POLA TATA RUANG RUMAH PRODUKTIF BATIK DAN KARAKTER ETNISITAS PENGHUNI
6.8. Karakter Etnisitas Penghuni
Penilaian Karakter etnisitas penghuni dari suatu rumah didasarkan pada hubungan
lingkungan fisik, lingkungan sosial dan lingkungan kultural. Lingkungan fisik adalah
lingkungan alam yang dilengkapi dengan artefak pada suatu lokasi tertentu, Lingkungan
sosial menekankan pada hubungan antara manusia dengan manusia, sedangkan lingkungan
kultural menekankan hubungan manusia dengan budaya (nilai/norma, aktivitas dan artefak),
religi/kepercayaan dan perilaku. Lingkungan fisik di Pekalongan, yang menjadi obyek
adalah penduduk pribumi, penduduk keturunan etnis Arab dan penduduk keturunan etnis
Cina yang berhubungan dengan budaya saat beraktivitas khususnya dalam segi religi, berhuni,
sosial masyarakat dan mencari nafkah/bekerja. Ketiga jenis etnis (pribumi, keturunan arab,
keturunan cina) dapat bekerja sama dan saling menunjang untuk melakukan kegiatan/aktifitas
di Pekalongan, hal ini tercermin saat diadakannya perayaan yang berkaitan dengan
keagamaan atau tradisi Syawalan, Imlek, Perayaan Pek Cun, meskipun masing-masing
mempunyai norma dan adat istiadat sendiri sesuai dengan asal-usulnya. Norma-norma/nilai
yang dianut merupakan falsafah kehidupan yang menjadi pedoman berperilaku/beraktivitas.
Falsafah Jawa/pribumi antara lain adalah: berpedoman pada ajaran agama Islam, tetapi masih
memegang adat terutama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan yaitu tepa selira
(bertenggang rasa, menghargai sesama manusia). Falsafah hidup orang keturunan etnis Arab
erat kaitannya dengan agama Islam, yang tercermin dalam kitab suci Al Qur’an; antara lain
yang telah diatur adalah hubungan antara manusia dengan Yang Maha Kuasa (Hablum
minallah), hubungan antara manusia dengan manusia (Hablum minannas), hubungan
manusia dengan alam/mata pencahariannya (Hablum minal alamin) (Astuti, Sri Puji – 2002).
Sesuai dengan ajaran agama Islam, kaum lelaki merupakan kaum yang lebih istimewa dari
kaum perempuan, sehingga kaum lelaki mempunyai tanggung jawab untuk melindungi kaum
perempuan, terutama yang mempunyai hubungan keluarga. Kaum laki-laki mempunyai ruang
gerak serta waktu yang lebih leluasa dibandingkan dengan perempuan (Bulkia, Aulia Ayu
Riandini, 2012). Falsafah hidup masyarakat keturunan etnis cina, berdasarkan pada ajaran
Kong Hu Cu/ Konfusius yaitu : Yen (keramah tamahan dalam hubungan dengan manusia) dan
Li (gabungan antara tingkah laku, ibadah, adat kebiasaan, tata karma dan sopan santun).
Keturunan Cina yang berada di Pekalongan merupakan perantauan dengan aktivitas
berdagang. Sebagai perantau mereka harus mempertahankan diri untuk dapat hidup, oleh
lingkungan, mempunyai semangat tinggi untuk mempertahankan hidup/pekerja keras.
