• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakter Etnisitas Penghuni

Dalam dokumen Perjanjian No : III/LPPM/ /82-P (Halaman 177-182)

POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DAN KARAKTER ETNISITAS PENGHUNI

6.8. Karakter Etnisitas Penghuni

Penilaian Karakter etnisitas penghuni dari suatu rumah didasarkan pada hubungan

lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan kultural. Lingkungan fisik adalah

lingkungan alam yang dilengkapi dengan artefak pada suatu lokasi tertentu, Lingkungan

sosial menekankan pada hubungan antara manusia dengan manusia, sedangkan lingkungan

kultural menekankan hubungan manusia dengan budaya (nilai/norma, aktivitas dan artefak),

religi/kepercayaan dan perilaku. Lingkungan fisik di Pekalongan, yang menjadi obyek

adalah penduduk pribumi, penduduk keturunan etnis Arab dan penduduk keturunan etnis

Cina yang berhubungan dengan budaya saat beraktivitas khususnya dalam segi religi, berhuni,

sosial masyarakat dan mencari nafkah/bekerja. Ketiga jenis etnis (pribumi, keturunan arab,

keturunan cina) dapat bekerja sama dan saling menunjang untuk melakukan kegiatan/aktifitas

di Pekalongan, hal ini tercermin saat diadakannya perayaan yang berkaitan dengan

keagamaan atau tradisi Syawalan, Imlek, Perayaan Pek Cun, meskipun masing-masing

mempunyai norma dan adat istiadat sendiri sesuai dengan asal-usulnya. Norma-norma/nilai

yang dianut merupakan falsafah kehidupan yang menjadi pedoman berperilaku/beraktivitas.

Falsafah Jawa/pribumi antara lain adalah: berpedoman pada ajaran agama Islam, tetapi masih

memegang adat terutama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan yaitu tepa selira

(bertenggang rasa, menghargai sesama manusia). Falsafah hidup orang keturunan etnis Arab

erat kaitannya dengan agama Islam, yang tercermin dalam kitab suci Al Qur’an; antara lain

yang telah diatur adalah hubungan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa (Hablum

minallah), hubungan antara manusia dengan manusia (Hablum minannas), hubungan

manusia dengan alam/mata pencahariannya (Hablum minal alamin) (Astuti, Sri Puji – 2002).

Sesuai dengan ajaran agama Islam, kaum lelaki merupakan kaum yang lebih istimewa dari

kaum perempuan, sehingga kaum lelaki mempunyai tanggung jawab untuk melindungi kaum

perempuan, terutama yang mempunyai hubungan keluarga. Kaum laki-laki mempunyai ruang

gerak serta waktu yang lebih leluasa dibandingkan dengan perempuan (Bulkia, Aulia Ayu

Riandini, 2012). Falsafah hidup masyarakat keturunan etnis cina, berdasarkan pada ajaran

Kong Hu Cu/ Konfusius yaitu : Yen (keramah tamahan dalam hubungan dengan manusia) dan

Li (gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tata karma dan sopan santun).

Keturunan Cina yang berada di Pekalongan merupakan perantauan dengan aktivitas

berdagang. Sebagai perantau mereka harus mempertahankan diri untuk dapat hidup, oleh

lingkungan, mempunyai semangat tinggi untuk mempertahankan hidup/pekerja keras.

Masyarakat keturunan cina merasa nyaman untuk tinggal dalam lingkungan pecinan, tetapi

yang pemikirannya telah terbuka tinggalnya sudah keluar dari kawasan pecinan (Kurniawan,

Stevanus 2010). Karakter Etnisitas merupakan bagian dari unsur ‘Manusia & Masyarakat’,

secara rinci tergambar sebagai berikut :

