• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMAKNAAN DOSEN TERHADAP GAYA PAKAIAN KULIAH

A. Karakteristik Informan

Dalam bab ini akan dideskpripsikan mengenai persepsi informan dalam penelitian ini, yakni tentang pemaknaan dosen terhadap gaya pakaian mahasiswa FISIP UNS. Dalam konteks ini para informan diminta menguraikan pendapat mereka atau menceritakan tentang gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS. Pendapat para informan dalam penelitian ini tentang gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS dapat berasal dari pengetahuan yang mereka peroleh, baik dari pengamatan maupun pengalaman langsung yang berkaitan dengan gaya pakaian mahasiswa FISIP UNS.

Data dari lapangan menunjukkan adanya tujuh hal utama yakni; pemahaman mengenai tata tertib berpakaian mahasiswa yang berlaku FISIP UNS, kepatuhan mahasiswa terhadap tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS, gaya pakaian kuliah mahasiswa dan etika berpakaian, pemaknaan dosen terhadap gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS, petugas penegak tata tertib berpakaian mahasiswa FISIP UNS, fasilitas penegak tata tertib berpakaian mahasiswa FISIP UNS dan, sanksi yang diberikan kepada mahasiswa yang tidak mengindahkan tata tertib berpakaian

di FISIP UNS. Sedangkan informan dalam penelitian ini secara variasi dapat dikategorikan menjadi; dosen, pimpinan fakultas dan unsur akademik (jurusan), pegawai administrasi dan, mahasiswa. Seluruh informan menguraikan pendapatnya mengenai gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS.

Informan pertama adalah Drs. TA. Gutama. Dosen jurusan Sosiologi yang akrab disapa Pak Gutama ini dalam kesehariannya, beliau juga selalu rapi dalam penampilannya. Dosen setengah baya yang ramah ini sebenarnya sangat memperhatikan gaya pakaian kuliah mahasiswanya. Apalagi saat beliau menjadi panitia ujian, beliau akan sangat menjunjung tinggi tata tertib ujian termasuk tata tertib dalam berpakaian.

Lain lagi dengan Drs. Argyo Demartoto, M.Si. Dosen jurusan Sosiologi yang sangat akrab dengan mahasiswa ini selalu berpenampilan rapi

dan trendy. Dosen yang juga aktif dalam berbagai kegiatan akademik ini juga

sangat memperhatikan gaya pakaian kuliah mahasiswanya, terutama gaya pakaian yang sedang menjadi mode. Pak Argyo, beliau biasa disapa menganggap bahwa pakaian merupakan cerminan dan ekspresi diri.

Informan selanjutnya adalah Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si adalah dosen jurusan Ilmu Administrasi yang juga rapi dalam penampilannya. Dosen berjilbab ini sangat menjunjung etika berpakaian yang ada. Sebagai muslim, beliau sangat mengikuti kaidah berpakaian wanita muslim. Walaupun demikian, beliau menghargai penampilan atau gaya pakaian

mahasiswanya yang modis akan tetapi harus tetap memperhatikan norma kesopanan.

Informan keempat adalah Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA. Dosen jurusan Ilmu Komunikasi ini juga sangat memperhatikan penampilannya. Guru Besar dalam bidang komunikasi ini juga begitu memperhatikan gaya pakaian kuliah mahasiswanya. Beliau sangat tidak mentolelir mahasiswa yang memakai sandal di lingkungan kampus. Menurut beliau, gaya pakaian yang mengikuti trend sah-sah saja sejauh masih normatif.

Informan kelima adalah Dra. Suyatmi, MS. Dosen jurusan Sosiologi sekaligus Pembantu Dekan III atau bidang Kemahasiswaan ini berpenampilan sangat rapi. Bu Yatmi sapaan akrab untuk beliau, sangat prihatin terhadap perubahan gaya berpakaian mahasiswa yang menurut beliau semakin jauh dari tata tertib. Dosen yang lugas dan tegas ini sangat menginginkan mahasiswa FISIP UNS berpenampilan rapi dan sesuai etika, yang mencerminkan masyarakat intelaktual. Beliau juga sangat menjunjung tinggi kedisiplinan mahasiswa, termasuk kedisiplinan dalam gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS.

Informan selanjutnya adalah Drs. Agung Priyono, M.Si. Dosen jurusan Ilmu Administrasi sekaligus menjabat Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi ini sangat menjujung tinggi adat ketimuran. Hal ini juga dapat dilihat dari gaya berpakaian beliau yang rapi. Dosen setengah baya ini juga

memperhatikan setiap perkembangan gaya pakaian kuliah yang dikenakan mahasiswanya.