Masyarakat keturunan cina merasa nyaman untuk tinggal dalam lingkungan pecinan, tetapi
yang pemikirannya telah terbuka tinggalnya sudah keluar dari kawasan pecinan (Kurniawan,
Stevanus 2010). Karakter Etnisitas merupakan bagian dari unsur ‘Manusia & Masyarakat’,
secara rinci tergambar sebagai berikut :
Gambar 6.3. Etnisitas Penghuni
Pada gambar 6.3. karakter etnisitas merupakan manivestasi dari raga dan jiwa dalam bentuk
fisik serta gerakan dan perilaku. Gerakan dan perilaku tercermin dalam wujud
kebudayaannya, yaitu norma/nilai yang menjadi falsafah kehidupannya; agama/kepercayaan
yang dianut; aktivitas religi, aktivitas berhuni, aktivitas sosial kemasyarakatan, aktivitas
mencari nafkah. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, maka karakter orang pribumi
yang berasal dari suku Jawa mempunyai norma kehidupan berdasarkan falsafah Jawa, yang
antara lain menyebutkan bahwa hidup itu harus bermanfaat untuk orang lain dan menyikapi
kehidupannya dengan arif dan bijaksana. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat pribumi
adalah Islam, tetapi masih menjunjung tinggi tradisi Jawa, yang senantiasa menyelaraskan
dengan kondisi alam dengan cara ritual yang disebut sebagai ‘selamatan’ misalnya dalam
bentuk acara Sedekah Laut, dimana dengan dilakukannya ritual tersebut diharapakan hasil
tangkapan ikan dari laut dapat maksimal dan nelayan selamat dalam mencari nafkah.
Aktivitas religi dilakukan dengan melaksanakan kewajiban sholat lima waktu serta sholat
Manusia
Fisik
Bagian wajah, terutama pada mata, hidung, warna kulit
Non Fisik (lingkungan fisik, sosial dan budaya) - Norma/nilai : falsafah hidup & ajaran agama - Aktivitas : religi, berhuni, sosial kemasyarakatan
dan mencari nafkah/bekerja
- Artefak : tempat ibadah, rumah tinggal, rumah produktif
Karakter Etnisitas Raga
jum’at bagi kaum laki-laki. Kewajiban untuk melaksanakan ibadah wajib pada hari Jum’at,
menjadikan hari jum’at merupakan hari libur bagi kaum laki-laki, khususnya yang
mempunyai pekerjaan berhubungan dengan produksi batik. Aktivitas berhuni dalam suatu
rumah terdiri dari keluarga inti atau sampai dengan keturunan kedua (ayah, ibu, anak dan
cucu). Hubungan sosial kemasyarakatan di wilayah Kauman bersifat kekeluargaan yang
akrab, ditandai dengan kegiatan pengajian yang dilakukan di mesjid Kauman baik untuk
kaum laki-laki dan perempuan, dewasa dan anak-anak. Bagi masyarakat Kauman yang
mempunyai Rumah Produktif (produk batik) kebersamaan diwadahi oleh suatu organisasi
tertentu. Aktivitas bekerja masyarakat pribumi, khususnya di wilayah Kauman, bagi yang
memiliki Rumah Produktif dengan proses produksi, dimulai pada jam delapan pagi,
kemudian istirahat pada waktu sholat dzuhur (sekitar jam 12 siang) dan berakhir setelah
melaksanakan sholat ashar (sekitar jam 16.00 sore). Rumah Produktif yang aktivitasnya tanpa
produksi (pasca produksi dan distribusi) waktu kerja lebih fleksibel, sesuai dengan kehadiran
konsumen, terlebih bila pekerjanya merupakan anggota keluarga.
Karakter keturunan etnis Arab di Sugihwaras – Pekalongan, mempunyai falsafah hidup
berpegang pada ajaran Al Qur’an: Hablum Minallah, Hablum Minannas dan Hablum Minal
alamien karena menganut agama Islam. Sholat lima waktu merupakan kewajiban yang tidak
dapat ditinggalkan. Keluarga yang tinggal dirumah adalah keluarga inti, anak yang sudah
menikah tinggal terpisah dan anak yang sedang menuntut ilmu diluar kota Pekalongan,
tinggal diluar kota Pekalongan. Dalam aktivitas sosial kemasyarakatan, keturunan etnis Arab
berperan aktif dilingkungannya. Aktivitas untuk kaum perempuan mempunyai waktu yang
terbatas, yaitu dilaksanakan maksimal sebelum tiba waktu Maghrib, untuk kaum laki-laki
setelah sholat Maghrib, sambil menunggu sholat Isya terkadang terlihat tetap berada di
Masjid sambil berdzikir dan setelah melaksanakan sholat Isya beberapa keturunan etnis Arab
merasa superior dibandingkan dengan masyarakat pribumi. Kemungkinan karena keturunan
etnis Arab merasa lebih ‘Islam’ dari masyarakat pribumi, meskipun sama-sama penganut
agama Islam. Kecenderungan penduduk pribumi yang mempunyai falsafah Jawa nrimo dan
budaya mengabdi, menjadikan masyarakat pribumi senantiasa mengalah pada kondisi yang
ada. Aktivitas usaha yang dilakukan pada Rumah Produktif dilaksanakan pada waktu tertentu
sesuai dengan jam kerja karena menggunakan tenaga kerja bukan anggota keluarga.