Gambar 6.3. Etnisitas Penghuni

Pada gambar 6.3. karakter etnisitas merupakan manivestasi dari raga dan jiwa dalam bentuk

fisik serta gerakan dan perilaku. Gerakan dan perilaku tercermin dalam wujud

kebudayaannya, yaitu norma/nilai yang menjadi falsafah kehidupannya; agama/kepercayaan

yang dianut; aktivitas religi, aktivitas berhuni, aktivitas sosial kemasyarakatan, aktivitas

mencari nafkah. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka karakter orang pribumi

yang berasal dari suku Jawa mempunyai norma kehidupan berdasarkan falsafah Jawa, yang

antara lain menyebutkan bahwa hidup itu harus bermanfaat untuk orang lain dan menyikapi

kehidupannya dengan arif dan bijaksana. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pribumi

adalah Islam, tetapi masih menjunjung tinggi tradisi Jawa, yang senantiasa menyelaraskan

dengan kondisi alam dengan cara ritual yang disebut sebagai ‘selamatan’ misalnya dalam

bentuk acara Sedekah Laut, dimana dengan dilakukannya ritual tersebut diharapakan hasil

tangkapan ikan dari laut dapat maksimal dan nelayan selamat dalam mencari nafkah.

Aktivitas religi dilakukan dengan melaksanakan kewajiban sholat lima waktu serta sholat

Manusia

Fisik

Bagian wajah, terutama pada mata, hidung, warna kulit

Non Fisik (lingkungan fisik, sosial dan budaya) - Norma/nilai : falsafah hidup & ajaran agama - Aktivitas : religi, berhuni, sosial kemasyarakatan

dan mencari nafkah/bekerja

- Artefak : tempat ibadah, rumah tinggal, rumah produktif

Karakter Etnisitas Raga

jum’at bagi kaum laki-laki. Kewajiban untuk melaksanakan ibadah wajib pada hari Jum’at,

menjadikan hari jum’at merupakan hari libur bagi kaum laki-laki, khususnya yang

mempunyai pekerjaan berhubungan dengan produksi batik. Aktivitas berhuni dalam suatu

rumah terdiri dari keluarga inti atau sampai dengan keturunan kedua (ayah, ibu, anak dan

cucu). Hubungan sosial kemasyarakatan di wilayah Kauman bersifat kekeluargaan yang

akrab, ditandai dengan kegiatan pengajian yang dilakukan di mesjid Kauman baik untuk

kaum laki-laki dan perempuan, dewasa dan anak-anak. Bagi masyarakat Kauman yang

mempunyai Rumah Produktif (produk batik) kebersamaan diwadahi oleh suatu organisasi

tertentu. Aktivitas bekerja masyarakat pribumi, khususnya di wilayah Kauman, bagi yang

memiliki Rumah Produktif dengan proses produksi, dimulai pada jam delapan pagi,

kemudian istirahat pada waktu sholat dzuhur (sekitar jam 12 siang) dan berakhir setelah

melaksanakan sholat ashar (sekitar jam 16.00 sore). Rumah Produktif yang aktivitasnya tanpa

produksi (pasca produksi dan distribusi) waktu kerja lebih fleksibel, sesuai dengan kehadiran

konsumen, terlebih bila pekerjanya merupakan anggota keluarga.

Karakter keturunan etnis Arab di Sugihwaras – Pekalongan, mempunyai falsafah hidup

berpegang pada ajaran Al Qur’an: Hablum Minallah, Hablum Minannas dan Hablum Minal

alamien karena menganut agama Islam. Sholat lima waktu merupakan kewajiban yang tidak

dapat ditinggalkan. Keluarga yang tinggal dirumah adalah keluarga inti, anak yang sudah

menikah tinggal terpisah dan anak yang sedang menuntut ilmu diluar kota Pekalongan,

tinggal diluar kota Pekalongan. Dalam aktivitas sosial kemasyarakatan, keturunan etnis Arab

berperan aktif dilingkungannya. Aktivitas untuk kaum perempuan mempunyai waktu yang

terbatas, yaitu dilaksanakan maksimal sebelum tiba waktu Maghrib, untuk kaum laki-laki

setelah sholat Maghrib, sambil menunggu sholat Isya terkadang terlihat tetap berada di