Lain halnya dengan Dra. Pahastiwi Utari, M.Si, Ph.D dosen sekaligus Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi ini selalu berpenampilan rapi dan menarik. Dosen berjilbab ini juga sangat ramah. Dosen yang tegas dan lugas ini juga selalu memperhatikan gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS. Beliau tidak segan-segan menegur mahasiswa yang berpakaian kurang sopan atau tidak mengindahkan tata tertib yang ada. Menurut beliau, pakaian merupakan cerminan pribadi seseorang.

Informan kedelapan adalah Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si. Dosen sekaligus Sekretaris Jurusan Sosiologi ini selalu memperhatikan penampilannya. Dosen berjilbab ini juga sangat ramah, terutama dalam memberikan pelayanannya sebagai sekretaris jurusan. Menurut beliau, mahasiswa haryus bisa dibedakan dengan kelompok lain karena mahasiswa harus menunjukkan dirinya sebagai orang terpelajar salah satunya dengan gaya pakaian. Seperti kebanyakan dosen yang lain, menurut beliau pakaian juga merupakan cerminan diri.

Informan kesembilan adalah. Drs. Widodo, M.Soc. Kepala bagian Pendidikan ini sangat ramah. Dalam kesehariannya, beliau juga selalu berpenampilan rapi. Beliau sangat memperhatikan gaya pakaian kuliah yang dikenakan mahasiswa terutama saat mengikuti ujian. Menurut beliau,

mahasiswa harus patuh pada norma kesopanan yang berlaku bagi masyarakat timur, terutama kesopanan dalam berpakaian.

Informan selanjutnya adalah Sri Danuyah, ibu arsiparis bagian Kemahasiswaan FISIP UNS ini sangat memperhatikan penampilan mahasiswa yang mengurus administrasi di bagian kemahasiswaan. Ibu yang dalam kesehariannya berjilbab ini sangat menjunjung tinggi nilai agama yang dianutnya. Tidak heran, pakaian yang beliau kenakan juga senantiasa mengikuti kaidah sebagai seorang muslim. Ibu Sri Danuyah seringkali menegur mahasiswa yang berpakaian kurang sopan saat mengurus administrasi.

Lain halnya dengan Dinar Puspita Dewi, S.Sos, pustakawan berparas putih ini menganggap pakaian yang dikenakan mahasiswa saat masuk ruang perpustakaan khususnya juga kurang sesuai dengan norma yang ada. Pegawai yang ramah ini juga selalu berpakaian rapi dan bersih.

Ike, begitu sapaan akrabnya di kampus. Mahasiswa Ilmu Administrasi regular angkatan tahun 2007 ini sangat ramah. Wanita berjilbab ini selalu berpenampilan sopan. Ike juga mahasiswi yang mengikuti mode pakaian yang sedang menjadi trend. Namun saat kuliah Ike tetap berusaha berpenampilan sopan.

Informan selanjutnya adalah Kurniawan. Kurniawan adalah mahasiswa transfer jurusan Ilmu Administrasi angkatan 2009. Mahasiswa yang berpenampilan santai ini sangat supel, sehingga waktunya sering

dihabiskan untuk main. Kebiasaannya ini juga membuat mahasiswa berkulit sawo matang ini lebih suka berpenampilan santai.

Ade, cewek putih bertubuh berisi ini selalu tampil modis. Mahasiswa Ilmu Komunikasi transfer angkatan 2008 ini sangat memperhatikan penampilannya. Ketika kuliah Ade tetap berpakaian yang menurutnya sopan atau formal namun tetap modis. Mahasiswi yang sedikit pendiam ini juga selalu rapi dalam penampilannya.

Lain halnya dengan Dini. Dini adalah mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2007. Cewek putih berjilbab ini sangat sibuk dengan tugas-tugas kuliahnya. Mahasiswa yang berpenampilan rapi ini sangat supel. Meskipun berjilbab, Dini pun selalu mengikuti mode pakaian yang sedang trend. Namun Dini sangat menghindari pakaian ketat.

Informan kedelapan belas adalah Kharis. Mahasiswa bertubuh gempal ini sangat suka bermain futsal. Mahasiswa jurusan Sosiologi regular angkatan 2007 juga berpenampilan santai. Hampir setiap ke kampus selalu mengenakan kaos. Menurutnya memakai kaos lebih nyaman karena santai.

