv_y0o (diakses tanggal 24 Mei 2019)

152

Khalid Basalamah di youtube. Primus merasa seperti ditampar saat mendengar video kajian Khalid Basalamah, terutama ketika penjelasan tentang shalat berjamaah. Dari video itu, dia baru menyadari kalau hukum shalat berjamaah adalah wajib bagi laki-laki. Primus merasa dapat hidayah setelah mendengar video tersebut. Primus mengisahkan:

Bayangkan dulu saya terbiasa bangun jam 3 untuk lari pagi, jam 4 dengar azan tapi tidak ke masjid, azan saya dengar tapi tidak cukup (pergi) ke masjid……ketika melihat youtube Ustaz Khalid, beliau selalu mengatakan, ‘Laki-laki wajib shalat berjamaah, tidak ada alasan untuk tidak ke masjid’. Padahal kalau sekarang dicari, video pengajian itu tidak ketemu. Saya seperti ditampar, buat saya hal ini hidayah. Butuh keberanian untuk memulai…. Ketika umrah di depan Ka’bah saya berdoa agar mudah shalat lima waktu. Pulang dari sana langsung ke rumah Wisnu ada Ustaz Khalid. Suka kepada Ustaz Khalid karena tegas, mudah dihubungi, dan mudah menjawab, dan referensinya jelas. Menurut saya, karakter saya dengan Ustaz Khalid cocok, karena orang lembut mungkin terlalu keras. Orangnya apa adanya. Maksudnya, dia menyampaikan apa adanya. Tidak mengatakan ‘menurut saya’, tetapi menurut al-Qur’an dan kata Rasul. Jelas, hitam-putih.

Penjelasan Primus ini memperkuat pandangan Yudi Latif bahwa karakter beragama masyarakat kota atau kelas menengah pada umumnya adalah bibliolatri, mereka lebih menilai sumber dan rujukan yang digunakan pendakwah ketimbang ketokohan pendakwah itu sendiri.45 Dalam logika Primus, sumber Islam itu adalah al-Qur’an dan hadis. Pemahaman terhadap al-Qur’an dan hadis itu mesti disesuaikan dengan manhaj ulama salaf, bukan berdasarkan opini pribadi. Karenanya, Primus menolak setiap praktik keagamaan yang tidak bersumber dari al-Qur’an dan hadis. Selain rujukan Khalid Basalamah jelas, dia disukai karena tegas dalam memberi jawaban, hitam-putih, mudah dihubungi, dan memberi kesempatan kepada Jamaah pengajian untuk bertanya. Bahkan, setiap peserta pengajian berebut untuk menjemput dan mengantar Khalid Basalamah, karena melalui itu mereka lebih leluasa untuk bertanya.

Model dakwah Khalid Basalamah ketika berada di komunitas selebritas tidak jauh berbeda dengan ceramah di masjid umum. Dia konsisten menggunakan kitab saat pengajian dan materi kajian mengikuti susunan daftar isi kitab. Tujuannya agar semua orang bisa merasakan belajar Islam dengan seperti yang berlaku di pesantren dan lembaga pendidikan Islam pada umumnya. Ketika diundang kajian, Khalid selalu menawarkan kepada panitia untuk membahas kitab yang biasa dia gunakan, kecuali pada waktu tertentu -semisal khutbah Jumat dan Tabligh Akbar- baru tema disesuaikan dengan momentum. Kitab yang sering digunakan dalam kajian Khalid Basalamah adalah Riyād Ṣāliḥīn karya Nawāwī, Ṣaḥīḥ al-Targhīb wa al-Tarhīb karya Muḥammad Nāṣr al-Dīn al-Bānī, dan kitab Tawhi>d

karya Muhammad al-Tamimi. Khalid Basalamah membiasakan ceramah dengan menggunakan kitab agar peserta kajian terbiasa menggunakan kitab atau sumber-sumber utama dalam Islam.46

45 Yudi Latif, Inteligensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Inteligensia Muslim Indonesia Abad ke 20, (Jakarta: Democracy Project, 2012), h. 591.

153

Sebelum kajian ditutup, Khalid memastikan terlebih dahulu agar setiap peserta memahami apa yang disampaikannya. Dia membuka ruang diskusi dan bertanya untuk setiap materi kajian yang belum dipahami. Bila sudah dipastikan semua peserta memahami isi kajian, baru peserta dibolehkan bertanya terkait permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat. Durasi kajian antara 1,5 – 2 jam. Selain menyampaikan dalil-dalil al-Qur’an dan sunnah, Khalid juga menyelipkan kisah dan sejarah dalam setiap kajiannya. Inilah yang menjadi kekuatan Khalid Basalamah, penguasaan terhadap dalil-dalil keislaman dan sejarah Islam menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan selebritas, meskipun orangnya terlihat serius dan jarang melontarkan humor saat kajian.