Karakter keturunan etnis Cina menganut falsafah kehidupan Kong Hu Cu dan Taoisme, yang
mengajarkan bahwa harus menyembah Pencipta alam semesta, dan berperilaku serta
mempunyai etika yang baik (jujur dan santun dalam segala hal). Agama yang dianut Kristen
atau Katolik. Meskipun telah menganut agama Kristen atau Katholik, tetapi masih melakukan
tradisi turun temurun, seperti Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh dan Pek Cun. Rumah dihuni
oleh keluarga inti, anak yang telah menikah (berkeluarga) pindah kerumah lain atau pindah
keluar kota. Pendidikan yang diterapkan pada keluarga keturunan etnis Cina telah merubah
pola pikir masyarakat, sehingga aktivitas berdagang telah berubah komoditi dan cara atau
beralih menjadi pekerja kantoran dikota besar atau di luar negeri. Aktivitas kemasyarakatan
yang dilakukan berhubungan dengan aktivitas rohani dalam lingkungan gereja. Aktivitas
bekerja yang berkaitan dengan produk batik telah bergeser kepada produk lain. Yang masih
tetap bertahan adalah berdagang material untuk pekerjaan membatik, yaitu dalam bentuk lilin
membatik/malam. Bagi yang tetap beraktivitas pada Rumah Produktifnya, mempunyai jadwal
yang tertentu karena menggunakan tenaga kerja bukan anggota keluarga, anggota keluarga
bertindak sebagai pengawas atau sebagai kasir yang menerima pembayaran dari konsumen.
Untuk memperjelas karakter dari tiga etnis yang berbeda, berikut disajikan dalam bentuk
tabel 6.18; tabel berupa wujud kebudayaan yang melihat dari segi norma, kepercayaan dan
aktivitas.
Wujud Kebudayaan Orang Pribumi Keturunan Etnis Arab
Keturunan Etnis Cina
Nilai/norma/Kepercayaan - Berpedoman pada
ajaran agama Islam
- Berpedoman pada Al Qur’an
- Penganut agama Islam
- Falsafah Kong Hu Cu dan Tao - Penganut agama Kristen, Katholik, Budha, Kong Hu Cu Aktivitas Religi Aktivitas Berhuni Aktivitas Sosial Kemasyarakatan Aktivitas Bekerja
-Sholat lima waktu
-Sholat Jum’at (kaum
laki-laki)
- Keluarga besar atau keluarga inti
- Berperan aktif dan
kekeluargaan
- Waktu kerja fleksibel
bila aktivitas hanya
distribusi
- Waktu kerja tertentu, bila aktivitas
menyangkut produksi - Modal bercampur - Pengolahan limbah
-Sholat lima waktu -Sholat Jum’at (kaum laki-laki)
- Keluarga Besar atau keluarga inti
- Berperan aktif pada kondisi tertentu
- Superior
- Waktu kerja teratur &
tertib, ada karyawan
yang berperan aktif - Modal terpisah - Tidak ada Pengolahan limbah
- Waktu Ibadah sesuai dengan kepercayaan yang dianut
- Keluarga Inti
- Berperan aktif pada kondisi tertentu. - Menyesuaikan dengan situasi
Waktu kerja teratur & tertib, ada karyawan yang berperan aktif - Modal terpisah - Tidak ada Pengolahan limbah