Informan selanjutnya adalah Dian. Mahasiswi berkulit sawo matang ini sangat ramah. Mahasiswa jurusan Sosiologi non reguler angkatan 2007 selalu memakai kemeja saat kuliah. Dian tidak ingin melanggar tata tertib berpakaian untuk mahasiswa saat kuliah yang sudah ditetapkan Universitas. Menurutnya, jika dia akan lebih nyaman jika berpenampilan sopan.

Informan terakhir adalah Lina. Lina adalah mahasiswi Broadcast angkatan 2007. Mahasiswi asli Karanganyar ini selalu berpenampilan modis. Lina selalu mengikuti mode pakaian yang sedang menjadi trend. Mahasiswi cerewet ini juga ingin penampilannya selalu diperhatikan orang lain, sehingga dia selalu membuat penampilannya menarik.

B. Pemahaman Tata tertib Berpakaian FISIP UNS

Bab ini juga mendeskripsikan mengenai pemahaman segenap sivitas akademika mengenai Tata Tertib berpakaian untuk mahasiswa. Informan akan mengungkapkan segala pengetahuan yang menyangkut Tata Tertib berpakaian untuk mahasiswa dan pandangannya mengenai tata tertib tersebut. Tata tertib berpakaian merupakan salah satu tata tertib kehidupan mahasiswa di lingkungan universitas. Tata tertib berpakaian untuk mahasiswa FISIP UNS tentunya menginduk tata tertib berpakaian yang tertuang dalam SK Rektor No. 487A/J27/KM/2005. Selain itu sebagai masyarakat timur, seluruh sivitas akademika FISIP UNS juga menganut norma atau etika kesopanan yang sangat dijunjung tinggi dalam masyarakat. Berikut paparan informan mengenai pemahaman terhadap tata tertib berpakaian untuk mahsiswa FISIP UNS.

Tata tertib kehidupan mahasiswa adalah ketentuan yang mengatur tentang kehidupan mahasiswa yang dapat menciptakan suasana kondusif dan menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar secara terarah dan teratur.

Setiap mahasiswa seharusnya mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajiban yang seluruhnya tertuang dalam SK Rektor No.487A/J27/KM/2005. Seluruh mahasiswa FISIP UNS khususnya dan UNS pada umumnya mendapatkan buku pedoman pendidikan Universitas Sebelas Maret. Buku yang deperoleh setiap mahasiswa ini dibuat untuk dijadikan pedoman mahasiswa dalam menempuh kuliah di UNS. Termasuk di dalamnya kewajiban mentaati tata tertib, yang salah satunya adalah tata tertib berpakaian. Namun tidak seluruh mahasiswa mengetahui tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS. Berikut adalah penuturan informan:

“…Wah, saya malah nggak tau mbak, yang saya tahu kalau kuliah ya memang harus berpakaian sopan dari dulu…”

(Wawancara 28 April 2010)

Dari penuturan informan, dapat diketahui bahwa tidak sebagian besar informan tidak mengetahui secara penuh tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS yaitu SK Rektor No.487A/J27/KM/2005 dan implementasi di FISIP berupa tanda-tanda peringatan. Apalagi untuk SK Rektor No.487A/J27/KM/2005, sekalipun informan sedikit mengatahui namun informan sendiri tidak memahaminya dengan jelas. Namun ada juga informan yang tidak mengetahui sedikitpun tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS. Alasan yang dikemukakan informan tidak mengetahui tata tertib adalah informan tidak pernah membaca tata tertib berpakaian dari

SK Rektor No.487A/J27/KM/2005 Hal ini disebabkan karena rendahnya minat membaca mahasiswa, khususnya membaca buku pedoman kemahasiswaaan. Sedangkan untuk tanda-tanda peringatan yang ada di FISIP lebih banyak informan yang mengetahui, berikut pengungkapan informan :

“…SK Rektor saya tidak tau dengan jelas, pernah membaca sekilas aja si mbak… Tapi kalau peringatan-peringatan yang ada di FISIP malah tau mbak. Heheee…”

(Wawancara 5 Mei 2010)

“…SK Rektor malah gak tau mbak… Kalau yang di FISIP tempelan- tempelan larangan memakai kaos oblong dan sandal itu aku tau”

(Wawancara 4 Mei 2010)