Masjid sambil berdzikir dan setelah melaksanakan sholat Isya beberapa keturunan etnis Arab

merasa superior dibandingkan dengan masyarakat pribumi. Kemungkinan karena keturunan

etnis Arab merasa lebih ‘Islam’ dari masyarakat pribumi, meskipun sama-sama penganut

agama Islam. Kecenderungan penduduk pribumi yang mempunyai falsafah Jawa nrimo dan

budaya mengabdi, menjadikan masyarakat pribumi senantiasa mengalah pada kondisi yang

ada. Aktivitas usaha yang dilakukan pada Rumah Produktif dilaksanakan pada waktu tertentu

sesuai dengan jam kerja karena menggunakan tenaga kerja bukan anggota keluarga.

Karakter keturunan etnis Cina menganut falsafah kehidupan Kong Hu Cu dan Taoisme, yang

mengajarkan bahwa harus menyembah Pencipta alam semesta, dan berperilaku serta

mempunyai etika yang baik (jujur dan santun dalam segala hal). Agama yang dianut Kristen

atau Katolik. Meskipun telah menganut agama Kristen atau Katholik, tetapi masih melakukan

tradisi turun temurun, seperti Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh dan Pek Cun. Rumah dihuni

oleh keluarga inti, anak yang telah menikah (berkeluarga) pindah kerumah lain atau pindah

keluar kota. Pendidikan yang diterapkan pada keluarga keturunan etnis Cina telah merubah

pola pikir masyarakat, sehingga aktivitas berdagang telah berubah komoditi dan cara atau

beralih menjadi pekerja kantoran dikota besar atau di luar negeri. Aktivitas kemasyarakatan

yang dilakukan berhubungan dengan aktivitas rohani dalam lingkungan gereja. Aktivitas

bekerja yang berkaitan dengan produk batik telah bergeser kepada produk lain. Yang masih

tetap bertahan adalah berdagang material untuk pekerjaan membatik, yaitu dalam bentuk lilin

membatik/malam. Bagi yang tetap beraktivitas pada Rumah Produktifnya, mempunyai jadwal

yang tertentu karena menggunakan tenaga kerja bukan anggota keluarga, anggota keluarga

bertindak sebagai pengawas atau sebagai kasir yang menerima pembayaran dari konsumen.

Untuk memperjelas karakter dari tiga etnis yang berbeda, berikut disajikan dalam bentuk

tabel 6.18; tabel berupa wujud kebudayaan yang melihat dari segi norma, kepercayaan dan

aktivitas.

Wujud Kebudayaan Orang Pribumi Keturunan Etnis Arab

Keturunan Etnis Cina

Nilai/norma/Kepercayaan - Berpedoman pada

ajaran agama Islam

- Berpedoman pada Al Qur’an

- Penganut agama Islam

- Falsafah Kong Hu Cu dan Tao - Penganut agama Kristen, Katholik, Budha, Kong Hu Cu Aktivitas Religi Aktivitas Berhuni Aktivitas Sosial Kemasyarakatan Aktivitas Bekerja

-Sholat lima waktu

-Sholat Jum’at (kaum

laki-laki)

- Keluarga besar atau keluarga inti

- Berperan aktif dan

kekeluargaan

- Waktu kerja fleksibel

bila aktivitas hanya

distribusi

- Waktu kerja tertentu, bila aktivitas

menyangkut produksi - Modal bercampur - Pengolahan limbah

-Sholat lima waktu -Sholat Jum’at (kaum laki-laki)

- Keluarga Besar atau keluarga inti

- Berperan aktif pada kondisi tertentu

- Superior

- Waktu kerja teratur &

tertib, ada karyawan

yang berperan aktif - Modal terpisah - Tidak ada Pengolahan limbah

- Waktu Ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianut

- Keluarga Inti

- Berperan aktif pada kondisi tertentu. - Menyesuaikan dengan situasi

Waktu kerja teratur & tertib, ada karyawan yang berperan aktif - Modal terpisah - Tidak ada Pengolahan limbah

Dalam dokumen Perjanjian No : III/LPPM/ /82-P (Halaman 177-182)