Foto himbauan tata tertib berpakaian di FISIP UNS

Gambar 11. Peringatan di pintu ruang TU

Gambar 12. Peringatan di pintu ruang Dekanat

Gambar 14. Peringatan di papan pengumuman Ilmu Komunikasi

Untuk lebih memperlejas jawaban yang diperoleh dari informan, berikut penulis sajikan matrik jawaban informan mengenai pemahaman terhadap tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS

Matrik 1. Pemahaman informan terhadap tata tertib berpakaian di FISIP UNS Jenis Tata tertib Jawaban Informan

Ike Kurniawan Ade Dini Kharis Dian Lina SK Rektor No. 487A/J27/KM/2005 sub F tentang busana Sedikit mengetahui

Tidak tahu Tidak tahu

Tahu Tahu Tahu Tidak tahu

Himbuan di FISIP Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Tahu Sumber: Data primer April-Mei 2010

Sebagai bagian unsur sivitas akademika FISIP UNS, dosen dan pegawai administrasi turut mendukung tercapainya tujuan pendidikan di FISIP UNS. Untuk menciptakan iklim pendidikan yang kondusif diperlukan

suatu kedisiplinan dari segenap unsur sivitas akademika terutama mahasiswa. Mahasiswa tidak hanya menerima ilmu pengetahuan tetapi juga mempelajari kaidah-kaidah yang berlaku dalam kehidupannya. Tata tertib berpakaian di FISIP UNS merupakan salah satu aturan yang mengandung kaidah kesopanan yang berlaku pada masyarakat kita.

Informan dari kalangan pimpinan fakultas tentunya memiliki pandangan yang berbeda mengenai tata tertib berpakaian mahasiswa FISIP UNS. Berikut merupakan pandangan informan mengenai tata tertib berpakaian untuk mahasiswa, khususnya SK Rektor No.487A/J27/KM/2005:

“…Pada dasarnya manusia hidup memang harus menyesuaikan dengan norma atau etika yang ada. Mahasiswa sebagai masyarakat intelektual harus punya norma. Salah satunya sopan santun dalam berpakaian itu… Rektor membuat SK seperti itu dengan tujuan untuk menenamkan norma dan kedisiplinan bagi mahasiswa. Pakaian yang rapi dan sopan merupakan cerminan mahasiswa sebagai masyarakat intelektual yang seharusnya menjadi teladan…”

(Wawancara 28 April 2010)

Informan dari kalangan dosen mempunyai pandangan sendiri mengenai tata tertib berpakaian untuk mahasiswa yang berlaku di FISIP UNS. Informan mengungkapkan hal tidak jauh berbeda dengan paparan informan sebelumnya. Berikut pandangan informan :

“…SK Rektor menurut saya sangat bagus, normatif dan wajar ya… Karena mengikuti kuliah ya harus rapi dan sopan”

Sedangkan informan dari bagian administrasi juga mengungkapkan hal yang hampir sama dengan apa yang diungkapkan dosen. Berikut pandangan informan :

“ Tata tertib tentunya baik, dan mempunyai tujuan yang baik pula mbak… Saya sangat setuju dengan SK Rektor dan himbauan yang ada di FISIP ini…”

(Wawancara 30 April 2010)

Dari sebelas yang informan yang terdiri dari dosen, pimpinan Fakultas dan unsur pendidikan (jurusan), serta pegawai administrasi FISIP UNS seluruhnya berpendapat bahwa SK Rektor No.487A/J27/KM/2005 sangat baik untuk menciptakan kedisiplinan dan tata tertib bagi mahasiswa. Selanjutnya, para informan juga mengemukakan bahwa tata tertib itu baik, karena mahasiswa harus mencerminkan kesopanan yang ditunjukkan dengan gaya pakaian yang dikenakan saat mengikuti kegiatan akademik di kampus. Informan juga mengungkapkan bahwa SK Rektor merupakan salah satu kewajiban yang harus ditaati mahasiswa. Para informan juga mengharapkan tata tertib tersebut dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Namun beberapa informan mengeluhkan adanya kecenderungan sebagian mahasiswa tidak memahami tata tertib itu dan tidak mengindahkannya. Berikut ungkapan informan :

“…Banyak mahasiswa yang melanggar SK Rektor. Mahasiswa banyak yang memakai kaos oblong, sandal, dan celana robek di lingkungan kampus”

(Wawancara 4 Mei 2010)

C. Kepatuhan Mahasiswa terhadap Tata Tertib Berpakaian yang berlaku